All Chapters of Pria Pengganti di Malam Pengantinku: Chapter 21 - Chapter 30
203 Chapters
Pembalasan Lagi
"Kalau anda mau sedikit saja menurunkan standar makanan anda dan mencobanya, anda pasti tidak akan melupakan rasanya, Tuan.""Bagaimana bisa menikmati rasanya, kalau melakukannya dengan terpaksa?"Reynard tidak peduli Zevanya mau menyadari sindiran pedasnya itu atau tidak. Yang terpenting, ia telah menyiratkan kebenciannya secara tidak langsung pada wanita itu.Tapi, bagaimana Zevanya mau menyadari sindiran Reynard, kalau Zevanya bahkan tidak mengingatnya? Dan Reynard menjadi semakin dongkol padanya. Sia-sia ia membuang banyak kata untuk wanita yang terlihat setengah melamun itu, sebelum akhirnya bergumam lirih,"Kita tidak mengetahui apa yang mendorong seseorang hingga bersedia melakukan sesuatu di luar keinginannya. Atau seperti ucapan anda barusan, melakukan sesuatu dengan terpaksa. Tapi terkadang seseorang tidak memiliki pilihan untuk menolaknya."Apa Zevanya sudah mengingatnya?Kedua tangan Reynard menekan bahu Zevanya saat mengarahkan wanita itu menghadapnya, "Apa maksud ucapa
Read more
Trust Issue
Pagi itu seperti biasanya, Zevanya memesan kopi kesukaan Reynard di coffe shop lebih dulu sebelum naik ke lantai atas. Ia menenteng kopi itu sambil menggerutu kesal,"Mood booster yang aneh, seaneh orangnya!"Karena terlalu fokus menatap dongkol kopi di tangannya, Zevanya tidak melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam coffe shop itu hingga tubrukkan pun tak terhindarkan lagi,"Ma ... Maafkan saya!" ucap Zevanya, meski begitu matanya tetap tertuju pada kopi Reynard yang untungnya tidak tumpah dan membasahi pakaian pria itu."Kamu meminta maaf pada kopi?" tanya oria itu yang langsung mendapatkan perhatian Zevanya. Saat itulah pria itu mengenalinya,"Vanya? Kenapa kamu di sini?"Kening Zevanya mengkerut dalam saat mencoba mengenali pria tampan di depannya itu. Kerutan di keningnya seketika menghilang berganti dengan wajah cerianya saat ia sudah mengingatnya,"Stefan?""Ya, aku Stefan. Bukannya seharusnya kamu berada di London? Atau sekarang sedang libur kuliah?""London? Apa maksu
Read more
Gadis Liar!
"Jadi alasan Zevanya datang terlambat karena Stefan menahannya di Coffee Shop?" tanya Reynard dongkol. Pasalnya wanita itu sudah terlambat selama tiga puluh menit. "Benar, Tuan." "Bagaimana mereka bisa saling kenal? Ah ya sudah pasti mereka saling mengenal, secara keluarga Stefan dengan keluarga Hector dulunya berteman dekat. Bagus, dengan demikian saya jadi bisa menilai kesetiakawanan Stefan pada saya. Mari kita lihat, mereka akan tetap saling kenal saat di depan saya, atau berpura-pura tidak kenal!" Tepat saat itu terdengar ketukan di pintu, Reynard merapikan jasnya sebelum kembeli menatap monitornya selama Marco membukanya, ia tahu pasti Stefan atau Zevanya yang mengetuk pintu itu. Tapi ternyata, mereka masuk bersamaan. Dengan secangkir kopi di tangannya, Zevanya melangkah cepat ke meja Reynard, "Maaf, Tuan. Saya sedikit terlambat," ucap wanita itu, dan Reynard mengacuhkannya, pria itu malah mendorong cangkir kopinya menjauh. "Panasnya tidak sesuai ya? Kalau begitu biar saya g
Read more
Keputusan Impulsif
"Kau tidak menghargai otak Vanya yang encer, Rey. Kalau begitu, bolehkan Vanya bekerja padaku saja? Kebetulan aku baru saja memecat sekretarisku, Vanya bisa menggantikan posisinya.""Kau bisa bertanya pada wanita itu, mau atau tidak dia bekerja denganmu," balas Reynard santai sambil menyandarkan punggungnya. Sementara matanya terlihat menantang Zevanya, berani atau tidak resign dari Star Group, dengan segala konsekuensi yang harus wanita itu terima nantinya.Setelah melirik sekilas pada Reynard, Zevanya pun menjawab,"Maaf, Van. Aku sudah terikat kontrak dengan Star Group. Lagipula, aku menyukai pekerjaanku.""Nona besar sepertimu mana pernah melakukan pekerjaan kasar seperti ini, Vanya? Sesulit apa hidupmu sekarang sampai kamu menerima pekerjaan apa saja yang ditawarkan padamu tanpa melihat background pendidikanmu lagi?""Van, please. Kamu lupa dengan apa yang aku minta tadi?" desis Zevanya yang hanya ditujukan pada Stefan, baik Reynard maupun Marco tidak bisa mendengarnya. Dan itu m
Read more
Tidak Menarik Lagi
"Aku mau mengembalikan lagi akal sehatmu supaya membatalkan keputusanmu impulsif kamu itu, sebelum kamu menandatangani kontrak kerja yang baru dengannya!" "Itu bukan keputusan impulsif, Van. Aku menerimanya dengan akal sehatku!" ralat Zevanya. Stefan mengedarkan matanya ke seluruh sudut ruangan kosong itu, "Kenapa kamu melarangku menyebutkan nama keluargamu?" tanyanya setelah memastikan ruang kosong itu tidak terdapat cctv. "Kamu masih membutuhkan jawabanku setelah kamu tidak mengindahkan permintaan aku itu?" "Aku harus melakukannya, karena Reynard tidak akan bisa ditipu semudah itu. Bersikap seolah-olah kita tidak saling kenal? Reynard tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari ada hubungan antara kita berdua, Vanya. Lagipula ... " Stefan sengaja menggantungkan ucapannya untuk memancing pertanyaan Zevanya. Dan tidak butuh waktu lama untuk Zevanya bertanya sesuai dengan harapannya, 'Lagipula apa? Jangan memancing rasa penasaranku, aku tahu kamu ahli betul dalam hal itu!" "Kamu tid
Read more
Rencana Matang Reynard
"Mungkin Tuhan sedang mengarahkanmu pada Reynard, pada pria yang bisa membantumu mengambil alih kembali semua asetmu dari keluarga tirimu itu. Kalau kamu harus merebut kembali semuanya, nama besar Reynard lah yang paling tepat untuk kamu gunakan."Yang tidak Stefan ketahui adalah, kejahatan yang pernah Zevanya lakukan pada Reynard lima tahun yang lalu."Aku mungkin akan Menyelesaikan masalahku dengan keluargaku, tapi akan menimbulkan masalah baru yang jauh lebih besar padaku," gumam Zevanya lirih.Keluarganya tirinya itu pasti tidak akan tinggal diam begitu saja. Bisa jadi mereka akan membocorkan masalah kematian Vale pada Reynard, atau parahnya lagi pada media.Zevanya tidak dapat menatap mata Stefan yang penuh selidik. Ia takut kalau pada akhirnya, ia akan menceritakan juga semuanya pada Stefan. Sementara nasibnya sangat bergantung pada rahasia yang ia tutupi dengan sangat rapat itu."Baiklah kalau memang kamu belum siap cerita sekarang, aku akan tetap menunggu saat-saat kamu mulai
Read more
Terbiasa Menggoda
Tatapan Reynard beralih dari monitor komputernya ke Zevanya yang baru saja memasuki ruangannya dengan secangkir kopi di tangannya. Namun bukan kopi itu yang menarik perhatian Reynard, melainkan pakaian kerja yang Zevanya kenakan saat itu.Penampilan Zevanya yang Reynard lihat sekarang ini jauh berbeda dari sebelumnya. Biasanya, Zevanya selalu mengenakan seragam khusus untuk cleaning service, dengan celana panjangnya yang terlihat membosankan.Tapi sekarang ...Zevanya terlihat jauh lebih muda, feminin dan cantik dengan blouse berwarna lavender yang wanita itu padukan dengan rok span berwarna abu, memperlihatkan kulit mulus tanpa cela di kedua kaki jenjangnya yang terlihat indah setiap kali kaki itu melangkah.Tatapan Reynard kembali naik ke wajah Zevanya saat wanita itu meletakkan cangkir kopi Reynard di meja kerjanya. Bahkan tubuh Zevanya memancarkan wangi yang juga jauh lebih memikat dari sebelumnya.Wanita itu tidak sedang ingin menggodanya lagi kan?"Kopi anda, Tuan. Maaf karena i
Read more
Masih Belum Memuaskan
Tapi semesta seolah menginginkan yang sebaliknya. Karena sejurus kemudian pintu itu terbuka, dan Nada menghambur masuk ke dalamnya. Wanita itu langsung menarik Zevanya yang masih berada di dalam dekapan Reynard sebelum mendaratkan tamparan kerasnya di pipi Zevanya,"Beraninya kau menggoda calon tunangan saya!" teriaknya."Maaf, Tuan Reynard! Saya sudah berusaha mencegah Nona Nada masuk, tapi Nona Nada terus memaksa dan memanfaatkan kelengahan anak buah kita untuk menerobos masuk!" jelas Marco yang sudah berada di belakang Nada.Dengan satu gerakan tangannya yang berkuasa, Reynard meminta Marco keluar dari ruangannya. Ia dapat menangkap gerakan tangan Nada yang hendak melayangkan tamparanannya lagi ke pipi Zevanya sesaat setelah Marco keluar. Namun dengan cepat Reynard menarik Zevanya ke belakangnya untuk melindungi wanita itu,"Beraninya kau menampar karyawan saya di depan mata saya sendiri!" raungnya.Alih-alih takut mendapatkan amarah Reynard, Nada yang tengah terbakar cemburu malah
Read more
Melenyapkan Pria Itu
Sesuai dengan permintaan Reynard, pagi-pagi buta Zevanya sudah datang ke Mansion keluarga Avraam, dengan stelan jas di salah satu tangannya, juga sepasang sepatu baru di tangan lainnya, Reynard sendiri yang minta Zevanya memilih jas dan sepatu itu untuknya. Meski Zevanya sedikit kerepotan dengan barang bawaannya itu, para bodyguard yang menemaninya belanja tidak ada satu pun yang membantunya. Mungkin karena Reynard yang melarang mereka, apalagi tujuannya selain membuat Zevanya kesusahan. Semakin Zevanya menderita semakin senang pria itu dibuatnya. Seorang penjaga yang awalnya menghentikan Zevanya di gerbang masuk mansion, dengan cepat memberi jalan Zevanya untuk masuk setelah bodyguard Reynard yang berdiri di belakangnya menjelaskan posisi zevanya sebagai sekretaris baru Reynard. Perlahan Zevanya memasuki halaman luas Mansion yang telah ditempati leluhur Reynard secara turun-temurun, sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh halaman Mansion itu. Ia tidak hanya mengagumi desain man
Read more
Hanya Aku Yang Boleh Menyiksanya!
Ramon menyusuri tubuh Zevanya dan berhenti pada kedua bukitnya yang menggoda saat menambahkan, "Kamu tumbuh dengan sangat sempurna. Aku menyesal tidak ikut mencicipimu tujuh tahun yang lalu, karena aku takut alih-alih kamu mengandung anak tua bangka itu, kamu malah mengandung anakku. Tapi sekarang, aku tidak akan menahannya lagi." Zevanya memekik histeris saat dengan kasar Ramon meremas kedua bukitnya, sebelum mendaratkan bibirnya di atas bibir Zevanya, refleks Zevanya mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong pria itu hingga terjungkal ke sampingnya. Mengabaikan pekikan marah Ramon, Zevanya melompat turun dari tempat tidur menuju pintu, namun lagi-lagi Ramon bisa menahannya, "Kamu pikir bisa lepas dariku begitu saja, hah? Aku harus menghukummu karena sudah berani memeluk kekasih Nada! Kalau kamu begitu menginginkan pria, ada aku sekarang!" geramnya. "Ramon, lepas! Aku adikmu, kamu tidak boleh melakukan itu padaku," pinta Zevanya sambil menghentak lepas tangannya. Ramon men
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status