All Chapters of Selir Pangeran Murong : Chapter 31 - Chapter 40
200 Chapters
SPM - Part 17b. Jasa Kedua
"Yuan'er, apakah yang menyembuhkanmu adalah Nona Xin Qian?" tanya Selir Hui setengah tidak percaya.Selir Hui menatap Xuan Yuan meminta jawaban. Dia terkejut mendengar ucapan Tabib Yang. Xin Qian masih sangat muda, tapi dia bahkan memiliki kemampuan sehebat itu. Bukankah sebelumnya Xin Qian berjasa pada Da Liang karena berhasil membuat senjata surgawi, sekarang dia juga ahli dalam ilmu medis. Ini sangat mengejutkan.Gadis yang memberi kesan berbeda sejak pertemuan pertama. Meski Selir Hui belum memiliki kesan mendalam, tapi karena wanita itu telah berhasil mendapatkan perhatian putranya, dia menghargainya.Sekarang, Selir Hui benar-benar terkejut. Racun kutukan serigala bukan racun yang bisa ditawarkan dengan mudah. Bahkan Tabib Yang tidak percaya diri bisa menawarkan racun ini. Xin Qian masih sangat muda. Selir Hui sulit percaya dengan pendengarannya sendiri.Jika sudah masuk di dalam darah, dia bahkan bisa membunuh orang yang terinfeksi dalam hitungan jam. Tak perlu diragukan lagi k
Read more
SPM - Part 18a. Masuk Istana
Xin Qian melangkah menuju aula utama setelah menghabiskan makan siangnya. Hari ini dia harus melakukan perawatan untuk Xuan Yuan. Racun di dalam tubuh pangeran tampan itu sudah dikeluarkan, tapi bukan berarti tidak ada bekas. Jika tidak dirawat dengan benar, takutnya akan ada pengaruhnya di masa depan.Beberapa kali Xin Qian menyesalkan kelengkapan medis di zaman kuno yang belum memadai. Setelah semalam melakukan operasi pada Xuan Yuan, seharusnya hari ini dia memberikan Paracetamol yang dikombinasikan dengan analgesik opioid untuk meredakan rasa sakitnya. Saat ini hanya bisa memberi resep dengan obat-obatan herbal yang tersedia. Namun, bahan-bahan obat yang tersedia di istana juga merupakan bahan obat yang berkualitas tinggi. Tabib Yang sudah melakukan hal tersebut, jadi Xin Qian bisa sedikit tenang."Nona, Anda mau kemana?" tanya Shu Ling yang selalu mengekor kemana pun majikannya itu pergi."Aku akan melihat A Yuan.""Nona, apa penyakit Pangeran Ketiga bisa disembuhkan?" bisik Shu
Read more
SPM - Part 18b. Masuk Istana
Xin Qian mengerucutkan bibirnya tidak suka. Pria tampan di depannya ini sangat keras kepala. Jika sudah berkata demikian, maka tidak bisa mundur ke belakang."Lagipula, kamu juga harus ikut ke Istana untuk menghadap Kaisar. Mungkin hari ini Kaisar akan memberimu hadiah besar," ujar Xuan Yuan sembari tersenyum cerah.Mendengar ucapan ini, sepasang netra Xin Qian tiba-tiba berbinar indah. Aah, bukankah dia sudah lama menunggu hari ini? Bagaimana mungkin dia malah ingin menundanya? Jika hari ini dia mendapatkan hadiah dari Kaisar, dia akan meninggalkan istana ini segera. Semakin lama tinggal, akan semakin membuatnya terjerat semakin dalam di tempat bobrok ini."Baik, nanti sepulang dari Istana, kita baru mulai akupuntur lagi." Xin Qian tak marah lagi setelah mendengar kata 'hadiah dari Kaisar'. Suasana hatinya membaik.Murong Xuan Yuan bernapas lega. Wanita yang mempunyai temperamen tidak biasa ini akhirnya mau mengalah. "Baiklah, karena QianQian sudah berbaik hati. Nanti malam kita ma
Read more
SPM - Part 19a. Lamaran
Kereta kuda telah sampai di Istana Xi Wei, keduanya menghadap Selir Hui Yuan Shi untuk memberi hormat sebelum kembali ke Paviliun Xing He. Xin Qian ingin mengucapkan terima kasih, Selir Hui telah mengirimkan banyak hadiah padanya tadi pagi.Ketika tiba, Fu Jing menyambut keduanya di depan Paviliun Lien Hua. "Harap Pangeran Ketiga dan Nona Xin Qian menunggu sebentar, saya akan melapor pada Selir Hui." Keduanya berdiri di depan aula utama, sedangkan Fu Jing bergegas masuk setelah memberi hormat pada keduanya.Tak berapa lama kemudian, Fu Jing mempersilakan keduanya untuk masuk. Seorang wanita paruh baya yang berpenampilan begitu megah duduk dengan anggun di sana. "Hormat pada Ibunda.""Hormat untuk Yang Mulia Selir Hui."Xin Qian dan Xuan Yuan memberi hormat kepada Selir Hui ketika masuk aula utama Paviliun Lien Hua."Kalian sudah datang?" Selir Hui menyapa dengan seulas senyum.Diam-diam dia mengukur penampilan Xin Qian. Gadis yang disukai putranya ini benar-benar cantik, selain itu
Read more
SPM - Part 19b. Lamaran
Selir Hui menatap Xin Qian dan Xuan Yuan bergantian. Jelas-jelas dia melihat ada binar cinta berpendar lembut di tatapan Xuan Yuan. Namun, tidak demikian dengan gadis itu. Hati wanita paruh baya itu sedikit mencelos. Sekalinya Xuan Yuan merasa jatuh cinta, harus berhadapan dengan seorang gadis yang tidak mudah ditakhlukkan."Kalian tidak perlu khawatir, mengenai pernikahan kalian berdua, Ibunda yang akan siapkan. Kalian tidak perlu banyak berpikir." Kali ini, Selir Hui tidak akan melepaskan Xin Qian. Gadis yang disukai putranya, harus menjadi menantunya.Bagaimanapun Xuan Yuan adalah Pangeran Ketiga Da Liang. Dinasti ini membutuhkan banyak keturunan, karena hanya Xin Qian yang bisa menggerakkan hati Xuan Yuan untuk menikah, maka mereka harus menikah.Putranya itu sangat datar dan dingin. Dia akan begitu mudah menolak jika memang tidak suka. Namun kali ini Xuan Yuan bahkan menunjukkan kasih sayang pada gadis ini. Mana mungkin Selir Hui akan melepaskannya.Selir Hui tahu, putranya kal
Read more
SPM - Part 20a. Dua Bersaudara yang Tidak Akur
Istana Fengyi Permaisuri Lao Yin FangPutra mahkota duduk dengan malas di hadapan Permaisuri Lao Yin Fang. Hal paling menyebalkan bagi Huantian adalah melihat kebahagiaan Xuan Yuan.Sejak kecil, dia selalu merasa cemburu pada adik ketiganya yang mempunyai kecerdasan dan kemampuan di atasnya.Hari ini, di ruang sidang Istana, dia menyaksikan bagaimana Kaisar Murong Tian Yi begitu bermurah hati menganugerahkan bintang jasa dan begitu banyak hadiah untuk Xuan Yuan. Benar-benar membuatnya merasa iri.Tak banyak bicara, Huantian hanya duduk di sana dengan wajah kesal. Permaisuri mengetahui suasana hati putra mahkota yang buruk, dia berkata."Tian'er, Ibunda tahu kamu sekarang sedang merasa kesal. Apa kamu datang hanya untuk memperlihatkan wajah jelekmu itu di hadapan Ibunda?" ucap Permaisuri dengan kesal.Apa tidak bisa sehari saja, putranya itu menyimpan keluhan? Kenapa setiap hari selalu mengeluh di hadapannya? Sungguh tidak berguna!Sebagai putra mahkota bukannya tidak mempunyai reputa
Read more
SPM - Part 20b. Dua Bersaudara yang Tidak Akur
Sesampai di Istana Xi Wei, tempat pertama yang dia kunjungi adalah Paviliun Lien Hua. Fu Jing menyambutnya di depan Aula utama."Harap Putra Mahkota menunggu sebentar." Fu Jing pergi melapor pada Selir Hui setelah Huantian mengangguk.Tak butuh waktu lama, pelayan pribadi Selir Hui Yuan Shi itu sudah kembali dan mempersilakan Huantian memasuki aula."Putra Mahkota, silakan masuk!" kata Fu Jing sambil memberi hormat.Selir Hui menyambutnya dengan wajah hangat. Di hadapannya, Huantian memberi hormat pada selir ayahandanya."Hormat pada Ibunda Selir Hui." "Bangunlah!" "Bunda Selir, Ananda tidak berbakti. Baru punya waktu untuk mengunjungi Ibunda Selir. Hanya ingin mengantar gingseng berumur seribu tahun, berharap Bunda Selir panjang umur." Huantian juga bukan orang yang tidak mengerti basa-basi. Sudah sejak kecil tinggal di Istana, mana mungkin dia tidak tahu."Putra Mahkota sungguh berbakti, mengirimkan hadiah untukku. Apakah Permaisuri Lao sehat?" sahut Selir Hui tersenyum lembut."I
Read more
SPM - Part 21a. Berani Meninggalkanku?
Xuan Yuan menatap dingin ke arah kepergian Huantian. Sejak kecil mereka memang sering bertengkar. Hubungan yang tidak terlalu harmonis. Namun, mengingat bahwa keduanya adalah saudara, Xuan Yuan tidak menganggap hal ini serius.Kali ini Xuan Yuan tidak bisa menolerir sikap Huantian yang mendominasi. Bagaimana bisa dia menghina calon permaisurinya dengan sebutan mesum?Pangeran Ketiga Da Liang itu hanya mendengus menahan kesal. Untung saja Huantian segera pergi, jika tidak mungkin dia sudah tidak bisa menahan diri untuk memukuli sang Kakak Pertama. Hanya tersisa pasangan anak muda di Aula. Xin Qian hanya duduk membisu tak bersuara, sedangkan Xuan Yuan berdiri sambil melipat tangan di pelakang punggungnya dengan ekspresi kesal."A Yuan, kalian berdua sepertinya tidak akur," ujar Xin Qian memecah hening."Benar, tapi kami adalah kakak adik, di dalam hatinya, dia menyayangiku." Xuan Yuan berkata ironi. Jujur, dia juga tidak yakin dengan ucapannya sendiri.Xin Qian tertawa kecil. Bagaimana
Read more
SPM - Part 21b. Berani Meninggalkanku?
"A Yuan, Selir Hui belum membuat keputusan. Mereka masih disimpan di sana, untuk diambil sewaktu-waktu sebagai selirmu." Situasinya tidak akan sesederhana apa yang dipikirkan Xuan Yuan.Sudah sampai di titik ini, mana mungkin Lin Wei dan Wang Yue mau mundur ke belakang. Mereka pasti akan melakukan sesuatu. Xuan Yuan mendengus.Selama ini pihak istana masih memberi toleransi padanya karena mengingat jasa dan kontribusinya yang besar bagi Da Liang. Namun, dia masih harus ingat dengan keberadaan Ibu Suri di Istana. Dia pemilik kekuasaan tertinggi di Harem, selain permaisuri. Wanita itu bisa membuat dekrit pernikahan pada Pangeran dengan siapapun yang dikehendakinya. "Aku akan menentang keinginan orang lain yang akan mengatur urusanku." Xuan Yuan meraung marah. Menikah atau tidak, itu harus sesuai dengan keinginannya. Bukan atas dasar dekrit yang dibuat oleh wanita yang tinggal di Harem atau Kaisar sekalipun.Xin Qian tidak ingin memperpanjang pembahasan. Meski dia sendiri juga merasa
Read more
SPM - Part 22a. Bertemu dengan Pembunuh
Makan malam di aula utama Paviliun Xing He terlihat sedikit canggung. Xin Qian menghindari kontak mata dengan Xuan Yuan. Setiap kali dia mengingat kejadian tadi siang, degub jantungnya meledak tak terkendali. Tak jauh berbeda dengan kondisi Xuan Yuan, jika melihat bibir Xin Qian, rasa ingin mengulang ciuman tadi siang berputar dengan liar di benaknya. Pangeran tampan ini merasa sedikit tidak nyaman karena harus menahan diri. Ganjalan hati yang tidak mudah untuk diabaikan begitu saja. Namun, juga tidak bisa dilampiaskan untuk saat ini.Dia adalah seorang pria terhormat, juga harus memberikan kehormatan untuk permaisurinya. Sebelum hari pernikahan tiba, dia harus sekuat tenaga menahan diri.Suasana Aula utama menjadi hening. Shu Ling dan tiga pengawal merasakan situasi kali ini sedikit aneh. Biasanya Xin Qian selalu banyak bicara."He'em." Xuan Yuan mendeham. Diam-diam Xuan Yuan melirik gadis yang makan dengan malas di hadapannya.Xin Qian menoleh sekilas. Lalu, dia kembali menundukkan
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status