All Chapters of Pendekar Romantis: Chapter 21 - Chapter 30
537 Chapters
Bab 21: Bentrok dengan Ki Sunu
Rani kini tertawa-tawa, dia menari-nari dengan lincahnya, pakaian yang dia ambil bersama Malaki tiga hari yang lalu sangat pas di tubuhnya. Juga sepatu kulit yang Malaki ambil, cocok sekali di kakinya, kini penampilan gadis cilik ini makin cantik, bibirnya merah alami, matanya lentik bersinar kocak dan cerah dengan bola mata yang bulat.Malaki juga tak kalah gagahnya, baju yang dia curi juga pas di badannya, dengan usia yang sudah 13 tahunan lebih, tubuh Malaki sudah besar dan tingginya juga bak pemuda dewasa. Hanya badannya kurus, tapi tubuhnya sangat kokoh dan kuat.Ketampanan Malaki juga makin terlihat, Malaki tak sadar, diam-diam sering Rani menatapnya dengan lekat, tatapan Rani bukan lagi tatapan seorang bocah, tapi tatapan seorang remaja putri yang suka melihat yang indah-indah, sesuai dengan usianya yang makin mendekati remaja putri.Ternyata bukan hanya Rani, saat gadis cilik ini tertidur dalam gua di bibir jurang, Malaki kadang jengah sendiri, Rani tanp
Read more
Bab 22: Tertolong Pendekar Sapu Jagat
Untungnya Ki Sunu belum menggunakan pukulan beracun setiap kali menyerang, diam-diam dia masih berharap, agar Malaki mau terbuka darimana memperoleh kesaktian yang sangat hebat ini. Ki Sunu selalu haus dengan ilmu-ilmu silat tinggi dan ia yakin muridnya ini telah mempelajari sebuah ilmu silat yang dahsyat, karena mampu menahan pukulan-pukulannya, yang selama ini tak menemui lawan tanding sepadan. Malaki lalu bersedekap sesuai dengan kitab yang dia baca, lalu diapun mengeluarkan teriakan nyaring dan ia pun dengan nekat tanpa perhitungan menyambut pukulan sambil melompat yang dilancarkan Ki Sunu. Desssss….kembali dua tangan Ki Sunu dan Malaki bertemu, tubuh Ki Sunu yang sedang melayang di udara langsung tersentak ke belakang, untungnya dia langsung salto hingga 5 kali, saat turun ke tanah, tubuhnya bergoyang-goyang, bibirnya mengeluarkan darah. “Bangs**ttt…dimana kamu belajar ilmu itu hahhh!” sentak Ki Sunu murka bukan main. Tapi Malaki pun bukannya tak
Read more
Bab 23: Susul Pendekar Sapu Jagat
Sebelumnya, Jambrong yang banyak memiliki kenalan tentu tahu siapa pendekar kusen ini, selain namanya bak dewa saking saktinya di daerah kaki pegunungan meratus. Pendekar Sapu Jagat juga sudah puluhan tahun tak pernah muncul ke permukaan. Hingga banyak yang mengira kalau pendekar ini sudah meninggal dunia.Tahu-tahu hari ini secara tak terduga, Ki Jambrong dan Pendekar Jubah Tengkorak bertemu sang pendekar sakti ini. Dia juga mendengar kabar, sang pendekar ini tak segan menghukum para penjahat kalau sampai bertemu dan saat itu berbuat kejahatan.Saat kabur tergesa-gesa itu, Ki Jambrong masih ingat dengan anaknya, dia lalu bangkit dan mengangkat tubuh Rani, lalu dia kabur secepat-cepatnya membawa putrinya ini.Pendekar Sapu Jagat hanya tersenyum dan tidak mencegah perbuatan Jambrong, dia dari tadi sudah tahu kalau Rani itu anaknya si pentolan perampok Ki Jambrong.“Hmmm…lebih baik dia berkumpul orang tuanya, sejahat-jahatnya orang tua, tak bak
Read more
Bab 24: Kisah Pendekar Romantis Jaya Sembrana
Hampir dua bulan berjalan kaki melewati hutan-hutan lebat, barulah Malaki sampai di aliran sungai yang dimaksud Pendekar Sapu jagat. Kini Malaki menyusuri sungai itu, kadang dia berhenti untuk mengisi perutnya.Malaki terpaksa sering makan buah, atau menangkap ikan di sungai kalau lapar, karena ia memang menghindari perkampungan, sesuai pesan dari Pendekar Sapu Jagat, yang kini Malaki anggap sebagai gurunya yang baru.Ternyata sungai itu sangat panjang, butuh waktu tiga minggu lebih buat Malaki hingga akhirnya sampai ke hulu sungai yang ada air terjunnya yang sangat tinggi dan airnya sangat deras ini.Malaki sampai tertegun saat menatap air terjun yang tinggi dan sangat deras airnya tersebut. Air terjun itu 100X lebih tinggi dari air terjun di mana dulu dia berlatih dengan Rani di bawah bimbingan Ki Sunu.Dia berpikir keras bagaimana caranya memanjat dan menemukan gua tempat pendekar tua itu tinggal.Tapi tekad keras dan pantang menyerah sudah tert
Read more
Bab 25: Kitab Warisan Pendekar Asmara
Walaupun bukan menjadi salah satu pendekar golongan hitam, tapi Pendekar Asmara ini juga tak bisa dikatakan pendekar golongan putih, karena sepak terjangnya yang semau gue.Namun, pendekar ini akhirnya harus berurusan dengan pendekar golongan putih, gara-gara kesalahannya sendiri, yakni saat dia makin sombong dan angkuh, karena kesaktiannya yang memang tak mempunyai lawan tanding yang sepadan saat itu.Awalnya….sampai usianya mendekati 40 tahun, Pendekar Asmara ini makin merajalela, tak terhitung wanita-wanita cantik yang dia sukai jatuh dalam pelukannya. Dengan ketampanannya dan juga kelihaiannya merayu wanita, dia tak terbendung dalam hal menaklukan wanita.Untungnya semua wanita mudah dia taklukan, sehingga tak pernah terdengar dia memperkosa wanita.Pendekar Asmara juga cerdik, walaupun dia ingin mengangkat diri sebagai Pendekar Nomor Satu, tapi dia tak pernah macam-macam dengan pihak kerajaan, dalam artian dia malah siap menjadi pengawal dan p
Read more
Bab 26: Pendekar Asmara Jadi Buronan Kerajaan
Brakkkk…tiba-tiba pintu kamar terbuka, ternyata Pangeran Kino yang sudah sadar masuk, dia kaget setengah mati melihat selir tercintanya berpakaian tak karuan bahkan hampir polos, sementara Pendekar Asmara juga begitu, terperanjat bukan main ulahnya kepergok sang pangeran ini.“Apa yang kamu lakukan terhadap selirku, kamu memperkosanya yaa…bangs*t rendahan!” Pangeran Kino yang belum sadar 100% dari mabuknya langsung kalap, dia menyerang Pandekar Asmara dengan mencabut kerisnya yang terdapat di pinggang.Mudah saja sang pendekar ini menghindar, karena Pangeran Kino hanya mempunyai ilmu kanuragan yang tak begitu tinggi, di tambah lagi masih dalam kondisi mabuk. Sehingga serangannya ngawur dan tak begitu berpengaruh terhadap pendekar yang kena apes ini.Tapi Pandekar Asmara akhirnya mulai panik juga, karena dia dengar derap kaki menuju kamarnya, ternyata itu pasukan pengawal yang datang, sebab kaget mendengar teriakan sang pangeran serta sa
Read more
Bab 27: Pendekar Sapu Jagat Keturunan Pendekar Asmara
Pendekar Asmara ternyata masih memilik kesombongan tinggi seperti saat masih muda, dia tak mau menyerah begitu saja, seperti kehendak lima pendekar golongan putih ini.Pertarungan dahsyat pun terjadi, walaupun sudah tua dan sepuh bahkan masih ada sisa-sisa luka dalam di tubuhnya. Tapi Pendekar Asmara tetap tangguh dan sangat kuat, serta tak mudah di kalahkan ke lima pendekar ini.Saking angkuhnya, Pendekar Asmara sengaja tak menggunakan sebuah pedang bengkok, yang selama ini jadi senjata andalannya. Dia beranggapan, musuh-musuhnya juga melayani dengan tangan kosong, sehingga dia tak perlu gunakan senjata itu.Pendekar ini percaya diri tinggi, karena dengan tangan kosongpun, justru kehebatannya tak kalah dibandingkan menggunakan senjata pedang bengkok nya.Kenapa di sebut pedang bengkok, karena ujung pedang itu sedikit bengkok, pedang itu di dapat Pendekar Asmara dari seorang gurunya dulu.Namun, hukum alam tak bisa di kalahkan, selain factor usia s
Read more
Bab 28: Mulai Berpetualang ke Dunia Ramai
Mulai hari itu, Malaki pun menerima gemblengan-gemblengan dari pendekar sakti ini, semua jurus-jurus yang dia pelajari dari kitab milik Pendekar Asmara disempurnakan Pendekar Sapu Jagat, termasuk ilmu-ilmu dari Pendekar Jubah Tengkorak.Pendekar Sapu Jagat juga memberikan petunjuk-petunjuk jurus Menari Di Atas Awan, sehingga kini Malaki malah lebih mahir dari Ki Sunu. Pukulan menari di atas awan pun makin hebat di tangan Malaki.Tanpa segan Pendekar Sapu Jagat memuji Malaki dan bilang bakat yang ia miliki sangat baik, sehingga mudah mempelajari semuanya.Berdasarkan kitab yang di baca milik Pendekar Asmara, jurus menari di atas awan punya turunan lain, yakni jurus Elang mematuk mangsa, serta jurus harimau menerkam mangsa. Kedua jurus ini benar-benar sempurna di latih Malaki di bawah bimbingan Pandekar Sapu Jagat.Kini Malaki bukan lagi remaja kecil yang mudah dikalahkan, tapi telah menjelma seorang remaja yang memiliki kesaktian yang sulit di kalahkan sia
Read more
Bab 29: Dijuluki Pendekar Hantu
Begitu sampai ke suara yang heboh tadi dan mengintip, Malaki melihat ada sebuah kereta kuda yang lumayan mewah, dan di dekat kereta itu terjadi perkelahian. Agaknya kereta itu sedang di rampok 7 orang, di lihat pakaian mereka yang seperti ahli-ahli silat namun tampangnya berangasan.Ke 7 perampok menghadapi 5 orang yang merupakan para pengawal kereta itu, di atas kereta terlihat seseorang berwajah gendut yang ketakutan melihat para pengawalnya yang kalah jumlah dan sebentar lagi akan habis di babat para perampok ganas ini.Malaki tak mau buru-buru turun tangan, dia terus saja mengintai dan ingin melihat kesudahan dari perkelahian ini. Ini juga pelajaran penting dari gurunya, Pendekar Sapu Jagat, agar Malaki jangan selalu buru-buru turun tangan setiap terlibat masalah.“Ingat…setiap melihat permasalahan, biarkan saja dulu, jangan buru-buru ikut terlibat, bisa saja apa yang kita lihat, hakekatnya berbeda dengan fakta sebenarnya!” pesan Pendekar
Read more
Bab 30: Berubah Jadi Pendekar Kejam
Malaki kini mandi di sebuah sungai kecil yang airnya sangat jernih, dia membersihkan tubuh dan giginya dengan akar-akaran tertentu, sehingga giginya tetap bersih putih dan rata. Malaki juga membilas rambut panjangnya dengan daun lidah buaya yang mengeluarkan buih, yang dia petik di hutan tadi.Cukup lama juga Malaki mandi membersihakn seluruh tubuhnya, di tambah lagi airnya sangat jernih dan airnya dingin menyejukan.Malaki bahkan sampai berendam lama sekali sekaligus bersemedhi di dalam air itu, dia sengaja duduk di dekat sebuah batu besar dan duduk bersandar.Lama-lama Malaki makin menikmati bunyi-bunyi burung dan juga gesekan bambu di pinggir sungai tersebut, bak musik yang menenangkan jiwanya.Malaki teringat masa-masa kecilnya yang penuh warna, di asuh suami istri petani Burka dan Tirai sejak bayi merah.Lalu saat berumur 5 tahunan di culik Jambrong dan di bawa ke kampung para perampok, setahunan tinggal di Lembah Bangkirai, Malaki mengikuti g
Read more
PREV
123456
...
54
DMCA.com Protection Status