All Chapters of Mengandung Anak Majikan: Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
Sebungkus Nasi Padang
Mengandung Anak Majikan 11Semua orang menatap ke arah Shafira kini. Shafira pun dibuat gelagapan dengan pertanyaan dari Bu Atun yang tiba-tiba dan membuatnya kaget itu."Loh, Bu Atun ini ada-ada saja pertanyaannya," ujar Budhe Marni."Ada-ada gimana Budhe? Kan Shafira beli rujak, wajar dong saya tanya dia lagi ngidam atau nggak?" sahut Bu Atun membela diri."Masak iya tiap orang yang beli rujak itu syaratnya harus ngidam dulu? Kan enggak harus begitu toh, Bu Atun?" tanya Budhe Marni sambil tertawa.Bu Atun yang seolah kena skak mat dari Budhe Marni, lantas tertawa meringis sambil garuk-garuk kepalanya, "He ... he ... bener juga, sih, yang diomongin Budhe Marni ini.""Nah, itu tahu. Contohnya Bu Atun nih yang pesan tiga bungkus rujak, apa sekarang juga lagi hamil muda?" Dengan santai, Budhe Marni membalik pertanyaan Bu Atun.Wajah Bu Atun memerah, ia malu tampaknya. Dengan cengiran di sudut bibir, ia pun menjawab, "Ya nggak, Budhe. Anak saya yang bontot kan baru berumur dua tahun kura
Read more
Samudra Ditolak
Mengandung Anak Majikan 12Shafira menghentikan makannya. Begitu pun dengan Mbok Jum."Biar Shafira yang membukakan pintunya, Mbok. Bentar, Shafira cuci tangan dan pakai kerudung dulu."Shafira cepat bergegas ke dapur dan cuci tangan. Lantas menyambar kerudung yang tergantung di balik pintu kamarnya."Assalamualaikum." Terdengar suara dari balik pintu depan."Waalaikumsalam ...." Begitu Shafira menjawab salam dan membuka pintu, maka kaget lah ia dibuatnya.Pak Warso--sopir Tuan Danureja--telah berdiri di ambang pintu. Namun, bukan Pak Warso yang membuat Shafira kaget. Akan tetapi, sesosok tinggi nan gagah dari seorang pria yang berdiri di samping kanan Pak Warso lah yang membuat Shafira kaget dan mendadak jantungnya berdebar tak menentu."Neng, Bapak ke sini cuma ngantar si Aden aja." Tanpa dimintai penjelasan, Warso langsung memberi tahu alasannya berkunjung ke rumah Shafira."Hai. Aku datang ke sini cuma mau ngantar ini, benda milikmu yang tertinggal di kamarku," ucap pria yang mema
Read more
Pertemuan Di Warung Bakso
Mengandung Anak Majikan 13Si TOA Masjid.Ya, itu lah sebutan Bu Merry, perempuan bertubuh gemuk dengan dandanan yang selalu berlebihan. Bukan Mbok Jum atau Shafira yang memberinya julukan si TOA Masjid, akan tetapi warga di kampung itu lah yang menyematkan sebutan itu untuk Bu Merry. Karena berita sekecil dan paling nggak penting sekalipun, akan cepat tersebar luas ke seluruh penjuru kampung melebihi kecepatan internet."Malam-malam gini makan bakso, pada kelaparan ya, Mbok?" tanya Bu Merry dengan senyum lebarnya."Iya, Bu Merry. Lah, Bu Merry juga mau beli bakso, lagi kelaparan juga, ya?" tanya Mbok Jum balik."Wah iya, dong, Mbok. Perut saya ini suka protes kalau kerasa lapar dikit aja. Jadi, saya nggak boleh lengah untuk menjaganya dari rasa lapar," jawab Bu Merry sambil merobek plastik kemasan krupuk yang ada di tangannya.Kriuk ... kres.Suara renyah khas yang dihasilkan ketika kerupuk digigit terdengar dari mulut Bu Merry. Baru dua krupuk yang dikunyahnya, tangannya sudah berpi
Read more
Sekilas Kenangan Samudra
Mengandung Anak Majikan 14Mbok Jum keluar membuntuti Shafira di belakang warung bakso. Sementara itu, Bu Merry pun tak mau tinggal diam di tempatnya melihat kejadian itu.Mbok Jum mengurut tengkuk Shafira pelan, "Gimana, Nduk?" Ia bertanya karena rupanya tak ada yang dikeluarkan oleh Shafira."Kayaknya cuma mual aja, Mbok," jawab Shafira sambil membersihkan ujung bibirnya.Bu Merry dengan kerling mata yang berkilat, memegang pundak Shafira, "Shafira lagi hamil?" tanyanya tanpa basa-basi.Shafira tak menjawab, ia mengibaskan tangan Bu Merry yang memegangi pundaknya. Lantas masuk kembali ke dalam warung bakso itu."Eh, Mbok Jum, tuh si Shafira kenapa, sih?" "Mungkin sedang masuk angin, Bu Mer," jawab Mbok Jum, lalu melangkah ke dalam mengikuti Shafira.Bu Merry yang ditinggal sendirian itu, bergegas masuk warung juga lalu duduk kembali di depan Shafira."Tadi siang Shafira beli rujak, sekarang mual, itu mah tanda-tanda orang hamil muda. Semua orang juga tahu itu." Dengan gayanya yang
Read more
Bisikan Setan
Mengandung Anak Majikan 15Ya. Andai waktu bisa diulang kembali, bahkan sesuka hati dan kehendak manusia itu sendiri. Akan tetapi, nyatanya tak ada satu makhluk pun di bumi ini yang berkuasa atas waktu melainkan Sang Pencipta."Samudra, buka pintunya." Di saat Samudra sedang berdiskusi dengan hatinya sendiri, suara ayahnya memanggil namanya di balik pintu kamar.Bergegas Samudra bangkit untuk membuka pintu itu, "Masuk, Yah."Dengan langkah pelan, Tuan Danureja masuk kamar. Ia mengedarkan pandangan di sekelilingnya. Lelaki tua yang berpakaian rapi dan perlente itu berdiri di dekat pigura yang di dalamnya terdapat sebuah foto masa kecil Samudra. Setelah beberapa saat, tubuhnya berbalik dan memandang Samudra."Beberapa hari belakangan ini, Ayah mengamati gerak-gerikmu yang cenderung menjadi pendiam dan murung. Ada apa, Samudra?" tanya Tuan Danureja, satu tangannya di masukkan ke dalam saku celananya."Nggak ada apa-apa, Yah. I'm fine." Samudra melipat kedua tangan di perut, punggungnya
Read more
Shafira Hendak Mengakhiri Hidup
Mengandung Anak Majikan 16"Ayo, akhiri saja hidupmu. Apa gunanya hidup, tetapi selalu menderita dan menanggung malu!" Bisikan yang dihembuskan oleh setan memasuki telinga kiri Shafira."Kuatkan imanmu, Shafira. Masih ada ibu yang menyayangimu dan Allah yang selalu mendengar keluh kesah dan doa-doa hambanya yang meminta pertolongannya." Bisikan lembut yang menenangkan dan menentramkan jiwa memasuki telinga kanan Shafira."Ada sebilah pisau ta*jam di dapur, cepat ambil dan putuskan urat nadimu, agar penderitaanmu berakhir sekarang, gadis manis!" Setan terus berusaha membuat manusia terjerumus ke dalam neraka untuk mengikutinya."Sebut nama Tuhan-mu dan terus istighfar, Shafira!" Suara-suara yang seolah didengar Shafira itu semakin lama semakin memenuhi kepalanya. Ia mecoba memejamkan mata dan berteriak menghalau suara-suara itu. Akan tetapi, mereka tak mau pergi. Shafira mendengkus. Matanya membulat menatap liar pada sebuah cermin yang tergantung di dinding kamarnya. Ia melihat pantu
Read more
Rencana Pindah Rumah
Mengandung Anak Majikan 17Shafira berdiri, dengan luapan emosi di dalam dadanya, ia menggebrak meja yang dipenuhi berbagai macam jualan Budhe Darmi."Shafira nggak seperti yang dituduhkan ibu-ibu semua. Shafira bukan perempuan nakal!" Suaranya melengking.Shafira pun akhirnya meninggalkan warung Budhe Darmi. Ia tak jadi membeli rujak, hilang sudah keinginannya untuk menikmati seporsi rujak yang segar.Sementara itu, ibu-ibu yang masih berkumpul di warung rujak, masih saja membicarakan tentang Shafira.Hari berganti dengan cepat.Tak terasa, kehamilan Shafira telah memasuki usia 5 bulan. Sebagaimana kehamilan pada umumnya, maka perut Shafira pun sudah terlihat membesar.Seiring terlihatnya perut Shafira yang membesar itu, maka semakin deraslah cemoohan dan hinaan para tetangga, khususnya ibu-ibu, yang selalu diterima Shafira setiap hari. Sehingga membuat Shafira takut dan tak berani keluar dari rumah.Hari-hari dilalui Shafira hanya dengan mengurung diri di dalam kamarnya saja. Hanya
Read more
Terancam Terusir
Mengandung Anak Majikan 18"Hah ... coba ulangi, siapa nama mantan suami kamu itu, Shafira?" tanya Bu Merry sedikit kaget."Samudra Danureja." Shafira mengulang nama itu dengan keras.Hal itu membuat Mbok Jum terperangah. Tentu saja. Karena mereka berdua sudah berjanji di hadapan Tuan Danureja, bahwa mereka tak boleh membuka rahasia pernikahan Shafira dengan Samudra di hadapan masyarakat luas."Samudra anak dari Tuan Danureja pemilik perusahaan Karya Cipta itu maksud kamu, Shafira?" Ibu-ibu itu serempak bertamya, karena mereka sungguh tak mempercayai omongan Shafira."Iya, betul."Tanpa dikomando, Bu Merry dan ibu-ibu lainnya pun seketika tertawa terbahak-bahak dibuatnya."Hey ... Shafira, kalau ngomong itu dipikir dulu. Mana mungkin, sih, Samudra mau nikah sama kamu? Secara kan, kamu itu orang miskin. Sedangkan Samudra itu anak horang kayah!" sambar Bu Merry."Lagi ngelantur kali nih anak." timpal Bu Ida."Ngelantur sih ngelantur, tapi jangan segitunya, dong," sinis Bu Atun.'Kamu it
Read more
Kenekatan Bu Merry
Mengandung Anak Majikan 19 Mbok Jum dan Shafira terlonjak kaget, begitu mereka mendengar ada benda jatuh yang menimpa atap rumah mereka. Mereka pun saling pandang."Ah, itu paling buah belimbing yang matang di pohon lalu jatuh menimpa atap, Mbok." Shafira sudah tak kaget lagi.Ada sebuah pohon belimbing setinggi empat meter di halaman rumah mereka yang sempit. Pohon itu sedang banyak buahnya. Mungkin beberapa cabang yang ada buahnya menjulur hingga ke atap rumah, sehingga mereka jatuh jika tertiup angin atau pun karena sudah matang di pohon."Kalau dibiarin berjatuhan di atap, lama-lama bisa berlubang itu atapnya, Nduk.""Iya. Habisnya, mau gimana lagi, Mbok."Shafira duduk termangu di atas ranjangnya. Begitu pun sang ibu."Mbok, sebelum warga sini mengusir kita, lebih baik kalau kita secepatnya pindah!""Nggak, Nduk. Kita harus bertahan dulu." Mbok Jum lagi-lagi menolak rencana Shafira."Warga mulai keras terhadap kita, Mbok. Apa lagi yang kita tunggu?" "Sabar aja, Shafira!""Mau s
Read more
Surat Untuk Shafira
Mengandung Anak Majikan 20Wajah Tuan Danureja tampak memerah karena menahan amarah yang berkecamuk di dalam dadanya. Ia menyayangkan tindakan Shafira perihal nama Samudra yang dibawa-bawanya. Bahkan, hingga tetangganya pun bisa sampai menemui dirinya di kantor.Tentu saja Bu Merry memperhatikan perubahan mimik wajah Tuan Danureja sedemikian rupa. Dalam hatinya, Bu Merry sudah bersorak karena dianggapnya dirinya menang banyak."Apakah kamu percaya begitu saja dengan omongan mantan pembantu saya itu?" Meskipun dalam dadanya ingin meledak, tetapi Tuan Danureja berusaha untuk bisa meredam amarahnya dan bersikap sewajar mungkin di hadapan tamunya itu."Sebenarnya sih, saya nggak percaya sama omongan Shafira, Pak Presdir. Makanya saya langsung datang menemui Bapak untuk menanyakan tentang kebenarannya itu.""Bagus kalau kamu tidak mempercayainya. Karena apa yang keluar dari mulutnya itu, sudah dipastikan adalah hoax semata. Itu lah mengapa ia dan ibunya kami pecat, karena mereka telah mela
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status