Lahat ng Kabanata ng NONA JANDA TERJERAT BERONDONG: Kabanata 41 - Kabanata 50
124 Kabanata
JANDA - 41
Boram sudah tidak bisa menangis lagi. Tatapannya nanar ke arah ventilasi kamar mandi yang cahaya dari luar semakin menghilang digantikan dengan gelap. Untung saja saklar lampu kamar mandi ada di dalam kalau tidak mungkin dia akan duduk dalam gelap dan membayangkan yang tidak-tidak."Siapapun tolong!!" Bahkan suaranya sudah serak tidak sanggup berteriak."Mas Kelana," lirih Boram. "Apa aku harus pergi dari kota ini lagi dan memulai hidup baru di kota lain?"Boram memeluk tubuhnya sendiri. Menggigil."Kenapa nasibku harus seperti ini Mas padahal aku nggak pernah berbuat jahat sama orang lain."Boram berbicara sendiri supaya dia tidak merasa ketakutan di dalam. Meskipun dia orang beragama dan tidak percaya tahayul tapi kalau sendirian di tempat seperti ini membuat pikirannya membayangkan yang aneh-aneh. Namanya juga manusia. Mau tidak dipikirkan tapi kepikiran juga. Dalam hati Boram berdoa agar ada seseorang yang menemukannya.Boram merasakan perutnya melilit. Sejak pagi dia memang belu
Magbasa pa
JANDA - 42
Rasanya ada yang terbakar saat Ratu mendengar semua perkataan Sam tadi. Melamar Bu Boram setelah lulus sekolah. Ratu berdecak, menggenggam erat tangkai duri mawar yang dia cabut paksa dari potnya di sekitaran halaman rumah sakit. Seperti hatinya yang saat ini tersayat-sayat dan berdarah.Ratu merasakan kepalanya pusing, darah merembes dari telapak tangannya. Tapi amarah dalam dadanya membuat pikirannya tetap membara bahkan saat seharusnya dia dilarikan ke IGD sebentar lagi.Ratu ingin melihat apa Sam akan mengkhawatirkannya lebih dari Boram saat ini.Tidak ada yang boleh merebut calon suaminya, seseorang yang sudah sejak lama menetap di hatinya. Lebih dari seorang superhero, kakak dan kekasih. Samudra itu segalanya buat Ratu.Jadi dia sama sekali tidak salah kalau menjaga Sam supaya tetap berada di sisinya. Boram tidak punya hak untuk merebutnya dan tidak akan pernah bisa memiliki Sam."Dek."Ratu berbalik saat akhirnya kesadarannya mulai menghilang membuat Sam seketika berlari panik
Magbasa pa
JANDA - 43
Boram memeluk tubuhnya sendiri seraya berdiri di depan kaca ruangan ICU memandang nanar sosok Ratu yang terbaring di dalamnya. Tidak bisa membayangkan hidup yang selama ini gadis cantik itu perjuangkan meski harus bergulat dengan alat-alat kedokteran juga obat-obatan.Boram merasakan hatinya terenyuh. Mencoba mengabaikan keadaan hatinya sendiri yang sudah kacau balau membayangkan keinginan terbesar Ratu. Memiliki Samudra di dalam hidupnya sebagai seorang suami yang bisa menjaganya dan menemaninya melewati ini semua.Meski tidak rela tapi Boram tahu, hanya orang berhati egois yang tidak peduli dengan hal itu dan mengabaikannya. Sayangnya Boram bukan orang yang tidak peduli. Boram lebih dari mengerti karena itu dia sudah memutuskan. Ratu akan mendapatkan keinginannya meski Boram harus mengorbankan cintanya. Boram sama sekali tidak membenci Ratu karena terlalu memaksakan kehendak ke semua orang agar mengikuti kemauannya. Boram hanya akan menganggap kalau memang dia dan Samudra tidak b
Magbasa pa
JANDA - 44
"Aku akan mengurus administrasinya." Boram yang duduk di tepi ranjang menoleh ke Arbian yang masuk ke dalam ruangan rawat inapnya setelah dari kantin membeli kopi dan berdiri di sampingnya. "Kamu di sini dulu dan siap-siap ya setelah itu kita langsung pulang.""Biar aku saja Mas. Aku sudah terlalu banyak merepotkan," tolak Boram.Arbian menggelengkan kepala, merapikan anak rambut Boram yang terjuntai seraya tersenyum. "Harus berapa kali aku katakan Neng. Aku akan menanggung semua hal yang terjadi padamu seperti yang aku janjikan pada almarhum ibuku selama kamu belum menjadi istriku tapi nanti kalau kita menikah maka aku akan menanggungmu sebagai seorang suami." Boram diam menatap Arbian tepat di manik mana. "Kamu tidak usah memikirkan apapun cukup istirahat dan terus sehat." Arbian meletakkan telapak tangannya di pipi Boram yang tidak sanggup berkata-kata. Lalu perlahan kepalanya menunduk ke bawah."Maafkan aku," lirih Boram."Hei, kenapa?" Arbian menangkup wajah Boram dengan kedua ta
Magbasa pa
JANDA - 45
Adela menghela napas panjang dan menepuk tangan Boram beberapa kali lalu menariknya dan sedikit menunduk memandangi tangannya yang bertaut."Dia mirip banget sama Papanya. Keras kepalanya, nekatnya, kepintarannya, ketampananya. Mungkin Tante hanya nyumbang perut untuk mengandungnya dulu." Adela tertawa sedikit dipaksakan. Kelihatan sekali kalau kenangan masa lalu masih membayang dan mengikuti. Boram mengerti karena jelas kalau Tante Adela masih mencintai lelaki itu padahal mereka selama ini ditelantarkan. Karena cinta. Walaupun saat ini memiliki lelaki itu sangat tindak mungkin tapi Tante Adela masih menyimpannya dalam hati. Boram tidak bisa membayangkan rasa yang ditanggung beliau selama ini. Boram seakan menatap cermin masa depannya sendiri. Dulu dia tidak pernah sibuk memikirkan cinta serumit ini karena dia hanya mencintai Mas kelana seorang yang menyambut cintanya dengan baik. Tapi sekarang, cintanya sulit untuk digapai."Kadang kalau Malam, Tante jadi merasa sedih kalau ingat ke
Magbasa pa
JANDA - 46
Ratu yang sudah sadar dari masa kritisnya memeluk kedua lututnya erat dan mengalihkan tatapannya dari hujan yang menderas di luar dari kaca rawat inapnya ke Papanya yang duduk dengan laptop di atas pangkuannya."Pap, Sam mana sih kok nggak datang-datang?"Jery menghentikan gerak tangannya di atas keyboard dan menatap anaknya yang cemberut."Ratu telpon tapi nadanya sibuk melulu.""Mungkin dia lagi ada kesibukan sayang. Tunggu aja dulu.""Ih tapi kan Ratu kangen sama dia Pap.""Sayang." Jery meletakkan laptopnya di atas meja dan meninggalkan pekerjaannya sebentar mendekat ke Ratu dan duduk di hadapannya. "Kamu harus mengerti kalau tidak setiap saat Sam bisa menemani kamu di sini. Lagian sekarang kan sudah ada Papa yang jagain. Biarkan aja Sam belajar dulu di rumah.""Tapi kalau Sam malah sedang bersama Boram bagaimana Pap?"Jery mengelus puncak kepalanya, "Kamu harus percaya sama Papa. Kalian akan menikah nanti jadi kamu tidak perlu secemburu itu sama Bu Boram yang sebentar lagi juga a
Magbasa pa
JANDA - 47
Dua minggu ini Samudra menghindarinya.Boram sadar betul akan hal itu tapi dia juga tahu apa alasannya. Ratu benar-benar menganggapnya seperti saingan. Meskipun dia masih bersikap hormat karena Boram masih tercatat sebagai gurunya tapi selebihnya tatapan gadis itu membuatnya harus berusaha menahan sabar. Boram juga tahu kalau Ratu selalu ada di mana pun Sam berada.Boram tidak mau terlalu memikirkannya jadi dia mengalihkan pikirannya dengan mempersiapkan pra-ujian juga mengoreksi nilai-nilai siswanya selama dua minggu ini. Nilai Sam tidak terlalu memuaskan karena hanya berbeda beberapa angka dari syarat nilai kelulusan tapi Boram cukup puas dengan hasilnya. Cowok itu pasti belajar dengan giat.Kira-kira Sam akan minta hadiah apa ya?"Bu."Boram menghentikan langkah kakinya saat seseorang memanggilnya dan dilihatnya Kevin, salah satu siswanya yang berkelakuan baik dan pintar mendekat seraya tersenyum."Kenapa Kevin?""Maaf Bu tadi kertas soal bahasa indonesia saya terikut di kertas mate
Magbasa pa
JANDA - 48
Boram berdiri di depan sekolah sejak setengah jam yang lalu sampai tidak menyadari kalau keadaan sekolah sudah sepi. Boram tahu dia harus menepati janjinya jadi di sinilah dia berada, menunggu Samudra.Boram sedang memikirkan untuk mengunjungi makan Kang Mas Kelana di tempat asalnya dulu besok berhubung hari sabtu dan sekolah libur. Jarak dari ibu kota ke daerah kabupaten Paryaman tempatnya tinggal dulu hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar lima jam perjalanan."Boram."Panggilan itu menyentak Boram dari lamunannya dan melihat mobil milik Arbian ternyata berhenti tepat di depannya."Loh Mas Arbian ngapain di sini?"Arbian menutup pintu mobilnya lalu mendekat. "Neng asik banget melamunnya sampai nggak sadar sekeliling." Boram hanya tersenyum. "Tadinya hanya numpang lewat karena jam pulangan sudah dari tadi tapi ternyata Neng berdiri sendirian di sini. Nungguin akang ya?" candanya.Boram tertawa. "Kita nggak ada janji ketemu kan hari ini?"Arbian mendesah dan mengangguk. Berdiri menyan
Magbasa pa
JANDA - 49
Boram terbatuk saat mendengar tawaran Sam yang mau meminjamkan bajunya. Seketika teringat dengan Almarhum Mas Kelana yang kaosnya sering Boram pinjam dan pakai jika di rumah. Bukan karena dia tidak punya baju tapi lebih senang mencium aroma maskulin almarhum suaminya itu."Pelan-pelan aja makannya. Kita tidak sedang buru-buru kok." Sam menggelengkan kepala saat menyerahkan es teh manis milik Boram beserta sedotannya yang langsung diminumnya."Pakai kaosmu?" Boram berdecak saat batuknya mereda. "Yang benar saja!!"Sam menggaruk belakang kepalanya. "Aku sengaja bawa kaos banyak siapa tahu Mbak mau pakai." Sam nyengir. "Ukurannya besar kok."Boram mengunyah pentolan baksonya dan menaikkan kedua bahunya. "Bolehlah kalau kepepet."Sam tertawa gemas. Boram menundukkan wajahnya dan lahap memakan baksonya tidak berani menatap Sam."Aku akan sangat bahagia sekali jika bisa memilikimu di masa depan, Boram," bisiknya hingga membuat Boram tertegun memandangi Baksonya. Tidak menjawab tapi dalam ha
Magbasa pa
JANDA - 50
Om Baskoro tersenyum, "Maaf ya datang terlambat."Jerry berdiri dan menjabat tangan Baskoro, "Tentu saja tidak." Jerry menatap cowok yang berdiri di samping Baskoro dan menunjuknya. "Ini Alka kan?" tanyanya. "Anak bungsumu?"Baskoro tertawa dan mengangguk. "Entah ada angin apa tiba-tiba dia mau ikut tapi karena dia memaksa ya sudah aku ajak saja." Om Baskoro melihat ke arah Ratu yang hanya diam saja. "Wah kebetulan ada Ratu jadi Alka punya teman ngobrol."Alka mengulurkan tangannya ke Jerry, "Apa kabar Om?""Baik Alka. Ayo duduk."Alka langsung mengambil tempat di samping Ratu yang mendengus dan melipat lengannya di dada dengan wajah kesal. Sementara Baskoro duduk di samping Jerry."Hai, cantik," Alka menyapa ratu seraya mengedip. "Sudah pesan makanan? Kamu suka udang kan? Di sini enak banget loh udang bakarnya. Aku pesankan ya." Alka langsung melambaikan tangannya ke arah pelayan yang berjaga."Nggak usah sok-sok kenal!" desis Ratu yang memilih sibuk dengan ponselnya.Alka terkekeh.
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status