All Chapters of Jerat Gairah Paman Kekasihku: Chapter 21 - Chapter 30
279 Chapters
Bab 21 - Apa Aku Salah Menilaimu?
‘Itu tidak mungkin!’ Stevan menggertakkan giginya, menyangkal pendapat Yohan yang dirasa tidak masuk akal. ‘Aku melakukannya agar dia tidak merusak reputasiku karena terlilit banyak utang. Itu saja. Tidak ada yang lain!’ Pria dengan kaus putih lengan pendek itu segera menjauhi kamar Elisa sambil berkali-kali menggelengkan kepala. Sayangnya, bayangan gadis itu justru semakin mengusiknya. “Stevan, kalau kita bertemu dalam kondisi dirimu yang sadar, apa kamu akan tertarik dengan wanita sepertiku?” Teringat samar oleh Stevan kalimat yang diucapkan suara lembut Elisa kala dirinya masih koma. Ya, Stevan bisa mendengar ucapan gadis itu. Meski matanya saat itu masih terpejam, tapi indera pendengarannya berfungsi dengan baik. “Andai saja kamu bisa bangun dan melihatku.” Ucapan Elisa kala itu terngiang di benak Stevan lagi. Mungkinkah sebenarnya kalimat gadis tersebut yang membuat Stevan terbangun? “Tuan? Apa Tuan masih di sana?” Panggilan Yohan menyadarkan Stevan dari lamunannya.
Read more
Bab 22 - Kamu Dalangnya!
Kantor Miracle Company. Jam empat sore.“Akhirnya selesai juga!” Elisa menyandarkan punggung ke kursi dan meregangkan tangannya di atas kepala. Menemui seluruh karyawan Miracle ternyata cukup menyita waktu dan tenaganya. “Sudah semua kan, Sam?” tanya Elisa seraya menoleh ke arah Samuel yang tengah berdiri di hadapannya sembari tersenyum.“Sudah, Nona. Semua karyawan sudah mendapatkan haknya.”“Syukurlah.”Senyum di wajah Elisa semakin mengembang. Kerja kerasnya beberapa hari ke belakang telah terbayarkan. Satu masalah berhasil terpecahkan.‘Masalah pesangon sudah selesai, hanya tersisa investor perusahaan,’ batinnya sembari membuka bibir, berniat bertanya pada Samuel, “Sam, mengenai–”“ELISA!” Suara menggelegar mendadak memotong ucapan Elisa dan membuat gadis itu dan Samuel menoleh ke sumber suara. Tampak seorang pria dengan setelan jas mewah limited edition mendekat dengan wajah keruh. “Manager William …,” sapa Elisa dengan wajah dingin. Dia sudah tahu pria ini cepat atau lambat
Read more
Bab 23 - Bertahanlah, Elisa!
“Aku tidak mengatakan apa pun tentang laporan keuangan,” balas Elisa. “Lalu, kenapa Anda tahu bahwa ada masalah dengan laporan keuangan?!” sindir Elisa terang-terangan. Menyadari kebodohannya, William segera menutup mulutnya rapat-rapat dan bersiap pergi dari sana. Tertangkap menggelapkan dana perusahaan akan lebih merugikan dirinya dibandingkan kehilangan pesangon pemberhentian kerjanya! Sayangnya, Samuel lebih dulu menghadang. “Tuan, Nona belum selesai bicara!” Dengan gerakan yang sedikit kasar, Samuel memaksa William duduk di depan Elisa. Dua laporan keuangan terbuka dan menampilkan dengan jelas perbedaan yang signifikan. Elisa membongkar korupsi yang pria itu lakukan. “Lima tahun Anda mengeruk uang Papa, sekarang Anda bahkan dengan terang-terangan ingin memanipulasi uang pesangon. Tidak adakah sedikit rasa malu yang tersisa?” William tak berkutik. Elisa sudah mengetahui semua kebusukannya! “Dengan semua bukti yang ada, mudah saja membawa masalah ini ke pihak yang berwajib d
Read more
Bab 24 - Orang yang Menyelamatkan Elisa Ternyata …
Aroma antiseptik tercium saat Elisa mendapatkan kembali kesadarannya. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaikan penglihatan dengan cahaya ruangan. “Di mana ini?” lirih Elisa sembari memerhatikan sekeliling. Ruangan luas dengan warna biru muda menjadi hal pertama yang dilihatnya. Begitu melihat jarum infus terpancang di punggung tangan kirinya, kening gadis itu berkerut. “Rumah sakit?” gumamnya lagi seraya memegangi kepala yang terasa pening saat berusaha bangun dari ranjang. Elisa bisa melihat langit di luar jendela kamarnya gelap. Pandangannya menyapu sekeliling dan dia mendapati jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam. “Nona! Syukurlah, akhirnya Anda sadar.” Suara yang mendadak terdengar membuat Elisa tersentak dan melihat ke kanan. “Samuel …?” panggil Elisa dengan mata mengerjap. Sosok Samuel yang tampak mengantuk segera berdiri dari kursi dan mendekati Elisa. Tampak jelas raut wajah lega melihat gadis itu siuman. Masih sedikit bingung dengan apa yang t
Read more
Bab 25 - Kupastikan Kau Menyesal! 
Samuel memutar ingatannya akan apa yang terjadi beberapa jam lalu setelah Elisa mengalami kecelakaan itu. Tercetak dengan jelas di ingatannya ada sosok yang langsung keluar dari mobil mewahnya untuk menghampiri gadis itu.“Elisa!” teriak Stevan sembari meraih setengah tubuh gadis itu ke dalam pelukan. “Elisa, buka matamu!” Pria itu tampak mengguncang bahu Elisa.Samuel mendekat dan melihat tangan Stevan berlumuran darah. Hal itu membuatnya gegas berkata, “Tuan, kita harus membawa Nona ke rumah sakit!”Stevan menoleh ke arah Samuel dan menyadari apa yang terjadi. Dia terlalu panik.Tanpa membuang waktu, Stevan menggendong tubuh Elisa. “Bertahanlah, Elisa!” ucapnya seraya masuk ke dalam mobil yang langsung melesat meninggalka
Read more
Bab 26 - Kalau Khawatir, Bilang!
Mengingat semua itu, Samuel menghela napas. Dia ingin mengatakan kebenarannya kepada Elisa, mengenai betapa Stevan sangat memerhatikan gadis itu. Namun, pria tersebut telah menurunkan perintah agar Samuel tutup mulut.‘Maaf, Nona. Saya tidak bisa mengingkari janji.’Samuel sadar dirinya hanya orang luar. Urusan rumah tangga Stevan dan Elisa, sama sekali bukan ranahnya untuk ikut campur. Tugas utamanya adalah membantu gadis itu mengurus perusahaan peninggalan Andara. Bukan yang lainnya!Alhasil, Samuel memutuskan untuk tidak mengatakan apa pun agar tidak memperumit keadaan.“Sam, jangan katakan tentang kehamilanku pada Stevan,” ujar Elisa sekali lagi dengan air bening terkumpul di pelupuk matanya.
Read more
Bab 27 - Bertemu CEO Hidung Belang
“Silakan, Nona,” ucap seorang pelayan hotel seraya membukakan pintu taksi untuk Elisa.“Terima kasih,” balas Elisa sembari tersenyum, membuat sang pelayan pria terpesona dengan kecantikannya.Dengan pleated midi skirt yang dipadukan dengan blouse V neck, Elisa tampil sederhana, tapi berkelas. Rambut bergelombangnya ditarik ke atas membentuk bun dengan beberapa helai rambutnya sengaja dibiarkan membingkai wajahnya yang manis.Gemeletuk high heels yang Elisa pakai berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di restoran mewah itu. Tak terkecuali seorang pria yang terus memperhatikannya tanpa berkedip dari lantai dua.Penampilan Elisa yang menawan tak ayal memicu bisik-bisik pengunjung restoran.“Siapa dia?”“Entahlah. Dia cantik sekali.”“Apa dia artis? Aku baru pernah melihatnya.”Berbagai komentar terlontar menyambut kedatangan wanita dua puluh dua tahun itu. Namun, Elisa sama sekali tidak menggubrisnya. Lagi pula, hanya ada satu hal yang ada di kepala saat ini: memastikan CEO CJ G
Read more
Bab 28 - Pria Penyelamat
“Kamu sudah punya kekasih?” tanya Carlos membuat wajah Elisa semakin keruh. “Atau mungkin … suami?” Pertanyaan Carlos membuat Elisa tersenyum canggung. “Tuan, saya rasa hal seperti itu tidak penting untuk dibicarakan ….” Dalam hati, Elisa lebih khawatir dirinya salah menjawab dan malah merepotkan Stevan nantinya. Carlos mendengus mengejek dalam hati. Tampak wanita ini menyembunyikan sesuatu. Mungkin merasa takut dirinya tidak jadi tertarik kalau tahu Elisa sudah memiliki pria lain. Akan tetapi, mau Elisa sudah bersuami atau memiliki kekasih, Carlos sebenarnya tidak peduli! Malam ini, dia harus mencicipi tubuh wanita itu! “Benar, hal tersebut memang tidak penting.” Carlos mengerlingkan sebelah matanya, menatap Elisa dengan pandangan tidak senonoh. “Yang penting adalah kamu masih sangat muda, tapi cukup menarik dan sedikit menantang.” Ucapan Carlos membuat senyuman canggung di wajah Elisa menghilang. Pria itu … dengan terbuka sedang menggodanya! “Maaf, saya tidak tahu apa yang
Read more
Bab 29 - Sepasang Kekasih?
Elisa pikir, Stevan tiba-tiba datang dan menahan tangan Carlos seperti yang terjadi saat makan malam dengan Clara. Namun, ternyata dia salah. Sosok Alex-lah yang berdiri di hadapannya sekarang. “El, kamu tidak apa-apa?” tanya Alex lagi saat menyadari Elisa terbengong di tempat. Elisa mengerjap, mengembalikan kesadarannya. Dia pun menertawakan ekspektasi konyolnya. ‘Tidak mungkin Stevan datang ke sini. Apa yang aku pikirkan?’ Saat tenang, Elisa secara refleks meraih lengan pakaian Alex dan langsung bersembunyi di balik tubuh pria itu. Sebenarnya, itu adalah bentuk pelarian karena harapannya tak menjadi kenyataan. Namun, Alex salah mengira Elisa meminta perlindungannya. “Siapa kamu?!” Carlos melotot, bersiap mengucapkan caci maki pada orang yang menahan tangannya. Namun, saat Alex menoleh ke arahnya, Carlos terkejut. “Alex?” panggil Carlos dengan alis bertaut. Dia jelas mengetahui sosok salah satu keturunan Keluarga Wijaya itu, mereka sempat menjadi teman satu lingkaran! “Ap
Read more
Bab 30 - Gelas yang Pecah di Tangan
“Elisa sebenarnya bukan hanya kekasihku, tapi dia adalah calon istriku.” Mata Elisa mendelik mendengar ucapan Alex. Pria ini sudah gila! Akan tetapi, di sisi Alex, dia mengira bahwa ucapannya akan membuat Elisa bahagia. Sudah lama sejak wanita itu menikah dengan Stevan, dan entah kenapa, Alex khawatir Elisa mulai jatuh cinta dengan pamannya itu. Untuk menghindari hal tidak diinginkan, Alex harus pastikan Elisa merasa hubungan mereka masih bisa dipertahankan. Selagi dua orang itu sibuk dengan pikiran masing-masing, Carlos merasa sangat muak. Tidak heran Elisa begitu sombong dan berani bersikap kurang ajar padanya. Ternyata, wanita itu sudah dinobatkan sebagai calon nyonya muda Keluarga Wijaya! Ah … andai Carlos tahu yang sebenarnya …. Tidak ingin membuang waktu, Carlos mendecakkan lidah. “Waktuku habis. Aku harus pergi,” ucapnya seraya berjalan melewati Alex dan Elisa. Tepat saat melewati Elisa, mata Carlos menatap wanita itu bak elang menatap mangsa. Dia masih belum rela melepas
Read more
PREV
123456
...
28
DMCA.com Protection Status