Semua Bab Sang pemilik Hati: Bab 21 - Bab 30
73 Bab
Bab 20
Dengan baju kebaya putih dan sanggul yang tertata rapi, disertai dengan hiasan yang begitu memukau membuat Intan bertambah cantik saja. Hari ini ia menjadi pengantin, tak disangkanya hari berdebar ini datang begitu cepat padanya. Sura lantunan merdu terdengar diruang tamu. Zaki sedang membaca surat Al-rahman salah satu mahar yang ia berikan untuk Intan dari jumlah mahar yang lainnya. Intan meneteskan air matanya saat Zaki selesai membaca ayat suci alquran itu dengan sangat baik. Ia juga mendengar suara tepuk tangan dari para tamu yang datang. Sebenarnya Intan tak meminta apa-apa pada Zaki, tapi pria yang menyiapkan semua mahar untuk sang calon istri. Sekarang intan menyesal telah mengatakan Zaki pria yang tak romantis, padahal pria ini sangat-sangat romantis dengan caranya sendiri. “Suami kamu hebat ya, dek. Abang juga mau seperti itu nanti sama calon istri abang,  biar dia juga bahagia seperti kamu.” Bima terharu mendengar sua
Baca selengkapnya
Bab 21
Intan menggeliat dalam tidurnya, tak lama mata gadis itu mulai terbuka belahan. Sesaat ia terdiam merasakan seseorang memeluk tubuhnya dari belakang, setelah ia menyadari jika itu tangan suami barunya ia bernafas lega. Tak ingin mengganggu tidur Zaki,  intan memilih diam-diam turun untuk ke kamar mandi. Tapi pelukan di pinggangnya semakin erat membuat ia tak bisa pergi sedikit pun dari dekapan sang suami. Embusan nafas Zaki dipuncak kepalanya membuat intan merasa geli, tapi ia tak mengubah posisinya, seolah tak ingin kehilangan kehangatan yang membuat ia nyaman sepanjang malam ini.  Sebenarnya ia merasa sedikit gerah karena masih memakai pakaian kemarin, tapi tidak apa, karena tadi malam ia sangat capek sampai tak tahu sejak kapan ketiduran.Intan tersenyum lebar, melewati malam berdua dengan kekasih halalnya membuat Intan sangat senang, rasanya berbeda bagaimana gitu. Bahagia tak tak dapat ia sebut dengan kata-kata, hanya dengan senyuman i
Baca selengkapnya
Bab 22
Pagi kedua menjadi istri, intan tak bisa lagi bermalas-malasan, ia harus bangun lebih awal dari suaminya. Tinggal berdua dan tak mempunyai pembantu, tentu saja semua keperluan sang suami akan menjadi tanggung jawabnya. Segera ia mencari dimana letak dapur, ia harus segera memasak untuk sarapan mereka berdua pagi ini.Ternyata benar, semua keperluan rumah sudah sangat lengkap disini. Bahkan bahan makanan mereka juga sudah tersedia banyak, ia tidak tahu sejak kapan sang suami melakukan ini. Intan mulai memotong bawang. Pagi ini ia hanya ingin memasak nasi goreng agar tidak terlalu merepotkan, lagi pula ia juga tidak terlalu tahu apa makanan kesukaan suaminya.Saat sedang asyik memasak, ia dikejutkan dengan pelukan dari belakang. Intan menatap tajam sang suami yang menjadi pelakunya.“Mas, kamu mengagetkan ku.” Zaki terkekeh geli. Ia tidak melepaskan pelukannya malah semakin mengeratkan lilitan tangannya di pinggang sang istri.“Harum bange
Baca selengkapnya
Bab 23
Semenjak di taman malam itu hubungan mereka berdua semakin dekat. Rasa canggung yang intan rasakan berlahan mulai terkikis meskipun tak hilang sepenuhnya.Sudah satu Minggu mereka Tinggal berdua dirumah ini,  berlahan Gadis itu mulai mengerti apa saja yang disukai dan tidak disukai, ia semakin belajar menjadi istri yang baik untuk suaminya. Begitu pula dengan Zaki, pria itu semakin menunjukkan rasa cintanya pada sang istri. Sikap yang dulu dingin sekarang sudah tak ada lagi, hanya ada senyum manis setiap memandang wajah cantik Istrinya.“Dek?”“Iya Mas. Ada apa?” Intan yang sedang membersihkan wajahnya didepan cermin menoleh pada suaminya yang sedang duduk di tempat tidur.Zaki menepuk  di sebelahnya, seolah mengerti Intan mendekati sang suami dan duduk disisi pria itu. Dengan berlahan Zaki memeluk tubuh ramping sang istri. Intan yang merasa aneh dengan suaminya hanya mampu diam saja.“Kamu mau apa, mas?&rdqu
Baca selengkapnya
Bab 24
Sekarang mereka benar-benar menikmati waktu berdua, satu hari ini Zaki benar-benar mengurung istrinya di kamar. Sejak pagi tadi ia tidak memberikan wanita itu keluar dari kamar, pria itu tak mau melepaskan pelukannya sedikit pun ditubuh istrinya. Meskipun Intan terus merengek meminta dilepaskan karena merasa risih dan lelah, tapi Zaki tetap tak peduli.Karena sudah bosan mengomel, wanita itu hanya bisa menurut saja, toh sekarang tak ada salahnya mereka melakukannya. Lagi pula pelukan suaminya begitu hangat dan terasa sangat nyaman, sepertinya ini akan menjadi tempat ternyaman dirinya setelah ini.“Mas ... Lepas! Ini udah sore loh,” ucap Intan sedikit menggeliat, tubuhnya sudah terasa kaku karena tak bisa digerakkan, lilitan tangan suaminya terlalu erat.“Biarkan saja, dek. Kita tidur lagi,” balas Zaki santai. Pria itu menyembuhkan wajah di cerucuk leher sang istri, membuat wanita itu merasa geli.“Tidur apaan? Ini udah
Baca selengkapnya
Bab 25
“Mas, kita mau kemana?” Intan bertanya dengan bingung saat melihat mobil suaminya memasuki kawasan apartemen elit.“Nanti kamu akan tahu, dek.” Intan mendengus kesal, ini sudah bertanya untuk yang ke sekian kalinya, tapi pria ini selalu menjawab hal yang sama. “Gak usah marah juga dek, nanti mas beri tahu, ya.” Zaki menggenggam tangan istrinya agar wanita itu tak kesal lagi.“Tapi mas main rahasia-rahasiaan. Tadi katanya mau nemenin aku belanja keperluan rumah, tapi kok kita malah kesini?” Zaki hanya membalas  senyum. Tak ingin mengatakannya karena ia pikir hanya sebentar untuk mampir kesini.Mobil mereka berhenti tepat di depan apartemen. Zaki segera turun untuk menemui seseorang yang sudah menunggu.“Sudah sampai?”“Mm, ayo turun. Atau kamu didalam mobil aja, mas cuman sebentar kok,” Intan menggeleng, ia ingin ikut dan melihat siapa yang ingin d
Baca selengkapnya
Bab 26
Siang ini Intan berniat untuk mampir ke rumah orang tuanya, ia merindukan sang ibu dan juga sang kakak tercinta. Selagi Zaki masih di kantor ia merasa bosan sendirian di rumah, jadi lebih baik ia mengunjungi bundanya sekarang.Setelah mendapatkan izin dari sang suami, Intan langsung masuk kedalam taksi yang sudah ia pesan dari tadi. Wanita itu terlihat sudah tak sabar mengunjungi sang bunda.Setelah sampai di gubuk sederhana yang keluarganya punya, wanita itu langsung tersenyum senang melihat bunda dan Abangnya sedang duduk di kursi depan rumah. Setelah membayar ongkos taksi, ia berlari dan langsung memeluk tubuh yang sangat ia rindukan itu.“Ya Allah, Intan. Kamu kok gak bilang-bilang mau datang?” Wanita paruh baya itu sangat senang melihat anaknya pulang, tak terasa air matanya menetes karena sudah sangat merindukan sang putri semata wayangnya ini.“Intan kangen bunda,”  rengeknya. Ia mulai melepaskan pelukan mereka, intan m
Baca selengkapnya
Bab 27
Tak mampu lagi berkata-kata, Intan hanya bisa meneteskan air matanya. Ia mendengar pengakuan cinta dari suaminya. Meskipun tidak terucap secara langsung tapi ia bisa merasakannya. “Terima kasih mas... Udah memilih aku untuk jadi istrimu,” Zaki menggelengkan, “gak ada kata terima kasih, sayang. Karena sekarang memanja dan menjagamu adalah tugasku. Jadi berhentilah berkata seperti itu, seolah kita ini hannyalah orang asing,” Intan mengangguk mengerti. Setelah ia pasti akan jatuh cinta lagi dan lagi pada pria ini, melihat sikapnya yang begitu lembut dan hangat sebagai suami. Tapi ini bukankah sangat bagik, toh pria ini memang sudah menjadi miliknya. Ternyata saling mengenal setelah menikah memanglah sangat bagus, buktinya semakin hari hubungan mereka semakin dekat, cintanya pun semakin besar untuk pasangan. Intan menyeruak measuk kepelukan Zaki, rasanya hangat dan nyaman, meskipun ada bau keringat pada tahun prianya ini, tetap saja Intan suka. “Apa kita akan terus disini saling b
Baca selengkapnya
Bab 28
Wajah itu sangat tampan, karismanya tak sanggup ia tolak, setiap hari ia semakin tersihir dengan pesona suaminya sendiri. Begitu saja, dirinya sudah jatuh cinta pada sang suami. Kali ini ia tak punya alasan untuk tak bahagia, meskipun Awalnya menikah tak ada perasaan dan cinta, tapi sekarang Intan sudah menyimpan perasaan ini pada hatinya untuk sang suami.Rasa yang dulu masih tertinggal pada Ferdi, berlahan-lahan mulai terkikis habis. Sekarang ia hanya mencintai satu orang, dan orang itu suaminya sendiri. Memang perasaan ini datang begitu cepat? Tapi ia bisa apa, pacaran yang halal ditawarkan oleh Zaki dahulu benar-benar bisa meluluhkannya, membuat ia begitu berharap dan bergantung pada pria itu.Bibir yang sedikit terbelah yang berwarna merah, dengan bulu-bulu halus di sekitar dagunya benar-benar menambah ketampanan Zaki di mata Intan. Dia memang tak memiliki otot yang besar, tubuh yang kekar. Tapi dia hanya pria bertubuh biasa yang mampu membuat dirinya terpesona. Tak terlalu kurus
Baca selengkapnya
Bab 29
Najwa melangkah dengan anggun memasuki ruangan Zaki, sepanjang jalan senyum manisnya tak lepas sedikit pun, sepertinya ia sedang bahagia.“Permisi ... Apa Kak Zaki ada?” Tanya Najwa pada sang sekretaris Zaki.Seng sekretaris yang sudah sangat mengenal siapa gadis yang ada didepannya ini, ia tersenyum ramah. “Ada, nona. Tuan Zaki baru saja kembali dari meeting.” Ujar sang sekretaris.“Terima kasih, mbak.” Setelah itu Najwa langsung melangkah dengan bahagia masuk kedalam ruangan itu.Tanpa mengetuk pintu Najwa langsung menyelonong masuk. Zaki yang sudah hafal perilaku gadis itu hanya berdecak pelan.“Kemana sopan santun mu, Najwa. Berapa kali aku ingatkan, sebelum masuk ketuk pintu dulu!” Gadis itu menyengir malu, ia melangkah ke kursi didepan meja pria itu.“Kan aku sudah bisa seperti itu, kenapa di permasalahkan sih?” gerutu gadis itu tak suka.“Rubah kebiasaan buruk mu itu, bagaimana pun ini kantor.”“Baiklah kakak sepupuku yang cerewet, lain kali akan aku ingat.” Zaki hanya mampu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status