Semua Bab GodTales: Terjebak di Dunia RPG (Role-Playing Game): Bab 41 - Bab 50
113 Bab
Chapter 40
Tuan Putri Sylvia yang tadi hendak pergi kembali berdiam diri di tempat yang sama. "Apakah itu tidak apa-apa?" "Ya, tentu. Aku sangat yakin Tuan Putri akan menyukainya." Putri Sylvia yang memasang wajah berpikir akhirnya memasang senyuman, setuju untuk ikut dengan Ghilmar. "Baiklah. Kalau begitu aku menerima tawaranmu." "Terima kasih, Tuan Putri."Mereka berempat kemudian pergi meninggalkan ruangan yang penuh dengan bangsawan ke tempat yang lebih sepi. Ghilmar kemudian mengajak istrinya di pertengahan jalan ketika bertemu dengannya, sehingga yang masuk berjalan bersama mereka bertambah menjadi lima orang. Ghilmar membawa mereka ke ruangan yang biasa ia pakai untuk urusan pribadi dengan orang-orang kepercayaannya.Sebagai tuan rumah dan juga sebagai seorang bangsawan yang mengundang orang asing, Ghilmar memperkenalkan Aria dan Florithe terlebih dahulu dan bukan sebaliknya. Walau dalam etik bangsawan keluarga kerajaan yang harus diprioritaskan.
Baca selengkapnya
Chapter 41
Walau Ghilmar mengatakan Aria mendapatkan kesempatan yang bagus, tapi dirinya tidak mengharapkan sesuatu yang seperti ini.Bukan tidak ingin berbicara dengan Putri Sylvia sebagai putri kerajaan. Aria setuju ini adalah kesempatan yang bagus, tapi itu semua tidak sesuai dengan semua ekspetasi yang ia bayangkan sampai saat ini.Pertama, Aria sangat senang ketika mengetahui kalau surat yang dikirimnya berasal dari seorang Grand-duke yang memungkinkan Aria memperluas koneksinya.Kedua, ia disambut oleh Ghilmar itu sendiri sebagai Grand-duke dan mengajaknya untuk berbicara secara pribadi.Dengan kedua hal tersebut, Aria sudah membayangkan percakapan yang berat diantara Aria dan Ghilmar. Sesuatu seperti percakapan dengan topik serius mengenai kerajaan, pertukaran informasi, atau rahasia yang tidak sengaja terungkap tergambar jelas di dalam rencananya. Apalagi itu diperkuat dengan masuknya Putri Sylvia yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam percakapan pribadi. Tapi ter
Baca selengkapnya
Chapter 42
Tapi, setuju akan perkataan Putri Sylvia tentang tidak ingin merusak suasana, Aria memutuskan untuk melanjutkannya. "Ya, itu benar. Aku dan Florithe adalah apa yang orang bilang sebagai petualang. Tapi sejujurnya aku tidak yakin bahwa apa yang kami alami akan sama dengan kebanyakan petualang lainnya. Bukannya kami tidak ingin berbagi cerita kami. Sejujurnya, kami bukanlah berasal dari kerajaan Brimmid, dan kami datang di kerajaan belum lama ini. Jadi aku tidak yakin apa yang kami alami bisa memenuhi keinginan dari Tuan Putri."Aria sendiri masih bingung, apa yang dimaksud dengan petualang? Penjelasan itu terlalu subjektif karena ketika melihat papan misi di dalam guild, kebanyakan isinya adalah permintaan dari seseorang. Di bumi, Aria akan menyebut mereka dengan kata 'freelance' dan bukan petualang. Jadi Aria yakin penjelasannya akan membuat Tuan Putri kecewa.Tapi, walau sudah mendapatkan penjelasan yang jelas, Putri Sylvia tidak memasang wajah tidak puas, melaink
Baca selengkapnya
Chapter 43
Kuil bergaya Yunani kuno sudah sepenuhnya ditempati oleh Aria. Dia tidak lagi memilih penginapan yang ada di kota. Selain tidak harus membayar uang tiap malam, kuil yang sempat ia inginkan dahulu lebih bagus daripada penginapan di kota Rumberg. Pulang dengan menggunakan sihir teleport, Aria langsung sampai di kuil tersebut. Dirinya teleport bersama Florithe dari Arrnasche selepas mendapatkan hasil yang bagus dari Tuan Putri Sylvia dan Grand-duke Ghilmar. Aria segera memasuki kuil miliknya tersebut. Ia disambut oleh pria yang mengenakan setelan jas biru dengan garis-garis vertikal berwarna merah. Kupingnya sedikit runcing dan memakai kacamata. Dilihat sepintas, pria tersebut memiliki pola wajah yang tidak bersahabat dan menyeramkan. Tapi pria itu menunduk bagaikan seorang yang sangat ia harus hormati saat Aria datang. "Selamat datang kembali, Tuanku." "Ya, kerja bagus, Pharash. Bagaimana keadaan tempat ini saat aku pergi? Maafkan aku menyerahkan semuanya pada
Baca selengkapnya
Chapter 44
Catherine, atau dengan nama lengkap Catherine Zeta, juga merupakan NPC yang dipanggil oleh Aria setelah menemukan bangunan kuil di dalam Death Forest. Catherine bukanlah NPC buatan melainkan NPC yang dicuri oleh Aria dari guild besar yang menyukai ras hewan atau manusia yang mempunyai kuping dan ekor hewan. "Apa dia sudah menemukan sesuatu?" tanya Aria dengan saksama."Ya. Catherine sendiri tidak menjelaskannya secara rinci, tetapi ia sudah menemukan sesuatu yang bisa membuat Tuan untuk bergerak saat ini." jawab Pharash sambil menatap ke arah Tuannya.Di dalam pikirannya, Pharash sebagai NPC terpintar yang dimiliki Aria setuju dengan apa yang ditulis oleh Zeta. Menurutnya, semakin cepat maka semakin baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Tapi Aria sendiri masih ragu karena dia belum sepenuhnya mengetahui situasi dunia barunya itu. Akan lebih aman jika Aria mengetahui hal itu dengan pasti."Saat ini di mana posisinya?" "Saya melihat dari salah
Baca selengkapnya
Chapter 45
"Jadi ini yang mereka sebut Marmastan." Dua orang berdiri di tengah banyak kerumunan. Terdengar banyak suara roda yang menggesek batu dan tanah, tidak lupa dengan langkah kaki kuda yang menggunakan tapaknya. Suara orang berteriak begitu nyaring menawarkan dagangan mereka. Suara yang nyaring itu juga bercampur dengan para pedagang dan pembeli yang sedang tawar menawar. Yang bisa dilihat oleh mata mereka saat ini adalah pasar yang menawarkan banyak barang dan di beli oleh penduduk, serta transportasi kereta kuda yang berlalu-lalang membawa kotak bermacam isian. "Suasananya sangat berbeda dengan Brimmid." Tidak ada yang keberatan saat Aria mengatakan hal tersebut karena suasana pasar di Mitridem lebih ramai. Ada alasan dibalik itu semua. Jika harus membandingkan lebih besar mana, Mitridem memang jauh lebih besar sehingga populasi mereka menjadi banyak. Tetapi populasi tersebut tidak sepenuhnya dihuni oleh manusia karena Mitridem dipenuhi oleh banyak r
Baca selengkapnya
Chapter 46
"Hey! ...*huck*... Apakah ...*huck*... kalian ...*huck* ... sedang ...*huck* ... berkencan?~~" Sambil sempoyongan dengan bau alkohol yang sangat kuat, perempuan itu kembali meminum alkoholnya dan melanjutkan ucapan mabuknya."Seleramu bagus juga manusia~~~*huck*... Aku sangat iri, ya~~*huck*" Hanya bisa melihat dengan diam Aria dan Florithe ditabrak oleh seorang pemabuk. Sebenarnya mabuk adalah hal yang biasa bagi para petualang. Dengan meminum alkohol, rasa lelah mereka akan menghilang. Sebagian juga meminum alkohol sebagai perayaan tuntasnya misi, dan sebagian lainnya menjadikan alkohol sebagai minuman hadiah untuk diri sendiri karena berhasil melalui hari yang berat. Tetapi biasanya mereka akan melakukan itu ketika malam hari dan melakukannya di tempat yang tertutup dan mengundang beberapa orang saja. Aria yang baru di Marmastan tidak dapat berbuat banyak. Bagaimanapun mengganggu orang yang sedang mabuk akan membuat masalah lebih rumit karena logika mereka sedang turun menjad
Baca selengkapnya
Chapter 47
Melewati jalan yang dilalui oleh banyak orang serta ras, Aria dan Florithe kembali mengunjungi pasar di ibukota Mitridem, yaitu Marmastan. Sebelumnya, mereka berdua sudah mengunjungi pasar yang ramai oleh penduduk lokal serta pedagang setelah berbincang dengan petualang lainnya dan mendapatkan kamar di penginapan. Meski begitu, karena pasarnya begitu luas dan banyak sekali barang dagangan yang ditawarkan, mereka kesulitan untuk memilih dan memutuskan untuk memeriksa harga pasar terlebih dahulu dan kembali lagi dikemudian hari. "Seperti biasa akan sangat sulit memilih sesuatu jika datang ke tempat yang seperti ini." keluh Aria saat berjalan menyusuri pasar setelah mendapatkan informasi harga pasar.Florithe yang ada di samping terus mengikuti Aria hanya menjawab santai. "Aku pikir tidak sesulit itu. Semua yang ada di sini setidaknya berdagang dengan baik.""Aku harap aku bisa membuktikan itu sendiri." jawab Aria iri dengan kemampuan Florithe dan hanya bisa pasrah kembali menyusuri p
Baca selengkapnya
Chapter 48
Menyadari tatapan itu, Red kemudian kembali membuka mulutnya untuk memperkenalkan orang-orang yang ada di belakangnya. "Mereka ada di dalam satu grup denganku. Seharusnya kau sudah mengenali siapa yang pendek ini, namanya Ninelie." Ninelie sedikit marah saat dirinya disebut pendek, namun rasa ke tidak sukaan itu ditepis oleh ketidakpuasan dirinya disebut anggota mereka dan dirinya tidak pernah menganggap bagian dari kelompok itu. "Kemudian ada ketua kelompok ini yang memakai zirah ringan berwarna merah. Namanya Violet, sekaligus orang yang terkuat di kelompok ini. Lalu dua orang adik kakak namanya Miya dan Mya, mereka ahli dalam mencari info dan bersembunyi." Violet yang diperkenalkan oleh Red kemudian berjalan mendekati Red dan berhadapan langsung dengan Aria dan Florithe. Dirinya tersenyum dan menjulurkan tangannya. Aria membalasnya dengan senyuman dan menerima jabatan tangan tersebut. "Sebang bertemu denganmu, Tuan Aria. Meski sudah diperkenalka
Baca selengkapnya
Chapter 49
Dua kelompok dengan jumlah yang berbeda saling berhadapan. Kelompok Red Rose yang memiliki anggota terbanyak berada di utara, sedangkan lawannya yang hanya beranggotakan dua orang, yaitu Aria dan Florithe berada di sisi yang berlawanan dengan mereka. Violet yang menjadi wasit pertandingan berada di pinggir sebelah barat, mengangkat tangannya sebagai pertanda kapan latihan tandingnya akan dimulai. "Kalau begitu, mulai!" Violet berteriak dan menurunkan tangannya ke bawah yang menandakan pertandingan telah dimulai. Kedua kubu tidak menunjukkan pergerakan, mereka sama-sama berhati-hati karena kekuatan lawan yang mereka tidak diketahui. Tapi perbedaan ekspresi terlihat jelas ada perbedaan. Aria memasang ekspresi santai dengan senyuman yang sekaan mengejek lawan, sedangkan Florithe sendiri wajahnya tidak bisa terlihat oleh kelompok Red Rose karena tertutup tudung. Kelompok Red Rose sendiri memasang ekspresi tegang dan serius karena lawan mereka meru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status