All Chapters of The Crown Prince's Fiancee: Chapter 31 - Chapter 40
134 Chapters
BAB 30
Ein berpikir tidak masalah bertarung tanpa sihir saat melawan para bandit-bandit itu. Mereka terlihat hanya bandit-bandit biasa dan mungkin jika bisa membuat pikiran orang-orang itu berubah, mereka bisa saja diajak untuk menjadi bagian dari pasukan kekaisaran. Sayangnya Ein salah besar. Mereka bukan orang yang bisa diajak bernegosiasi. Mendengar aksen bicara orang-orang itu, mereka bukan penduduk asli Easter. Para bandit ini semuanya pendatang. Ein merasa pertarungan itu tidak terlalu berat, bahkan tanpanya Carry bisa mengatasi itu. Tetapi Ein sama sekali tidak menyangka bahwa pemimpin mereka punya sesuatu yang lain. Ein terlambat menyadarinya dan terkena tebasan pria besar itu. Termasuk beruntung hanya mengenai dadanya dan bukan leher. Begitu sudah meringkus para bandit-bandit itu, Tristan menyarankan untuk ke perbatasan dan menemui Charlotte. Kesatria Ein yang satu itu punya kemampuan medis yang bagus dan juga satu-sat
Read more
BAB 31
Seharusnya sekarang Raeli sudah pergi bersama pangeran, ‘kan? Ya, seandainya ia sempat mengatakan keinginannya sebelum Charlotte datang semalam. Namun, ia terlambat menyebutkan pasar. Bahkan setelah Charlotte pergi, ia dan pangeran lupa sedang membicarakan apa. “Anda bosan?” Raeli mengangkat kepala tidak percaya. Setelah beberapa hari bersama ini adalah kali pertama Ercher memutuskan untuk berbicara lebih dulu pada Raeli. Sungguh. Ini sebuah kemajuan besar untuk seorang pria pendiam dan ternyata benar. Ercher punya insting yang kuat dan peka terhadap sesuatu di sekitarnya, termasuk Raeli. “Ingin bertemu pangeran?” “Apa!” Ercher tidak bereaksi terhadap teriakan Raeli. Enaknya, Raeli tidak akan dimarahi berteriak seperti itu saat bersama Ercher. Ia tidak akan diceramahi tentang tata krama putri seorang bangsawan dan ana
Read more
BAB 32
“Oh, Nona Charlotte?” Raeli menegang mendengar sapaan Liliane pada orang di belakangnya. Sejak pertama bertemu dengan Charlotte Merville dan mendengar cerita dari Anne, Raeli selalu berusaha untuk menghindari kontak dengan gadis itu. Jelas sekali kalau Charlotte sebagai kesatria pangeran sangat tidak menyukai Raeli. Liliane tersenyum cerah. Selama pindah ke istana, tampaknya hanya Liliane yang menjadi teman Raeli. Sampai hari ini ia masih sering menolak ajakan jamuan teh kalangan atas. Alasannya masih sama. Raeli tidak mau membicarakan tentang pangeran di meja-meja itu. “Selamat sore, Tuan Putri.” Raeli menunduk. Hanya menyapa tuan putri? Maaf, bukan berarti ia berharap untuk disapa juga. “Maaf sudah memintamu bergabung, Nona Charlotte. Aku memaksamu mengenakan gaun?” Raeli mendadak tertarik dengan ucapan Liliane dan memutu
Read more
BAB 33
“Apa kami melakukan kesalahan, Tuan? Kami sudah melaksanakan tugas dengan benar.” Pria berjubah itu datang untuk yang kedua kalinya ke tahanan istana Easter. Lagi-lagi harus membereskan yang namanya sampah tidak berguna. “Tidak ada yang salah. Hanya saja kalian begitu cepat tertangkap.” “K-kami tidak tahu bahwa rombongan itu membawa pangeran juga.” “Satchi,” kata pria berjubah sambil melirik beberapa sampah yang sudah mati di dekat kakinya. Mengikuti arah pandang orang bernama Satchi itu. Si ketua geng perampok. “Kalian tidak melakukan kesalahan. Justru kalian melakukan tugas dengan baik sampai kemari.” Senyum sedikit mengembang dalam wajah ketakutan Satchi. Sebuah harapan untuk bisa dibebaskan. “Tetapi mati juga salah satu tugasmu. Karena kau sudah tidak bisa mengemban tugas apa pun lagi.&rdqu
Read more
BAB 34
“Kita lengah lagi,” kata Tristan saat mereka semua sudah kembali ke ruang kerja Ein.Sesampainya di sel tahanan di mana kelima perampok yang Ein tangkap berada, keadaan orang-orang itu sama mengenaskannya dengan paman Roseline. Mereka mati dengan leher tersayat dan semuanya belum sempat diintrogasi.Pria berjubah itu sengaja datang untuk membunuh mereka sebelum membocorkan informasi.Ein duduk di kursinya. Menahan diri untuk tidak menghancurkan sesuatu. Tetapi sedikit ada kemajuan. Dengan adanya Ercher mereka bisa tahu yang mengincar sel istana adalah seorang pria. Namun, tetap saja tidak ada lagi hal berarti lainnya.Sepertinya Ein akan mencari waktu untuk mendiskusikan ini dengan kaisar.“Ercher?” panggil Ein.Ercher membungkuk pada Ein.“Apa yang kau lakukan sehingga bisa sampai di sana?” tanya Ein.Tentu saja ia tahu jawabannya. Ercher berada di sana karena insting tajamnya bisa tahu kalau ada seseorang yang sangat berbahaya di dekatnya.“Kau meninggalkan Raeliana.” Ein menatap ta
Read more
BAB 35
Ein menggulung lagi kertas di tangannya dan mengenggamnya dengan keras. Mungkin sudah saatnya mengambil keputusan. Walaupun Ein tahu dampak dari semua keputusan ini adalah penyesalan.“Apa Anda akan mengambil tindakan, Yang Mulia?” tanya Tristan.“Ya. Kupikir sudah waktunya menyudahi keraguan ini.”Ternyata keheningan di medan perang bukanlah hal biasa. Tetapi memang ada yang aneh. Karena rasa penasan, Charael akhinya memutuskan untuk menyusup sendiri ke markas musuh. Lalu menemukan fakta mencengangkan.Keheningan ini rupanya menyimpan rahasia.“Seluruh anak kaisar Faiore menghilang. Termasuk panglima tertinggi,” jawab Ein kemudian. Matanya menyipit, menahan emosi yang tiba-tiba saja menyerang dadanya. Sebuah kemarahan.Pria licik itu meninggalkan tempat di saat peperangan? Sungguh kurang ajar.“Sepertinya mereka hanya sedang berpikir mengimbangi pasukan kita, Yang Mulia.” Charlotte yang berdiri di dekat rak buku berkomentar. Dari sekian banyaknya peperangan selama ini, gadis itu meng
Read more
BAB 36
“Selamat pagi, Rose?” sapa Raeli begitu melihat Roseline membereskan etalase kue-kue mereka. Wajah gadis itu terlihat bahagia dan ceria, seakan sesuatu terjadi pada hari sebelumnya. Akhirnya Raeli bisa datang ke toko setelah berada di istana bersama kebosanan yang tak ada habisnya. “Ah, pagi, Nona.” Rose sedikit membungkuk untuk menyambut Raeli. Kemudian senyum gadis itu menghilang saat melihat sosok Ercher dan malah menampakkan rasa takut. Ya, Raeli harus mengakui hal itu. Ketampanan Ercher menyimpan banyak hal misterius. Hal itu yang membuatnya jadi dambaan dan berbahaya di satu waktu sekaligus. Tidak banyak gadis yang berani padanya. Kecuali Liliane, beberapa orang lainnya. Tentu saja Raeli termasuk dari mereka. Raeli sudah memperingatkan Ercher untuk tidak membuat gadis-gadis takut. Sayangnya, sikap waspada pria itu teramat berlebihan sampai membuat Raeli ingin memukulnya
Read more
BAB 37
Ada apa dengan gadis itu? Sandiwaranya luar biasa. Ein tidak mengira kalau Raeliana akan muncul di sana. Lagi pula tidak ada tanda-tanda kereta kuda yang membawa gadis itu. Ke mana mereka menyembunyikannya? Lalu si Ercher malah terlihat lebih tidak peduli yang justru membuat Ein bertambah kesal. “Beritahukan kedatanganku, Tristan. Lalu berdirilah sedikit menjauh dari pintu,” perintah Ein saat melihat Ercher menyadari kedatangannya. “Bawa juga bocah itu.” “Baik, Yang Mulia.” Tristan mengambil langkah lebar lebih dulu mencapai kamar Raeliana dan mengetuk sekali, lalu meneriakkan kunjungan putra mahkota. Jika dilihat dari sifatnya, Ein tidak akan menunggu balasan Raeliana. Gadis itu sudah pasti mencari alasan untuk mengusirnya. Ein tidak akan memberikan kesempatan Raeliana melakukan hal semacam itu. Jadi Ein langsung mendorong
Read more
BAB 38
Setelah pertemuan Raeli dan pangeran beberapa malam lalu, tampaknya pria itu jadi lebih terang-terangan mendatangi Rose. Ya, bagus juga. Raeli menolak bertemu pria itu sama halnya seperti yang pangeran lakukan sebelumnya. Jika pangeran pikir Raeli akan marah dengan kedekatannya bersama Rose, maka pangeran benar. Raeli marah. Kenapa baru sekarang mencoba tertarik pada Rose? Bukankah Raeli sudah menyodorkannya sejak lama? Hal itu membuat Raeli jadi sebal luar biasa. Semalaman Raeli berpikir, mungkin inilah batasan dari rasa sabar yang Raeliana miliki. Hatinya entah kenapa jadi sakit setiap melihat pangeran berpaling. Raeli benci kondisi seperti ini dan ia ingin melarikan diri. Sepertinya cerita ini sudah kembali ke plot awal. Kematian Raeliana sudah semakin diperjelas dengan adanya tatapan kebencian pangeran. Raeli sudah benar-benar harus menciptakan masa depannya dengan matang sebelum plot kematian it
Read more
BAB 39
“Raeli, aku tanya sekali lagi. Apa kau yakin?” tanya Kris begitu mereka sampai di perbatasan kota. “Belakangan kau sering sekali melakukan hal tidak masuk akal. Seperti bukan dirimu.” Raeli tersenyum kecut. Kalau boleh jujur, Raeli memang bukanlah Raeliana. Adik manis Kris. Raeli hanya seorang gadis modern yang mengalami lintas dimensi karena meninggal di hari yang sama dengan Raeliana. Raeli mati ditabrak truk dan Raeliana mati tertabrak kuda. “Aku butuh waktu, Kak.” Raeli meraih tangan Kris dan tersenyum. Itu satu-satunya senjata andalan yang bisa ia andalkan untuk melawan keluarga ini. “Tolong mengertilah.” Raeli harus membuat ini seperti ia benar-benar depresi dan butuh waktu menyendiri. Jadi, mari buat ini sedramatis mungkin. “Apa yang harus kukatakan pada Papa?” Ya, kau harus memberikan alasan yang masuk akal, buka
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status