All Chapters of When Janda Meet Duda : Chapter 51 - Chapter 60
62 Chapters
51
Samira menatap penampilannya di cermin sore ini. Setelah beberapa saat beristirahat sebentar dari acara pengajian siang tadi, kini dirinya sudah mulai mempersiapkan diri lagi untuk acara selanjutnya. "Mas, buruan lah kamu mandi terus kita berangkat." Wisnuaji hanya menghela nafas dan menaruh laptop yang sedang ia amati tentang laporan rugi laba pabrik Garmen milik keluarga yang kini telah ia serahkan kepada anaknya. "Aslinya aku lebih milih di rumah aja Sam. Nggak tau sih ini pundak rasanya kaku." Samira menoleh dan menatap suaminya yang sedang memegang area sekitar pundak dan bahunya. "Mas, besok waktu kita ke rumah sakit sekalian saja ya cek kadar kolesterol kamu sama tensi kamu." "Why?" "Ya cek rutin saja. Lagipula seusia kita ini kan wajib cek rutin dari EKG, gula darah sewaktu, kolesterol sampai tensi." "Ya sudah, besok saja sekalian. Aku mandi dulu ya." "Okay." Selesai mempersiapkan dirinya, ia menyiapkan baju yang akan di pakai sang suami di acara malam ini. Karena me
Read more
52
Samira berjalan di sebelah Ningrum dengan perasaan campur aduk. Dulu memang ia pernah menjalani kehidupan seperti ini ketika menikah dengan Redi, namun lama sudah ia tidak pernah melakukan itu lagi. Dirinya lebih sering bertemu dengan rekan bisnis di acara meeting, gethering dan sesekali jamuan resmi. "Nduk, nggak usah takut, nggak semenakutkan bayangan," kata Ningrum sambil berjalan menaiki tangga restoran dan tangan kirinya di gandeng oleh Samira. Samira hanya tersenyum dan mengatakan,"Iya Bu." Ketika mereka sampai di lantai dua, Samira mengedarkan pandangannya dan terlihat meja yang sudah di tata rapi khusus untuk acara ini. Tampak juga beberapa sosialita yang mulai membicarakan hal-hal ala wanita kalangan atas. Samira tidak perlu gugup ketika kini segerombolan wanita menatap dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Yang perlu ia lakukan adalah mengangkat dagunya dan percaya kepada kemampuannya dalam menghandle situasi ini. Ia adalah wanita cerdas dan sukses, sehingga ia b
Read more
53
Sudah seminggu lamanya Samira dan Wisnuaji menetap di Bali. Usaha yang di rintis Wisnuaji pun sudah mulai dijalankan. Kini Samira bersiap siap untuk kembali ke Surabaya karena sang kakak ipar mengatakan jika urusannya dengan Redi sudah hampir selesai dan rapat umum pemegang saham akan di langsungkan. Sebagai salah satu pemilik saham di perusahaan sang kakak ipar, Samira di minta untuk menghadiri rapat tersebut."Mas, kita besok pulangnya mampir Surabaya dulu gimana?""Ada apa?""2 hari lagi ada RUPS*," jawab Samira singkat.*RUPS : rapat umum pemegang saham."Wajib hadir?""Ya karena kepemilikan Sahamku lumayan juga, makanya nggak ada salahnya sih datang.""Okay. Kita naik si merah Saja gimana?"Samira membelalakkan matanya mendengar usul Wisnuaji."Mas, kita naik pesawat saja. Soalnya aku butuh istirahat yang cukup," alibi Samira untuk menolak usul Wisnuaji."Okay."***Kini Samira dan Wisnuaji telah tiba di rumah almarhum Gunawan Huri. Mencoba menjadi saudara ipar yang baik, Wisnuaj
Read more
54
Dua hari setelah singgah di Surabaya untuk melakukan RUPS, Samira dan Wisnuaji kembali ke Jogja menggunakan kereta sesuai keinginan Wisnuaji yang ingin menikmati perjalanan. Sepanjang perjalanan dari stasiun Gubeng hingga Stasiun Yogyakarta banyak hal yang mereka obrolkan berdua. "Mas," panggil Samira ketika mereka menyadari di gerbong ini hanya mereka berdua penghuninya. "Hmm." "Berasa naik gerbong pribadi ya, sepi begini." "Ya beginilah kalo bukan weekend, libur panjang rata-rata nggak terlalu ramai. Apalagi kereta pagi seperti ini." "Mas," panggil Samira lagi ketika Wisnuaji tidak banyak mengajaknya bicara. "Apa?" "Aku kemarin undang satu orang lagi untuk datang di acara tasyakuran yacht rent kita." "Siapa?" "Heni. Istrinya Redi." Satu detik.... Dua detik.... Tiga detik.... Samira masih menanti reaksi Wisnuaji yang ternyata tetap sama yaitu terbengong bengong di sampingnya. Mau tidak mau Samira harus menceritakan semuanya pada sang suami. "Iya Mas. Sepulang RUPS kemar
Read more
55
Alarm di handphone Samira bergetar, kemudian ia bangun dan melihatnya dengan tersenyum. Ketika ia menengok ke sisi sebelah kanan ranjangnya, tampak sang suami yang sedang tertidur dengan pulas. Segera ia bangun dari posisi tidurnya dan mencium bibir Wisnuaji dengan pelan hingga sang suami mengerjapkan matanya. Penglihatan Wisnuaji tanpa kacamata atau contact lens yang sedikit kurang fokus membuatnya menatap Samira dengan menyipitkan matanya. "Happy birthday Mas," kata Samira sambil tersenyum di depan wajah Wisnuaji. "Tanggal berapa sekarang?" "Tanggal tiga Mas." "Astagfirullah, aku lupa. Makasih ya," kata Wisnuaji sambil bangun dari posisi tidurnya untuk duduk di ranjang. "Sama-sama. Selamat ulang tahun ke 57 ya Mas. Semoga di usia...," Perkataan Samira terhenti ketika bibirnya secara tiba-tiba di lumat oleh Wisnuaji. Samira hanya sanggup menutup matanya dan menerima pemberian sang suami. Bahkan Samira terbawa suasana hingga ia mengalungkan tangannya ke leher Wisnuaji. Wisnuaj
Read more
56
"Sam, semuanya sudah selesai di packing?" Tanya Wisnuaji pada Samira. "Sudah Mas. Btw beneran ini kita dapat gratisan nginap di hotelnya Tom dan Salma?" Tanya Samira balik kepada sang suami. "Iya. Katanya jatah mereka sekarang soalnya kemarin sudah Fabian sama Deva yang bayarin." "Bayarin?" "Iya. Mereka kalo liburan bersama itu digilir siapa yang nanggung transportasi serta akomodasinya. Sekarang jatahnya mereka besok yang babymoon kayanya jadi jatahnya Nada sama Juna." Samira hanya menganggukkan kepalanya dan segera ia menuju ke depan meja riasnya untuk mempersiapkan diri karena Juna dan Nada sebentar lagi akan sampai bersama Ningrum. Satu jam setelahnya keluarga Widiatmaja sudah dalam formasi komplitnya yang terdiri dari Ningrum, Wisnuaji, Samira, Juna dan Nada. Kini mereka semua segera menaiki Toyota Vellfire hitam untuk menuju ke Yogyakarta internasional Airport di Kulon Progo. Di dalam mobil suasana yang santai namun tidak seterbuka biasanya karena Ningrum ada bersama merek
Read more
57
Sepulang dari Bali beberapa hari lalu, Samira dan Wisnuaji masih belum bertemu lagi dengan anak serta menantunya."Mas, ke rumah anak-anak yuk?"Wisnuaji hanya menghela nafasnya dan memandang istrinya yang sedang duduk santai sambil menikmati wedang secang buatan Minah."Mereka lagi pulang ke Temanggung. Jauh Sam.""Iya, tapi kasian Nada hamil gini tapi Juna sering ke luar kota. Lagipula Nada itu barusan resign Mas. Biasanya orang yang sibuk tiba-tiba santai pasti bingung, jenuh nggak tau apa yang mesti di lakuin.""Terus kamu mau ngajakin Nada ngapain?""Beli perlengkapan buat twins. Lagipula sudah mau 6 bulan kan Mas, biar nggak ribet kalo dekat-dekat lahiran.""Biar Nada di jemput Slamet aja. Kamu coba telepon dia suruh ke sini.""Kita jemput saja, gimana Mas?""Nggak, lumayan waktu tiga jam bisa buat tidur atau istirahat.""Yowes Mas, aku coba telepon Nada dulu ya?"Wisnuaji hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan. Kini Samira langsung meraih handphonenya dan seger
Read more
58
Malam ini Samira harus tidur sendirian karena Wisnuaji memilih untuk mengikuti kegiatan Ronda lagi setelah mereka menikah. Walau di kompleks mereka tinggal memiliki satpam, tetapi kegiatan Ronda masih tetap di jalankan agar silaturahmi antar bapak-bapak tetap terjaga. Samira mengingat perdebatannya dengan sang suami tadi siang sewaktu mereka baru saja tiba di rumah setelah beberapa hari berada di Bali."Sam, nanti malam kamu tidur sendiri ya?""Memang Mas Wisnu mau kemana?""Aku mau ikut ronda lagi. Sudah sejak kita menikah, aku nggak pernah ikut ronda sama bapak-bapak. Arisan juga nggak pernah datang.""Kan sudah ada satpam yang keliling kompleks, bahkan kita punya satpam pribadi di depan Mas. Apa itu masih belum cukup?"Kini Wisnuaji hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Mungkin bagi Samira yang sejak lahir sudah tinggal di kawasan elite tidak pernah melihat sang ayah atau kakak laki-lakinya mengikuti kegiatan seperti ini sehingga ia kurang memiliki rasa guyup dengan lingk
Read more
59
Samira menatap Wisnuaji yang sedang mempacking barang-barangnya kedalam travel bag kecil berwarna hitam. Setelah beberapa saat, Samira memutuskan untuk mendekati sang suami."Mas, kamu mau kemana lagi? Kita baru balik tadi pagi dari rumah Juna.""Aku mau touring Harley Davidson, di ajakin Adam. Kamu ikut aja, nanti naik mobil bareng Slamet.""Slamet ikut?""Ya gitu, dia bawa mobil ngintilin di belakang sama istri-istrinya temenku. Kamu ikut juga yuk?"Samira menghela nafasnya."Nggak deh Mas, kasian Nada. Juna sering ke luar kota, kalo enggak juga pulang kantor sudah malam. Aku mau temani dia aja sekalian belajar bikin kue.""Yakin nggak ikut?""Nggak Mas, yang penting kamu hati-hati ya. Nggak usah ngebut kalo di jalan. Sering sering kasih kabar."Wisnuaji hanya tersenyum dan memeluk sang istri."Makasih ya, sudah jadi istri yang mau mencoba memahami hoby suami tanpa ngedumel.""Iya Mas. Lagian itu juga kado dari aku, masa aku larang kamu buat ikut. Kan lucu kalo kaya gitu," kata Sami
Read more
60
Minggu pagi ini Samira telah bersiap siap untuk mengikuti acara wisata yang di selenggarakan oleh ibu-ibu dasawisma yang menaungi aster miliknya. Disebut dasawisma karena anggotanya hanya 10 KK. "Mas, ini cuma 10 keluarga aja yang ikut piknik?" Tanya Samira ketika mereka menunggu bus di depan gang perumahan. "Iya. Tapi mereka bawa anak-anaknya." "Lha kita cuma berdua aja. Aneh nggak sih Mas?" "Siapa bilang cuma berdua. Anak-anak masih di jalan. Bentar lagi mereka datang." Samira hanya sanggup melongo mendengar penuturan Wisnuaji. Karena kemarin Wisnuaji hanya mendaftarkan Samira dan dirinya sendiri. "Kemarin kamu cuma daftar dua lho, Mas. Apa masih ada slot kosong?" "Masih. Yang minta Bu ketua buat kita ajak anak-anak kemarin. Nah, itu mereka." Samira menoleh menuju arah telunjuk Wisnuaji. Terlihat Juna sudah menggendong tas ransel dan Nada membawa tas piknik Tupperware. Samira yakin menantunya sudah membawa perbekalan untuk makan siang mereka. "Assalamualaikum Ma, Pa," sapa
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status