All Chapters of Video Mertua Menggosipkanku dalam Acara Keluarga Suamiku : Chapter 31 - Chapter 40
147 Chapters
Bab 31
Semua orang tampak tegang menunggu pengakuan Retno. Namun, ada perbedaan jelas pada raut wajah Aji jika dibandingkan dengan yang lainnya.Kalau yang lain seperti sedang menahan senyum kebahagiaan, Aji terlihat gelisah dengan keringat besar-besar di keningnya."Sebenarnya aku ....""Mandul?" sambar Mayang karena gemas menantunya tidak kunjung menuntaskan kalimatnya. Dan, dia hanya tinggal menunggu anggukan atau pembenaran dari menantunya untuk berjingkrak kegirangan dalam hati. Demikian pula yang dirasakan Mawar juga Siska.Pikir mereka, bila Retno mandul, Siska akan memiliki peluang besar untuk menjadi istri Aji. Walau tadi Aji mengatakan bersedia mengadopsi anak, pastilah seiring berjalannya waktu, hasutan-hasutan yang diberikan akan menunjukkan hasil, akan mampu menggoyahkan pendirian Aji.Sementara itu, ucapan Mayang yang tentu akan menjadi kabar buruk kalau sampai benar adanya, membuat putranya menoleh dengan tatapan tajam. Aji bahkan sudah bersiap untuk menegur ibunya. Akan tetap
Read more
Bab 32
Retno tidak menjawab. Dia berdiri masih dengan tatapan mengintimidasi."Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Aji melihat istrinya beranjak dari sisinya. Sebelumnya, lelaki itu juga merasa sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Retno. Walau tidak keberatan atau tersinggung atas ucapan pedas sang istri pada ibu dan adiknya karena memang itu benar adanya, Aji tidak tahu kalau Retno akan setegas itu. Beberapa kali saat dirinya bersikap serupa lantaran memang ibu dan adiknya sudah keterlaluan, Retno justru cenderung berusaha menenangkan dirinya.'Apa istriku sudah tidak tahan lagi?' pikir Aji kian was-was karena Retno berjalan mendekati Mayang dan Mawar."A-apa yang mau kamu lakukan, Mbak?" Mawar ketakutan. Sangat wajar karena saat ini Retno seperti memancarkan aura tirani yang kuat. Mungkin akan berbeda kasusnya jika di tempat itu tidak ada Aji. Setidaknya Mawar bisa membalas kalau-kalau Retno nekat memukul atau melukainya. 'Tidak mungkin aku memukul Mbak Retno di depan Mas Aji!' batinny
Read more
Bab 33
"Ja-jangan salah paham, Sayang. Aku dan Siska bertemu tanpa sengaja saat menjadi sopir. Dia order taksi online, dan kebetulan akulah yang nerima. Itu saja." Siska tersenyum licik melihat amarah terbit di wajah Retno. Dia buru-buru menyela untuk memanaskan suasana. "Iya, Retno. Aku tu sebetulnya mau ke mari naik taksi online tadi. Tapi nggak tahu kenapa, jodoh atau gimana, pas banget Aji yang jadi sopir. Dia 'kan pakai masker tu, nah aku juga. Jadi selama ngobrol ke sana ke mari, kami tu nggak sadar kalau kami saling kenal. Malahan nih, aku ngomongin Aji tahu. Duh, malu banget kalau inget itu!" "Ehehehe, yang bener, Mbak?" tanya Mawar antusias. Sedari Siska bercerita, mimik wajahnya beserta ibunya terlihat sangat senang. "Bener, Mawar! Sumpah malu banget. Sayangnya, habis itu Aji ngelarang aku berkunjung. Kayaknya dia takut kamu cemburu, Retno. Padahal 'kan aku ke mari juga karena ingin ketemu Tante dan Mawar, kangen banget udah lama nggak ketemu, bukan untuk nganggu rumah tangga ora
Read more
Bab 34
Semua mata tertuju pada Aji. Dia terlihat mengembuskan napas panjang sebelum menjawab, "Tidak, Ma. Aku tidak bisa.""Lho memangnya kenapa?! 'Kan bagus daripada jadi sopir, Nak!""Iya, Mas. Kenapa nggak diterima aja? 'Kan enak bisa dapat kerjaan keren lagi dengan gaji bagus. Kerja di perusahaan Mbak Siska pula. Pasti lebih nyaman daripada kerja di kantor Mas yang dulu."Terlihat jelas Mayang dan Mawar tidak terima dengan keputusan Aji. Namun, seperti tidak peduli dengan itu, Aji membalas, "Aku telah berusaha mencari pekerjaan yang bagus seperti dulu. Dan aku yakin, suatu waktu aku akan mendapat panggilan kerja dari beberapa surat lamaran yang telah aku kirimkan.""Nak, apa salahnya jika kamu bekerja di perusahaan Siska? Ingat Aji, kesempatan tidak datang dua kali. Sekarang ada tawaran bagus dari Siska di depan matamu. Lalu, kenapa harus repot menantikan tawaran lain yang belum tentu datang?"Hening.Dalam batin Mayang, Mawar, juga Siska dengan kompak menyalahkan Retno. Mereka yakin bet
Read more
Bab 35
"Mbak, nggak lihat apa Mama lagi sakit? Mbak memang istrinya Mas Aji ya, tapi nggak berhak ngelarang seorang anak untuk peduli pada ibunya!" Mawar ceramah layaknya anak paling berbakti."Aji, aku nggak nyangka ternyata istrimu parah banget. Retno, aku pikir kamu itu sayang sama Tante, ternyata ...." Siska menggelengkan kepala.Retno yang menerima serangan dua wanita itu tetap terlihat tenang. Sebenarnya dia menunggu komentar dari sang suami, tetapi tampaknya Aji masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Lelaki itu memikirkan maksud dari sikap istrinya. "Duduklah Mas, Mama nggak papa." Retno menarik Aji hingga duduk kembali di sisinya."Mbak Retno!" bentak Mawar sangat lantang hingga membuat Retno memejamkan mata beberapa saat."Mawar, kamu sadar tidak, suaramu yang keras di dekat Mama itu harusnya membuat kepala Mama semakin sakit?""I-itu ...." Mawar jelas kebingungan membalas perkataan kakak iparnya."Beberapa saat lalu ketika aku meminta Mama untuk beristirahat saja, Mama sendir
Read more
Bab 36
Di dalam kamar, Retno terlihat fokus menatap layar laptopnya. Jari-jarinya bergerak lincah di atas tombol. Sementara itu, Aji yang merasa bersalah untuk apa pun yang terjadi hari ini, tampak diam duduk di atas ranjang, menatap punggung istrinya.'Tidak biasanya Retno diam begini. Sejak masuk kamar, dia tidak mengatakan apa-apa padaku. Hanya tersenyum atau menimpali seperlunya jika diajak bicara.' Aji menghela napas berat. Dia paham benar, jika istrinya sudah diam begini, kadar marahnya sudah cukup tinggi.'Aku tidak tahan lagi.' Aji berjalan menghampiri Retno. Lantas dia membungkuk untuk memeluk sang istri dari belakang.Seketika itu pula jari-jari Retno berhenti. Namun, dia tidak mengatakan apa pun."Apa kamu marah padaku?" tanya Aji tanpa melepaskan pelukannya.Bukannya menjawab, Retno balas bertanya, "Apa aku terlihat seperti orang marah?"Aji berdiri dan berpindah ke samping istrinya. Dia berjongkok di lantai sebelum memutar kursi Retno hingga membuat tubuh perempuan itu menghada
Read more
Bab 37
Retno memandang sang suami yang terlelap di depannya. Dia tersenyum mengetahui tangan Aji bertaut di tubuhnya. 'Dia sama sekali tidak berubah,' desisnya dalam hati. Terasa sangat hangat dan dicintai. Sejak awal menikah hingga detik ini, Aji memang selalu tidur dengan mendekap istrinya. Jika Retno meninggalkan ranjang sebentar saja, suara Aji yang memanggil-manggil sang istri akan segera terdengar. Jika sudah begitu, sekurang-kurangnya, Retno harus mengelus rambut Aji lima sampai sepuluh menit hingga suaminya itu kembali terlelap nyenyak. 'Besok ulang tahunmu, suamiku. Semestinya kabar kehamilanku menjadi kejutan besok, tapi apa boleh buat, keadaan membuatku tidak bisa merahasiakannya lagi. Hah ... aku benci pada kesabaranku yang tidak bisa dipanjang-panjangkan,' ucap Retno dalam benak, menyayangkan sikapnya yang terpancing oleh perkataan sang mertua yang menyebutnya mandul. Dia pikir, seandainya kabar baik itu disampaikan besok, tentulah kejutan itu akan semakin sempurna. Perlahan
Read more
Bab 38
Di ruang makan semua orang berkumpul untuk sarapan. Sebelum duduk bersama, mereka telah memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk Aji. Namun selanjutnya suasana justru terasa seperti membeku. Mayang dan Mawar yang sebelumnya begitu ceria dan bersemangat, mendadak jadi diam dengan ekspresi wajah seperti menahan dan menyimpan sesuatu yang begitu ingin disampaikan. Mereka tampak gelisah.Aji beberapa kali mengangkat pandangan melihat Mayang dan Mawar seperti sedang berbisik-bisik. Jika sebelumnya dia mengabaikan hal itu, kini akhirnya dia meletakkan sendok dari tangannya dan bertanya, "Mama, Mawar, ada apa? Apa kalian ingin mengatakan sesuatu?"Mayang dan Mawar masih diam. Mereka saling menatap satu sama lain."Mama, Mawar, kalau kalian ingin dibelikan sesuatu, bilang saja nggak apa-apa. Insyaallah aku masih ada uang untuk satu dua hadiah untuk kalian.""Tidak, Mas. Itu ... tidak perlu. Semua masih cukup kok. Lagian, 'kan Mas Aji yang ulang tahun.""Lalu?""Em ... Aji, hari ini 'kan u
Read more
Bab 39
Aji meninggalkan keluarganya dengan terburu-buru. Sebenarnya bukan karena khawatir terlambat, melainkan karena dia khawatir tidak mampu meredam kekecewaan di hatinya. Kecewa pada siapa? Pada ibu dan adiknya. Dia tidak habis pikir karena Mayang dan Mawar hanya fokus pada olok-olok yang ditujukan anggota grup WA keluarga padanya, dan sama sekali tidak menyinggung perihal celaan untuk Retno.Padahal, ujaran buruk untuk Retno jauh lebih banyak daripada yang diberikan pada dirinya. Namun, biar bagaimanapun, Aji tidak ingin bersikap selalu keras pada keluarganya sendiri. Dia sungguh mengidamkan keluarga bahagia yang saling menyayangi dan melindungi. Itu sebabnya dia tidak mengutarakan kekecewaannya pada sang ibu dan adik."Semoga tidak ada drama di kantor baruku," lirihnya saat memasuki mobil diikuti embusan napas panjang. Tidak dipungkiri, Aji menyimpan kegugupan sekaligus kecemasan di hatinya. Bekerja dengan orang asing tentu lebih enak jika dibandingkan dengan bekerja pada mantan pancar
Read more
Bab 40
Aji memasuki ruang CEO dengan rahang mengeras. Jika bukan karena mau menjaga kehormatan Siska di depan para karyawan, dia akan lebih memilih untuk balik badan dan keluar dari perusahaan itu. Pikirnya, mumpung belum memulai pekerjaan yang sangat ‘berisiko’ tersebut, baiknya dia tidak pernah memulainya saja."Silakan duduk." Aji pun menuruti perintah atasannya. Dia menatap tajam Siska tanpa mengucap satu parah kata.Sesaat, ruangan itu pun hening sebab Siska juga menutup mulutnya. Dia hanya membalas tatapan sang mantan dengan tatapan yang tajam pula.Tak lama berselang, kegaduhan mulai terdengar ketika pintu ruangan tiba-tiba terbuka. "Selamat ulang tahun!" ucap para karyawan kompak sebelum disusul dengan suara terompet. Sontak saja Aji langsung berdiri melihat orang-orang dengan topi kertas berbentuk kerucut itu. Terlebih ketika mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. Karyawan sebanyak itu bernyanyi untuknya?'A-apa yang dilakukan Siska tadi hanya prank?' batinnya."Tiu
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status