All Chapters of STATUS WA SUAMIKU: Chapter 41 - Chapter 50
53 Chapters
Menyesal atau Hanya Pura-Pura?
"Ara ...," panggil seorang pria, saat Ara baru saja ke luar dari tempat kerjanya.Ara yang merasa namanya dipanggil, langsung berbalik menghadap pria tersebut."Siapa ya?" tanya Ara sambil mengerutkan keningnya, karena ia merasa asing dengan lelaki yang sekarang berdiri tepat di depannya."Aku Nazmi, teman kecilmu," ujar pria tersebut yang membuat Ara semakin kebingungan."Maaf, sepertinya salah orang," ujar Ara pada Nazmi yang masih tersenyum hangat menatapnya."Tidak! Aku tidak salah orang. Umi baru saja memberikan gambar dirimu dan juga alamat rumahmu," kata Nazmi lagi mencoba meyakinkan bahwa Ara yang sekarang berada di depannya adalah teman masih kecilnya dahulu."Kalo begitu, coba sebutkan di mana alamat rumahku dan siapa nama ke dua orang tuaku!" tegas Ara sambil menatap tajam pria yang berada di depannya."Ayahmu Pak Faisal. Ibumu, Adinda dan Kakakmu Reza bukan? Oh ya, dan juga alamat rumahmu pasti di Jl.gagalmoveon, iya 'kan?" Langsung saja pernyataan tersebut membuat membula
Read more
Menyesal atau Hanya Pura-Pura?
"Ara ...," panggil seorang pria, saat Ara baru saja ke luar dari tempat kerjanya.Ara yang merasa namanya dipanggil, langsung berbalik menghadap pria tersebut."Siapa ya?" tanya Ara sambil mengerutkan keningnya, karena ia merasa asing dengan lelaki yang sekarang berdiri tepat di depannya."Aku Nazmi, teman kecilmu," ujar pria tersebut yang membuat Ara semakin kebingungan."Maaf, sepertinya salah orang," ujar Ara pada Nazmi yang masih tersenyum hangat menatapnya."Tidak! Aku tidak salah orang. Umi baru saja memberikan gambar dirimu dan juga alamat rumahmu," kata Nazmi lagi mencoba meyakinkan bahwa Ara yang sekarang berada di depannya adalah teman masih kecilnya dahulu."Kalo begitu, coba sebutkan di mana alamat rumahku dan siapa nama ke dua orang tuaku!" tegas Ara sambil menatap tajam pria yang berada di depannya."Ayahmu Pak Faisal. Ibumu, Adinda dan Kakakmu Reza bukan? Oh ya, dan juga alamat rumahmu pasti di Jl.gagalmoveon, iya 'kan?" Langsung saja pernyataan tersebut membuat membula
Read more
Uang membutakan!
"Semua sudah terlambat Jaka, kau sudah kehilangan maafku dan juga wanita yang sudah melahirkanmu.""Kau benar-benar mengecewakan! Masih untung sekarang kau masih kubiarkan untuk tetap tinggal di sini, jika mengingat sikap dan perlakuanmu yang berubah, dari dulu takkan kuanggap lagi kau sebagai seorang putra dariku," ujar sang Papa membuat Jaka mengangkat kepalanya. Dan menatap sang Papa penuh dengan perasaan bersalah.Ia tak menyangka, jalan yang selama ini dia ambil adalah jalan yang salah. Ternyata benar, Jaka memang bodoh, ia tega membuang berlian hanya untuk kerikil yang terhambur di jalanan."Maaf, Pa." Sekali lagi, Jaka mengucapkan kalimat itu. Ia bahkan bersujud di kaki sang Papa, memohon ampun atas segala khilaf yang pernah ia lakukan."Aku benar-benar kecewa denganmu, Jaka. Tapi aku juga tak bisa menelantarkanmu begitu saja, aku berharap setelah ini. Kau bisa secepatnya bertaubat dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.""Jaka janji, Pa. Jaka tidak akan mengulangi k
Read more
Hilang Ingatan Kah?
Yose terkejut mendapatkan perlakuan yang begitu membuatnya terhenyak. Rezal yang biasanya bersikap lemah lembut padanya, sekarang mahal seperti orang yang ingin menerkam Yose."K-kenapa kamu marah?" tanya Yose dengan raut wajah yang takut."Kenapa kau tanya? Yose, asal kau tau aku memang lelaki nakal, lelaki yang jauh dari agama. Namun satu yang perlu kamu camkan di dalam ingatanmu, sebejat-bejatnya seorang lelaki. Ia pasti akan menginginkan perempuan baik untuk mendampinginya, untuk membimbingnya menjadi lebih baik lagi." Ucapan Rezal yang seperti itu membuat Yose diam tak berkutik. Pandangan Yose terlihat seperti menghunus Rezal secara dalam."Kenapa? Kau tak terima dengan yang kuucapkan?" Rezal menyunggingkan senyum miring. Ia melihat Yose yang benar-benar diiputi amarah."Setelah kulakukan semua untuk kamu, bahkan rela menjadi seorang pelacur agar bisa memenuhi semua kebutuhan kita. Ini balasanmu, hah?!" teriak Yose pada Rezal. Kini ia bangkit dari duduknya, matanya mulai berkaca-
Read more
Bertemu Kembali
"Kau sadar tidak Jaka, caramu seperti ini hanya akan menyakiti dirimu sendiri. Aku sudah lelah mengikuti segala kemauanmu, padahal kau baru saja tahu bahwa mamamu sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Jika mamamu mendengar kabar berita ini, dia juga pasti akan sangat sedih melihatmu begitu berambisi.""Pa, aku tidak berambisi. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya bersama Ara. Aku tau aku salah, aku bahkan tidak mengelaknya. Namun, apakah salah jika aku mencoba untuk berubah dan menata semuanya agar kembali menjadi rapi?" tanya Jaka pada sang Papa. Semangatnya ketika ingin bertemu dengan Ara tadi hilang begitu saja saat mendengar penuturan dari sang Papa."Hentikan semua ini, Jaka! Kau lupa, baru beberapa hari ini kau membuat masalah pada Ara. Kau menyalahkan segalanya atas kematian mamamu pada Ara. Padahal jelas, mamamu pergi karena semua terjadi atas kecerobohanmu. Karena keras kepalamu yang hanya menuruti ego semata, tanpa memikirkan sebab apa yang akan terjadi ke depannya.
Read more
Adu Mulut!
"Ara."Panggilan dari sebuah suara membuat Ara berhenti bernapas beberapa detik. Helaan napasnya terdengar berat."Dia lagi," gumam Ara nyaris tak terdengar."Bagaimana kabarmu? Kulihat sekarang kau semakin berisi dan terlihat lebih bahagia," ujar Jaka tanpa memedulikan tatapan tajam yang dilontarkan Eza padanya. Sekarang ia hanya memfokuskan pandangannya pada Ara.Wanita yang hampir membuatnya gila dan penuh akan segala obsesi yang tak bisa dikendalikan."Mau apa kau ke sini?" tanya Eza dengan wajah datar. Tangannya mengepal erat, bahkan sekarang napasnya pun tak beraturan. Terlihat terengah-engah.Baru saja tadi ia merasakan suasana yang baik-baik saja, tenang, damai tanpa ada gangguan sedikit pun. Setelah kehadiran Jaka, semuanya berubah menjadi panas dan tegang."Ara," panggil Jaka lembut tanpa menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan oleh Eza.Karena memang dari awal kedatangannya bukan untuk bertemu dengan Eza, melainkan melihat wanita yang dulu dan hingga saat ini masih memen
Read more
Penuh dengan Amarah!
"Jika kau masih tak bisa diberitahu, lebih baik kita pulang saja sekarang. Aku tidak ingin jika harus terlibat dalam permasalahanmu lagi. Jika kau masih ingin di sini, setidaknya jaga emosi dan ucapanmu di tempat orang lain!" tegas Anton sambil menatap sang anak dengan tatapan tajam."Maafkan, Jaka, Pa. Ya sudah kalo begitu Jaka ingin masuk ke dalam bersama Papa," ujarnya menunduk dan merapikan jasnya.Jantungnya berdetak kencang saat menginjak rumah Ara, karena ini adalah kali kedua ia menginjak rumah ini setelah sempat pernah adu selisih dengan Ara dan juga mantan mertuanya.Sedangkan Eza di belakang menatap Jaka dengan pandangan yang tak dapat diartikan. Ia takut Jaka akan melakukan hal konyol lagi yang bisa saja membahayakan nyawa mereka yang berada dalam rumah ini.**"Bagaimana kabar, Ayah?" tanya Jaka dengan perasaan gelisah. Karena sekarang ia merasa sedang diintimidasi. Bahkan tatapan-tatapan mereka yang berada di dalam sini serasa sedang mengulitinya."Baik," jawab Faisal si
Read more
Antara Hidup dan Mati
"Dek, are you ok?" tanya Eza saat melihat Ara yang daritadi hanya menundukkan kepalanya."Ara baik-baik aja, kok. Ya sudah, kalo gitu Ara mau istirahat di kamar saja, capek!" ucap Ara berniat segera berlalu pergi dari ruang tengah ini."Dek, sebentar duduk dulu. Ada yang ingin Abang bicarakan padamu," ucap Eza sambil menatap manik mata milik Ara.Ara lalu memilih untuk duduk kembali ke sofa dan menatap abangnya dengan raut wajah yang tak dapat diartikan."Kenapa, Bang?" tanya Ara sedikit penasaran."Bagaimana dengan rencanamu yang ingin pergi ke London, apakah jadi?" tanya Eza pada Ara yang terlihat bingung memikirkan sesuatu."Sepertinya enggak jadi, Bang. Lagipula Ara kan udah dapat kerjaan, Nandini yang merekomendasikan tempat kerja itu pada Ara. Jadi, mungkin sekarang akan fokus pada pekerjaan itu saja," ucap Ara setelah menimbang-nimbang untuk memutuskan."Baiklah. Apapun keputusanmu, Abang setuju saja. Selagi itu dalam hal baik dan positif, oh ya satu lagi. Kamu tidak perlu terl
Read more
Penyakit yang Mematikan!
Ina menangis tersedu menatap wajah Yose yang memucat. Ia memegang tangan sang anak, berharap dapat menyalurkan energi hangat padanya."Kenapa semua ini bisa menimpamu, Nak. Astaghfirullah, perbuatan apa yang sudah kamu lakukan, sampai-sampai Allah SWT memberikan hukuman yang begitu berat untukmu," ujar Ina mencium punggung tangan Yose berkali-kali.Ia benar-benar terkejut mengetahui bahwa sang anak tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Bahkan bisa juga karena salah satu masalah ini Yose akan mengalami frustasi hingga membuatnya gila.Ina tidak tahu bagaimana pergaulan Yose selama di kota. Bahkan, Ina pun tak tahu bahwa Yose menjadi simpanan om-om besar dan juga orang ke tiga dalam rumah tangga orang lain.Di kampung, Ina tak pernah berhenti mendoakan yang terbaik untuk putrinya. Berdoa agar Allah SWT menjaga putrinya di mana pun ia berada.Namun sayang, seribu kali sayang. Ia harus menelan saliva pahit saat mengetahui bahwa kehidupan Yose jauh berbanding terbalik dengan apa yan
Read more
Tentang Cinta Kita?
Tentang cinta kitaSaat sedang duduk bersantai di kafe, mata Nandini tak sengaja menatap seseorang yang sudah ditunggunya dari tadi. Tiba-tiba perasaan sesak mendera dirinya saat tak sengaja menatap sosok lelaki yang pernah memberikan warna dalam kehidupannya.“Kamu terlihat lebih bahagia saat tidak bersama denganku,” kata Nandini dengan senyum yang samar. Dari jauh Ara melambaikan tangannya pada sosok sahabat yang selama ini sudah ditunggu olehnya.Nandini balas melambaikan tangannya pada Ara. Lalu, tak berapa lama Ara dan Reza sekarang berada di depan Nandini. “Hey, apa kabar?” tanya Ara langsung memeluk Nandini dengan penuh rasa rindu.“Aku baik, bagaimana denganmu, Ara?” tanya Nandini balik. Ia menatap Ara dari atas hingga bawah. Begitu takjub dengan penampilan Ara yang sekarang.“Kamu semakin cantik dengan penampilanmu yang sekarang.” Nandini memegang lengan Ara.“Ma Syaa Allah, alhamdulillah aku baik, Nan. Terima kasih atas pujiannya, aku langsung meleyot dengar pujian yang kamu
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status