All Chapters of Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat: Chapter 11 - Chapter 20
294 Chapters
Pewaris Tunggal
Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Kini, genap dua bulan sudah Arga menjadi suami dari Maria. Hanya saja, sampai detik ini, Arga belum berani menyentuh istrinya itu. Entah mengapa pria itu, khawatir dalam prosesnya akan menyakiti Maria. Jadi, Arga lebih memilih setiap hari dimaki-maki oleh Tuan Askara yang mulai menganggapnya "tidak mampu" memberi keturunan di keluarga itu.Dalam periode yang sama, Arga juga sudah sempat pulang ke kampung halamannya untuk mengonfirmasi pada kedua orangtua angkatnya mengenai jati diri Arga yang sebenarnya.Mereka pun menceritakan semua yang terjadi, sehingga Arga harus menerima fakta kalau dirinya memang benar-benar keturunan dari keluarga Dewantara.Namun, Arga tidak bisa melupakan jasa kedua orang tua angkatnya itu. Jadi, pria juga meminta pengertian Gavin Dewantara sebagai Papa Kandungnya untuk membiarkan pria itu tetap menganggap mereka sebagai orang tuanya juga. Dan hari ini .... Tuan Gavin Dewantara kembali ke Indonesia hanya untu
Read more
Sisa Enam Bulan!
"Kalau benar seperti yang dikatakan oleh istriku, maka aku tak segan-segan akan membunuhmu karena sudah mencoba mempermainkanku!" seru Tuan Askara penuh penekanan."Itu semua tidak benar Nyonya," jawab Arga.Ia sangat kesal pada wanita bermulut kejam ini, yang selalu menganggap orang miskin seperti penyakit yang bisa menular kepadanya."Mana mungkin ada maling ngaku, kau keenakan kan tinggal di tempat ini? Kau pikir kami tidak tahu rencana licikmu huh? Kau selalu saja membuat alasan agar tetap bisa berada di sini," ucap sang nyonya lagi.Arga mengepalkan tangan, menahan emosi. Ia benar-benar tak habis pikir apa sebenarnya maunya wanita ini. "Kalau memang Tuan dan Nyonya mengizinkan saya untuk tinggal di tempat lain, dengan senang hati akan saya lakukan agar saya tidak sampai minta makan di sini, bahkan asal anda tahu saja selama saya tinggal di sini dan menikahi Nona Maria." "Saya baru tiga kali minta makan di kediaman Anda. Selebihnya, saya selalu membeli makanan secara online, dan
Read more
Bawa Dia Pergi!
Arga menghela nafas kasar lalu menuju ke dalam kamarnya. Ia berniat untuk berbicara dengan Maria. Siapa tahu, istrinya mau diajak pergi dari rumah ini olehnya.Namun, setelah tiba di dalam kamar, Arga tak menemukan Maria di sana."Ke mana dia? Apa mungkin dia di perpustakaan?" tanya Arga pada diri sendiri, "aku mandi dulu deh," gumamnya lagi.Lalu, ia pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian rumahan.Hanya saja, Maria belum juga kembali ke kamar."Apa Maria ke perpusatakaan?" gumamnya. Tak menunggu lama, pria itu pun berjalan menuju ke ruang perpustakaan.Hanya saja, saat Arga hendak membuka handle pintu, ia mendengar suara bentakan dari dalam ruang perpustakaan. "Kau hanya seorang gadis yang memiliki penyakit kelainan mental, bisa dibilang Kau adalah orang gila yang saat ini masih berusaha dirawat di rumah oleh kakakmu! Jangan banyak tingkah, karena aku yakin kau dan kakakmu lah yang mandul!"Suara itu terdengar begitu menyakitkan di telinga Arg
Read more
Bukan Boneka
Arga mengajak Maria untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar itu, lalu dia mengambilkan Maria air putih untuk diminum oleh sang istri.Maria pun merasa jauh lebih baik setelah meneguk habis air itu. Tak lama, ia juga mengembalikan gelas kosong tersebut kepada Arga.'Ternyata benar kata Arga,' batin Maria kala perasaannya jauh lebih baik dari sebelumnya. Padahal, dulu, setiap dirinya mendapat bully-an yang sama dari tante dan juga kakak iparnya, hatinya selalu tidak baik-baik saja.Ada satu titik sampai Maria hendak melakukan percobaan bunuh diri yang kebetulan digagalkan oleh sang kakak.Namun, entah mengapa, Maria merasa hidupnya jauh lebih berarti setelah Arga datang membelanya."Apa wanita itu selalu menghinamu, Nona? Apa dia selalu menyakitimu?" tanya Arga tiba-tiba yang membuat Maria menunduk.Sejujurnya, dia pun bingung harus menjawab apa pada sang suami."Kau tidak perlu khawatir, Nona. Aku orang yang akan melindungimu dengan nyawaku. Jadi, jangan takut," ucap Arga sembari
Read more
Izinkan Kami Pergi
Melihat tak ada respons dari istrinya, Arga pun kembali mendekati Tuan Askara. "Maaf, Tuan. Bukan bermaksud untuk sombong, tapi saya membelinya di sekitar sini dan Anda pun sering makan di restoran ini," bela Arga setelah tuduhan itu. Tak lupa, ia menyerahkan nota pembelian di restoran terbaik yang ada di Jakarta.Sejujurnya, Arga tak habis pikir bagaimana Tuan Askara selalu saja berpikir buruk terhadapnya.Padahal, pria ini sudah tampak jelas sangat membutuhkan bantuan Arga, tapi Arga tak pernah diberlakukan baik.Apa bisa se-tidak-tahu-diri itu?"Dari mana kau mendapatkan uang?" tanya Tuan Askara mendadak sengit."Itu bukan urusan Anda, Tuan." "Lancang sekali kau melawan!" sentaknya.Arga pun tersenyum. "Saya tidak melawan, Tuan. Saya hanya menjawab apa yang harus saya jawab." "Saya pun tidak pernah melakukan tindakan yang kurang baik pada Maria. Bahkan, kalau Anda izinkan, saya mau membawa Maria pergi dari rumah ini dengan senang hati. Saya berjanji-"Belum selesai Arga menunta
Read more
Pergi?
Setelah masuk ke dalam kamar, Arga membuka makanan yang tadi ia beli.Pria itu menyuapi Maria dengan sangat telaten, sesekali mereka tertawa bersama, tampak jelas terlihat oleh mata tajam Tuan Askara kalau Maria begitu nyaman berada dekat dengan Arga.Dulu Maria bahkan tidak mau berkomunikasi dengan pelayan di rumahnya, ia selalu meminta pelayannya langsung pergi dari dalam kamarnya.Akan tetapi tidak dengan sekarang, dia melihat dengan mata kepala sendiri Maria begitu penuh semangat menerima setiap suapan yang diberikan oleh Arga.Sepertinya Arga bisa membuat sang adik kembali sembuh seperti sedia kala."Apakah aku harus membiarkan mereka keluar dari rumah ini?" tanya Tuan Askara di dalam hati.Pria itu mengintip dari celah pintu kamar Maria yang sebetulnya sengaja tidak ditutup rapat oleh Arga, karena ia tahu kakak iparnya tersebut pasti akan mengintai keberadaannya dan juga keberadaan Maria."Wah kamu makan banyak sekali,' Arga meledek Maria.Namun wanita cantik itu bukannya marah,
Read more
Rencana Pembalasan
Esok harinya Arga dan Maria sudah bersiap-siap akan pergi dari rumah itu.Tuan Askara tampak sedikit murung. Karena sejujurnya beliau tidak ingin berjauhan dari sang adik.Maria dan Arga pun berjalan menuju ke meja Makan di mana sang kakak sudah menunggunya di sana."Silakan duduk," ucap Tuan Askara."Terima kasih," jawab keduanya kompak."Wah … wah, mau ke mana sepasang suami istri ini? Pasti bulan madu ya? tebak Nyonya Askara."Memangnya dia punya uang untuk bulan madu?" tante dari Maria seakan meledak Arga dan juga Maria.Bisa nggak sih kalian diam, ada Maria di rumah ini kalian keberatan, sekarang mereka mau pergi, mulut kalian masih saja usil. Aku sudah tahu semua belang kalian, sekarang aku mungkin masih bisa memaafkan kalian berdua dan memberi satu kali kesempatan lagi untuk memperbaiki diri," ucap Tuan Askara tegas, membuat sang istri yang memang tidak memiliki rasa takut terhadap apapun, melempar serbet ke atas meja makan."Apa yang sudah aku lakukan pada adik kesayanganmu in
Read more
Hunian Baru
Setelah tiba di apartemen mewah yang diberikan oleh sang papa, kini Arga dibantu petugas apartemen membawa kopernya menuju ke init apartemen miliknya.Tampak jelas Arga melihat sang istri seakan ketakutan saat bertemu orang asing, kecurigaannya terlalu berlebihan menatap orang asing dan genggaman tangannya mengerat.Apa mungkin ada hal buruk yang dilakukan dua wanita jahat itu terhadap Maria? pikir Arga."Kita masuk ya," ajak Arga setelah mereka tiba di depan unit apartemennya.Maria buru-buru mengangguk, lalu Arga mengajaknya masuk lebih jauh ke dalam."Ini Tuan kopernya," ucap petugas keamanan yang membantu Arga."Terima kasih ya Pak," jawab Arga lalu mengeluarkan 5 lembar uang berwarna merah diberikan untuk petugas keamanan tersebut."Tidak usah Tuan, ini sudah kewajiban saya membantu Anda," sahutnya menolak pemberian Arga."Saya yang memberikannya Pak, bukan bapak dan meminta. Ambillah Pak," bujuk Arga.Petugas keamanan itu pun terpaksa mengangguk, dan kembali mengucapkan terima k
Read more
Jangan Pernah Menghinanya!
"Anda mau kemana Nyonya?" tanya sopir yang tadi mengantarkan Arga saat pergi dari rumah ini. Sang sopir melihat Nyonya Askara sedikit terburu-buru, dan ia menganggap kalau wanita ini Membutuhkan bantuannya."Ah kebetulan kau datang. Antarkan aku, ke apartemen yang ditempati orang miskin itu!" serunya tegas."Maksud anda, Arga?" tanya sang sopir."Siapa lagi kalau bukan dia," jawabnya ketus.Sopir itu pun mengantarkan sang nyonya ke tempat di mana tadi ia menurunkan Arga dan juga Nona Maria.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh. Mereka pun mulai memasuki kawasan apartemen super mewah.Nyonya Askara sedikit bingung, setahunya sang suami tidak pernah memiliki apartemen di kawasan ini.Apartemen milik mereka memang mewah, tapi tidak di kawasan elit. Dia jadi ragu kalau sang sopir ternyata salah jalan menuju ke apartemennya."Apa kau yakin ini apartemennya tempat kau tadi mengantarkan manusia miskin itu?" tanya Nyonya Askara pada sopir, ketika mereka sudah berada di lobby apartemen."Sa
Read more
Dihadang Preman Jalanan
Esok harinya, bel apartemen Arga berbunyi. Arga membuka pintu apartemennya.Ceklek"Selamat siang Tuan, saya Nando orang yang akan membantu anda dan Nyonya kapan saja kalian butuh bantuan saya," ucapnya.Nando adalah orang kepercayaan Tuan Gavin Dewantara yang khusus akan disiapkan menjadi asisten pribadi sang anak. Meski Arga belum mau ke Jerman, setidaknya Nando sudah mulai diminta untuk menjadi tangan kanan Arga."Arga." jawabnya sambil membalas uluran tangan Nando. "Mari silahkan masuk, saya mau siap-siap dulu ya," ucap Arga."Baik Tuan, terima kasih." Nando pun masuk dan duduk di ruang tamu. Hari ini dia akan menemani Arga dan istrinya ke Mall dan makan di restoran. Sopir pun sudah siap menunggu di mobil.Tadi malam Arga sudah menceritakan semua pada Maria, walau Maria tampak belum bisa hidup normal dan masih berada dalam trauma berat, tapi Arga akan membantunya untuk sembuh."Ayo Nando, kita berangkat," ucap Arga."Baik Tuan, mari," sahut Nando. Lalu mereka pun menuju ke dalam
Read more
PREV
123456
...
30
DMCA.com Protection Status