All Chapters of Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya : Chapter 31 - Chapter 40
56 Chapters
Bab 21.B
"Ah masa sih." Aku menyeringai dengan tatapan mengejek."Beneran, yang ada di hatiku hanya satu nama, cuma dia seorang."Aku menelan ludah karena baper, jangan sampai ia melihat tingkahku yang kegeeran."Siapa tuh?" tanyaku pura-pura polos."Hmmm, ada aja," jawabnya ngeselin.Sampai di rumah, aku terkejut karena di teras sana ada Mas Andra sedang duduk sendirian, rupanya ia sudah dibebaskan, ada rasa jengkel melihatnya kenapa ia bisa bebas secepat itu?"Ada mantan kamu, Rah, hebat ya Pak Firman," ujar Ervin membuatku melirik aneh."Siapa Pak Firman? kok ngomongin dia?" "Pak Firman itu pengacara Andra, dia hebat karena bisa bebaskan Andra yang sudah jelas-jelas bersalah karena ikut menikmati uang perusahaanmu," jawab Ervin membuatku mangut-mangut."Tapi dia bayar denda ke perusahaan kok, Vin, aku ga tahu dia dapat duit dari mana, ganti ruginya 'kan bermilyar-milyar bukan uang sedikit."Ervin mengedikkan bahu."Yuk kita turun," ajak Ervin, kami pun turun bersamaan.Dari kejauhan kuliha
Read more
Bab 22.A
"Siapa, Rah, gedor-gedor pintu?" tanya Om Juna sambil celingukan lewat jendela."Kurang asem nih laki, apa maksudnya coba gedor-gedor pintu orang," gerutu Om Juna."dah lah Om, kita masuk aja biarin dia di luar sendirian, tar juga bosen pergi sendiri," ujarku mengajak masuk Om Juna ke dalam."Kagak bisa begitu, Om harus kasih pelajaran ama dia, minggir minggir." Om Juna menggeser posisiku dengan paksa lalu membuka kunci hingga pintu itu terbuka."Ngapain gedor-gedor rumah saya?!" tanya Om Juna sambil berkacak pinggang.Seketika Andra diam sambil memandang Om Juna dengan pandangan ketakutan."I-itu Om ... anu." Mas Andra menggaruk-garuk belakang kepalanya."Anu apa?!" bentak Om Juna."S-saya ... mau minta hak sama Farah, masa dia ambil uang saya begitu saja, itu namanya pencurian," jawab Mas Andra gelagapan.Kalau aku dibilang pencuri lalu dia apa? maling kok teriak maling, pengen tak hihh kamu Mas!"Jadi kamu nuduh ponakanku mencuri?!" tegas Om Juna, wajahnya berubah menyeramkan."Lah
Read more
Bab 22.B
."Kamu mau, Rah?" tanya Om Juna padaku."Iya, tapi cuma lima menit," jawabku ketus."Ya dah sana!" Om Juna menepis cekalan tangan Mas Andra lalu masuk ke dalam.Saat kami duduk bersisian di bangku teras tiba-tiba Ervin menelpon, aku tak mengangkat panggilan darinya lalu mengirimkan pesan jika aku akan menelpon balik lima menit lagi."Farah, dengerin aku dong jangan lihat hape terus," pinta Mas Andra."Kupingku masih on kok belum budek, ngomong ya ngomong aja," jawabku sewot."Gini, Rah, apa kamu masih cinta aku? ngomong aja kalau masih, aku bisa menceraikan Maya dan kita hidup bersama lagi, aku janji akan menyayangimu tanpa pamrih."Aku melirik wajahnya, jelas saja terkejut mendengar perkataannya barusan."Kamu nanya aku masih cinta apa engga?" tanyaku dengan tatapan menyelidik."Iya, kamu masih cinta aku 'kan, Rah." Mas Andra menatapku sendu."Emang kamu masih mencintai aku?" tanyaku meremehkan."Iya, Farah, aku menyesal ternyata Maya lebih baik dari kamu, ayolah cabut saja tuntutan
Read more
Bab 23.A
(POV Andra)"Dra, cepat pulang Maya pendarahan," ujar ibu ketika menelpon."Apa?! Kenapa bisa begitu?" tanyaku panik"Cepat pulang saja ga usah banyak tanya."Aku segera menyimpan ponsel ke saku celana lalu tancap gas.Sampai di rumah benar ternyata Maya meringis kesakitan juga darah yang sudah membasahi celana dan sekitarnya, tak berselang lama taxi online sudah datang katanya Dinda yang pesan karena kami tak lagi memiliki mobil, hanya motor butut yang kupunya itu pun sudah lama dan sering mogok."Pergi kamu! Aku ga mau ketemu kamu lagi!" teriakaya histeris.Aku dan ibu saling berpandangan, mengapa ia begitu apa Maya kesurupan?Sekarang kami tinggal di rumah ibu karena rumah Maya kebakaran, ingin sekali tinggal di rumahku tapi sayang semua perabotannya diambil paksa oleh Farah.Wanita itu memang meny3b4lk4n, mengambil hak orang lain dengan paksa, sekarang aku harus putar otak untuk melunasi rumah ibu dan rumahku yang tergadaikan.Memikirkan itu rasanya kepala mau pecah, andai saja ta
Read more
Bab 23.B
Maya keluar kamar sambil menentang tas besar, seketika aku panik melihatnya."Kita berpisah saja, Mas, silakan balik lagi dengan istri kesayanganmu, orang tuaku akan menjemput di bandara," ujarnya dengan tatapan kosong.Ya Tuhan ada apa ini? tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja ia mengatakan itu."Tapi alasannya apa, May? ngomong dong jangan diem aja."Ia terlihat menghela napas lalu mengeluarkan ponselnya."Lihat ini!" Maya memperlihatkan potoku dan Farah beberapa hari yang lalu di rumah Om Juna, ia dapat dari mana Poto itu? ini pasti kerjaan Farah."Dan dengarkan ini juga," ujarnya lagi dengan mata berkaca.Jemari Maya bergulir kali ini ia mendengarkan rekaman aku saat mengajak balikan Farah dan menyatakan cinta padanya, oh rupanya ini jebakan Farah, dan karena ini pula Maya sampai keguguran hingga membenciku."Aku ini batu kerikil dan Farah berlian 'kan?" tanya Maya sambil menyunggingkan bibir."Engga gitu, May, itu bagian dari rencana karena aku ingin memperalat Farah lagi
Read more
Bab 24.A
Masa iddah sudah selesai, seorang Farah Bahtiar resmi menjadi janda, hari ini juga aku pindah ke apartemen, di rumah Om Juna membuatku tak bisa berkonsentrasi karena banyak cucu-cucunya yang masih kecil tinggal di sana."Semoga betah ya," ujar Ervin, ia dan Om Juna ikut mengantarkanku ke tempat baru ini."Iya, Vin, terima kasih udah ngantar ya.""Ervin doang, emang ke Om ga bilang terima kasih," sahut Om Juna merusak suasana."Iya terima kasih ya, Om udah banyak bantu aku hehe." Aku menyeringai."Hmmm." Om Juna mengerling malas."Sebetulnya Om khawatir biarin kamu tinggal sendirian, tinggal sama Om kamu pasti ga betah karena di sana banyak orang, sebaiknya kamu nikah lagi, Farah, tapi sama lelaki baik bukan br3ngs3k kaya kemaren," ujarnya."Coba aja ada lelaki baik yang melamarmu, Om pasti akan nikahkan langsung ga pake lama, jadinya Om bisa tenang," ujarnya lagi sambil melirik Ervin apa maksudnya coba."Ya semoga aja lelaki baik itu cepat datang ya, biar Om ga khawatir lagi," jawab E
Read more
Bab 24.B
Ervin dan Om Juna sepakat mengalihkan pandangannya pada Mas Andra yang sedang memegang buku kecil juga pulpen, bajunya juga seragaman dengan pelayanan yang lain."E-eh Farah, Om." Mas Andra gelagapan"Kamu jadi pelayan di sini, Dra?" tanya Om Juna dengan tatapan mengejek, sedangkan Ervin terlihat biasa saja.Mas Andra tertunduk malu, ia pasti kesulitan mencari pekerjaan, jika saja ia tak terlibat kasus penggelapan uang pasti takkan sulit mencari pekerjaan baginya, Karen ia seorang sarjana strata satu.Mas Andra menghirup napas, mungkin sedang mengontrol emosinya dan meredam rasa malu yang berkecamuk di dalam dadanya."Kalian mau pesan apa?" tanyanya mengabaikan pertanyaan Om Juna.Lagian udah jelas-jelas dia seorang pelayan, masih aja nanya, apa maksudnya coba kalau bukan menghina, Om Juna ada-ada saja."Sop iga, sama ikan goreng, sayurnya yang ini, dan makanan penutupnya yang ini, buat porsi bertiga ya, yang cepet kita udah lapar," seru Om Juna sambil menunjuk-nunjuk buku menu."Baik
Read more
Bab 25
Ibu masih berdiri sambil menatapku penuh amarah, siapa tak sakit hati saat putranya dihina. Namun, jika hinaan itu kenyataan apakah harus semarah ini pada orang yang menghinanya?Aku geleng-geleng kepala sambil menyeringai, lalu bergegas pergi, menemui mereka hanya buang-buang waktu saja, minta maaf juga tak tulus karena ada maunya Keluhan ibu mengisyaratkan jika aku harus menolongnya dari kesusahan hidup, yang menurutku dibuat-buat sendiri.Dahulu aku mencukupi semua kebutuhannya, uang jajannya, perutnya selalu kenyang, dan bisa tidur di rumah yang nyaman karena aku membantu merenovasi rumahnya.Namun, mereka malah memanfaatkan secara keji dengan rencana busuknya, hingga kondisi mereka memprihatinkan seperti ini, itu semua salahnya sendiri yang tak bersyukur.Di luar dugaan ternyata Dinda dan Ibu menyusulku menuju appartemen, untung saja aku belum masuk ke sana."Kak Farah, tunggu!" teriak Dinda ngos-ngosan."Apa lagi?" tanyaku sambil melipat tangan di dada, belum kapok rupanya mend
Read more
Bab 26.A
Lelaki itu mematikan ponselnya lalu menyumpal mulutku lagi dengan kain tadi."Jangan teriak-teriak kalau ga mau harga dirimu terkoyak!" Ancam salah satu lelaki itu, sedangkan temannya tertawa terbahak-bahak melihatku yang meronta minta dilepaskan."Tau nih, digilir rame-rame baru tahu rasa," celetuk lelaki kedua sambil tertawa mengejek.Ingin sekali aku menendang benda pusaka milik mereka saking geramnya, entah siapa yang menyuruh para penjahat ini untuk menculikku.Apakah Mas Andra? dengan alasan sakit hati karena tak bisa rujuk denganku, ataukah ibu dan Dinda lantaran kemarin aku mengejeknya habis-habisan?Bisa juga pesaingku di dunia bisnis untuk menjatuhkan perusahaanku, yang jelas saat ini banyak sekali orang yang kucurigai sebagai tersangka.Saking lelahnya aku sampai tertidur lagi lalu terbangun karena kedua orang lelaki itu mengagetkan, aku belum bisa melihat wajahnya karena mereka masih menggunakan penutup wajah."Bangun! Makan! Makan!" teriaknya membuat tubuhku terguncang.K
Read more
Bab 26.B
Saat menengok ke belakang ternyata dia adalah lelaki bertopeng yang sejak tadi menjagaku.Tak dihiraukan gegas aku berlari sekuat tenaga menghindari lelaki itu. Namun, celaka ada sebuah mobil berhenti menghalangi jalan."Farah!" teriak seseorang dari balik mobil saat menengok ternyata dia Ervin, rupanya ia melacak keberadaanku melalui panggilan terakhir, syukurlah"Ayo naik cepat!" titahnya.Aku segera berlari menghampiri. Akan tetapi tiga orang lelaki tadi masih mengejar, karena panik kakiku tak bisa berlari dengan kokoh lalu akhirnya terpeleset dan terjatuh ke tanah, sangat sulit untuk bangun karena tubuhku bergetar hebat juga terasa lemas.Dari kejauhan kulihat Ervin keluar dari mobil hendak membantuku."Farah! Ayo bangun, kamu jangan takut bentar lagi polisi datang," seru Ervin sambil membantu berdiri.Ervin memapah tubuhku tapi terlambat ketiga lelaki tadi menghadang kami sambil menodongkan pistol."Jangan coba-coba kabur! Kalau engga peluru ini akan menembus dadamu." Ancam salah
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status