All Chapters of Abang Ojek VS Ibu Polwan: Chapter 41 - Chapter 50
303 Chapters
Bab 41: Sila Kelima
Bab 41: Sila Kelima  Hingga kemudian, pencarian Olive terhadap KTP semata wayangnya bermuara di sini, di depan sebuah ruko berlantai dua, dengan kanopi yang memanjang di bagian depannya.Persis di depan ruko itu ada sebuah plang terbuat dari besi, diterangi lampu neon dan bertuliskan;"ALVIN JAYA MOTOR"- Menerima Service Segala Jenis Motor.- Ganti Oli, Service Ringan, Service Berat.- Tune Up, Bore Up, dll.- Over Stroke, Stroke ringan, Stroke berat, dll. Olive dan Vivian saling berpandangan sebentar, sebelum akhirnya keluar dari mobil, menyusul Hekal yang telah memarkirkan motornya persis di depan pintu bengkel yang terbuat dari besi lipat.Driver ojek online itu mengetuk-ngetuk pintu besi. Dak..! Dak..! Dak..!“Bang Alvin! Bang Alvin..! Tolong buka pintunya, Bang! Ini aku, Hekal!” Panggil Hekal seraya mendekatkan mulutnya di depan l
Read more
Bab 42: Really Miss You
Bab 42: Really Miss You  Malam yang panjang menghadirkan banyak kisah bagi orang-orang. Semuanya terurut serupa deret waktu dan berjalan simultan dengan masing-masing dinamikanya.Terlepas dari Karin yang telah meneteskan airmatanya, di sudut kota yang lain, tepat di sebuah rumah dengan lampu kamar yang masih menyala..,Ada dua tangan yang bertumpu pada sebuah bantal. Jari-jarinya lentik bergerak lincah di atas keypad ponsel. Tak-tik, tak-tik.., seakan berlomba dengan suara detik jam dinding yang tergantung di pojok kamar. Tak-tik, tak-tik, menulis pesan chat dan mengirimkannya, menjawab pertanyaan dari..,“Lisa, kamu dimana, Sayang? Lagi ngapain? Sudah tidur?”“Di rumah.”“Pendek banget jawabnya.”“Diiiiiiiii ruuummmaaaaaaaaaaaaaaaaaah.., masih kurang panjang?”“Sudah, sudah, sudah cukup panjang kok. Xixixi.., lagi ngapai
Read more
Bab 43: Yours Is Mine
Bab 43: Yours Is Mine  “Ayiiiiimm..!”Suara Diana tiba-tiba menyentak Aje. Ia pun batalkan langkah keluar dari kamar. Balikkan badan, Aje mendapati wajah istrinya yang sedang cemberut menahan kesal.“Ada apa?”“Ada apa kamu tanya? Tuh, lihat!” Diana menunjuk handuk yang teronggok begitu saja setelah dipakai Aje seusai mandi tadi.“Aku kan sudah bilang, jangan taruh handuk di atas tempat tidur!”Aje mematung, menatap wajah Diana dengan pandangan kosong. Ia mendapat ide untuk membuat pagi ini lebih berwarna.“Iiih, kamu tidak dengar ya? Ambil! Aku bosan mengemasi handuk kamu.”Aje memandangi wajah istrinya itu dengan senyum yang ia tahan-tahan. Perihal handuk itu Aje memang lupa, sebab itu memang keteledoran yang terpelihara. Akan tetapi, pagi ini ia ingin..,“Aku memang sengaja kok menaruh handuk di situ,
Read more
Bab 44: Bel Rahasia, Teeet..!
Bab 44: Bel Rahasia, Teeet..!  Pagi yang suram bagi seorang Hekal Pratama, lelaki lajang dua puluh enam tahun yang terbangun dari tidurnya dengan sangat kepayahan ini.Ia merasakan sakit, nyeri, dan ngilu mulai dari pergelangan tangan sampai ke bahunya. Bukan yang kanan atau yang kiri, tapi kedua-duanya!Jangankan untuk mengangkat seember air, bahkan hanya untuk mengaduk teh manis dalam gelas pun ia meringis. Sakitnya itu, Hekal rasakan sampai ke tulang belikatnya.Mungkin ada urat, otot, atau sendi yang lari dari posisi berkat pelintiran seorang Polwan yang cantiknya begitu lumayan tapi judesnya amit-amit serupa setan.Sungguh Hekal tidak menyangka ia akan mendapat apes tadi malam. Andai saja sang Polwan itu adalah laki-laki, misalnya, bernama Oliver, begitu, tentu Hekal tidak akan tinggal diam.Dia pasti akan balas memelintir tangannya dan bila perlu ia kempit di ketiak sambil menjitaki
Read more
Bab 45: Seumpama Bidadari
Bab 45: Seumpama Bidadari  Sesaat kemudian, Hekal pun kembali menolehkan wajahnya ke kanan, dan.., Deg! Tiba-tiba saja Hekal terpana. Pada momen ini seakan ia berada dalam pusaran waktu yang melambat. Hingga semua yang bergerak di depannya tampak serupa lakon film dalam efek ‘slow motion’!Dalam sensasi gerak lambat itu..,Hekal.., melihat.., sebuah.., pintu kaca.., yang terbuka..,Itu, iya, di ujung situ.., dari balik pintu kaca itu keluarlah seorang wanita yang cantiknya.., memancarkan berjuta-juta pesona..!Dia memakai seragam kepolisian nan gagah.., rambutnya hitam lurus panjang seleher dan berkilau.., wajahnya berbinar cerah.., merona ramah bertegur sapa dengan rekan sejawatnya..,Aduhai..!Seakan-akan ada yang mengalun di momen yang melambat ini. Lagu-lagu romansa bertembang asmaradana, petikan gitar bertaut violin, ketukan tabla berpaut seruling, sena
Read more
Bab 46: Made In Japan
Bab 46: Made In Japan  “Dari mana saja kamu, Kal?” Todong Ayumi, berkacak pinggang di tengah lorong kecil yang menuju ke sebuah ruangan khusus karyawan. Tangan kanan petugas administrasi itu memegang beberapa lembar berkas.“Apa urusan kamu?” Hekal menyahut jengkel.Tentang pertanyaan Ayumi barusan, adalah lumrah sebagai sesama karyawan. Akan tetapi, kacak pinggangnya itu lho! Seakan-akan dia atasan Hekal saja. Meski sebenarnya, jujur Hekal merasa senang dicegat oleh seorang perempuan yang diam-diam ia sukai.“Oo, begitu?” Kata Ayumi serentak merendah, dan melipir untuk memberi jalan pada Hekal menuju lokernya di pojok ruangan.“Aku baca di chat group, kamu minta izin pergi ke Polda. Kamu ada urusan apa?” Ayumi menyusul Hekal yang memasukkan barang-barang pribadinya ke dalam loker.“Tidak ada urusan apa-apa.”Merasa tak dia
Read more
Bab 47: Tentang Sarapan dan Celengan
Bab 47: Tentang Sarapan dan Celengan  Tiba-tiba saja Karin mendapat panggilan dari Ibu Corina, komandannya di Unit I yang berpangkat Kompol—Komisaris Polisi.Briptu Ujang yang menyampaikan pesan itu pada Karin, dan sekarang, sang Brigadir Polisi Satu itu masih menunggu Karin mempersiapkan file-file berupa fisik maupun non fisik dan juga laptopnya.“Kira-kira ada apa, Ujang? Kok tiba-tiba ibu komandan memanggil Mbak. Disuruh membawa semua file pula.”“Mmm, kurang tahu juga sih Mbak.”“Ibu Corina tidak bilang?”“Tidak, Mbak. Hanya saja, hari ini dia menugaskan aku untuk membantu dan mendampingi Mbak.”“Lho, kok begitu?”    “Sepertinya ini terkait dengan tugas yang nanti akan diberikan ke Mbak.”Selesai dengan persiapan berkas, file dan laptopnya, Karin lalu keluar dari ruang kan
Read more
Bab 48: Balada Koyo Cabe
Bab 48: Balada Koyo Cabe  Tunggu, tunggu dulu! Sebuah tanda marka berwarna biru yang ada di peta ini sepertinya adalah.., kantor Polsekta kecamatan Tempayan Raya!“Kantor polisi??” Aje membatin.Oh, tidak, tidak!Sekejap darah Aje tersirap. Rasanya seperti ada yang ‘serrr’ di dalam hatinya. Aje tidak tahu siapa yang memesan makanan, namun ia takut pada satu kemungkinan bertemu dengan Polwan yang bahkan tadi malam telah menamparnya lagi di dalam mimpi.Meski sebenarnya, Aje tidak tahu di mana dia bertugas dan bahkan tidak tahu siapa namanya. Aje tidak bisa menerima orderan yang satu ini. Segera saja ia meng-cancel.“Daripada ke kantor polisi, lebih baik aku mengantar makanan ke kuburan! Siapa nanti yang bayar dan siapa yang makan, terserah siapa nanti yang bangkit duluan dari makam.”Kapoknya Aje digampar dan ditaboki Polwan membuat ia ‘ilfee
Read more
Bab 49: Bidadari di Balik Kaca
Bab 49: Bidadari di Balik Kaca  Setelah membatalkan orderan Ayo-Food tadi, Aje meluncur ke sini, ke bilangan Panam, lalu berhenti di depan sebuah kompleks pertokoan.Ia memarkirkan motornya di bawah pohon peneduh jalan, lalu duduk dan berpura-pura memandangi ponsel. Ia menyembunyikan wajahnya dengan menarik kain buff hingga batas hidung.Pandangan mata sang duda beranak satu ini ke arah sebuah apotek bernama Cita Medika, di mana Anjeli bekerja. Tiba-tiba saja Aje tersadar ketika sebuah benang merah membentang di hadapannya.“Bidadari di Balik Kaca.., yang selalu menanggapi postingan facebook-ku tentang Tiara dengan ‘like’ bertanda hati. Apakah Anjeli orangnya?”Aje menggumam pelan. “Bidadari.., di Balik.., Kaca..,”Bulu roma Aje serentak meremang. Anjeli ada di sana, di dalam apotek, di balik dinding kaca. Aje memandangnya lewat kaca. Anjeli juga memanda
Read more
Bab 50: Jablai..!
Bab 50: Jablai..!  Setengah jam kemudian, akhirnya Hekal pun sampai di rumah Ibu Saras. Wanita yang jika Hekal tidak salah menaksirnya sudah berusia tiga puluh limaan itu menyambut Hekal di depan pintu pagar rumah.Sebentar Hekal menelan ludah, menyaksikan Ibu Saras yang berpakaian kimono putih, dengan rambutnya yang dicat warna merah menyala seperti tokoh anime Jepang, lalu digelung ke atas serupa ular yang melingkar.Sepertinya Ibu Saras belum mandi pagi. Tetapi untuk ukuran jam segini wajahnya tetap kelihatan asri. Lain dari itu, kimono putihnya super duper tipiiiiiiis.., sekali!“Kok mesin cucinya rusak lagi sih, Mas?” Bertanya Ibu Saras, yang membimbing Hekal memasuki rumah.Pada dua kali kunjungan service sebelumnya, Hekal dibawa masuk melewati pintu samping, melalui garasi. Namun, sekarang dia dibawa langsung lewat pintu depan, melintasi ruang tamu dan ruang tengah.&ldq
Read more
PREV
1
...
34567
...
31
DMCA.com Protection Status