All Chapters of Gadis Kecil Kesayangan Sang Presdir: Chapter 41 - Chapter 50
161 Chapters
28b. Merindukanku, hah?
Napas Luciano berhembus menerpa permukaan wajahnya, membuat Anne menahan napasnya. Ia terpaku untuk sejenak dan saat berikutnya segera menyadarkan diri untuk menmbuat jarak di antara keduanya. Dengan gugup dan kata-kata yang terbata, wanita itu mengucap, "A-a-aku ... sudah selesai."Luciano menegakkan punggungnya ketika Anne tiba-tiba bangkit berdiri dan ia menahan lengan wanita itu. "Duduklah. Sepertinya aku juga sangat merindukan istriku."Anne benar-benar nyaris tersedak ludahnya sendiri, sedangkan Reena yang menyaksikan kemesraan yang diberikan oleh Luciano terhadap Anne semakin membuatnya tak tahan lagi.Reene melompat berdiri sambil mendorong piring kotor wanita itu menjauh. Menciptakan suara yang sama sekali tak dipedulikan oleh Anne dan Luciano. Sebelum ia mencapai pintu penghubung, telinganya masih bisa menangkap kalimat Luciano yang sungguh-sungguh membakarnya hidup-hidup."Aku ingin makan sambil menatap wajah cantik istriku." Luciano berhenti, duduk di kursinya dan dengan t
Read more
29a. Berusaha Mencintai
Saat Luciano masuk ke ruang perawatan Johnny Lucas, pria paruh baya itu sedang berbicara cukup serius dengan Anne. Salah satu tangannya digenggam oleh sang putri yang duduk di kursi samping ranjang dengan wajah tertunduk sedih dan tetap berusaha terlihat kuat.Luciano belum pernah melihat Anne memiliki emosi yang begitu dalam hingga menyentuh hati seperti ini. Sejak kemarin, kesedihan itu terus memekati raut wajah Anne. Ya, memang sebesar itu kepedulian dan kasih sayang Anne untuk kedua orang wanita itu. Itulah salah satu jalan paling ampuh yang ia gunakan demi memiliki Anne Lucas. Meski tidak menaklukkan wanita itu."Kemarilah, menantuku." Suara lemah Johnny memanggil. Sangat lirih tetapi bisa terdengar jelas di antara heningnya ruangan yang luas tersebut.Luciano berjalan mendekat, pandangannya bertemu dengan tatapan sedih Anne. Berdiri di samping sang istri.Johnny mengambil tangan Luciano dan meletakkannya di atas tangan Anne. "Setelah semua kebaikan yang kau berikan pada keluarga
Read more
29b. Berusaha Mencintai
"Ya, tapi kau sudah minum obatmu, kan. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku tak mungkin membahayakan istri yang akan mengandung anakku, Anne."Anne tak tahan ditatapn seintens itu olah Luciano dan menggeliatkan tubuhnya, menarik wajahnya dari cengkeraman sang suami sambil berkata lirih, "Bisakah kita menunggu? S-setidaknya setelah satu bulan saat aku terlambat mendapatkan bulananku."Luciano tersenyum. "Hmm, baiklah."Pintu lift terbuka dan keduanya melangkah keluar."Bukankah kau akan ke kantor?" tanya Anne saat Luciano menggeser tubuhnya untuk pria itu."Ya, kita akan langsung ke kantor.""T-tapi ...""Aku ingin makan siang denganmu."Anne tak mengatakan apapun lagi."Dan mungkin kita bisa melakukan sedikit hal menyenangkan di antara sela-sela waktu istirahat." Seringai dan kilat licik yang melintasi kedua mata Luciano sudah menjelaskan banyak hal pada Anne. Yang lagi-lagi tak bisa ia tolak. Tidak bisakah satu kali saja pikiran kotor tidak menghinggapi kepala Luciano? Tidak b
Read more
30a. Ingatan Yang Mulai Jernih
Telapak tangan Luciano terangkat, memegang tangan Esther dan menurunkannya dengan penolakan yang sangat jelas. “Begitukah?”Esther tersenyum hambar. Tak bisa menahan kecewa yang menyelimuti wajahnya.“Maaf mengecewakan, Nona Esther. Tetapi … apa pun yang tengah Anda yakini saat ini. Saya ragu itu akan memengaruhi saya. Saya dan Anne sudah menikah, dan kami sedang berusaha mengikat pernikahan lebih dalam.” Jawaban Luciano dipenuhi ketegasan dalam suara dan tatapan“Jika tidak ada hal penting yang perlu Anda bicarakan lagi, sebaiknya Anda segera keluar. Pintunya di sana.” Tangan Luciano terangkat, mengarah ke pintu. “Silahkan.”Esther masih berdiri di tempat, dengan senyum yang masih melengkung meski kedua mata menyiratkan kekecewaan yang tak mampu dibendung akan usiran halus Luciano.“Sampai jumpa di hari pertunangan Anda. Saya dan istri akan datang dan mengucapkan selamat untuk kebahagiaan kalian.”Wajah Esther terlihat tak suka dengan kalimat tersebut, tetapi ia mengambil tasnya di m
Read more
30b. Ingatan Yang Mulai Jernih
Ada apa?" Kepala pengawal Luciano menampakkan diri ketika Luciano dan Anne muncul di ruang tengah. Menangkap keseriusan yang di wajah Max.Max memberikan isyarat mata ke arah Anne.Luciano pun mengangguk singkat dan berkata, "Tunggu di ruanganku."Anne tentu tahu keberadaannya tak diinginkan, ia melangkah lebih dulu dan langsung naik ke lantai dua menggunakan lift. Tetapi sebelum pintu lift tertutup, Luciano masuk lebih dulu. Kembali membawa pinggang Anne menempel di tubuh pria itu. "Cukup, Luciano," cegahnya dengan meletakkan kedua tangan di dada pria itu saat Luciano akan memangkas jarak di antara wajah mereka. Tidakkah cukup sepanjang perjalanan Luciano mencumbunya seolah tiada lagi hari esok. Anne benar-benar kewalahan jika harus menyamai laju gairah Luciano yang terus menerus tanpa henti.Kali ini Luciano mendengarkan, ujung bibirnya berkedut tak suka akan penolakan sang istri.Anne yang menyadari sikap dinginnya segera menampilkan kelunakan. "Aku merasa sangat lelah. Aku ingin s
Read more
31a. Kejutan Yang Mengejutkan
Esther tak mengira hubungannya akan sejauh itu dengan Luciano. Bertunangan? Bukankah itu artinya ia akan menikah dengan Luciano? "Kau yakin?" tanyanya kembali untuk memastikan.Dea mengangguk lagi. "Terakhir kau bercerita, dia melamarmu. Kau bahkan menunjukkan cincin yang digunakan tuan Luciano untuk melamarmu.""Lalu apa yang terjadi setelah itu?"Kesenduan mulai menghias wajah Dea ketika kepalanya menggeleng. "Aku tidak tahu, Esther. Setelah kita berpesta malam itu untuk merayakan pertunangan kalian, tuan Luciano menjemputmu di klub. Dan itu terakhir kali kita bertemu. Kabar terakhir yang kudengar, kau dan keluargamu pindah ke luar negeri. Kupikir hubungan kalian masih membaik, sampai aku mendengar tentang pertunangan dan pernikahan Luciano dengan putri tunggal keluarga Lucas." Dea berhenti, tampak mengingat sejenak. "Anne Lucas jika tidak salah."Gurat kecewa menghias kedua mata Esther. Ya, Anne Lucas. "Apa kau tahu bagaimana kami putus?"Dea menggeleng lagi. "Kau tiba-tiba pergi,
Read more
31b. Kejutan Yang Mengejutkan
Pria itu sudah mengenakan setelan jasnya yang berwarna senada dengan gaunnya. Rambutnya yang sedikit panjang menyentuh tengkuk, disisir rapi ke belakang. Dan tanpa perlu bersikap munafik, Luciano sendiri tampak sempurna tampan. Anne tak ingin mengakui, tetapi itulah fakta yang terpampang jelas di hadapannya. Yang membuat seorang Luciano besar kepala dan berpikir bisa mendapatkan apa pun yang diinginkan. Termasuk dirinya."Kau sudah selesai?" Luciano menegakkan punggungnya dan berjalan mendekati Anne dengan perlahan. Tanpa melepaskan tatapan keduanya yang bertemu di cermin.Anne menahan napasnya, hingga Luciano berhenti tepat di belakangnya. Kedua tangannya memegang pinggangnya kemudian wajah pria itu bergerak turun, mendaratkan kecupan di cekungan lehernya. Kecupan tersebut sangat lembut, bergerak naik ke leher dan berhenti di belakang telinganya. Meninggalkan kissmark di sana.Saat wajah pria itu terangkat, Luciano menatap puas hasil karyanya dengan senyum yang mengembang. "Kau sudah
Read more
32. Kembalinya Cinta Pada Pemilik Hati
Setelah pengumuman pembatalan pertunangan tersebut, pesta masih terus berlanjut meski dengan suasana yang sendu. Beberapa tamu memilih pulang, tetapi lebih banyak yang bertahan. Luciano salah satunya. Ada banyak orang yang menahan pria itu untuk tetap menikmati pesta. Sedangkan Anne membiarkan Luciano menyeretnya ke sana kemari untuk dipamerkan.Pikiran Anne masih bergulat dengan alasan Eshan membatalkan pertunangan tersebut. Sungguh, ia tak mengharapkan hal semacam ini terjadi, meski hatinya akan terluka jika pertunangan tersebut terus berlanjut.Anne tiba-tiba membekap mulutnya ketika perutnya bergejolak tak nyaman."Ada apa?" tanya Luciano."A-aku ... ingin ke toilet sebentar." Anne mengurai lengan Luciano di pinggangnya dan berbalik. Menyeruak di antara kerumunan tamu yang masih tersisa dan ini bukan pertama kalinya ia berada di rumah ini, jadi bisa menemukan letak toilet dengan mudah.Sampai di kamar mandi, ia memuntahkan sebagian isi perutnya. Tidak banyak, tetapi cukup membuatn
Read more
33a. Di Antara Dua Pilihan
Anne merasa perutnya sudah terasa lebih nyaman dan pusingnya juga sudah mereda ketika memutuskan untuk keluar dari kamar mandi. Ia berada terlalu lama di kamar mandi, karena mual dan muntahnya juga pikirannya yang masih kacau memikirkan alasan di balik pembatalan pertunangan Eshan dan Esther."Anne?" Suara memanggil dari samping pintu kamar mandi mengejutkan Anne.Anne berbalik dan terkejut menemukan suara familiar tersebut memang milik Eshan. Sungguh suatu kebetulan, ada pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari pria satu ini."Apakah pembatalan ini karena aku?" Anne melontarkan pertanyaan tersebut sebelum Eshan membuka pembicaraan lebih dulu.Eshan berjalan semakin mendekat dan berhenti tepat di hadapan Anne. "Tidak seperti itu, Anne. Ini keputusan kami berdua.""Atas keinginanmu?"Eshan menggelengkan kepalanya. "Esther, dia adalah mantan kekasih Luciano yang kehilangan ingatan."Anne membeku, mencerna kalimat Eshan sekali lagi lalu terkesiap dengan telapak tangan membekap mulut. Man
Read more
33b. Di Antara Dua Pilihan
Anne tercengang dengan permintaan Eshan yang begitu tiba-tiba. Baginya itu adalah sebuah keberanian, tetapi di mata Luciano tentu saja akan menjadi sebuah kelancangan yang besar. Yang menantang seorang Luciano Enzio."Aku mencintainya dan dia mencintaiku." Eshan mengumpulkan keberaniannya untuk berterus terang. Lagipula, sejak awal Luciano sudah mengetahui dirinya menginginkan Anne, sekarang tak ada yang perlu dirahasiakan lagi, bukan? "Kami saling mencintai."Seakan belum cukup dengan Eshan yang menyuruhnya melepaskan Anne, beraninya pria itu mengatakan omong kosong tentang cinta. Luciano menggeram keras, dadanya bergemuruh dan amarah seolah naik ke ubun-ubun."Tidak ada apa pun dalam pernikahan kalian, dia tidak mencintaimu. Dia tidak menginginkan pernikahan ini." Eshan melangkah maju. Tak ada sedikit pun gurat ketakutan yang terlihat di wajahnya. Kedua matanya menatap dalam mata Luciano dengan penantangan yang tak terelakkan.Wajah Luciano yang sudah gelap semakin menggelap dan mat
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status