All Chapters of Terjebak Pesona Berondong Tengil: Chapter 11 - Chapter 16
16 Chapters
Bab 11. Masa Pemulihan
Zee masih terbaring di tempat tidur rumah sakit. Wajahnya sudah tidak sepucat kemarin. Pagi sekali, Gia sudah pamit pergi. Katanya banyak pekerjaan yang menumpuk, jika dia tidak pergi bekerja. Tinggallah Haikal dan Zee di ruangan itu. Zee juga sudah mengusir Haikal agar pergi, tapi dasar dia itu bocah keras kepala yang bertindak sesukanya.“Yakin tidak mau pulang?”Haikal mengangguk cepat. Ia memosisikan diri untuk duduk di sebelah tempat tidur. “Zee, dengar,” ujar Haikal dengan suara lembut. “Aku punya ide bagus untuk membuatmu tidak bosan,” katanya.Zee menoleh ke arah Haikal, bibirnya tersenyum. Memberikan sedikit respons atas usaha pemuda itu, untuk menghiburnya. Haikal mengeluarkan sebungkus permen dari saku celananya. “Aku akan menyuapimu permen ini. Tapi ada syaratnya, kamu harus menebak rasa permen yang ada di mulutmu.”Zee mengangkat alisnya, tertarik dengan permainan kecil ini. “Baiklah, aku menerimanya. Tapi jangan berharap aku akan kalah begitu saja!” tidak ada salahnya
Read more
Bab 12. Pulang Dari Rumah Sakit
Zee diizinkan pulang dari rumah sakit hari ini. Semua keperluan administrasi juga sudah Gia selesaikan. Tinggal Zee yang perlu berkemas, apalagi jarum infusnya telas dibuka. Tapi perempuan itu malah melamun di atas brankar sambil menatap pintu.“Kok, belum siap?” tanya Gia. Ia mengikuti arah pandang Zee dan tersenyum saat tahu, apa yang sedang gadis itu tunggu. “Hm," Zee menyahut seadanya. Matanya masih saja menatap pintu tanpa teralih sama sekali.“Dia ada di depan. Kalau kamu lagi cari si Haikal.”Zee menoleh. “Siapa yang cari Haikal,’ sewotnya. Tapi dari cara dia panik, Gia dapat menebak, jika tebakan tadi benar.“Kalau bukan, ayo cepat berkemas. Kasihan si Haikal menunggu kita dari tadi.” Benar saja, Zee yang tadi ogah-ogahan berkemas, sudah bergerak secepat kilat. Gia ingin tertawa, tapi takut Zee marah padanya. Nanti saja dia tertawakan sahabatnya itu, kala Zee dan Haikal sudah memiliki hubungan yang jelas.Haikal sudah siap dengan mobilnya. Ia tersenyum kala melihat Zee dan G
Read more
Bab 13. Kunjungan Rekan Kerja
Haikal mengungkung tubuh Zee ke dinding. Kejadian sebelumnya sangat cepat, hingga Zee tidak mampu bereaksi. Saat hendak mengembalikan peralatan makan ke dapur, dia malah terpeleset dan hampir terjatuh. Untung saja Haikal mengekorinya tadi. Jadi pemuda itu dengan sigap menahan pinggang Zee.“Hati-hati,” ujar pemuda itu. Ia membantu Zee untuk berdiri. “Ada yang sakit?” Melihat Zee yang terdiam, Haikal jadi khawatir.Zee terdiam karena salah tingkah. Bisa-bisanya dia ceroboh saat Haikal masih berada di sini. Kalau benar-benar jatuh karena terpeleset, pastilah dia akan sangat malu sekali.Karena tak kunjung meresponnya, Haikal mendorong pelan tubuh Zee ke tembok dan mengungkungnya agar tidak melarikan diri. “Sedang memikir apa?”Jantung Zee langsung berlompatan di dalam sana. Gadis itu meneguk ludah susah payah. Haikal tengah menatapnya, tajam dan dalam. Lagi-lagi, Zee bergeming saat berada dalam tatapan tersebut.“Kamu mau apa?”Zee menegang saat Haikal mengikis jarak di antara mereka. O
Read more
Bab 14. Malam Bersamamu
Haikal memperhatikan setiap gerakan Zee, apalagi malam ini, ia mengenakan pakaian tidur hitam yang menampilkan lekukan tubuhnya. Dia terlihat begitu cantik dalam pakaian itu.Merasa diperhatikan, Zee menoleh pada pemuda yang sedang menyeringai padanya. “Ada apa?” tanya Zee.“Kamu cantik malam ini,” kata Haikal. Ia menatap Zee penuh cinta. Haikal tidak bisa menyembunyikan perasaannya yang sesak. Dia menyentuh wajah Zee yang halus dan mengangkatnya untuk mencium bibir Zee. Bibir berwarna merah muda yang lembut.Zee menahan tangan Haikal. "Tidak, Haikal. Kalau kamu melewati batas, silakan keluar sekarang juga.” Hampir saja Zee tergoda oleh tatapan lembut itu. Dia sedikit beringsut untuk memberikan jarak di antara mereka.“Maaf.” Haikal mencoba menenangkan hatinya yang sedang berdegup kencang. Dia terlalu terburu-buru tadi. Harusnya dia lebih sadar dan menunggu Zee lebih membuka hatinya.Haikal duduk dengan diam di samping Zee, mencoba mengirim sinyal-sinyal cintanya kepada Zee sebisa mun
Read more
Bab 15. Anak Magang
Masa cuti sakit Zee telah selesai. Wanita cantik itu langsung masuk kerja, begitu luka di area kepalanya, dinyatakan sembuh oleh dokter.Kini Zee sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Suara ketikan dan lembaran kertas, terdengar sejak tadi, dari ruangan manajer itu. Beberapa kali Gia bolak-balik mengantarkan map dan beberapa berkas lainnya ke dalam sana.Selama Zee tidak masuk, banyak pekerjaan yang di tinggalkannya. Sekaranglah wanita itu akan sibuk beberapa hari ke depan. Itu pun, jika dia mengambil lembur.Suara ketukan pintu, membuat Zee menghentikan jarinya dari papan ketiknya. “Masuk,” sahutnya. Seorang gadis dengan rambut sebahu mendorong pintu kaca yang agak gelap tersebut.“Bu, ada pihak HRD mau datang, mengantarkan anak magang,” lapornya. Gadis bernama Naura itu, menunggu jawaban dari Zee yang sudah kembali sibuk dengan papan ketiknya.Zee mendongak sebentar, sebelum menyahut. “Tanya Gia mau ditempatkan di mana. Dan langsung ajari dia aturan di divisi ini, beserta tugas-tugasn
Read more
Bab 16. Pemuda yang Gigih
Duda bernama pak Bayu itu tak kunjung keluar. Khawatir Haikal akan membuat masalah. Dio mengambil dokumen di mejanya, lalu berjalan ke arah ruangan manajer. Begitu pintu di ketuk, Bayu yang terlihat. Pria itu menahan pintu, untuk mempersilahkan Dio masuk.“Jangan tutup pintunya! Pak Bayu, saya rasa sebaiknya Anda kembali saja. Oh, jangan lupa bawa makanan ini. Saya sedang diet, jadi sayang kalau tidak di makan.” Suara Zee terdengar hingga keluar ruangan, karena pintu masih terbuka lebar. “Pak Dio, anda silakan masuk!” Bayu yang tadi tersenyum kala datang, pergi dengan wajah datar. Sepertinya, dia malu karena ditolak langsung oleh Zee. Setelah pria itu tidak terlihat lagi. Terdengar sorakan dari bangku Alif dan Haikal.“Peluangmu masih banyak, kawan!” ujar Alif, sambil menepuk bahu rekan kerjanya itu.Dio keluar dari ruangan Zee dengan wajah tersenyum. Tangannya menenteng tas plastik yang tadi di bawa Bayu. “Kata ibu manajer, ini buat kita.”Alif langsung berdiri menyongsong tas plast
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status