Semua Bab Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!: Bab 41 - Bab 50
52 Bab
41. Emosi
Aku menepis tangan Lily lalu segera keluar dari mobil. Sebelum dia menghentikanku. Aku akan membongkar rahasia kebusukannya.“Halo Nona Lily Lopez,” pekerja yang mengfitnahku itu menyapaku setelah melihatku.Seperti dugaanku, Lily menyamar sebagai diriku dan menyuruh pekerja itu untuk memalsukan wallpaper dari grade A ke grade B. Ia lalu mengfitnahku, mengatakan kepada polisi jika aku yang memberinya perintah untuk melakukan kecurangan.“Aku ingin memberikan hadiah untuk kerja kerasmu.” Aku berbohong untuk memberikan uang tambahan, padahal aku tidak punya uang banyak, hanya beberapa ratus dolar, uang sisa pinjaman dari Mary.“Ah, Nona Lily Lopez, Anda sangat baik, tidak seperti sepupu Anda yang sangat jahat dan pelit. Kalian terlihat sama. Tapi dari tatapan mata Anda, Anda lebih berhati lembut dan dermawan.”“Benarkah?” Akhirnya apa yang kuinginkan telah terkabul. Pekerja itu memanggilku dengan nama Lily. “Ana Lopez!” Lily berlari ke arahku lalu menarik wig yang kupakai. “Apa tujuanm
Baca selengkapnya
42. Gawat
Sikap David terlihat natural seperti pasangan normal pada umumnya. Seorang suami yang menunggu istrinya pulang kerja lalu makan malam bersama di restoran yang mereka pilih.Itu yang orang lihat dari luar. Kami seperti pasangan yang saling mencintai. Tapi aku tidak sebodoh itu. Perhatiannya pasti ada agenda di belakangnya. “Tuan Wales, bukankah aku sudah bilang jika aku setuju untuk tidak mengusik Lily. Lalu untuk apa kau datang lagi?”David menatapku kesal. “Apa kau pikir aku datang untuk itu? Aku suamimu, apa salah aku ingin bertemu denganmu untuk makan malam?"Aku pun balik menatapnya kesal. “Aku tidak perlu itu.”David lalu menghadangku. Ia diam tapi tidak membiarkanku untuk melewati tubuhnya.“Tuan Wales, permisi. Aku ingin makan malam dengan Mary.”“Aku antar.”Ucapan David mengagetkanku. Ia tetap ngotot untuk bersama denganku.“David Wales, restorannya berada di seberang sana. Apa perlu kau mengantarku?”Wajah David mengeras mendengar penolakanku yang kesekian kalinya.“Permisi,
Baca selengkapnya
43. Harga Diri
Aku segera berlari turun ke bawah. Pikiranku takut jika mereka memergokiku. Tapi semuanya terlambat saat kubuka pintu, Lily dan bibi Amanda sudah berdiri di depanku.“Ana Lopez, apa yang kau lakukan di sini?” Lily menarik wig yang kupakai.“Diana!” Bibi Amanda memanggil nama seseorang. Mungkin ia memanggil nama pelayan yang membukakan pintu untukku.“Nyonya,” pelayan itu terkejut melihat ke arahku dan Lily. Ia pun langsung menundukkan wajah di hadapan bibi Amanda.“Buka matamu, bedakan mana nona rumah ini atau seorang pencuri!” bentak bibi Amanda.“Maafkan saya, Nyonya. Penampilan mereka sangat mirip. Saya tidak bisa mengenali jika Nona ini bukanlah Nona Lily.”Aku yang merasa kasihan kepada Diana langsung berusaha untuk membelanya. “Bukan salahnya, aku memang berpenampilan seperti Lily untuk bisa masuk ke sini.”“Lalu apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau mencuri sesuatu?” Bibi Amanda menatapku tajam.Aku bergerak maju lalu mengeluarkan isi tasku di atas meja. “Periksa saja, aku
Baca selengkapnya
44. Di Mana Kau?
Nenek Lucy sepertinya bisa menebak pikiranku. Ia langsung meletakkan kunci rumah di telapak tanganku lalu menggenggamkannya. “Dan ini,” sebuah kartu debit juga diserahkan padaku. “Sisa uang simpanan ada di sini. Cukup untukmu biaya hidupmu selama satu tahun jika kau berhemat."“Nek, ini terlalu banyak.” Aku memberikan kembali kartu debit bank itu kepada nenek Lucy.“Ini tidak sebanding dengan penderitaan yang selama ini kau terima. Nenek tidak bermaksud untuk membeli penderitaanmu. Nenek hanya ingin memastikan hidupmu terjamin di luar sana.”Aku tidak bisa berkata apa pun setelah mendengar perhatian nenek Lucy yang sangat besar. Aku pun berada di rumah nenek Lucy sampai jam sepuluh malam. “Ada satu barang lagi yang harus kau terima.” Nenek Lucy mengajakku masuk ke dalam gudang.Mataku terbelalak saat melihat barang yang sedang aku cari. Komputer yang menyimpan gambar desain milik Elma.“Setelah kau menikah, George membuang seluruh barangmu. Kebetulan saat itu Nenek melihatnya. Nenek
Baca selengkapnya
45. Sakit
Aku tidak ingin berbohong, jadi aku katakan saja sejujurnya. “Nenek Lucy sudah tahu tentang keadaan pernikahan kita yang buruk. Beliau membelikanku rumah dan melarangku hidup bersamamu.”“Ana Lopez, di mana kau bisa hidup tanpa aku? Cepat pulang dan aku tidak akan menjemputmu secara paksa.” Suara David terdengar marah.“Tuan Wales, aku tinggal di rumahmu. Namun kau tidak pernah pulang. Apa bedanya jika aku tidak tinggal satu atap denganmu?” David memang tidak pernah pulang ke penthouse-nya. Ia hanya akan pulang jika ingin menyalurkan hasrat biologisnya.“Ana, jangan pancing kemarahanku!” teriak David.Langsung kumatikan saja ponselku dan tidak ingin mendengar bentakannya. Sebenarnya jantungku berdebar saat David membentakku. Tapi aku ingin keluar dari cengkramannya David. Aku tidak ingin selamanya dikendalikan laki-laki itu.Perhatianku kembali ke komputer lamaku. Aku pun berdecak kesal, ternyata komputerku kembali tidak bisa dinyalakan. Sehingga memaksaku untuk membawa komputer terseb
Baca selengkapnya
46. Kau Mau Apa?
“Ana, ambilkan nasi untukku.” “Hah, kau ingin tambah nasi lagi?” Ini adalah piring ketiga David meminta tambah nasi.“Ana, cepatlah. Kau tidak mendengar?” David menggerakkan piring yang telah disodorkan di hadapanku. Aku menggelengkan kepala. “David, ini sudah terlalu banyak. Apakah selama ini kau tidak pernah makan dengan baik?” omelku.David tidak menjawab apa pun. Namun menatapku seolah menanti untuk memberinya nasi yang diinginkannya.Tidak butuh lama David menghabiskan apa yang aku masak. Hanya menyisakan satu piring lauk untukku. Bahkan sup yang kumasak pun telah habis diminumnya.“Terima kasih, Ana. Aku sangat kenyang malam ini.” David mengelus perutnya.“Oke, karena kau sudah kenyang dan selesai makan. Sekarang kau pulanglah ke rumahmu aku ingin istirahat.”“Aku pinjam tabletmu, ada satu pekerjaan yang belum aku selesaikan.” David tidak mendengar ucapanku malah memintaku untuk meminjamkannya tablet.“David Wales, kau tidak mendengar apa yang aku katakan? Aku ingin istirahat.”
Baca selengkapnya
47. Kau Dari Mana?
"Aku ingin mandi sekarang." ucap David tenang. "Silakan, aku ingin istirahat." Ingin aku mengusir David. Tapi melihat keadaannya, tidaklah mungkin. Bagaimana aku bisa mengusirnya di saat ia sedang sakit. Aku segera keluar dari kamar mandi lalu menatap ranjang king size milikku. Sungguh miris, malam pertama di rumahku aku harus mengalah untuk memberikan ranjangku kepada David. Aku memutuskan untuk tidur di kamar tamu karena aku tidak ingin seranjang dengan David. Sedangkan Mary kembali menghubungiku untuk bertanya tentang perkembangan sikap David padaku. Dan kami pun berbicara hingga aku tertidur. Aku merasa dingin ketika selimutku ditarik oleh seseorang. Mataku sangat berat untuk kubuka. Saat aku terkejut dan ingin berteriak karena tubuhku melayang di udara. Suara David menyadarkanku jika aku tidak sendirian malam ini. “Kenapa kau tidur di sini?” Aku tidak bisa menjawab di saat wajahku menempel di dadanya David yang terbuka. Kulit itu masih basah dan aroma wangi bunga mawar mengu
Baca selengkapnya
48. Satu Triliyun
Karena keadaan hatiku yang tidak baik-baik saja, aku menceritakan segala kejadian yang telah kulalui seharian ini kepada David. Tentang kematian laki-laki itu yang merupakan tulang punggung bagi keluarganya dan nasib anak-anak mereka. Bahkan aku masih mengingat ketika laki-laki itu masih berdrama untuk memfitnahku atas perintah dari Lily.“Hei, ini di luar kuasa kita.” David mendekatiku lalu memelukku.Aku yang sedang dalam mood yang buruk, langsung menangis dalam dekapannya. Dada bidang David menjadi tumpuanku untuk meluapkan kesedihan hatiku. Perasaan kesal padanya entah menguap begitu saja. Kehadiran dan perhatiannya membuatku merasa tidak sendiri.“Sudah, jangan menangis lagi. Kita bukan malaikat yang bisa menyelamatkan orang yang sedang mengalami musibah. Tapi jika ada orang yang ingin kau tolong, aku akan menolongnya untukmu.” David menghiburku sambil menciumi puncak kepalaku berulang-ulang.“Ana, jangan bersedih akan hal ini. Ada aku di sini. Suamimu ini punya kuasa untuk menduk
Baca selengkapnya
49. Kartu As
Kenapa sikapnya berubah dalam satu malam? Kemarin saat kami menyambangi rumah duka, wanita itu sangat lembut dan beberapa kali mengucapkan kata terima kasih kepada kami karena telah membantunya mengurus jenazah suaminya. Dengan fakta ini aku semakin yakin jika ada seseorang yang mengajari dan membimbingnya untuk memeras kami.“Di perusahaan ini banyak karyawan wanita. Kenapa Anda yakin jika saya yang berurusan dengan suami Anda?”Wanita itu terkejut dan salah tingkah dengan pertanyaanku. Ia kemudian menatap lantai dengan kedua tangan yang saling bertaut. “Feeling seorang istri selalu tepat. Saat pertama kali melihatmu, aku tahu jika kau orangnya. Aura kejahatan dari tubuhmu terasa sangat kuat.”Aku berdecih sinis, bisa-bisanya wanita itu mengatakan sesuatu tanpa dasar. “Pak polisi, wanita ini mempunyai kekuatan supranasional. Dia bisa memprekdisikan sesuatu dengan benar. Sebaiknya departemen kepolisian menggunakan jasanya dalam memecahkan kasus kejahatan.”“Apa maksudmu?” Wanita itu m
Baca selengkapnya
50.
[Apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti apa maksudmu?] Lily berpura-pura tidak paham."Kau tidak usah berpura-pura. Sudah jelas apa maksudku. Jika aku memanggil wartawan dan membocorkan tentang rahasia ini, tamatlah riwayat karirmu untuk menjadi seorang desainer terkenal."[Kau pikir, orang di luar sana akan mempercayaimu?] ucap Lily seakan-akan menantangku. Tapi aku tahu pasti, nada suaranya terdengar kesal dan putus asa."Aku katakan padamu, aku dan Elma berteman sangat baik. Jadi aku sangat tahu pasti rancangan bajunya mempunyai keunikan tersendiri. Kau pasti tahu seorang desainer akan berkelanjutan membuat suatu karya yang mempunyai ciri khusus yang sangat mirip antara satu rancangan dengan rancangan yang lainnya. Kau tidak bodoh, kan? Untuk mengartikan apa kata-kataku ini. Jika orang lain mengetahui kau menjiplak rancangan Elma. Semua orang di luar sana akan segera mencari tahu koleksi rancangan Elma yang terdahulu. Sudah dipastikan kebohonganmu akan segera terbongkar."Aku hany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status