All Chapters of Suamiku Pewaris Kaya Raya: Chapter 191 - Chapter 200
223 Chapters
Bab 191 - Bella Diculik
Vania sedang menceritakan masalah yang terjadi pada perusahaan sang kakek, serta memberitahu jika dalang yang telah menyabotase perusahaan adalah keluarga Haryadi kepada sang suami. Sama halnya dengan Vania sebelumnya, Aditama cukup terkejut mendengar hal tersebut. Tak menyangka pula jika keluarga Haryadi akan nekat. "Keluarga Haryadi sungguh tidak main-main dengan ancamanya waktu itu jika akan membuat keluarga kita menderita, Tama!" Jelas Vania. Dia kemudian menambahkan. "Aku kira ... Pak Haryadi dan Edward sudah tidak akan berani kepada keluarga lagi kita setelah perusahaan kakek berhubungan dengan Gandara group." Aditama terdiam. Tak kunjung membalas perkataan sang istri. Ia tengah berpikir. Selagi Aditama terdiam, Vania angkat suara lagi. "Aku tahu ... kita harus berhati-hati dengan Paman dan Bibi ... mereka jelas tidak suka dengan kita ... tapi ini perusahaan Kakek, sayang. Aku kasihan dengan kakek. Aku tidak mau Kakek jadi terbebani karena masalah ini."Mendengar ucapan Va
Read more
Bab 192 - Menyelamatkan Bella
"Pa ... Papa yakin jika Aditama akan menyelamatkan Bella dan menebusnya?!" ucap Susan dengan suara serak setelah melihat sang suami menurunkan ponsel dari telinga, sehabis berbicara dengan Aditama di telefon. Bastian tidak langsung menjawab, melemparkan ponsel lebih dulu ke arah sofa, kemudian baru menatap sang istri sembari berkacak pinggang. "Papa ... juga tidak yakin, Ma ... tapi pasti Vania tidak akan tega dengan Bella ... pasti dia akan langsung membujuk Aditama untuk menyelamatkan Bella saat tahu Bella diculik." Jawab Bastian. Dia kemudian menambahkan. "Lagi pula ... Aditama memiliki banyak uang sekarang. Jadi, bagi Aditama dan Vania ... uang 5 miliar itu merupakan nominal yang sedikit." Susan mendecakan lidah. Tetap tidak tenang. Malah semakin gelisah. "Siapa kira-kira yang menculik Bella, Pa?" ujar Susan dengan suara parau. Mendengar itu, rahang Bastian mengeras. Sudah tidak salah lagi. Pasti Haryadi yang menculik Bella!Akan tetapi, Bastian malah terdiam yang membuat Sus
Read more
Bab 193 - Rambo dan Beserta Anak Buahnya
Aditama memasang ekspresi wajah datar. "Aku datang sendiri." Jawab Aditama dengan nada dingin. Dia kemudian menambahkan. "Apa kau melihat ada orang lain yang datang bersamaku ke sini?" Aditama mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. Pria yang berdiri di tengah itu mendengus dingin mendengarnya. "Periksa dia!" titah pria itu kepada dua anak buah yang berdiri di samping kanan dan kirinya tanpa menoleh ke belakang. Pandanganya tak lepas sedikit pun dari mengamati gerak gerik Aditama. Seketika dua anak buah pria itu langsung menghampiri Aditama dan memeriksa tubuh pria tampan itu. Merasa pria yang tengah dicek tidak membawa senjata, pun tidak menemukan barang mencurigakan, dua orang itu menatap orang yang memerintahkanya dan berkata, "Aman."Setelah mendapat kode dengan gerakan dagu, dua orang itu kembali ke tempat semula. Lalu, pria yang berdiri di tengah itu tampak berbicara dengan seseorang menggunakan alat komunikasi untuk beberapa saat, mungkin sedang menghubungi Boss-nya, mela
Read more
Bab 194 - Mengintrogasi Rambo
"Siapa Bossmu?" tanya Aditama dengan nada dingin sambil melipat tangan di depan dada. Pandanganya tengah menatap lurus ke depan. Sedangkan tubuhnya bersender pada bagasi mobil. Sementara seseorang yang sedang ia introgasi keadaanya telungkup di atas tanah dalam kendali salah satu tukang pukulnya. Tak lupa, moncong pistol masih menekan—kali ini—pindaj di kepala pria itu. Tadi, Rambo sempat berontak, melawan, yang membuatnya berakhir tidak berkutik seperti itu. "Ak ... aku tidak akan memberitahumu, bangsat!" balas Rambo setelah terdiam sebentar, kembali memberontak, tapi apa yang dia lakukan itu hanya sia-sia belaka karena tukang pukul segera bertindak. Semakin menekanya dengan kuat. Hal tersebut membuat Rambo kembali merintih kesakitan. Mendengar jawaban Rambo, Aditama tergelak. Dia kemudian berkata. "Kenapa kau tidak mau memberitahu siapa yang telah menyuruhmu?" Aditama malah mengajukan pertanyaan. Rambo berdecih mendengar pertanyaan Aditama. "Lucu sekali pertanyaanmu ... kenap
Read more
Bab 195 - Menyogok Rambo
Alhasil, mereka pun terpelongo, wajahnya menegang hebat. Mendadak, tenggorokan mereka terasa kering, bahkan untuk menelan ludah saja, rasanya susah sekali. Di saat yang sama, pun kepala mereka terasa berat, pandanganya menjadi berkunang-kunang. Bagaimana mungkin wanita itu sudah bersama mereka? Kapan rombongan itu datang? Kenapa mereka tidak menyadarinya? Bagaimana mereka melakukanya? Kini benak Rambo beserta anak buahnya seketika dipenuhi oleh banyak pertanyaan. Pun mereka teringat akan perkataan Aditama beberapa saat yang lalu yang mengatakan jika anak buahnya akan bisa melepaskan sandra dan membawanya turun. Dan ... lihat lah sekarang apa yang terjadi?Pria itu tidak membual sama sekali, apa yang tadi diucapkanya itu benar-benar menjadi kenyataan.Sementara itu, melihat sosok Aditama, Bella langsung merasa senang. "Aditama!!!" seru Bella dengan wajah berbinar-binar sambil hendak mengambil langkah untuk menghampiri pria tampan itu. Akan tetapi, baru dua langkah, ia haru
Read more
Bab 196 - Membawa Bella Pulang
Akhirnya, Rambo mau buka mulut, memberitahu jika Haryadi Bintoro adalah orang yang menyuruhnya untuk menculik Bella dan meminta uang tebusan sebanyak 5 miliar. Pun Aditama menepati janjinya dengan memberi uang kepada Rambo sebanyak 100 juta. Ia juga berjanji jika tidak akan menyentuh mereka lagi karena urusanya akan menjadi dengan seseorang yang telah merencanakan penculikan terhadap Bella. Aditama tidak terlalu terkejut mendengar jika Haryadi adalah dalang dibalik penculikan Bella karena ia tahu bahwa keluarga itu sedang melancarkan aksinya membalas dendam. Dan Aditama langsung menghubungkan jika penculikan Bella kali ini adalah termasuk dalam serangkaian rencana keluarga Haryadi dalam membuat keluarga Hermanto menderita. Sebenarnya ia tidak terlalu peduli dengan apa yang akan keluarga Haryadi lakukan kepada keluarga Hermanto—selama Haryadi tidak menyentuh sang istri, menyinggung dirinya, serta kakek Hermanto dan sang ibu mertua—ia hanya akan mengawasi mereka. Namun jika sek
Read more
Bab 197 - Keputusan Bella
Aditama lalu menceritakan tentang permasalahan yang dimaksud antara ia, sang istri dengan kedua orang tuanya Bella. Setelah mendengar cerita dari Aditama, Bella langsung marah dengan Ayahnya sebab menyalahkan Aditama dan Vania atas penculikan dirinya hanya karena ia tinggal bersama mereka berdua.Padahal, Aditama dan Vania sangat baik padanya. Di sisi lain, ia jadi merasa tidak enak dengan mereka berdua. Bella pun memasang ekspresi wajah tak berdaya. Dia kemudian berkata. "Aa ... aku minta maaf atas nama Papa, ya, Tam ... jujur aku shock setelah tahu jika Papa akan menyalahkan kamu dan Vania atas penculikanku ini dan keluargaku lepas dari tanggung jawabnya begitu saja dan malah menyerahkan tanggung jawab kepada kalian berdua." Usai mengatakan hal itu, Bella menunduk. Mendengar perkataan Bella, rahang Aditama mengeras, lalu ia berkata, "Tidak masalah, Kak Bella. Aku sudah tidak heran lagi. Sudah paham dengan sifat Paman." Dia kemudian menambahkan. "Dan oleh sebab itu, Kak Bell
Read more
Bab 198 - Bertekad Hendak Mengenyahkan Perasaan
"Nanti Kak Bella juga akan tahu sendiri siapa aku sebenarnya ... yang jelas ... dengan aku membawa anak buah banyak, semuanya bersenjata, juga mereka yang memanggilku dengan panggilan tuan muda ... dan dengan apa yang tadi kami lakukan kepada penculik Kak Bella itu ... Kak Bella bisa menyimpulkan sendiri kalau aku bukan orang sembarangan." Jelas Aditama dengan pandangan lurus ke arah jalanan. Mendengar hal tersebut, tiba-tiba Bella merasakan bulu kuduknya meremang.Mendadak, ia memikirkan sesuatu. Lalu, ia terlihat gelisah, bingung, segala pertanyaan masih bersarang di benak, ingin segera ia lontarkan kepada Aditama. Namun setelah mendengar penjelasan dari Aditama barusan, ia mengurungkan niatnya. Di titik ini, ia teringat lagi akan perasaanya kepada Aditama. Lebih tepatnya perasaan cinta yang salah. Seharusnya itu tidak boleh tumbuh. Ia pun sepenuhnya sadar. Kala teringat hal itu, ia menjadi sedih, lalu kepalanya tertunduk. Maafkan aku, Van karena aku memiliki perasaan kepad
Read more
Bab 199 -
"Dan kenapa ... kalian malah menyalahkan dan melempar tanggung jawab kepada Aditama dan Vania?!" Bella berseru marah. Suara wanita itu meninggi dan wajahnya mengeras. Sontak, Bastian, Susan dan Mario kompak tertegun mendengar hal itu. Detik berikutnya, terlihat gelagapan, kebingungan hendak menjawab. "Bell ... dengarkan penjelasan Papa terlebih dahulu ... tadi ... Papa dan Mamamu panik sekali saat mengetahui kamu diculik dan secara spontan Papa menyalahkan Aditama dan Vania karena kamu tinggal bersama mereka berdua." ujar Bastian selagi berjalan mendekat ke arah putrinya. "Kenapa Papa tidak bisa mengendalikan emosi Papa tadi? Karena Papa sedang setres berat, perusahaan kakek sedang bermasalah karena ada pihak ketiga yang ingin mencoba menghancurkan perusahaan ... juga bisnis klab malamnya Mario!" Kata Bastian lagi yang kemudian dibenarkan oleh anak laki-lakinya. Bastian lanjut berkata. "Tapi karena Aditama bersedia pergi untuk menyelamatkanmu ... Papa jadi lega, akhirnya P
Read more
Bab 200 - Lagi-Lagi Menyalahkan Aditama dan Vania
Mata Bastian melebar. Mencerna dalam sepersekian detik, lalu mengangguk pelan. "Paman sudah tahu siapa orang yang telah menculik Bella ... orang yang melakukanya adalah orang yang sama yang telah menyabotase perusahaan keluarga Hermanto dan juga bisnis klab malamnya Mario." Jelas Bastian. Mendengar hal itu, Aditama menautkan alisnya, "Jadi ... bisnis klab malam Mario juga menjadi sasaran mereka?"Bastian mengangguk. "Tadi Paman sempat menelfon Haryadi untuk memastikan apakah benar jika dia yang telah menculik Bella dan Haryadi ... membenarkan." Kata Bastian lagi. Selama sesaat, rahang Aditama mengeras sebelum kemudian manggut-manggut. "Seharusnya kau dan Vania yang menjadi target Edward dan Papanya karena kalian berdua lah yang salah ... kalian lah yang telah membuat mereka marah ... bukan malah kami!" tiba-tiba Mario berseru marah sambil menunjuk-nunjuk Aditama. Mendapati hal itu, Bastian dan Susan terkejut bukan main. Seketika wajah keduanya tegang. Bella langsung mend
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status