Lahat ng Kabanata ng Pria Yang Menjadi Ayah Anakku: Kabanata 41 - Kabanata 50
62 Kabanata
Mantan Pacar
Ini memang hari minggu, tetapi biasanya Nathan bangun pagi seperti biasa dan membantunya di dapur meski hanya duduk dan mencicipi gorengan yang telah matang. Namun, kali ini anak itu masih mendengkur di kamarnya bersama Danu yang juga keenakan.Pria itu masih terlihat sangat pulas saat Risa membuka pintu sekitar pukul enam tadi dan melihat Nathan tidur dalam posisi yang sangat tidak bagus. Kaki kirinya berada di dekat wajah Danu dan posisinya miring memeluk kaki pria yang masih dianggapnya sebagai ayah.Risa bahkan sempat termenung di ambang pintu melihat mereka berdua terlihat begitu akrab seolah seorang ayah dan anak betulan. Lalu, tiba-tiba saja dia teringat pesan dari Margareth yang mengatakan bahwa Danu adalah pria yang baik untuk Nathan. Namun, dengan segera dia tepis pikiran itu dan berbalik ke dapur untuk memasak sarapan.Sekitar pukul tujuh lebih, menu sarapan sudah tertata rapi di atas meja. Ada ayam goreng kesukaan Nathan, ada juga telur mata sapi yang tidak disukai Nathan,
Magbasa pa
Harus Percaya
Laras cukup kecewa kepada Bima padahal dia sudah banyak berharap jika pria itu berani melangkah maju untuk merebut Risa dari Danu. Namun, setelah berhari-hari lamanya, tidak ada perkembangan apa pun dan bahkan keluarga palsu itu terlihat menjadi lebih sulit dihancurkan.Wanita itu berdiri di dekat jendela kamar sebuah hotel, menatap ke arah luar sambil memelintir kalung di lehernya. “Orang-orang bertingkah pengecut bahkan untuk mempertahankan apa yang mereka inginkan,” ujarnya sinis, “aku heran kenapa mereka bisa hidup di dunia yang keras ini tanpa punya keberanian.”Berpikir jika dirinya tidak bisa hanya duduk diam mengandalkan Bima, Laras memutuskan untuk melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Dia mulai beranjak dari tempatnya berdiri, berganti baju dengan pakaian modis yang selalu melekat dengan identitasnya sebagai model.Crop top warna putih dirangkap blazer warna mocca yang sepadan dengan celana panjangnya, juga sepatu hak tinggi warna hitam yang membuat Laras tampak lebih k
Magbasa pa
Harmonis
Nathan baru saja tidur setelah mendengar cerita bohongan Danu yang mengaku bekerja di tengah hutan. Pria itu meninggalkan kamar setelah menyelimuti tubuh Nathan dan mematikan lampu meja dan menyalakan lampu temaram yang berasal dari tangan robot Naruto.Pintu kamar ditutup pelan-pelan, Danu melangkah menghampiri Risa yang duduk di ruang makan sebab mereka harus membicarakan sesuatu untuk kedepannya, termasuk rencana pria itu menjadikan Risa dan Nathan sebagai keluarganya.Tarikan napas Risa ambil saat Danu datang dan duduk di depannya. Dia menatap pria itu sebentar dan kembali beralih pada ruang tamu yang gelap, hanya mendapat sedikit sinar dari lampu di luar rumah melalui celah jendela.“Jadi apa rencanamu sekarang?” tanya Risa tanpa menatap Danu.“Kau jelas tahu apa rencanaku,” jawab pria itu dengan suara pelan. Matanya tertuju pada Risa yang tampak lelah. “Sekarang aku hanya perlu jawaban darimu. Apa kau masih mementingkan dirimu sendiri, atau memikirkan Nathan yang membutuhkan kit
Magbasa pa
Kecemburuan Laras
Ini memang bukan pertama kali bagi Risa menyiapkan sarapan pagi untuk pria bernama Danu Atmawijaya, tetapi ini adalah kali pertama dirinya menerima keberadaan pria itu untuk hidup serumah dengannya.Kini setiap pagi ada tiga piring nasi di atas meja. Di kamar mandi pun terdapat tiga sikat gigi dan tiga pasang handuk yang mereka gunakan setiap harinya. Bahkan yang tadinya hanya ada dua jenis sabun dan sampo pun, kini lemari di kamar mandi bertambah beberapa produk milik pria dewasa.Jika pemilik barang-barang itu adalah pria yang Risa cintai, pasti ini adalah yang dinamakan kebahagiaan hidup. Kenyataannya, Danu hanyalah tamu yang sedang membohongi Nathan dengan bantuannya.Suara langkah kaki yang terdengar cepat dan terburu-buru mengalihkan perhatian Risa saat wanita itu baru saja menyiapkan jus apel. Dia mengikuti Nathan yang sedang berlari mencari sesuatu di ruang tamu, melihat-lihat di antara kolong meja dan sofa yang terbilang rendah.“Apa yang kamu cari, Nathan?” tanya Risa tanpa
Magbasa pa
Kecelakaan
Laras tertawa getir sambil mencengkram erat-erat stir mobil. Matanya melotot dan terus tertuju pada Risa yang mulai berjalan ke pinggir jalan untuk menyetop taksi.Di saat itulah kecemburuan dan kemarahan Laras menjadi dorongan yang membuatnya nekat untuk menginjak pedal gas dalam-dalam, membawa mobilnya berjalan lurus dengan kecepatan tinggi dan membidik target satu-satunya. Ada rasa takut, tapi rasa bencinya lebih besar hingga pikiran dan hati Laras tertutup.Risa tidak merasa curiga sedikitpun pada mobil yang melaju dengan cepat itu. Apalagi benda tersebut dikendalikan oleh seseorang, pikirnya itu bukan masalah besar dan dia tetap berdiri di batas trotoar dan jalan aspal yang hanya diberi garis kuning.Baru setelah mobil itu seperti bergerak ke arahnya dan deru mesin semakin keras, Risa mulai takut dan berusaha menghindar. Namun, sayangnya kecepatan yang dia miliki tidak sebanding dengan laju mobil yang seperti kilat hingga belum sepenuhnya dirinya menghindar, bemper mobil itu memu
Magbasa pa
Tinggal Serumah
Setibanya di rumah sakit Risa dilarikan ke UGD dan ditangani dengan segera. Lukanya memang cukup serius, tetapi tidak diharuskan menjalani operasi. Hanya ditutup dengan dua puluh jahitan setelah luka dibersihkan menggunakan cairan medis.Meski demikian, dokter meminta agar wanita itu istirahat total dan tidak melakukan pekerjaan berat yang mengharuskannya tetap berdiri dalam waktu yang cukup lama. Bahkan Danu pun mengatakan hal sama dan menegarkan jika Risa harus cuti selama beberapa minggu sampai lukanya sembuh.Sekarang Danu bertanya-tanya siapa orang tak bertanggung jawab yang menabrak seseorang hingga tak berdaya seperti itu. “Kau melihat siapa yang mengemudi?” tanyanya.Risa menggeleng pelan sambil memandangi kaki kanannya yang dibungkus perban. “Aku tidak sempat melihatnya. Mungkin dia benar-benar terburu-buru.”Danu melempar tatapannya yang tajam ke arah Risa sambil berkacak pinggang. “Kau tidak masalah ditabrak karena orang itu terburu-buru? Baik sekali.”Risa menoleh dan mena
Magbasa pa
Rumit
Laras pikir setelah melampiaskan kecemburuannya dengan cara mencelakai Risa akan membuatnya puas dan lega. Namun, kenyataannya sekarang perempuan itu merasa ketakutan dan juga bersalah seorang diri di salah satu kamar hotel bintang lima yang ada di Jakarta Pusat. Hari-harinya tidak tenang, dia pun selalu terjaga sampai pagi. Bahkan setiap kali ponselnya berdering, Laras takut jika itu adalah panggilan dari pihak berwajib, atau bahkan Danu yang siap membencinya sampai mati. Daripada hal itu terjadi, Laras lebih memilih untuk dipanggil untuk mempertanggungjawabkan tindakannya ketimbang harus menerima kebencian dari pria yang teramat dicintainya. Namun, sekalipun dia ditahan, Danu juga tetap akan membencinya. “Aku hanya tidak ingin kau begitu peduli dengan wanita itu, Dan ….” Laras terduduk sambil memeluk kedua kakinya di pinggir ranjang. Kedua mata yang berkaca-kaca menatap kosong ke arah lantai, sementara pikirannya terbang jauh memikirkan Danu yang sepertinya tidak bisa dimiliki ol
Magbasa pa
Menyusul Laras 21+
Sudah dua hari berlalu semenjak perdebatan Danu dan Risa. Sejak saat itu juga mereka saling diam meski hal itu membuat Lastri, penghuni baru di rumah mereka menjadi tidak nyaman. Apalagi Nathan yang makin hari makin peka dengan hubungan orangtuanya yang terlihat tidak baik-baik saja.Seperti sekarang ini saat mereka bertiga duduk di meja makan menikmati makan malam spesial karena Nathan terpilih menjadi pembawa acara saat perpisahan sekolah dua bulan yang akan depan. Suasana di ruang itu terasa hambar dan tidak hidup.Berulang kali anak itu menatap ayah dan ibunya secara bergantian, tetapi keduanya tak juga sadar dan bahkan tidak mendengar helaan napas yang keluar dari mulut Nathan sejak tadi hingga pada akhirnya dia meletakkan sendok dengan keras dan beranjak dari duduknya.“Nathan mau ke mana?” tanya Risa yang sontak membuat anak itu berhenti. “Makan malammu belum habis, tapi kenapa kamu pergi?”Tanpa berbalik badan, Nathan membalas pertanyaan ibunya. “Nathan tidak berselera makan.
Magbasa pa
Rasa Yang Tak Asing
Beberapa waktu berlalu dan kondisi Risa sudah cukup baik sampai-sampai wanita itu yakin untuk kembali bekerja meski harus membuat rekan-rekannya repot karena sesekali harus membantunya mengambil sesuatu.Dia mungkin bisa melakukan sesuatu seorang diri, tetapi Ani dan lainnya merasa kasihan dan tidak nyaman jika hanya duduk diam melihat rekannya kesulitan dan pada akhirnya kepedulian mereka justru membuat Risa tidak nyaman dan merasa telah menjadi beban.“Tahu begini aku ambil cuti lagi sampai benar-benar pulih, Mbak,” ujar Risa saat dirinya berada di dalam lift bersama Ani yang sejak tadi menemaninya berjalan pelan-pelan. “Orang-orang kantor semuanya repot gara-gara aku.”“Memangnya kau bakal diam kalau aku kesulitan begini?” Ani mengangkat kedua alisnya, sementara Risa hanya tersenyum. “Tidak, ‘kan?”Suara denting berbunyi dan pintu terbuka di lantai dasar. Mereka berdua keluar dari lift bersama-sama dan berjalan melalui lobi untuk bisa keluar dari gedung delapan lantai tersebut. Beg
Magbasa pa
Nathan Ingin Adik
“Aku punya adik baru! Dia lucu dan cantiiiiik sekali!”Nathan memandangi David dari tempat duduknya. Anak itu terlihat iri mendengar bagaimana sang rival memamerkan adiknya yang baru lahir tadi malam dan membuat heboh seisi kelas.“Kenapa bukan cowok saja biar bisa diajak main bola?!” Anak lainnya menimpali dengan nada kekecewaan.“Aku tidak mau adik cowok! Pasti perhatian mama nanti dibagi-bagi.” David menjawab penuh percaya diri.“Memangnya kalau adik cewek tidak?”Anak laki-laki berperawakan tinggi itu terlihat berpikir, tetapi sedetik kemudian dia mengangkat bahu. “Aku tidak tahu, tapi sepertinya tidak!”David kemudian menolehkan kepala ke arah Nathan yang tiba-tiba merengut. Namun, hal itu justru membuatnya ingin mengejek dan melihat bagaimana Nathan kesal karena lagi-lagi dia lebih unggul.Dengan langkah kaki penuh kesombongan, anak itu melangkah menghampiri Nathan yang membuang muka sambil melipat kedua tangan di atas perut. Begitu tiba di hadapan Nathan yang diliputi perasaan
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status