All Chapters of Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA): Chapter 51 - Chapter 60
131 Chapters
51. Balas Dendam
Max berjalan cepat menuju ke ruang bawah tanah. Seperti yang Mirielle katakan bahwa ada Rob dan beberapa orang anggota kawanan yang memang bertugas untuk berjaga. Max, yang merupakan seorang pimpinan dan keturunan dari alpha terdahulu yang bahkan masih dihormati hingga sekarang, memiliki akses bebas untuk masuk ke penjara yang sesungguhnya terlarang untuk dimasuki siapa pun yang tidak memiliki izin. Ia sudah siap dengan pakaian anti peluru, sebilah pisau lipat, dan sebuah pistol dengan peluru perak yang bagian dalamnya terdapat serum dari darah Marion, sang ibu. Konon darah Marion sudah dilakukan uji coba dan ditemukan mengandung racun yang tidak mematikan tetapi cukup menyiksa bagi vampir dan serigala. Dan satu hal yang tidak ia lupakan, bagian tubuhnya sendiri yang bisa ia kendalikan dengan mudah untuk memberi siksaan yang sama pedih seperti yang Seth berikan pada Ivory. Max tak akan membiarkan pria itu merasa aman setelah melakukan hal keji terhadap wanita y
Read more
52. Tempat yang Aman
“Alpha Max!” Salah seorang anggota kawanan yang bertugas menjaga penjara bawah tanah datang tergopoh saat Max dan lainnya tengah berkumpul di sebuah ruangan. Mereka tengah mengadakan rapat yang sebenarnya merupakan bentuk evaluasi atas tindakan Max beberapa waktu terakhir sebagai seorang pimpinan. William dan Marion pun tentu saja ada di sana, dan pastinya satu orang lagi yang merupakan pimpinan sebelumnya dari Alsenic, Jeremiah Alsen, yang telah menyerahkan tonggak kepemimpinan pada sang cucu. Kedatangan pengawal itu membuat semua yang ada di ruangan itu menoleh padanya dengan tatapan cemas. Tak biasanya mereka mendapatkan tamu yang berasal dari penjara bawah tanah. Karena jika terjadi, pastilah membawa kabar yang tidak menyenangkan. “Ada apa, Mason?” tanya Max, sengaja menjauhkan pria itu dari ruang rapat dan hanya dirinya dan Mason yang bicara. Namun, baru Mason mengatakan alasan kedatangannya, Jeremiah sudah berada di sana dan ikut mendengar.
Read more
53. Kehiduapn yang Baru
Pria itu berjalan terseok dengan luka di dadanya. Ia terus memegangi luka itu agar berhenti meneteskan darah. Jika tidak begitu, ia bisa mati di tempat itu. Meski ia tak tahu apa yang membuatnya bertahan hidup setelah tertembus peluru perak itu, ia bersyukur masih mendapat kesempatan untuk melarikan diri dari tempat itu setelah menghisap kekuatan salah seorang penjaga. Max ... Seth tak akan lupakan yang pria itu telah lakukan terhadapnya. Peluru perak adalah sebuah kutukan bagi para serigala, terlebih rogue. Dan dengan adanya racun di dalamnya, tentu saja menambah efektivitas senjata tersebut untuk memusnahkan ras yang dianggap pengganggu oleh sebagian ras lain, salah satunya sekelompok serigala yang memiliki kawanan. Seth mengempaskan tubuhnya yang mulai lemah ke atas rerumputan, di balik semak agar tak ada satu pun dari anggota kawanan Alsenic yang menemukannya. Setelah apa yang ia lakukan terhadap salah satu anggota kawanan yang mereka percayai, dan yang ter
Read more
54. Trauma Berat
Seth terbangun di tengah malam dengan peluh membanjiri keningnya. Ia tersengal karena rasa panas membakar di dadanya. Sebelumnya ia tidak merasakan apa pun selain nyeri dan tampaknya ramuan yang Linea berikan telah sedikit memberikan kesembuhan. Namun, apa yang terjadi sekarang? Ia seolah sedang berada di antara hidup dan mati saat ini. Bahkan mungkin lebih dekat dengan kematian. Ia tak henti meronta, menggelinjang, rasakan nyeri tak terhingga yang menghinggapi lubang yang ditinggalkan oleh terjangan timah panas di dada sebelah kirinya. Benda itu masih di dalam sana, mungkin itu sebabnya ia kini mulai merasa seolah malaikat maut tengah menantinya di ujung jalan. Seth tak ingin mati sekarang. Ada banyak hal yang belum berhasil ia wujudkan dan dengan adanya Ivory, harapannya untuk tujuan tersebut akan semakin masuk akal. Ia bisa menjadi abadi dan memiliki kekuatan besar untuk bisa menguasai dunia karena wanita itu. Semua tahu itu, dan ia tak ingin kehilangan kese
Read more
55. Trauma Berat (2)
Ivory setuju dengan ide Max untuk membawanya ke kediaman sang nenek di daerah Northernshore, masih daerah bagian dari The Cardinal, tetapi letaknya lebih jauh dari Eastonville dan lainnya yang berdekatan. Northernshore merupakan tempat yang indah, hampir sebagian besar daerahnya merupakan pesisir pantai. Air lautnya terhubung dengan bagian The Cardinal yang lain yang akan bertemu menjadi satu aliran dengan pusara cukup besar di bagian tengah. Tak ada yang berani mendatangi pusara tersebut meski konon tempat itu sangat memukau dengan keindahannya dan keajaiban pusara tersebut. Max dan Ivory tiba di sebuah bangunan dengan desain modern yang indah dengan pilar besar yang berisi air laut dengan satwa laut di dalamnya. Ivory mempererat genggaman tangannya pada Max ketika melihat bagaimana kediaman Emilia Reynz itu dipenuhi dengan keindahan dasar lautan. Satu hal yang muncul di kepala Ivory saat melihat tatanan rumah Emilia adalah ketakutan. Bagaimana jika
Read more
56. Dua Penyihir
Max masih memegangi handuk basah di tangannya. Beberapa kali merendamnya di dalam air yang ada di sebuah wadah tak jauh dari tempatnya dan menempelkan di kening wanita yang kini tengah berbaring tak sadarkan diri di sebuah ranjang. Ivory yang semula tampak tegar dan sudah membaik setelah menjalani satu sesi bersama Emilia, tiba-tiba jatuh pingsan dan Mirielle-lah orang pertama yang menemukannya. Kondisi Ivory kini menjadi perhatian banyak orang, termasuk Emilia yang turut prihatin dengan apa yang telah ia alami beberapa waktu terakhir. “Apa lagi yang terjadi padamu, Ivy? Bangunlah ... kau harus membaik. Kau membuatku takut, Ivy,” gumam Max yang kini hanya bisa memerhatikan Ivory dan sesekali membelai kepala dan wajah gadis itu. “Mengapa bajingan itu berani memperlakukanmu seperti ini? Apa yang sebenarnya ia inginkan?” “Dia jelas menginginkan kehidupan abadi, Max. Bukankah aku sudah katakan padamu?” timpal Mirielle yang baru melangkahkan kaki memasuki
Read more
57. Janji
Setelah tak sadarkan diri selama beberapa jam, Ivory akhirnya membuka mata dan dalam kondisi yang jauh lebih baik. Ia bahkan mencari Max ketika pertama kali siuman, tepat ketika dirinya tak menemukan Max di ruangan itu. Max memang tidak berada di sana bersama lainnya, tetapi ia tidak ke mana-mana. Ia hanya merasa bersalah atas perbuatannya yang menyebabkan Ivory harus mengalami kesulitan hingga sejauh ini. Max mungkin bukan satu-satunya yang memberikan luka di kehidupan Ivory, tetapi semuanya bermula darinya. Ivory mungkin saja saat itu tengah patah hati karena kesalahan yang Seth lakukan—meninggalkannya adan memutuskan untuk bertunangan dengan wanita lain. Dan ketika Max memberi tawaran yang menggiurkan baginya dengan jaminan uang untuk membayar hutang serta sarana agar dirinya bisa balas dendam pada Seth, maka ia setuju saja. Dan memang begitulah adanya. Ivory menjaga keperawanannya demi Seth, agar andaikan pria itu menginginkannya, maka Ivory bisa memberikan
Read more
58. Janji
Max tak berdaya. Kaki dan tangannya kini terikat dengan seutas tali perak yang entah dari mana wanita itu dapatkan. Ia meronta, berusaha melepaskan diri, tetapi usahanya sia-sia karena meski berusaha sekuat tenaga, ia tidak memiliki ilmu sihir seperti Mirielle, hingga mustahil untuk mengalahkan siapa pun yang memiliki kekuatan di luar nalar. Max seharusnya berpikir sebelum menjanjikan sesuatu pada wanita ini dulunya. Namun, semua sudah terjadi. Kini ketika wanita itu menagih janji yang pernah ia ucapkan dalam keadaan penuh amarah, Max tak mampu memenuhi karena bagaimana pun, permintaan wanita itu bertentangan dengan hati nuraninya. Lagi pula, bagi Max tak akan pernah mungkin membahayakan Ivory dan keluarganya hanya karena sebuah janji seorang anak ingusan. Kedua pupil Max melebar, kala secercah cahaya menyorot langsung ke arahnya dari celah pintu yang terbuka. Seorang wanita masuk dan menarik kursi, duduk tak jauh dari tempat Max berada. Wanita itu memandanginya sebentar, kemudian m
Read more
59. Lenyapkan Bayi-bayinya
Tak ada siapa pun yang bisa mencegah apa yang telah menjadi keputusan Ivory. Wanita itu tak ingin jika bayi yang ia kandung justru nantinya membawa kerusakan, entah itu bagi kaum serigala, maupun ras lain. Maka, meski Emilia berusaha mencegah Ivory, keputusan itu sudah final. Ia bukan ingin bersikap egois dengan menghancurkan darah dagingnya sendiri demi mendapatkan cinta dan perhatian Max kembali, melainkan karena itulah yang terbaik. “Ivy, kau tidak bisa melawan kehendak Dewi Bulan, jika memang ia ingin kau melahirkan bayimu, maka kau harus lakukan,” ucap Mirielle yang masih berusaha membujuk Ivory. Sayangnya, Ivory tidak ingin mendengar apa pun lagi. “Aku sudah memikirkannya, Elle. Aku juga tidak ingin Max terus-menerus mengira aku telah mengkhianatinya. Anggaplah aku bodoh karena telah setuju untuk memberikan apa yang ia minta.” Ivory yang sejak tadi tengah sibuk dengan berkas yang harus ia tanda tangani mengenai tes DNA yang akan benar-benar ia lakukan. “Setidaknya kau bisa p
Read more
60. Hilang
Max terbatuk karena asap pekat yang mengepul di sekitarnya. Ia tak tahu di mana keberadaannya, tetapi ia yakin kalau dirinya kini sudah berpindah tempat dan tak lagi berada di lokasi sebelumnya. Ia masih terbatuk, karena rongga dada yang dipenuhi asap di tempat sebelumnya. Max mengerang, tubuhnya serasa diremukkan oleh palu godam dengan berat puluhan ton. Bahkan sekadar mengangkat tangan pun ia tak mampu. “Elle ... ARGH! ELLE!” Ia paksakan suaranya agar mampu meneriakkan nama saudara kembarnya, tetapi yang terjadi hanya kesia-siaan. Karena yang terdengar selanjutnya adalah suara tawa menggema seolah tengah mengejek kondisinya saat ini. Max berusaha keras untuk bisa membuka mata demi bisa melihat siapa yang telah berani menghinanya saat ini. “Siapa kau?! Tunjukkan dirimu!” gertaknya, yang dengan mudah dipenuhi oleh wanita yang kini berdiri di hadapan Max yang masih tergolek di lantai dengan tangan dan kaki terikat. Pria itu mendengkus. “Rup
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status