All Chapters of Penguasa Hati sang Presdir: Chapter 51 - Chapter 60
643 Chapters
Bab 51
Liam tidak berniat memberikan penjelasan apa pun."Aku beri 2 pilihan. Seret dia turun atau kita hitung jumlah ganti rugi yang harus kamu bayar," kata Liam sambil mengernyit.Kali ini Vivian harus bersikap tegas. "Agatha, cepat turun!"Vivian berusaha memberikan isyarat mata kepada Agatha, tetapi Agatha tidak memedulikannya. Tatapan Agatha hanya tertuju kepada Liam."Pak Liam." Mata Agatha terlihat berkaca-kaca. Dia berlari ke arah ruang ganti, lalu mendorong Sofia dan memeluk Liam dengan erat. "Pak Liam, kemarin memang salahku. Semua itu rencana perusahaan, bukan aku. Aku mohon, maafkan aku."Agatha membenamkan wajahnya di dada Liam. Air mata dan ingus Agatha sampai mengenai kemeja yang dikenakan Liam.Dalam sekejap, wajah Liam pun memerah, seperti ada lonjakan amarah yang akan meledak!Sofia yang berdiri di samping langsung merinding saat melihat raut wajah Liam, Vivian yang berdiri agak jauh juga sampai melangkah mundur. Namun Agatha masih tidak menyadari kecerobohannya, dia malah m
Read more
Bab 52
Saat itu Agatha tidak terlalu memusingkan kegagalannya. Siapa yang tidak pernah gagal?Namun Agatha tidak menyangka, perbuatannya malam ini akan mendatangkan malapetaka yang menghancurkan kariernya.Agatha kehilangan pekerjaan, semua berada di luar kendalinya. Agatha menemui pemimpin agensi untuk meminta pertolongan, tetapi pemimpin agensi malah memerintahkan Agatha untuk menemani lebih banyak bos besar. Masalahnya, Agatha yang bekerja keras, tapi aktris lain yang menikmati hasilnya.Akhirnya Agatha meminta meminta penjelasan, pemimpin agensi mengatakan bahwa Agatha telah di-blacklist oleh Liam sehingga tidak ada yang berani mempekerjakan Agatha. Namun selama Agatha menuruti perintah agensi dan kontrak masih berlanjut, dia tetap bisa menikmati kehidupan seperti sekarang.Agatha tahu apa bayaran yang harus diberikan untuk menikmati kehidupan seperti ini. Namun Agatha juga memiliki cita-cita dan ambisi, dia tidak mau menjadi wanita yang hanya bisa menjual tubuh untuk memperkaya orang lai
Read more
Bab 53
Semua orang tidak tega melihat Agatha. Satu-satu orang yang tidak tersentuh hanyalah Liam.Sofia berpikir, 'Apakah hati Liam terbuat dari batu?'"Kamu tidak berniat menjebakku?" Liam mendengus dingin. "Benar juga. Dilihat dari semua pria yang berhasil kamu goda, aku bukanlah tipe yang kamu suka."Agatha tersentak mendengar ucapan Liam. Dada Agatha terasa sesak sampai kesulitan bernapas dan batuk-batuk.Liam semakin jijik saat melihat Agatha yang berpura-pura tampak menyedihkan."Ngapain masih diam saja?" Liam menatap beberapa karyawan Vivian. "Masih tidak cepat diseret pergi?"Beberapa karyawan Vivian tersadar dari lamunan. Mereka buru-buru menahan tangan dan kaki Agatha, lalu mengangkatnya pergi.Agatha memberontak sekuat tenaga, dia menendang kakinya sambil berteriak histeris, "Lepas, lepaskan aku!"Sayangnya tidak ada seorang pun yang menghiraukan teriakan Agatha. Setelah Agatha dibawa turun, perlahan-lahan suara teriakannya pun hilang.Sekarang hanya tersisa Liam, Sofia, dan Vivian
Read more
Bab 54
Dekorasi di lantai 2 tidak kalah mewah dengan dekorasi di lantai 3. Bedanya, lantai 2 diperuntukkan bagi pelanggan umum, sedangkan lantai 3 hanya digunakan untuk melayani tamu VIP.Dengan dipandu pegawai toko, akhirnya Sofia sampai di kamar yang berada di ujung lorong. Berdasarkan penjelasan staf, kamar mandi ini biasanya hanya digunakan oleh para artis papan atas, orang biasa tidak boleh memakainya. Oleh sebab itu, tingkat keamanan dan privasi kamar mandi ini sangat tinggi.Sofia mengetuk pintu kamar mandi. Tak berapa lama, Liam bertanya dengan suara teredam, "Siapa?""Pak Liam, aku datang mengantarkan pakaianmu," jawab Sofia."Kamu sendirian?" tanya Liam."Iya, aku sendirian," jawab Sofia.Beberapa menit kemudian pintu kamar mandi terbuka. Liam keluar dengan diiringi hawa panas yang mengepul. Ketika mengangkat kepalanya, Sofia melihat dada Liam yang kekar, lebar, dan basah.Sofia terpanah menatap tetesan air hangat mengalir di sekujur tubuh Liam. Saat tatapan Sofia tertuju kepada kak
Read more
Bab 55
Keributan yang disebabkan Agatha tadi telah membuang banyak waktu. Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 5.30."Waktunya sudah mepet," Liam mengingatkan Vivian.Vivian langsung menarik tangan Sofia dan mengajaknya duduk di depan meja rias."Akan segera aku dandani," Vivian menjawab Liam. "Sofia lebih cocok dengan make-up natural, jangan terlalu menor." Liam mengangguk, dia sependapat dengan Vivian.Wajah Sofia sontak memerah, dia tidak pernah dilayani seperti ini. Vivian membelah rambut Sofia, lalu menyisirnya ke belakang dan mulai menatanya."Model rambut seperti ini menonjolkan bagian leher dan bahunya. Menurutku Sofia tidak perlu memakai perhiasan, dia memiliki tulang selangka yang jenjang. Kalau memakai perhiasan, takutnya malah mengurangi kecantikannya," Vivian menjelaskan."Hmm, tidak perlu pakai perhiasan." Liam mengangguk.Sofia tidak bergeming, dia hanya bisa pasrah. Yang penting Liam puas.Tiba-tiba Vivian meletakkan alat pengkeritingnya dan berseru. "Oh iya, masih kuran
Read more
Bab 56
"Wah, selera Pak Liam memang tidak diragukan." Vivian mengacungkan kedua jempolnya. "Ini adalah produk keluaran terbaru, di seluruh dunia hanya ada dua ribuan pasang."Liam mengabaikan pujian Vivian, lalu berjalan ke depan Sofia dan berlutut di hadapannya."Hmm?" Sofia membelalak. Saking terkejutnya, sekujur tubuhnya sontak terasa membeku.Vivian juga kaget, tapi dia tidak berani terlalu menunjukkannya.Kemudian Liam mengangkat kepalanya untuk menatap Sofia dan berkata dengan ekspresi datar, "Kakimu ...."Setelah beberapa saat, Sofia baru mengerti bahwa Liam meminta Sofia untuk mengulurkan kakinya. Sofia terbangun dari lamunan dan menjawab, "Biar aku pakai sendiri saja."Ketika Sofia hendak bangkit dari tempat duduk, Liam menahan kaki Sofia sambil mengerutkan alis. Nada bicara Liam terdengar kesal. "Jangan bergerak!"Sofia langsung tertegun, dia duduk sambil meringkuk canggung. Kemudian Liam mengulurkan tangannya untuk menarik kaki Sofia. Tangan Liam yang dingin terasa bagaikan listrik
Read more
Bab 57
Karena canggung, Sofia melepaskan lengan Liam setelah berdiri. Hanya saja, Sofia tidak menyangka bahwa sepatu ini 2 kali lipat lebih tinggi daripada yang biasa dikenakannya.Sofia tidak terbiasa mengenakan sepatu dengan hak setinggi ini. Setelah berjalan beberapa langkah, Sofia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke samping ....Untungnya Liam gesit, dia bergegas menahan tubuh Sofia agar tidak terjatuh. Sofia menggenggam tangan Liam dan kembali berdiri. Setelah berdiri dengan stabil, Sofia berusaha melepaskan diri dari pelukan Liam, tetapi Liam menahannya."Mau jatuh?" Liam bertanya dengan sinis.Sofia mengerutkan bibir, dia tidak berani membantah Liam. Vivian yang sejak tadi diam pun akhirnya buka suara, "Sofia, apakah riasan wajah atau rambutmu sudah cukup? Atau ada yang perlu diubah?""Tidak perlu." Meskipun Vivian bertanya kepada Sofia, malah Liam yang mewakilinya untuk menjawab."Oh, bagaimana dengan Anda ...." Vivian menatap Liam dari ujung rambut hingga ke ujung kaki."Aku juga
Read more
Bab 58
Tangan Evano menggantung dengan canggung di udara. Dia berlagak menatap Liam dengan kebingungan dan berkata, "Pak Liam ...."Evano mengangkat kedua alis, dia sengaja bersikap seperti ini untuk menggoda Liam. "Seingatku, Bu Sofia adalah pasanganku malam ini. Aku yang mengajaknya.""Kalau aku tidak salah lihat ...," Liam menggenggam erat telapak tangan Sofia sambil menatap ke sebuah arah di kejauhan. "Lamborghini putih itu adalah mobilnya Kaila ...."Sebelum Liam menyelesaikan kalimatnya, Evano sudah menghilang. Sofia terkejut melihat kecepatan lari Evano, dia seperti menghilang begitu saja."Ayo, masuk." Liam menggandeng tangan Sofia.Setelah keluar dari mobil, Sofia penasaran dan menoleh untuk melihat mobil Lamborghini yang dibicarakan Liam. Suara mesin yang bergemuruh terdengar dari kejauhan. Hanya dalam beberapa detik, kilatan cahaya putih memelesat ke tempat parkir yang kosong.Sofia kagum melihat mobil yang diparkir dengan begitu rapi. Sofia hanya pernah melihat keterampilan menyet
Read more
Bab 59
"Liam!" Sekelompok orang mengerumuni Liam.Di antara kerumunan ini ada pria dan wanita, ada pula yang tua dan muda. Sofia tersedak dan bersin-bersin saat mencium aroma parfum yang bercampur aduk.Dua wanita yang berdiri di samping Sofia langsung menatapnya dengan sinis. Salah satu wanita menggerutu dengan pelan, "Ih, jorok ....""Maaf," kata Sofia.Ketika Liam sedang menyapa beberapa orang yang menghampirinya, tiba-tiba dia menoleh dan berkata dengan sopan kepada kedua wanita itu, "Tolong agak mundur, aroma parfum kalian terlalu menusuk."Seketika wajah kedua wanita itu pun memucat dan langsung melangkah mundur. Meskipun aroma parfum sudah memudar, hidung Sofia masih terasa tidak nyaman. Akhirnya Sofia terpaksa bernapas dengan mulut agar tidak bersin-bersin.Liam menyadari Sofia yang tampak kurang nyaman, tetapi di sisi lain Liam juga tidak mungkin mengacuhkan sekelompok orang yang menyapanya ini. Liam berpikir sebentar, lalu berbisik di telinga Sofia, "Kamu cari tempat duduk saja, nan
Read more
Bab 60
Niel mengerutkan alis saat melihat gaun Sofia yang kotor. "Kenapa gaunmu ...."Sofia refleks menutup bagian dadanya dan menjawab dengan tenang, "Ketumpahan anggur.""Ah, kamu ceroboh banget." Niel membukakan pintu toilet untuk Sofia. "Cepat, bersihkan."Noda anggur memang sulit dibersihkan. Sofia sudah berusaha, tetapi nodanya tetap tidak menghilang.Sofia duduk di atas kloset sambil menggosok gaunnya sampai tangannya pegal. Tak hanya tangan, kakinya pun lelah karena menggunakan sepatu hak tinggi. Seandainya tidak ada orang yang mengantre masuk ke toilet, Sofia mungkin akan memilih bersembunyi di sini sampai pesta selesai.Tiba-tiba suara ponsel memecah lamunan Sofia yang masih membersihkan gaunnya. Dia mengerutkan alis saat melihat nomor asing yang tertera di layar ponsel. Awalnya Sofia mengira ini adalah nomor yang mau menawarkan asuransi atau semacamnya, tapi setelah dipikir-pikir rasanya agak mustahil. Sekarang sudah bukan jam kerja."Maaf, apakah benar ini dengan Ibu Sofia?" Wanit
Read more
PREV
1
...
45678
...
65
DMCA.com Protection Status