All Chapters of AKIBAT DEADLINE MENIKAH : Chapter 11 - Chapter 20
37 Chapters
Terjebak Setan
Galang yang mengenakan celana panjang berbahan jeans yang robek di bagian kedua lututnya, serta atasan kaus warna hitam bergambar tengkorak, tentu saja membuat Kinar syok setengah mati. Tak lupa laki-laki itu juga memakai jaket kulit sebagai lapisan luar pakaiannya, persis seorang rocker.Tak hanya penampilan luar yang melekat di tubuh Galang yang berubah. Bahkan, laki-laki itu juga membawa kendaraan roda dua lawas yang dimodifikasi. Benar-benar membuat Kinar sedikit syok."Idih! Gayanya rock n roll banget. Dan itu motor siapa lagi yang dibawa?" gerutu Kinar dalam batin. Gadis itu menunjukkan rasa tidak sukanya akan penampilan Galang saat ini."Keluar, yuk!" ajak Galang yang masih berdiri di teras. "Barusan adzan, aku mau sholat dulu. Mas, gak sholat, gitu?""Ya udah aku sholat dulu juga, Nar. Aku mau ke mesjid aja," balasnya.Kinar melirik ke arah celana panjang yang dipakai Galang. "Memangnya boleh, sholat pakai celana robek-robek kayak gitu?""Nanti pinjam sarung di masjid.""Ya
Read more
Tak Sesuai Ekspektasi
"Aku datang mau ngajak kamu. Ayuk buruan!" seru Galang yang telah menunggu Kinar di teras. "Bentar, napa? Ganti baju aja belum, apalagi kamu ngajaknya mendadak gini," protes Kinar.Kinar sengaja membalas ucapan laki-laki itu dengan ketus, lantaran sikapnya berubah sejak tadi malam. Dingin dan berwajah muram. Bahkan senyum menawan yang selalu tersungging di bibir Galang itu hilang seketika. "Gak usah dandan lama-lama!" teriak Galang lagi.Kinar sigap menuju kamar, berdandan sekenanya. Ia hanya memakai bawahan rok di bawah lutut berbahan jeans dan kemeja wanita motif kotak-kotak. Mayang menyapukan bedak ringan di wajah, kemudian memoles lipgloss di bibir agar tidak terlihat kering. Ia keluar kamar lagi dan siap memenuhi ajakan Galang.Kinar diam-diam merasa mulai bosan dan kesal dengan sikap Galang. Selama perjalanan gadis itu hanya terdiam, enggan bersuara. Mengingat sikap Galang yang dingin dan terkesan marah padanya, padahal Kinar tak merasa melakukan kesalahan."Sebenarnya aku mau
Read more
Rayuan Setan Lagi
Jantung Kinar berdebar hebat saat Galang mendaratkan bibir di bibirnya. Laki-laki itu menciuminya dengan beringas untuk beberapa lama, kemudian melepaskan tautan bibir."Cukup! Stop, Mas, aku takut. Kita belum sah, Mas!" pekik Kinar sambil mencoba mendorong tubuh Galang, akan tetapi tenaganya tak cukup kuat dan tidak berhasil. Galang menatap lekat Kinar saat wajah itu mendongak. Duda tampan itu menyeringai, seakan-akan hendak menerjang tubuh Kinar. Seketika, Kinar gemetaran."Sebentar lagi kita nikah, Sayang. Kamu gak perlu takut," bujuk Galang sambil tangannya bergerak, membuka satu per satu kancing atasan yang dikenakan Kinar."Ya ampun, gimana ini?" rengek Kinar dalam batin sambil memejamkan mata. Kinar tampak tak kuasa menolak saat bibir laki-laki itu berlabuh ke bagian dada dan bermain-main cukup lama di sana. Tubuh gadis itu bergetar dan ada rasa yang berdesir aneh di urat syarafnya. Galang tidak berhenti di situ saja. Duda berwajah tampan itu mulai membuka kaus lengan panjan
Read more
Luluh
Kecemasan yang menyelimuti batin Kinar, perlahan memudar begitu jalanan yang di kanan kirinya hutan karet terlewati. Bahkan, Kinar tersenyum lega saat memasuki jalanan yang sudah tak asing lagi baginya. Secara bersamaan, Galang juga mengurangi kecepatan."Bentar lagi sampai, kan? Makanya, kamu tenang aja," ujar Galang sambil menoleh. "Iya," jawabnya sambil menghela napas dalam, prasangka buruknya tak terjadi. "Awas kebablasan lagi, loh, Mas!" lanjut Kinar mengingatkan Galang agar berkonsentrasi menatap jalanan. Kendaraan yang dikemudikan Galang tiba di jalan depan masjid, kemudian belok masuk gang kecil menuju rumah Kinar. Gadis itu tersenyum lega, seakan-akan telah lupa dengan kejadian tadi, saat berada di rumah laki-laki itu.Begitu tiba di rumah, Kinar menatap kedua orangtuanya dan sang adik yang sedang duduk santai bersama di teras. Kinar dan Galang yang telah turun dari kendaraan, kemudian menghampiri mereka. Keduanya mencium hormat punggung tangan Ridwan dan Widya."Galang! Ba
Read more
Kangen
Kinar berdiri di sisi jendela kamar Dayu yang dibiarkan terbuka. Menatap ke luar, menikmati udara sore yang lumayan menyejukkan, karena cuaca agak mendung. Dalam lamunannya teringat perkataan istri pamannya yang kemarin datang ke rumah. "Benarkah yang dikatakan Bulik Sari tentang Mas Galang?" gumam Kinar.Gadis itu menghela napas dalam-dalam. Ia tidak percaya dengan pengakuan yang diperoleh ibunya Kayla dari menantunya, yang tak lain masih bertetangga dengan Galang."Ah, kenapa aku jadi ragu begini, sih?" gerutunya lagi dalam batin.Berulang kali pikiran Kinar diserang rasa ragu membuat hatinya menjadi bimbang untuk melangkah."Mungkin ini ujian orang yang mau nikah," gumamnya lagi, mencoba mendamaikan hatinya sendiri. Kinar beranjak dari kamar sang adik, melangkah menuju kamarnya sendiri. Ia lantas terpaku di depan cermin seraya membayangkan acara pernikahan. Tak berapa lama, suara motor mirip yang biasa dikendarai Galang terdengar berhenti di halaman, membuyarkan lamunannya."Miri
Read more
Malam Laknat
Kinar terbaring meringkuk di sisi ranjang menghadap ke lemari kaca. Dalam bayangan di cermin tampak laki-laki yang telah dengan tega berbuat sesuatu, yang belum boleh dilakukan kepadanya, duduk membelakanginya sambil menunduk. Kinar terisak, ada rasa sesak bercampur sesal dalam dadanya. Sesaat kemudian ia mencoba bangun dan menyibakkan selimut. "Astaga ... rasanya perih dan pahaku rasanya sakit, ngilu!" rintih Kinar sambil meringis. Ia kemudian menggulung selimut dan melepas kain seprei yang penuh noda darah. Mahkota suci yang ingin ia jaga hingga hari pernikahan tiba, akhirnya terenggut sudah.Kinar tertatih menuju kamar mandi. Namun, Galang sigap menuntun. Gadis itu tampak merendam kain sprei dan selimut dengan deterjen di ember. "Jangan takut! Aku akan bertanggung jawab, Nar," ujar Galang saat sama-sama tiba di kamar. "Ya, seharusnya. Masak iya, kamu mau punya niat kabur!" ketus Kinar. "Oh ya, Mas, ternyata tato Mas ada di mana-mana, ya? Gak cuma satu. Apalagi di punggung juga a
Read more
Penasaran
Tatapan Kinar berangsur sayu, hingga tak kuasa menolak perlakuan Galang. Ia mulai terhipnotis dengan tatapan elang laki-laki yang kini berada di atas tubuhnya. "Astaga ...! Apa sebentar lagi kejadian kayak di rumah malam itu akan terulang lagi di sini?" gumam Kinar dalam hati sambil menatap wajah Galang.Jantung Kinar makin berdegup kencang, helaan napasnya terus memburu. Sesekali ia mengerjap, saat tangan Galang mulai menyentuh tiap inchi tubuhnya.Baru saja Galang membuka baju Kinar dengan paksa, suara langkah ibunya terdengar di ruang tamu. Galang langsung turun ke sisi ranjang, sedangkan Kinar bergegas memakai baju, dan menyisir asal rambutnya dengan jari tangan. Ia duduk di sisi ranjang, berusaha menetralkan denyut jantung dan napasnya yang terlanjur memburu itu."Sana, Mas, temui ibumu dulu! Sebentar lagi aku nyusul," pintanya pada Galang kemudian, sambil mengerlingkan mata dan tersenyum. Galang kemudian bangkit dari duduk dan melangkah keluar kamar. Kinar yang masih berada d
Read more
Cemburu
Kinar irit bicara saat dalam perjalanan, meskipun berulang kali Galang berusaha menoleh, mengajaknya bicara untuk mencairkan suasana. Rasa cemburu dan penasaran terlanjur bersarang dalam dada Kinar sejak kemarin."Pelan dong, jangan ngebut! Aku takut. Trauma tau, Mas!" tegur Kinar sambil mencubit pinggang Galang.Galang tak peduli dengan Kinar yang terus sewot karena dirinya memacu kendaraan dengan kencang. Laki-laki itu malah sengaja semakin melajukan kendaraannya membuat Kinar bergidik ngeri dan ketakutan."Idih! Udah dibilangin jangan ngebut!" teriak Kinar karena merasa disepelekan oleh Galang."Aku tau kamu lagi kesal, Nar. Makanya, aku ngebut biar cepat sampe sana," sahut Galang sambil menoleh tanpa senyum sedikit pun.Kinar terpaksa mencengkeram erat pinggang Galang, saat laki-laki itu semakin menambah kecepatan laju motornya."Aduh!" teriak Kinar saat Galang secara tiba-tiba menghentikan motornya. Kepala gadis itu yang terbungkus helm membentur kepala Galang yang juga memakai p
Read more
Penuh Kejutan
Galang sigap menarik lengan gadis berambut di bawah bahu itu, ketika hendak kembali duduk di sofa. Laki-laki itu sengaja mendudukkan Kinar di pangkuannya.Keduanya lantas saling beradu pandang, membuat Kinar tak kuat dan langsung tertunduk sayu. Galang menyentuh dagu mungil Kinar agar kembali mendongak dan menatapnya. Laki-laki itu kemudian mendorong perlahan tubuh Kinar hingga telentang di sofa.Galang tepat berada di atas tubuh Kinar, hingga tubuh gadis itu nyaris tak dapat bergerak. Dibukanya lapisan jaket dan meletakkan asal di sisi sofa yang lain. Wajah Galang mendekat tanpa jarak di wajah Kinar setelah ia berhasil mencengkeram erat pergelangan gadis itu. Galang mencondongkan wajah, kemudian mendaratkan bibir dan mencium lembut bibir Kinar.Kinar yang terpejam, tidak berani membuka mata. Jantungnya berdebar hingga menimbulkan sensasi seperti tersengat aliran listrik. Melihat Kinar yang seakan-akan telah tergolek pasrah, Galang semakin menggencarkan aksinya berulang kali mencium
Read more
Ancaman Batal Nikah
Kinar dan Galang sudah tiba di rumah. Keduanya melepas lelah sambil mengobrol di ruang tamu, sebelum Galang pulang ke rumahnya."Mas, kayaknya Mbak Rasti masih punya rasa deh, sama Mas?" pancing Kinar. Sebab, gadis itu tadi mengamati gestur Rasti yang merupakan mantan kekasih Galang juga. Keduanya terpaksa putus hubungan karena Rasti dijodohkan orangtuanya dengan laki-laki lain."Ya jelas dong, Nar ... orang dia itu dulu sampe rela ngikut aku hidup di jalanan," balas Galang tak merasa jika ia sedang dipancing oleh Kinar."Terus, Mas sendiri masih cinta gak sama dia?""Dia itu baik banget, loh, sama aku. Pengorbanan dia banyak banget ke aku.""Bukan itu yang aku tanyakan, Mas! Aku tanya perasaan Mas ke dia, apa masih ada?""Udah gak ada."Mendengar jawaban Galang, Kinar tak sepenuhnya percaya. Mengingat obrolan di rumah Rasti tadi, tampak sekali jika tatapan Galang masih menyimpan rasa untuk wanita itu. Ditambah, Rasti yang sudah menyandang status janda karena ditinggal kabur suaminya,
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status