All Chapters of DIKEJAR CINTA MANTAN SUAMI: Chapter 21 - Chapter 30
101 Chapters
Bab. 20
“Papaaa...” suara bahagia Davian melihat mama dan papanya datang, membuat bu Fatimah yang sedang menyuapi cucunya itu menghentikan aktivitasnya. Nampak yang Davian yang berlari kearah papanta, membuat Arina cemberut. Biasanya bila pulang ke desa menyambangi anaknya, Davian pasti akan berlari dan memanggil mama. Namun kali ini malah menyebut papanya.“Jagoan, papa. Papa sama mama kangen banget sama Davi, pinter nggak anak papa?” Damar mengangkat Davi kedalam gendongannya dan menciumi pipi gembul itu berulang kali, lalu menurunkan sang anak, mengikuti langkah Arina yang masuk ke dalam segera mencium tangan ibunya.“Sehat, kamu Nduk?” bu Fatimah menyambut pelukan putrinya.“Alhamdulillah, sehat Bu.” Arina mencium pipi yang sudah keriput itu.“Sehat-sehat, Nak Damar?” bu Fatimah menepuk lengan menantunya saat menyalami dirinya.“Alhamdulillah, Bu.”“Bapakmu, masih di sawah. Petani lagi rame-rame mencoba traktor baru dari balai Desa, katanya itu bantuan.” Ucap bu Fatimah sambil masuk menyi
Read more
Bab. 21
“Kamu kenapa sih, mas?” tanya Arina yang bingung dengan perubahan sikap Damar yang mendiamkan sejak di kebun Bapak tadi. Tidak tahu saja Arina ini, bila sang suami tak suka dengan interaksinya tadi dengan Alan. Tadi malah di kebun, Alan masih datang menawarkan untuk membawakan sayur milik ayah Arina ke pasar, sebab Alan membawa motor Caisar yang digunakan khusus untuk mengangkut sayuran milik petani.“Makasih banyak lho mas Alan, atas bantuannya.” Ucap Arina saat mas Safri dan Damar tadi selesai menaikkan ke atas motor sayuran milik pak Darsi. Alhamdulillah tadi sore mereka dapat tiga karung sawi dan dua karung kol, ada beberapa ikat yang khusus dibawa pulang untuk konsumsi di rumah.“Sama-sama, Rin. Sudah tugas saya membantu warga desa, apalagi ayah kamu, tentu saya bantu.” ucap Alan sambil tersenyum pada Arina, interaksi yang tak lupt dari pandangan tajam Damar tadi. Bahkan saat Alan menyapanya, ketika hendak meninggalkan kebun, Damar hanya mengangguk sambil tersenyum tipis sebaga
Read more
Bab. 22
Malam semakin pekat mengantar bulan yang setengah purnama ke peraduannya. Hembusan angin yang dingin membuat segenap penghuni bumi larut dalam lelap. Namun tidak dengan gadis bertubuh langsing itu, rambut sepunggunya di gerai, melayang tertiup angin dari kaca jendela yang di buka setengah. Setetes air matanya jatuh mengingat kisah cintanya yang harus kandas. Pria pujaan yang pertama kali menorehkan rasa cinta di hatinya, telah menikah diam-diam hari itu. Dijodohkan mama. Begitu alasan sang pemuda. Lalu apa arti sentuhan intim yang selama ini mereka lakukan?, ah ini memang salah, namun dia pun hanya wanita lemah yang memiliki naluri.Tiga bulan dicobanya menghilang dari kehidupan sang kekasih yang telah menjadi suami seorang wanita sederhana, dari kampung. Mengapa, perempuan itu tega merebut kekasihnya?Mata bening milik gadis itu kembali berembun, mengingat kisah lalu yang karam tanpa ia tahu sebabnya.Lalu kabar, yang diterima dari pria pujaannya, bahwa mereka sepakat berpisah, seba
Read more
Bab. 23
Pov DamarKudekati wanitaku yang sedang menangis sesugukan di pembaringan kami sore itu. Kusingkap rambut yang menutupi sebagian wajah ayunya. Kuhapus air mata tangisan itu, tangisan bagi Arina, namun kebahagiaan bagi diriku, saat dengan suara khas merajuknya sambil marah, memberikan padaku benda pipih dengan garis dua terpampang disana.Usahaku yang selalu menunda untuk membawanya ke dokter kandungan dan usahaku menaklukkannya di pembaringan kami,membuahkan hasil. Davian, putra kami. Akan punya adik lagi!“Kamu, sengaja kan, Mas! Iya kan!” todong Arina sambil memukul – mukul bahu dan dada ini. Bukan marah yang kuberi, namun kugenggam jemari itu lalu kukecup mesra. Meluapkan rasa sayangku dan rasa syukur, atas kehamilan Arina, yang memang kusengaja.“Alhamdulillah!” ucapku penuh rasa syukur dan bahagia.“Ihh, ini Mas, sengaja kan. Iya kan! Sengaja bikin aku hamil lagi, terus nanti di tinggal lagi.” Cerocos istriku, kembali tangannya memukuli bahuku.“Kenapa, Sayang suka punya pikiran
Read more
Bab. 24
Wiwid tak menyangka, dengan kejujuran Faris kemarin malam padanya. Rahma, kawan kerjanya selama ini, ternyata adalah mantan kekasih dari sang suami. Dulu diingatnya di awal perkenalan, saat itu Faris pun jujur padanya tentang seorang gadis yang pernah mengisi hatinya. Namun entah sebab apa, tanpa kata putus mereka berdua kehilangan kabar. lalu seiring waktu berjalan dan seringnya jalan berdua selepas jam kerja, perlahan benih cinta mulai tumbuh di hati keduanya, perasaan pada sang gadis yang kehilangan kabar pun mulai terkikis. Benarlah yang dikatakan pujangga, bila waktu dan jarak bisa merubah perasaan seorang pecinta.Namun pembawaan Rahma yang tenang, juga tak mengusik, membuat Wiwid semakin tak enak hati. Meski waktu telah berlalu cukup lama, dan mengatakan sudah tak ada perasaan, yang namanya insan bila dulu pernah mencintai, tetap akan ada sisa kenangan yang tertinggal meski sudah dikubur di sudut hati yang terdalam.Tak ingin ada prasangka lain di kemudian hari, akhirnya Wiwid
Read more
Bab. 24_b
Usia kandungan Arina sudah memasuki tujuh bulan, esok akan diadakan pengajian tujuh bulanan di rumah mertuanya. Bapak dan ibu sudah datang dari kemarin, juga Davian. Keinginan Arina dan Damar untuk mengajak putra pertamanya tinggal bersama terhalang oleh sang kakek dan nenek. Nanti sepi di rumah kata mereka. Lagian Davian juga sudah mulai ikut play group. “Nanti saja bila sudah SD, baru kamu ajak tinggal di kota, Rin!” pinta Mbak Eva, tentu kakak sepupunya juga akan kesepian bila Davian tinggal di kota. Lagian dengan kehamilan dan kelahiran yang tak lama lagi tentu akan membuat Arina repot sendiri.Damar mendengarkan dengan khidmat ceramah dari seorang ustad yang diundang hari itu. setelah pengajian tadi, ada ceramah atau tausiyah yang dibawakan oleh Ustad dari masjid kompleks yang diundang. Ceramah tentang pentingnya peran seorang suami dalam rumah tangga, mencukupi kebutuhan istri, dan membahagiakan keluarga adalah tanggung jawab besar bagi seorang laki-laki. “Bila hanya mampu beris
Read more
Bab. 25
Damar mengusap peluh yang bercucuran di dahi Arina. Nampak raut sendu itu menahan sakit. Tadi perawat mengatakan bila sudah bukaan tujuh. Namun saat ini sakitnya makin menjadi dan sering – sering. “Operasi aja ya, Sayang! Mas enggak tega lihat Sayang kaya gini.” Netra Damar berkaca, melihat kesakitan yang dialami Arina demi melahirkan anak keduanya. Begini dulu Arina. Sesakit ini dulu yang dirasakan, bahkan mungkin lebih sakit, sebab tak ada suami di sampingnya, belum lagi harus menanggung rasa sakit dengan omongan tetangga. Karna saat itu dirinya melahirkan tanpa suami. Tentu tak luput dari pergunjingan tetangga disekitar. Kaca yang tadi mengaburkan pandangan Damar, akhirnya luruh. Mengingat semua kesakitan yang dialami Arina, yang disebabkan dirinya dulu.“Enggak apa-apa, Mas. Mungkin karna ditunggui, jadinya agak manja dia.” Ucap Arina, mengernyit. Kembali rasa sakit itu datang.“Maafin mas, Sayang!” Damar mengecup pipi putih yang telah berubah kemerahan, bersamaan dengan masukny
Read more
Bab. 26
Rambut basah Arina belum disisir saat bayi kecilnya menangis haus. Kelelahan setelah melayani suaminya, membuat dirinya tak sempat membangunkan si kecil untuk disusui. Sementara Damar yang kelelahan sebab pengejaran cinta yang berulang tadi membuatnya tidur dengan pulas setelah membersihkan diri. Tak tega juga Arina membangunannya. Lelah bekerja dan lelah bercinta membuat suaminya itu tak mendengar tangisan si kecil. Biasanya bila malam begini, Damar akan terbangun bila mendengar tangisan si kecil. Bahkan biasanya dirinya lebih sigap dari Arina, duluan bangun menggendong sikecil, kemudian akan membangunkan istrinya dengan kecupan berulang.“Haus ya anak, mama?” Arina menimang sayang si kecil Davina sebelum memberinya ASI. Menyusui putri kecilnya ini, membuat dirinya merindukan pula putranya di desa sana. Ingin rasanya menyambangi namun orang tua dan mertuanya belum membolehkan dirinya membawa si kecil naik mobil dengan jarak yang cukup jauh. Davian yang sudah terbiasa hidup dengan kak
Read more
Bab. 27
Nampak dua orang pria yang berbeda generasi berbincang serius di gazebo yang terletak di halaman belakang.Arina yang baru selesai mandi tadi melihat papa mertua dan suaminya saat menjemur handuk biru miliknya.Mungkin ini pembicaraan yang benar-benar serius. Biasanya kalau hanya hal yang berhubungan dengan perusahaan, pak Mahmud akan memanggil dirinya juga, sebab nanti dirinya akan mendampingi suaminya yang akan memimpin perusahaan.“Kenapa, Papa baru kasi tahu, saya tentang hal ini?” Damar nampak resah juga merasa bersalah.“Papa, juga baru tahu dari pak Adnan kemarin. Ternyata selama ini orang tua Sofyan dan Yasmin ditipu oleh kepala sales mereka. Salah juga pak Sutomo ini, sebab percaya saja pada pekerja memegang tagihan pelanggan yang bayar secara cash. Jadilah uang patungan papa sama beliau, digunakan untuk membayar gaji dan THR karyawan mereka saat itu. Dan ayahnya Yasmin ini tak mau memberitahu papa. Keterangan pak Adnan kemarin nanti akan diganti, namun keburu meninggal bersa
Read more
Bab. 28
“Ya harus jawab apa Mas?, aku enggak apa-apa koq. Lagian mbak Yasmin kan sudah nikah juga, atau...Mas masih sering ingat mantan?”“Astagfirullah, Arin! Mas salah terus sih? Dikasi tahu salah, nggak dikasi tahu mas tetap salah.” Damar ngenes sendiri.“Hahaha. Habisnya Mas kaya takut begitu, mana mungkin aku marah Mas, kalau itu masalah kerja. Kecuali, Mas macem-macem.” Ancam Arina sambil mencubit hidung bangir suaminya lalu memberi kecupan di pipi yang ditumbuhi cambang tipis itu.“Terus gimana dengan Davi ini. Mama sama papa maunya dia tetap sekolah di desa saja. Biar mama sama Ibu yang gantian jaga. Sebab nanti kesepian bila Davi kita bawa kesini sekolah.” Tanya Damar sambil membelai rambut legam Arina.Arina dibuat sedih saja mendengar itu. Dulu sebelum menikah, Davian harus terpisah dari orang tuanya, Arina hanya hari libur saja baru bisa mengunjungi putranya. Lalu sekarang mereka sudah menikah kembali, tetap harus terpisah juga. Bukankah salah satu alasan mereka menikah kembali ke
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status