Semua Bab 7 Ramadhan Tanpamu: Bab 51 - Bab 60
90 Bab
Tiga Bulan Kemudian
"Ya, kita ke Jakarta!" ucap Nizam tegas. Kemudian langsung dijawab oleh Mbak penjual tiketing. "Ke Jakarta tak ada hari ini, ada juga lusa. Mau menunggu?" Menjadi kesempatan buat Angel untuk menolak. "Kalau kamu mau menemui anakmu, pergilah. Aku tak ingin ikut. Tiket ini tetap akan aku pakai untuk berlibur sendiri." Setelah itu Angel pun langsung menarik kopernya dan berjalan ke arah imigrasi tanpa menoleh ke arah suami yang telah direbut paksa olehnya serta keluarganya. Begitu sampai di depan counter imigrasi Angel menoleh sejenak ke belakang. Jikalah laki-laki sebagai ayah bayi di dalam perutnya mengikuti atau masih ada di sana. 'Dia memang tak ada keinginan untuk menjadi suamiku.' Desisan tak tahu diri dari wanita yang tidak memiliki perasaan serta empati pada sesama gender. Kendati baru dirasakan sekarang betapa sakit memaksa seseorang untuk mencintainya. Terlebih lagi sedang hamil karena keinginan dirinya juga saran dari ibu mertua, Aminah. Dan, dia tidak ada. "Yah, Nizam tidak
Baca selengkapnya
Dia Anak Mister?
"Sayang?" jawab Nain dan terdapati oleh Zeira sedang memegang kakinya karena tertimpa kursi yang tak sengaja terdorong Anita. Posisinya mereka, Nain sedang jongkok sedangkan Anita berdiri di depannya. Nampak sepintas sedang melakukan tak senonoh. Tetapi cepat sekali Zulkarnain menoleh ke arah Zeira yang terpaku dengan memasang wajah masam. Anita melirik ke arah Zeira, "Oh ini Bang janda yang Abang ceritakan?" tanyanya tak tanggung-tanggung menyebut marital status Zeira. Zulkarnain tidak menjawabnya, dia langsung mendekat sambil agak pincang karena jempolnya tertindih. "Sayang...." Sapaan itu membuat Zeira mengulas senyuman tipis. "Iya, saya Janda beranak satu, Mbak? Ayo silahkan dimakan makanannya selagi hangat." Ucapan percaya diri sembari menoleh ke arah Anita. Nampan pun di taruh di atas meja tamu. Setelah itu, cepat sekali Zeira memeriksa jempol Zulkarnain. Dia langsung jongkok, tangannya mengelus ibu jari Zulkarnain. "Abang ini sedang apa sih?" tanyanya pelan. "Tadi Anita mau
Baca selengkapnya
Tanggung Jawab Besar
Reaksi Mark bergeming mendengar pertanyaan spontan dari Nizam. Dia seperti enggan mengingat masa lalu yang tidak menyenangkan itu. “Aku tidak ingin menjelaskan itu.” Jawaban Mark membuat Nizam memahami kalau semua itu menguras energi serta mental. Mobil yang membawa mereka berdua pun sudah berada di depan bangunan pabrik cokelat. Bangunan ini sudah nampak usang dari luar. Terlebih lagi cerobong asap yang besar menghadap utara menambah kekunoannya. Mark sudah berjalan ke arah pintu gerbang setelah sopir pribadinya membukakan pintu mobil. Diikuti oleh Nizam dari belakangnya. Melihat bos besarnya datang para sekuriti langsung membuka. Pandangan Nizam terbelalak tak percaya pada apa yang dilihatnya. Di dalam bangunan nampak kuno ini, dia mendapati di sana para pekerja menggunakan seragam cokelat hijau dengan penutup kepala selaras seperti pada umumnya, bening. Peralatan serta mesin-mesin pencetak juga pengolah cokelat modern berwarna putih-putih. Lelaki asal Padang ini pun bergeming di
Baca selengkapnya
Tidak! Biarkan Neng Zeira Bahagia!!
Andro pun langsung meninggalkan taman tanpa berbicara apa-apa pada Diana. “Andro!” pekikan Diana menghentikan langkah Andro, dia pun menoleh. “Dia itu anak dari Mister Sander ‘kan?” tanya Diana. Dijawab oleh Andro dengan mengangguk. “Lalu kenapa dia seperti agak kecewa begitu?” Diana penasaran. Andro hanya menarik bahunya. Mereka berdua pun masuk ke dalam gedung putih yang menjulang tinggi. Gedung tempat Andro bekerja. Milik keluarga Diana. Sementara Angel sendiri langsung ke hotel yang telah dipesannya. Hotel mewah ini pun kembali menjadi teman menyendirinya. Deruan napas panjang terdengar kemudian diambil buku yang didapatnya dari ransel Nizam waktu dulu. “Zeira, aku yakin kamu pun tak akan pernah memaafkan suamimu. Tapi aku yakin kalau kamu tahu alasannya. Kamu pun akan berpikir ulang untuk bisa kembali memaafkan.” Bersamaan dengan berbicara sendiri. Matanya pada tulisan yang Nizam tulis pada buku itu. Tulisan yang membuat Angel tertawa kecil. “Kamu memang laki-laki dambaan, sayang
Baca selengkapnya
Kisahnya Belum Selesai!
Nizam sedang dirundung kesedihan oleh kabar kalau mantan istrinya akan segera menikah lagi. Terlebih lagi rencana pembunuhan. Mark kembali membangkitkan semangatnya. “Jodoh itu di tangan Tuhan, kamu pun sudah menikah lagi. Tapi masih ada kemungkinan kalian bersatu lagi. Ingat, Jodoh itu rahasia besar Tuhan. Kamu menangis tak akan mendapat apa-apa.” Nizam seketika mengangkat wajahnya. Dia menatap lekat wajah Mark. “Mister pun meyakini itu? Meyakini kalau pernikahan Mister akan baik-baik pula?” Adalah pertanyaan menyayat hati yang baru saja didengar olehnya. Mark pada pikiran masa silam. Masa pertemuan dengan istrinya di kampus, Jude. Jude adalah perempuan polos dengan kecerdasan di atas rata-rata temannya. Dia memiliki dominan tidak mau berkumpul atau pun gabung bersama teman-temannya. Kesendiriannya yang merupakan hobinya ini membuatnya betah di dalam ruangan kecil tempat bereksperimen dengan berbagai macam serangga seperti kupu-kupu yang tadinya adalah kepongpong. Hingga usia kupu
Baca selengkapnya
16 Januari Dan Itu Waktu Yang Tepat!
“Kisahku seperti dirimu. Jangan tanya lagi. Aku akan tebus semuanya.” Mark menoleh sesaat pada mata Nizam yang masih sembab. “Tapi, kisahku beda. Besan ibuku sepertinya lebih berbahaya. Dia berencana membunuh istriku. Aku harus secepatnya menyelidiki ini semuanya.” Nizam menuturkan dengan tangan langsung mengambil telepon genggamnya. “Kamu mau menelpon siapa?” Mark menyambar telepon dengan cepat. “Kakakku!” jawab Nizam tak sadar kalau dirinya sedang menutup diri dari keluarganya. “Kamu sedang menghindar hingga hutangmu pada keluarga Angel lunas. Dan setidaknya punya harta untuk unjuk gigi. Nggak mau ‘kan kamu datang dengan berjalan kaki serta masih menggunakan motor bututmu?” Pernyataan Mark membuat dirinya menarik napas. ‘Bodoh kamu Nizam, kamu ini punya apa sih? Miskin, bodoh lagi!’ ucapan hatinya yang sedang meronta penuh amarah. “Biar Tommy yang selidiki. Tommy pun punya asa pada istrimu.” Mark memberikan suatu sugesti. Ditimpali oleh Nizam ketus sekali, “Tommy tahu kalau Zeira a
Baca selengkapnya
Pengingat!
“Sayang, Abang….” Penuturan Zulkarnain terhenti. “Minta maaf ‘kan? Abang ini gimana nanti kalau sudah menikah ada yang bilang kalau Zeira ini bukan wanita baik-baik? Atau hal lainnya? Bisa saja ‘kan Zeira ini khilaf? Zeira ‘kan manusia bukan malaikat, Bang....” Penjelasan Zeira membuat semua orang menganga. Mereka menyadari kekurangyakinan Zulkarnain untuk memperistrinya. Manusia sebaik apa pun pasti pernah berbuat dosa, baik itu kecil, disengaja, maupun tak disengaja. Bisa saja bagi yang tidak menerimanya walaupun kesalahan kecil akan membuatnya marah, kecewa. Bukan hanya itu saja pernikahan pun dibuat goyah karenanya. “Sayang…Abang hanya cemburu!” jawaban itu membuat Zeira menatap lekat wajah tampan Zulkarnain. Sorot matanya ke dalam kornea mata Zulkarnain sangat dalam. Zulkarnain melangkahkan kakinya sangat dekat ke arah Zeira. Dekat sekali. Mereka berhadapan dengan jarak hanya 30 centimeter saja. Tepat pada pukul 24: 30. 16 januari. Tiba-tiba penghulu, saksi dari beberapa warga
Baca selengkapnya
Tanpa Memaknai, Hanya Menerima
“Teh Zeira….” Di ujung sana terdengar suara pelan Ida. Setelahnya, dia menangis histeris membuat Zeira menggertak, “Ada apa? Ida! Cepat katakan!!” Ida menghentikan tangisannya. Dia sunyi sejenak, hanya masih terdengar suara sisa-sisa tangisannya. Kemudian Ida pun menceritakan semuanya. -Jakarta- “Bu, yakin ini rumahnya?” tanya Adityawarman begitu dia turun dari mobilnya. Rumah Norma memang tidak sebesar Rumah Kebaya milik Jubaedah. Rumah ini kecil dan sangat sederhana akan tetapi bersih dan terawat. “Iya, Pak. Bapak masuk saja!” tutur montir cantik teman Zulkarnain yang bernama Anita. Iya Anita sekarang sudah menjadi kaki tangan Aminah semenjak dirinya mengetahui kalau hati Zulkarnain telah dimiliki Zeira. Cinta tidak didapat, akhirnya bertemu dengan teman Dahlan dan menyetujui untuk menjadi mata-mata Aminah. Maka dapatlah uang. Anita masuk terlebih dahulu ke rumah Norma. Norma yang sedang melaksanakan sholat isya pun, kehadiran Anita yang diikuti oleh Adityawarman disambut oleh
Baca selengkapnya
Zidan Di Padang
“Tidak dinginkah?” Pertanyaan dengan tatapan meminta haknya. Hak sebagai suami, tepatnya malam pertama. Senyuman Zeira terulas menawan nampak dari kedua mata Zulkarnain. Entah apa artinya senyuman itu karena perasaan dan pikiran Zeira sedang tidak karuan. Bisa saja dia hanya memanipulasi perasaan sesungguhnya demi suami barunya. Seolah belum menerima jawaban sesungguhnya lagi-lagi bisikan kata-kata mesra itu diulang, “Sayang…tidak dinginkah?” Tangan yang tadi menggenggam jemari pun sekarang beralih ke pinggang. Zeira bergeming serta masih dengan reaksi yang sama adalah menoleh. Kedua sorot bola matanya kini sedikit dalam masuk ke dalam kornea mata Zulkarnain minta sebuah pengertian. Seakan mengerti kalau ini adalah bukan waktu yang tepat lelaki yang sudah ingin merasakan nikmatnya surga dunia pun berbicara demi menutupi rasa keinginannya, “Kita istirahat saja, setelah dari sini kita harus pergi ke Padang dan membicarakan perihal Zidan pada keluarga Aminah.” Zeira mengangguk pelan, se
Baca selengkapnya
Mana Anak Itu?
“Mana anak itu?” Munandar melotot sembari memutar pandangannya ke arah ruangan dan serta merta langsung naik ke lantai dua, diikuti oleh Sander juga Angel. “Besan, sabar dulu. Anak itu sedang tidur….” Adityawarman mencoba menarik lengan Munandar. Munandar menoleh ke arahnya. “Artinya dia sudah ada di sini ‘kan?” Sekarang merendahkan nada bicaranya. “Oh, jadi ada andil Ayah di sini.” Syahrizal membuka suara. “Kamu tidak kasian memang sama Aku?” Angel melirik pada Syahrizal seolah meminta dimengerti. Angel dengan Syahrizal memang tidak pernah bertegur sapa. Mereka berdua dari awal mengetahui memiliki talian persaudaraan, akan tetapi tak menerima satu sama lain. Syahrizal yang memiliki sifat fanatik pada kepercayaannya menganggap kalau Angel hanya orang lain. “Semua ‘kan karena Kamu sendiri. Semestinya tak harus mengikuti arahan siapa pun. Menikah dengan orang yang telah memiliki istri dan anak sama saja menjadi benalu. Terlebih lagi Kamu seharusnya memahami kepekaan perasaan wanita.”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status