All Chapters of Peri Kecil Tuan Allen: Chapter 41 - Chapter 50
66 Chapters
Permohonan Rebecca
Permohonan RebeccaDarren memutuskan untuk pulang, tidak ingin berlama-lama melihat Ralin dan Kenzi. Sungguh masih ada yang mengganjal di hatinya, tidak mudah melupakan perasaan yang sudah cukup lama, bahkan Darren tidak melirik wanita manapun karena perasaannya pada Ralin."Ralin, nenek juga merasa berat berpisah dari kalian, tapi apa yang dikatakan oleh Nak Kenzi juga benar, kalian tidak bisa tinggal berdua, Nak." Nenek Rose memegang tangan Ralin yang sudah seperti putri baginya.Kenzi baru saja meminta Ralin untuk ikut dengannya, di sana Ralin dan Kenra akan lebih terjaga.Ralin menunduk sesaat kemudian menatap putrinya yang sedang bermain di luar bersama anak tetangga lain.Dia menghela nafasnya dan mengangguk setuju. Rasanya tidak ada lagi alasan untuknya, kehadiran Leon serta penculikan yang dilakukan Derrik sudah cukup mengancam nyawa mereka.Malam itu Kenzi menginap di situ, Ralin membentangkan kasur lantai di ruang tamu. Rumah Ralin tidak terlalu besar jadi ruang tamu dan kam
Read more
Orang Yang Mencelakakan Orang Tuamu
Orang Yang Mencelakakan Orang TuamuHari-hari berlalu dengan baik, meski hubungan antara Kenzi dan Ralin masih terlihat canggung. Kenra juga sudah mulai bersekolah kembali.Hanya Luke saja yang selalu waspada saat ini, karena takut kalau Derrik menyuruh orang untuk mengikutinya.Masalah tentang uang, Derrik tidak lagi membahasnya, akan tetapi Kenzi masih berusaha mencari bukti. Kenzi yakin pasti ada yang bisa dijadikan bukti untuk perbuatan Derrik. Rasanya tidak rela mengingat banyaknya uang itu dan selama ini mereka berlaku seolah meminjamkan uang padanya dengan syarat agar Kenzi menikahi Violin."Tidak terbayang kalau Violin jadi menantu ibu, perempuan licik." Rebecca belum bisa memaklumi hal itu."Sudahlah, jangan terlalu membencinya, yang penting Kenzi sudah tidak ada ikatan dengannya," sela suaminya, "yang aku risaukan hanya tentang masalah Luke saja saat ini." Tuan Robert selalu memikirkan hal itu karena dia tidak akan sanggup melihay putranya di dalam penjara.^^^^^^Malam ini
Read more
Mommy Ingin Memisahkan Kenra Dari Daddy?
Mommy Ingin Memisahkan Kenra Dari Daddy? Violin merasa puas karena telah berhasil meracuni pikiran Ralin. Ia berharap wanita itu akan mempertimbangkan hubungannya dengan Kenzi."Ah, Ralin Kau memang banyak akal, hahaha!" Dia tertawa sendiri."Bila aku tidak bisa memilikimu, maka wanita manapun tidak ada yang bisa memilikimu, Kenz!" desisnya lalu kembali tertawa kencang.Violin menghabiskan malamnya dengan minuman beralkohol, sungguh dia belum bisa menerima keputusan Kenzi yang menolak dirinya setelah lama mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.Tinggal di rumah orang yang telah menipu kita adalah hal yang paling berat buat Ralin, ia benar-benar belum bisa menerima apapun alasan mereka memintanya jadi menantu, terlebih luka atas kepergian orang tuanya kini menyeruak semakin pedih.Ralin meminta pada Kenzi untuk pindah rumah, meski berat bagi Rebecca dan suaminya, tetapi mereka izinkan mengingat hubungan Ralin dan Kenzi yang belum sepenuhnya baik. Tidak ada salahnya menuruti
Read more
Kau Tidak Menyukainya?
Kau Tidak Menyukainya? Polisi langsung melakukam penyelidikan, namun sudah seminggu belum ada kabar dari mereka.Ralin terus menjaga jaraknya dengan Kenzi. Pria itu pasrah dan tidak berani memaksakan Ralin agar bersikap lembut padanya.Biarpun begitu Ralin tetap memasak untuknya, mengurus segala keperluannya kecuali yang satu itu."Mom, kata teman Kenra mereka sering ke taman hiburan, di sana banyak permainan seru, apa boleh Kenra ke sana?" Anak itu bertanya saat mereka makan malam.Ralin tersenyum, "Oh ya, tentu saja, kapan Kenra mau?" Ralin mengusap rambut Kenra. Kalau itu dia tidak akan keberatan."Besok hari minggu, daddy boleh ikut?" Kalimatnya memelan di ujung. Kenra sedikit takut menanyakannya.Kenzi meneruskan makannya bersikap seolah tidak mendengar permintaan putrinya, padahal ia berharap Ralin mengangguk setuju."Boleh ya Mom?" Kenra mengguncang lengan Ralin, matanya menatap penuh harap.Ralin mengangguk seraya tersenyum paksa."Hore! Asyik! Besok akan Kenra tunjukkan pada
Read more
Vonis Kanker Rahim
Vonis Kanker RahimSetelah melakukan rontgen, Ralin di pindahkan ke dalam ruang perawatan di bantu oleh suster. Ralin dinyatakan pingsan, sedangkan dokter yang memeriksanya segera masuk ke ruangan dokter lain untuk melihat hasilnya.Ada keretakan di rusuk sebelah kanan Ralin akibat terbentur pembatas jalan.Kenzi dan Kenra dipersilahkan masuk ke dalam."Mohon tidak mengguncang tubuh pasien, karena hasil pemeriksaan belum ke luar," ucap sang suster. Kenzi mengangguk.Suster tersebut ke luar, Kenra langsung menaik ke atas kursi agar bisa melihat dengan jelas wajah mommynya."Sayang! Awas tangan mommy!" Kenzi memperingatkan putrinya, Kenra pun segera menarik tangannya."Mommy!" ucapnya pelan, ia menyentuh pipi Ralin dan mendekatkan wajahnya. Kenzi membantunya dan saat itulah Ralin membuka matanya.Mata Kenra berbinar, "Mommy sudah bangun?" tanyanya.Ralin mengerjap pelan sebelum sesuatu mendorong dari dalam."Uhuk! Uhuk!" Ralin batuk, spontan Kenzi menurunkan tubuh Kenra, ia lalu memba
Read more
Tunangan Darren
Tunangan DarrenEntah cinta atau obsesi yang dirasakan oleh Violin sampai-sampai dia nekat mendatangi kediaman Kenzi yang baru. Violin mencari tahu alamat mereka dan saat itu hanya ada, Ralin dan pelayan di sana. "Nyonya, sepertinya ada yang menekan bel, saya akan membukakannya," kata wanita paruh baya itu. Dia sedang memasak saat ini. "Bibi, lanjutkan saja, biar saya yang membukanya," kata Ralin. Ia pun berdiri dengan hati-hati mengingat rusuknya belum terlalu membaik. Ceklek"Violin!" ucapnya kala melihat wanita di hadapannya."Ralin, boleh aku masuk?" Violin langsung bertanya. Ralin menatapnya aneh, Violin seperti habis mrnangis, ia pun tidak enak utuk menolak, "Masuklah!" ajak Ralin. Violin mengikutinya menuju ruang tamu. Ralin langsung duduk dan mempersilahkan Violin. "Ralin, kedatanganku ke sini karena ingin memberitahumu sesuatu," kata Violin langsung. "Tentang Kenzi lagi? Sudahlah itu bukan urusanmu," sahut Ralin, ia tampak tidak ramah. Violin menggeleng, "Ralin, aku-a
Read more
Kecurigaan Darren
Kecurigaan DarrenDarren baru saja mendengar kabar bahwa Ralin dilarikan ke rumah sakit oleh Kenzi. Kini ia dan Livi sedang duduk setelah acara pertunangan selesai."Jangan menatapku seperti itu, seolah-olah Kau menuduhku yang menyebabkan Ralin masuk rumah sakit," kata Livi seraya tersenyum penuh arti."Aku tidak buta Liv, Kau sengaja kan menekan dadanya?""Astaga! Darren, Kau menuduhku seenaknya." Livi kesal dituduh telah sengaja."Ralin itu baru saja mengalami kecelakaan," ucap Darren."Lalu Kau pikir aku tahu, begitu?" Livi tampak semakin kesal, sampai ia menyilangkan tangannya di dada.Darren terdiam, memang tidak mungkin, mengingat Livi saja baru bertemu malam ini dengan Ralin."Sudahlah! Aku mau pulang!" Darren bangkit setelah menghela nafasnya dan meninggalkan wanita yang baru saja sah menjadi tunangannya."Livi, bahkan dia tidak mengajakmu pulang?" Seseorang mendekat pada LiviGadis itu hanya menjawab dengan gedikan bahu. Satu yang ia pikirkan saat ini, kenapa, Ralin bisa lang
Read more
Jebakan Livina
Jebakan LivinaSeminggu telah berlalu dari kejadian itu, keluarga Kenzi sudah kembali ke New York. Ada yang tidak baik-baik saja saat ini, duania hiburan masih ramai membahas gosip tentang pertunangan Aktris sekaligus model papan atas, Livina."Sepertinya para fansmu cemburu, Liv. Mereka takut Kau tidak berakting lagi setelah menikah." Managernya datang. Livina hanya, tertawa mendengarnya."Kau masih bisa sesantai ini?" Manegernya tak habis pikir dengan Livi yang tertawa sejak tadi. Dia pun jadi penasaran dan berpindah ke belakang Livina."Bukankah itu perusahaan tunanganmu?" Manegernya melihat logo di dinding gedung yang bawahnya dikerumuni oleh media, "jadi ini yang membuatmu tertawa?"Livina mengangguk, dia tidak menyangkalnya.Telpon di atas meja Livina berbunyi, ia tidak tertarik untuk mengangkatnya. Managernya pun mengambil alih telpon itu."Ya, ada yang bisa di bantu?" tanya sang maneger."Aku Darren, ingin bicara dengan Livina," jawab Darren yang ternyata menelpon.Manegernya
Read more
Pernikahan Neraka
Pernikahan NerakaLivina ikut bersama Nyonya Birly, karena Darren tidak juga kembali ke tempat acara pernikahan mereka di gelar."Seharusnya Kau tidak perlu melakukan ini, Liv," ucap Nyonya Birly pada menantunya yang duduk di sampingnya."Ini satu-satunya jalan agar bibi mempercayaiku," jawab Livi, "Darren memang memintaku untuk berpura-pura serius dalam hubungan ini, tapi aku sugguh-sungguh menyukainya, Bibi." Livi mengakui perasaannya.Wanita paruh baya itu tersenyum mendengar ungkapan menantunya, ia pun memeluk Livina, "Bibi berdoa agar Darren juga menyukaimu, Nak!" ucapnya penuh harap."Tapi, nama baik putra, Bibi akan dipertaruhkan setelah ini," ucap Livi. Wanita itu menggeleng, "Percayalah ini hanya sebentar," katanya dengan yakin. Perjalanan yang singkat itu telah membawa mereka ke rumah Darren, tidak ada mobil pria itu di sana. Nyonya Birly menghela nafasnya, dia mengajak Livina masuk ke dalam.Livina di antar ke dalam kamar Darren, pria yang menghilang sejak pengucapan janj
Read more
Surat Panggilan Polisi
Surat Panggilan PolisiHari demi hari perlahan media menjauh, tidak lagi mengejar Darren maupun Livina. Bukan berarti Livi diperlakukan baik oleh suaminya, justru Darren tetap dingin.Sudah tiga hari pria itu tidak pulang ke rumah. Dia lebih memilih tinggal di apartemen, hal itu membuat Livi merasa tidak enak tinggal di rumah Birly. Ia pun memutuskan untuk menyusul Darren ke apartemen. Andai bisa memilih Livi lebih suka tinggal bersama orang tuanya, tetapi sampai sekarang kedua orang tuanya bahkan tidak mau menjawab telponnya.Dengan bekal sandi pintu apartemen dari mertuanya, Livi pun berangkat. Ia menggeret satu koper berisi pakaiannya dan memasukkannya ke dalam kamar.Livi menjelajahi apartemen besar dan terlihat lengkap itu, di dekat balkon ia menemukan ada tempat Gym, Livi pun memutuskan untuk berolah raga sore itu. Tubuhnya yang lelah ia istrirahatkan di sofa sampai tak sadar bahwa hari telah berubah menjadi gelap."Kau sudah seperti parasit, selalu ingin menempel padaku!" Suar
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status