Semua Bab Putriku Kelaparan di Rumah Mewah Suaminya: Bab 51 - Bab 60
110 Bab
37 B
Kubenturkan punggung berkali-kali ke pintu, barulah anak buahku yang tak berguna itu membukanya.“A-ada apa, Bos?”Ternyata mereka dari tadi dengerin musik pakai headset, pantas saja tak mendengar teriakanku. Kutarik benda putih itu dan memutuskan kabelnya.“Kalian ada di sini bukan untuk happy-happy. Dasar gak guna.”“Mereka siapa, Mas?”Aku melocat ke depan saat mendengar suara Sri. “Ayo kurung dia!” perintahku.Dengan sigap dua preman yang tersisa mendorong Sri masuk dan mengunci pintu. “Ke-kenapa dibiarkan sendiri, Bos? Kan rencananya mau dinodai biar diceraikan suaminya. Dengan begitu, Bos bisa menikahinya secepatnya,” ujar si Botak.“Diam kau. Rencana berubah total. Kita pulang sekarang, biarkan saja dia di dalam agar tak mengejarku,” cetusku.“Pulang? Dua teman kami gimana, Bos?”“Halah, biarin saja mereka di sana. Badan kekar gitu pasti bisa melawan orang-orang kampung itu.”“Wah, ini gak benar lagi, Bos. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku mau dua teman kami harus pulang dengan sel
Baca selengkapnya
38 A
Bukan hanya pasangan saja yang harus saling melengkapi, tapi juga anak dan orang tua, termasuk aku dan menantuku. Aku begitu cemas dengan keadaannya di luaran sana. Semakin panik karena kedua cucuku ikutan menangis karena Alina belum bisa ditenangkan. Untung saja suamiku datang dan membantu menenangkan putri kami. Alina mulai tenang setelah dibujuk suamikuAku menggendong Ahmad dan Cici bergantian, tapi mungkin mereka terlalu kaget dengan suara bising yang terjadi begitu tiba-tiba sehingga masih terus menangis.“Sini aku bantuin gendong, Bu.” Lisda, teman baik Alina menggendong cucu perempuanku. Kami berdua keluar untuk menghibur bocah-bocah ini sekaligus melihat apa yang terjadi.“Mana Raka, Pak?” tanyaku pada beberapa bapak-bapak yang masih berdiri di halaman rumahku. Tidak kulihat putraku, begitu juga dengan dua preman yang tertangkap tadi.“Raka dan bapak-bapak yang masih muda sudah pergi menyusul penjahat itu, Bu. Tidak usah cemas, menantu Bu Rahimah pasti bisa ditemukan tanpa k
Baca selengkapnya
38 B
"Alhamdulillah. Yang penting kamu sehat, Sri. Doa kami dikabulkan. Ayo masuk kalau begitu."Tak hanya aku, sepertinya Alina dan suamiku juga kebingungan. Namun mereka juga ikut tersenyum bahagia. Aku dan Sri duduk di dekat Alina, sedangkan Raka di dekat pintu bersama bapaknya. Entah apa yang mereka diskusikan karena suaranya tak begitu jelas. "Sekarang Alin jadi lega kalau sudah melihat Kak Sri pulang dalam keadaan sehat. Dia itu nekad dan dan tidak berprikemanusiaan. Aku takut kalau dia melampiaskan semua dendamnya pada Kakak," ujar putriku. Sampai sekarang, tak pernah kudengar putriku menyebut nama mantan suaminya. Sepertinya luka itu masih belum kering di hatinya.“Dia bahkan tak mau dekat-dekat denganku, Alin. Siapa sih yang mau denagn wanita berpenampilan kayak gini?”Sri tersenyum dan memeluk adik iparnya. Setelahnya Sri menggenggam kedua tanganku, menciuminya beberapa kali. "Terima kasih telah jadi mertuaku, Bu."Senyumanku diselimuti kebingungan. Kenapa dia harus berterima
Baca selengkapnya
39 A
“Dimana, anak saya? Pasti kalian hanya ngarang biar saya dan suami datang ke kampung yang kolot ini, kan? Kalian menyesal setelah Alina diceraikan Delon? Hayo, kalian ngaku!” bentak Bu Ambar. Mantan besanku itu masih sombong seperti dulu. Menjelang siang ini, dia dan suaminya sudah sampai setelah ditelpon Raka tadi malam.“Ma, jaga bicaramu! Tak mungkin mereka berbohong kalau Delon ada di sini buat kekacauan.” Wajah Pak Nugroho kelihatan tegang. “Silakan masuk dulu, Pak, Bu,” ujarku seraya terseyum tipis. Mereka adalah tamu dan seharusnya dimuliakan. “Buat apa dibaik-baikin, Bu? Orang seperti mereka ini kayak gak takut mati. Angkuh sekali hanya karena merasa kaya, padahal saat tubuh sudah terbujur kaku, dia akan butuh orang untuk mengurus pemakamannya. Yang akan dia pakai pun sama dengan kita nantinya. Hanya lembaran kain putih,” cetus bapaknya Raka. Sejak awal, suamiku menolak kalau masalah ini dibicarakan dengan kekeluargaan. Namun, secercah harapan itu ada dalam hatiku kalau Delo
Baca selengkapnya
39 B
“Apa boleh saya menemui Alina dan Cici? Bagaimana keadaannya sekarang?”“Halah, pencitraan lagi. selama ini gak ada nanyain kabar adikku dan juga anaknya. Orang kaya memang suka menggunakan cara licik dan pura-pura jadi domba. Setelah merasa semuanya aman terkendali sesuai keinginannaya, barulah domba itu berubah jadi serigala yang menerkam lawannya.”Raka menyela lagi. Wajahnya mulai memerah menahan amarah.“Benar sekali. Apa gunanya ada ponsel untuk sekedar menyapa kabar? Nomor saya dan ibunya Alina masih sama, tidak pernah ganti. Cuma Raka dan Alina saja yang ganti nomor,” timpal suamiku.“Astaga, Pa. Semua orang di rumah ini begitu angkuh, padahal hubungan di antara kita sudah berakhir. Dibaikin malah membuat mereka ngelunjak. Mereka terus menyalahkan kita. Makanya Mama gak pernah setuju datang ke sini kalau bukan karena mau menyelamatkan Delon, anak kita,” cerocos perempuan berlipstik merah itu. Masih saja merasa dirinya paling benar.Kulihat Raka sudah mengepalkan tangan. Kulepa
Baca selengkapnya
40 A
Aku mengurai pelukan dan mengusap pipi putriku yang basah. Cici sudah digendong Raka, dibawanya ke halaman belakang.“Kenapa kamu dan Cici keluar, Alin? Masuklah ke kamar atau main ke rumah abangmu saja.”Alina menggeleng tegas. “Tidak usah, Bu. Sampai kapan Alina harus menghindari mereka? Aku gak apa-apa dan mau ikut duduk di depan, Bu.”“Beneran tidak apa-apa, Nak?”“Iya, Bu. Alina yakin.”Aku menggandeng putriku sampai duduk di samping bapaknya, lalu memberikan segelas air putih. “Jangan menangis lagi, ya, Nak,” bisikku. Alina mengangguk seraya tersenyum.“Papa senang melihatmu sudah lumayan sehat, Alin. Papa hampir tidak kenal sama kamu. Sudah cantik seperti dulu dan kelihatan lebih bahagia.” Pak Nugroho langsung memuji. Pujian yang basi.“Papa? Sebutan itu tidak pantas lagi diucapkan seorang Alina. Benar-benar gak pantas.” Ekspresi Alina begitu datar. Senyuman di wajah mantan besanku langsung redup seketika. “Nak, saya benar-benar menyesal telah ikut menelantarkanmu. Saya minta
Baca selengkapnya
40 B
“Huh, dasar wanita sombong. Jangan harap bisa dapat lebih dari aku dengan statusmu yang hanya seorang janda. Apalagi ada anak. Kamu akan sulit menemukan ayah yang baik buat Cici. Belagu amat jadi orang,” cibir Delon.“Aku bisa jadi ibu sekaligus ayah buat putriku. Semua keluarga juga menghujani kasih sayang setiap hari buat Cici. Kuharap kamu tak pernah membutuhan anakku sampai kapan pun. Dan soal jodohku di masa depan, itu bukan urusanmu. Lebih baik urus hidup kalian sendiri.” Aku membulatkan mata, takjub akan keberanian putriku. Kukira dia akan menangis atau berlari menghindari perdebatan dengan mantan suami dan mertuanya, tapi putriku bisa menjawab dengan santainya.“Mana mungkin aku butuh anak itu. Yang ada kamulah yang akan butuh aku, Alina. Setelah bertahun-tahun menjanda dan tak ada yang mau, barulah kamu akan sadar kalau seharusnya kamu tak perlu menolak saat aku mengajakmu rujuk.”“Delon, kamu ini sudah gila, ya? Apa pantas kamu katakan seperti itu? Cici adalah anak kandungmu
Baca selengkapnya
41 A
Minibus yang membawa penumpang dengan tujuan berbeda ini berhenti di persimpangan, tapi bukan menuju kampungku. Ongkos yang dibayar dengan cara beli tiket tidak merepotkanku lagi saat mau turun. Perjalanan tadi malam lumayan nyaman karena selama dua tahun tidak ke sini, jalanan yang dulu banyak berlubang telah mulus dan rata. Minibus pun bisa melesat bak melayang di atas aspal. Mata yang sudah ngantuk serasa diayun dan dibuai. Tak sadar, sudah sampai di Palsabolas.Aku naik angkutan roda empat warna putih bermerek khusus yang akan membawaku ke tujuan. Beberapa ibu-ibu yang kebetulan ada di dalam angkutan tersenyum ramah. Aku membalas dengan senyuman sewajarnya.Perjalanan sekitar setengah jam, aku turun lagi dan naik becak menuju rumah dan penghuninya yang kurindukan. Setelah membayar ongkos dan menurunkan barang, aku menghembuskan napas sambil memejamkan mata, menghadap mentari yang masih malu-malu menampakkan wajahnya. Suasana yang sangat berbeda dibanding kota tempatku mengais reze
Baca selengkapnya
41 B
“Apa? Jadi dokter setampan dan semapan kamu pernah ditolak perempaun juga? Padahal pas di rumah sakit, banyak loh gadis-gadis yang ngejar kamu,” ledek Raka.“Jangankan ditolak, aku sudah cerita kalau bahkan pernah ditinggal pas mau nikah. Haduh, memang kalau sudah tak jodoh, ada saja halangannnya,” kekehku.“Lalu bagaiman dengan orang tuamu? Pasti mereka terpukul dengan kejadian itu.”“Ya, begitulah, Bro. Gadis itu sebenarnya masih keluarga jauh kami. karena Emak dan Ayah udah pengin sekali aku menikah, mereka merencanakan semuanya. Dan kamu tahu apa mahar yang dilarikan gadis itu?”Raka menggeleng. “Palingan uang dan emas, kan? Kena berapa? Lima puluh juta atau seratus juta?” cecar Raka.“Sertifikat sawah dan emas tabungan Emak. Uang yang sering kukirim untuk mereka sebagian ditabung dengan membeli emas. Eh, rupanya digondol calon menantunya yang gagal,” lirihku.Masalah finansial tak begitu membebani pikiranku, tapi semenjak kejadian itu Emak dan Ayah sakit-sakitan karena merasa be
Baca selengkapnya
42 A
“Kalau saja kamu datang sebelum Alina kenal Delon, pasti dia tak perlu merasakan bagaimana menggenggam luka. Kamu juga tak perlu merasakan ditipu saat menjelang pernikahan,” kekeh Raka. Aku tersenyum tipis. Andai-andai adalah perbuatan setan. Yang telah lalu tidak bisa kembali.“Maut, rejeki dan jodoh itu adalah Rahasia Allah. Begitu juga dengan masa depan.”“Tapi kamu memang pecundang sih. Suka sama adikku sejak masa puber. Kayak gak ada gadis seumuran kita saja. Dan setelah gadis itu dewasa, eh malah dibiarin jatuh ke pelukan orang lain. Iya kalau pelukan itu membuat nyaman, kamu bisa berdalih kalau akan ikut bahagia jika dia bahagia. Cinta itu harus diperjuangkan, Bro.”“Iya, makanya kamu bantuin dong. Dulu aku ditolak soalnya.”Raka tertawa terbahak-bahak. “Ya jelas ditolaklah. Ngomong pas adikku masih sakit, lewat surat pula. Astaga, gak zaman lagi. Kalau saja kamu curhat padaku saat berkunjung ke rumah waktu itu, pasti aku terus rekomendasikan kamu sebagai calon suami idaman.”A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status