All Chapters of Dendam Titisan Ashura: Chapter 41 - Chapter 50
170 Chapters
Invasi Prajurit Arwah Misterius
“Yang Mulia Raksha! Tolong jangan gegabah! Walau mereka lemah, jumlah mereka banyak!” seru Asoka cemas terdengar di dalam kepala Raksha.“Kau punya tugas lain, Asoka. Menyebarlah dengan semua prajuritmu untuk mencari pendekar dunia arwah yang mengendalikan prajurit arwah itu. Pendekar itu pasti tidak mungkin terlalu jauh dari area sini. Biarkan aku yang menjadi umpan.” Perintah Raksha.“I-ini terlalu berbahaya, Yang Mulia. Kita belum tahu pasti kapan kita dapat menemukannya.”“Aku percaya dengan cakar saktimu dan pasukanmu, Asoka.”“….baik, Yang Mulia. Kami pasti akan menangkapnya secepat mungkin!”Raksha mengalihkan perhatiannya pada Sena yang daritadi menatapinya dengan raut muka keheranan. Dia tidak mungkin menggunakan kekuatan Pendekar Dunia Arwah untuk menangkal prajurit arwah yang datang di depan Sena.Sontak lengan kanan Raksha memancarkan cahaya perak Kanuragan Khsatriyans yang perlahan membentuk dua keris kembar. Dia hanya bisa mengandalkan kekuatan pendekar pedang cahaya. Di
Read more
Berhasil di Ujian Kedua
Matahari bertengger cukup tinggi di langit, menandakan siang telah tiba. Para prajurit Kanezka berembuk membukakan pintu gerbang menuju padepokan untuk menyambut pendekar muda yang telah berhasil menyelesaikan ujian kedua.Berbeda dengan ujian sebelumnya, Raksha dan Sena kali ini adalah dua pendekar muda yang kembali tiba di padepokan paling pertama. Kedua liontin mereka sudah memancarkan cahaya perak Dewa Kartikeya sehingga mereka sudah dipastikan lulus ujian kali ini.“Kita tiba pertama? Padahal aku mengira sudah ada pendekar lain…” ujar Sena lega bercampur bingung.Baru saja Sena dan Raksha duduk di saung terdekat untuk beristirahat, derap Langkah kaki prajurit Kanezka terdengar riuh dari gerbang. Mereka membawa banyak pendekar muda yang terluka parah dengan luka tebasan, lebam, dan bengkak di sekujur tiap tubuhnya. Liontin mereka pun hancur tidak tersisa. Sebagian dari mereka ada yang tewas.Raut wajah Sena sontak sendu melihat kondisi mengenaskan para pendekar muda yang terluka i
Read more
Penyusup Lain
“Ugh….!”Chandra mengerang perih. Darah berlumuran memenuhi zirah dan mantelnya. Para prajurit Kanezka bersamaan memegangi Chandra untuk membantu tabib memulihkan punggung dan kaki Chandra yang robek. Diantara orang-orang yang terluka di tenda ini, bisa dibilang kalau Chandra adalah orang yang lukanya paling parah tetapi masih bertahan hidup.Sena dan pendekar muda lainnya menatap lirih penderitaan Chandra. Namun di sisi lain, Raksha menaruh perhatiannya pada Harsa dan sekumpulan prajurit Kanezka yang ada di pintu tenda kala itu. Tidak ada satupun dari mereka menampikkan sedikit pun rasa empati.Dari tatapan mereka yang dingin terhadap Chandra, Raksha tahu kalau Harsa dan anak buahnya sedang menunggu waktu untuk menangkap Chandra. Dugaan Raksha menguat saat dia melihat beberapa prajurit Harsa membawa rantai perak untuk mengikat Chandra nanti.“Raksha.” Sena tiba-tiba menarik Raksha perlahan sambil berbisik. “…kudengar Padepokan Udayana akan memenjarakan Guru Chandra setelah ujian ini.
Read more
Semangat Baru
“Ayo! Bunuh saja aku! Kau pasti ingin memperbudakku menjadi prajurit arwahmu!”Seruan Chandra yang histeris bercampur pasrah itu belum membuat Raksha bergerak untuk menghabisinya.“Aku lebih baik mati ditangan Pendekar Dunia Arwah daripada harus menanggung malu mati mengenaskan di tangan Pendekar Pedang Cahaya! Cepat! Bunuh aku sekarang!” sentak Chandra seraya menunjukkan lehernya.Raksha berpikir sejenak. Dia baru sadar kalau Chandra masih belum tahu kalau pendekar dunia arwah lainnya yang ada dihadapannya itu adalah Raksha. Ketidaktahuan Chandra ini mempermudah rencananya, pikir Raksha.Di tengah racauan Chandra, tiba-tiba Kanuragan Ozora mengalir deras di tubuh Suja sehingga aura ungu kehitaman memendar dari tiap sisi tubuhnya layaknya api yang berkobar hebat. Chandra sontak berhenti meracau dengan tubuh gemetaran. Dari aura Kanuragan Ozora yang menekan dan hawa membunuh yang kuat ini, Chandra sadar kalau yang ada di hadapannya itu bukanlah Pendekar Dunia Arwah biasa.Chandra berlu
Read more
Persiapan Ujian Akhir
“Ahh…” Sena terbaring di padang rumput dengan tubuh yang panas dan penuh keringat. Setelah Latihan silat hampir setengah hari tanpa henti dengan Raksha, akhirnya dia mengistirahatkan tubuhnya sejenak seraya mengatur napasnya.Sena sejenak memejamkan matanya. Walau hembusan angin yang sejuk yang menenangkan jiwa dan raganya, dia tidak bisa menyembunyikan kecemasannya untuk menghadapi ujian akhir yang akan diadakan dua hari dari sekarang.Raksha kala itu tengah duduk di sebelah Sena yang tengah terbaring. Tubuhnya dipenuhi keringat seperti Sena, tetapi dia masih bugar karena Kanuragan Ozora di dalam tubuhnya menyokong sebagian besar staminanya. Dia pura-pura terlihat lelah agar Sena tidak curiga.Semenjak Raksha dan Chandra memutuskan untuk bekerja sama, Raksha mengerahkan Asoka untuk menyelinap ke ruangan guru besar Padepokan Udayana, yakni Krisnobroto, untuk memantau rencana mereka terhadap Chandra.Sampai saat ini belum ada kabar sehin
Read more
Keteguhan Hati di Ujian Akhir
Raksha berjalan serentak bersama Sena dan 150 pendekar muda lainnya dari alun-alun kota Udayana. Setiap Langkah mereka di sambut riuh penduduk kota yang mengerubungi di pinggir jalan utama.‘150 pendekar ini terlalu sedikit’, pikir Raksha dalam hati. Kalaupun di ujian terakhir nanti 150 pendekar muda ini berhasil menjadi prajurit Kanezka, jumlah itu tidak cukup untuk menambah kekuatan Kanezka. Rencana Chandra memang jitu, tetapi Raksha tahu kalau hal itu tidak akan cukup untuk menghentikan kezaliman Kanezka.“Semoga kalian menjadi Pendekar Pedang Cahaya yang tangguh!”“Berjuanglah! Semoga berhasil! Hancurkan para siluman agar hidup kami kembali tenteram!”“Bantai semua Pendekar Dunia Arwah! Kita berhak hidup tenang!”Seruan para penduduk yang menyemengati disambut penuh sukacita oleh para pendekar muda, terutama Baswara yang daritadi memamerkan senyum dan tampang arogannya, seolah-olah dia sudah menja
Read more
Raksha vs Baswara (III)
“Baswara! Apa-apaan ini?! Kalian hanya membuang-buang waktu!”Sena yang sudah kepalang kesal meluapkan amarahnya. Namun Baswara dan anak buahnya malah menertawakannya.“Kita ini sedang di tengah ujian! Apa kau tidak sadar kalau Anugerah Dewa Kartikeya tengah menekan kita semua?! Nyawa kita semua terancam kalau kalian bertingkah seperti ini?!” sentak Sena lagi, berharap agar Baswara mau memahami kondisinya.“Persetan dengan itu semua! Ujian ini bisa kulalui dengan mudah! Tapi tidak akan pernah aku rela melihat kalian lulus!” balas Baswara murka.“Walaupun itu bisa membuatmu ikut gagal juga?! Dasar gila! Kalaupun kau ada masalah denganku atau Raksha, lebih baik kita selesaikan dengan jantan di luar ujian ini! Jangan disini, dungu!”“Kau takut, Sena?! Kau takut, kan?! Hahahahahaha! Aku tahu kau takut! Rasakan! Itulah akibatnya karena kau melawanku! Jangan salahkan aku! Salahkan si gembel tua itu ya
Read more
Lari dari Kekacauan
“Sena, ayo!”Raksha menarik Sena yang masih kebingungan. Diantara gerombolan Baswara yang berlarian menuruni anak tangga, Raksha malah menarik paksa Sena untuk lanjut naik anak tangga menuju puncak kuil.“Raksha! Jangan! Ada siluman aneh itu! Dia sepertinya bukan siluman yang bisa diremehkan!”Sena menahan tarikan Raksha karena cemas. Dia menahan Raksha lebih kuat saat melihat Suja baru saja membanting dan menendang kuat pendekar muda yang berlarian menghindarinya satu persatu. Setiap pendekar muda yang habis dihajar olehnya langsung kehilangan kesadaran.“Ini kesempatan kita, Sena! Aku tahu ini berbahaya, tapi kita harus melaluinya!” tegas Raksha.Sena masih khawatir, tetapi dia tidak mau mengecewakan Raksha dengan rasa takutnya. Dia dan Raksha sudah berjanji untuk berhasil di ujian ini apapun tantangannya. Setelah dia menelan semua ketakutannya, dia pun ikut berlari Bersama Raksha menaiki anak tangga kuil.
Read more
Sandiwara
“Dimana anakku?!” seru Gesang tidak sabar sembari beranjak keki. Para petinggi padepokan yang berada di selasar timur tampak gagap melihat kekesalan Gesang.Krisnobroto pun ikut beranjak karena sama paniknya. Harsa yang menyadari hal itu berderap lari meninggalkan pasukannya lalu segera melihat ke anak tangga untuk memastikan Baswara tengah berjalan ke puncak kuil, tetapi hasilnya nihil.Puluhan pendekar muda yang sudah berbaris rapi di tengah puncak kuil tampak keheranan dengan riuh di kalangan petinggi padepokan. Sena pun merasakan hal yang sama.“Kenapa ritual pelantikannya belum dimulai?” bisik Sena.“Mereka masih mencari orang yang paling penting di ujian ini.” balas Raksha.Sena terdiam sejenak lalu tersadar apa yang dimaksud Raksha. “Mereka menunggu Baswara? Aku ragu kalau dia bisa bertahan setelah diserang siluman kuat itu.”Raksha hanya mengangguk.“Apa kita perlu memberit
Read more
Lempar Batu Sembunyi Tangan
“Serang sesuai rencana, Asoka, Suja.”Perintah Raksha terdengar lugas di dalam kepala Asoka dan Suja. Perintah tuannya itu langsung menggerakan Asoka dan Suja berlari melesat ke arah pasukan Kanezka dan puluhan pendekar muda.“Lindungi Tuan Gesang dan Petinggi Padepokan!” seru salah satu prajurit Kanezka disana.Sena terdiam kaget melihat Asoka yang ternyata menerjang kerumunan pendekar muda. Lima pendekar muda yang ada sekitar 50 kaki didepannya itu terpental hanya dengan satu tendangan kuat Asoka. Tatapan Asoka menajam saat sadar kalau Sena tengah melihatnya.Sena reflek mengangkat kedua tangannya. Cahaya perak Kanuragan Khsatriyans yang memancar di lengan kanannya seketika membentuk perisai perak yang kokoh, tetapi tidak cukup kuat menahan tendangan lutut Asoka yang datang menghantam. Sena terpental sejauh 10 kaki dengan perisai perak yang penyok.Baru saja Sena hendak bangun, Asoka datang dengan cakar yang hendak mengoya
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status