Lahat ng Kabanata ng Rahasia Gadis Biasa: Kabanata 21 - Kabanata 30
57 Kabanata
Bab 21: Berita yang Tidak Diharapkan
Sudah dapat dipastikan itu Aiko dan gengnya yang bersiap menghadang di depan pintu utama. Mengabaikan ketidaknyamanan pengunjung lain dengan sikap berisik mereka, Aiko mendekati Bella yang baru datang setelah ditunggu setengah jam. "Heh! Enak sekali kamu baru datang!" Omelnya dengan kedua tangan di pinggang. "Kamu ditunggu sejak tadi oleh guru!" Yang lain menimbrung, seolah tidak afdhol rasanya kalau tidak ikutan mengomeli Bella yang telat itu. "O-oh, iya." Dengan kalemnya Bella menyahut sebelum melangkah masuk melewati mereka. "Hiih!" Gerutu anak-anak gadis di belakangnya. "Lihat gayanya! Seenaknya sekali dia bersikap seperti itu. Memangnya dia pikir siapa dia, hah? Orang tidak punya saja belagu!"  Bella sadar bahwa apapun yang dilakukannya, baik diam tidak menjawab cemoohan mereka ataupun membalasnya, akan sama saja. Dia yang serba disalahkan. Jadi, lebih baik dia tidak peduli. "Ada apa, sih?" Ilham di samping
Magbasa pa
Bab 22: Jangan Tinggalkan Aku, Bu!
Bella terus menggigiti kuku jemarinya menahan kegugupan, pikiran tidak menentu yang berlebihan. Perasaannya sangat kacau, cemas, dan penuh harap dari dalam hati bahwa semuanya akan baik-baik saja. Meski dirinya diterpa rasa tidak yakin.Seorang supir dan Pengawal di depannya diam tidak bersuara sejak mereka mulai berangkat tadi. Sebentar lagi, menurut penunjuk jalan di dasbor mobil, mereka akan tiba di Royal Hospital. Untungnya rumah sakit kelas satu itu tidak jauh dari sini."Nnng ..." Sementara di bus yang juga sudah melanjutkan perjalanan, guru mereka ragu untuk mengatakan yang sebenarnya."Pak," Ilham merendahkan suaranya seraya mendekat, "Saya tahu Bella adalah Putri dari Mutra Mahkota.""Pu-Putra Mah–" Guru itu terkejut bukan main.Ilham segera menaruh telunjuk di depan bibir, memohon untuk tidak bersuara, "Pak, ada apa dengannya? Apa terjadi sesuatu?"Guru itu berkata dengan lemah, "Ibunya sakit dan dilarikan ke Royal Hospital."
Magbasa pa
Bab 23: Berita Besar!
Kabar wafatnya istri dari Putra Mahkota Pangeran Kahlil langsung menyebar dan menjadi berita Nasional seantero Negeri. Semua stasiun televisi berlomba-lomba mengabarkan berita teraktual tentang prosesi pemakaman yang rencananya akan dilaksanakan di Istana Kerajaan."Padahal selama ini tidak pernah ada kabar mengenai beliau." Komentar orang-orang di media sosial."Tiba-tiba saja kabar menyedihkan ini datang." Balas yang lainnya."Apakah mereka memiliki anak?" Yang lain ada saja yang bertanya-tanya."Tidak tahu. Kalaupun ada, mungkin saja juga disembunyikan ..."Sementara Ilham tidak henti-hentinya menyesali ketidakhadiran dirinya di hari peringatan kematian Ayah Bella beberapa waktu lalu. Dia malah menuruti ajakan Aiko yang malah gagal itu. Padahal kalau dipikir-pikir, sebenarnya itu juga acara untuk memperingati orang yang sama!Masih terbayang ramahnya sambutan Ibunya Bella jika dia datang berkunjung. Meski orang tuanya telah berkali-kali m
Magbasa pa
Bab 24: Temani Aku Kali Ini Saja
"Ha-halo, Bell?" Ilham menutupi mulutnya di ujung ponsel.  Tidak terdengar suara melainkan tarikan napas yang panjang. Lama dia menunggu, hingga suara yang bergetar itu menjawabnya,  "Ilham." Bella berusaha mengatakannya dengan jelas, namun yang terjadi malah dia menangis sejadi-jadinya, "Aku sendirian. Aku tidak mau tinggal di sini. Aku mau pulang." Isakannya yang tertahan itu membuat hati Ilham tersenyuh. "Ya, ya. Kamu sedang dimana? Di Istana?"  "Hmm, hmm." Bel masuk berbunyi mengganggu sambungan telpon keduanya. Ilham menunggu sejenak sampai bel yang berisik itu berhenti.  "Bell, bolehkah aku menjemputmu sepulang sekolah?" Tanyanya berinisiatif.  "Bo-boleh." Bella tergugu. "Aku a-akan mengatakannya pada Ka-Kazem." Kazem itu siapa? Tetapi Ilham tidak banyak bertanya, dia hanya mengiyakan. Dirinya kini sadar sepenuhnya sebagai teman baik dari Putri Kerajaan yang sedang membutuhka
Magbasa pa
Bab 25: Berusaha Berbohong
Tiga hari setelah hari berkabung Nasional, Bella memutuskan untuk ngotot pulang ke rumah gubuknya. Dapat dipastikan hal itu awalnya ditentang oleh Yang Mulia Raja Nazeh, mana mungkin Yang Mulia membiarkan cucu pertama yang akan mewarisinya kembali hidup sebagai rakyat jelata?"Kumohon ..." Bella sampai merunduk di depan Kakeknya. Menyatukan kedua telapak tangan.Yang Mulia hanya bisa menghela napas panjang yang berat, kemudian banyak yang dikatakan dalam petuahnya sebelum mengizinkan Bella dengan beberapa syarat. Bella langsung menyetujuinya.Dia sangat tidak menyukai kehidupan di Istana. Baginya, itu tidak lebih nyaman daripada rumah gubuk dan kamar kecilnya, yang akan mengingatkan dia pada kehidupan keluarganya yang penuh kehangatan.Selain itu, dia baru saja kehilangan dua permata tak ternilai dalam hidupnya, dua kompas yang selama ini menaungi perjalanannya. Jadi, dia tidak ingin serta merta langsung berada di lingkungan asing seperti Istana."
Magbasa pa
Bab 26: Tingkah Aneh Lelaki
Tidak, tidak! Dia harus bisa mempertahankan kebohongannya bagaimanapun caranya! Dia sudah duduk di bangku halaman belakang, sedangkan Miss Claire duduk di seberangnya. Setelah cukup lama terdiam, guru itu membuka percakapan,"Saya meminta maaf atas ketidaksopanan kepada Anda barusan, Yang Mulia." Bella langsung gelagapan. Kedua tangannya spontan hendak menghentikan Miss Claire."Saya baru mengetahui tentang Anda dari Kazem. Katanya, ini diluar rencananya dan saya mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya, Yang Mulia.""I-iya, terima kasih."Lagi-lagi Bella ingin menghilang saja dari sini secepatnya.Melihat guru yang galak luar biasa di kelas itu tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan yang  terdengar cukup freak, membuat Bella merasa tidak nyaman. Dia meminta Miss Claire untuk memanggilnya seperti biasa yang langsung di-iyakan guru itu."Jadi, apakah kamu ingin agar aku tetap bersikap seperti biasa sebaga
Magbasa pa
Bab 27: Aku Menyukaimu
Sore itu, Bella pulang ke rumah dalam keadaan kosong. Kosong di hati dan pikirannya, kosong pula keadaan rumahnya. Tanpa siapapun yang menyambutnya. Apalagi memanggil dengan penuh kasih sayang untuk makan, beristirahat, dan melepas penat.  Tidak ada. Bella melepaskan sepatunya di pintu depan. Membuka pintu perlahan dengan suara kriet yang berat. Para tetangga ada yang berdatangan menghampiri dengan wajah iba berbaur kesedihan. Ternyata selama ini mereka telah mengenali kedua orang tuanya sebagai keluarga Kerajaan dan menyimpan rahasia itu dalam-dalam.  Bella tidak tahu bahwa ada banyak orang-orang berjasa di sekelilingnya seperti para tetangganya yang didominasi para orang tua tengah baya ini.  "Yang sabar ya, Nak." Seorang Ibu yang baru kembali dari ladang jagung menyelus punggungnya, "Istirahatlah. Kalau kamu mau, silakan makan malam bersama di rumahku." Bella tersenyum, "Terima kasih, Nyonya Broom. Mungkin lain kali."
Magbasa pa
Bab 28: Jangan Cari Ribut
Meski hubungannya terbilang cukup rumit dengan Bella, Ilham tetap mengakui bahwa gadis itu telah menorehkan rasa yang tidak pernah ditinggal para gadis lain di hatinya. Bella yang polos dan sangat apa adanya, tidak menampakkan wajah yang bukan wajahnya, sekaligus menjaga sopan santun, hal itu yang membuat Ilham jatuh ke dalam rasa yang aneh.Dia menyukai gadis-gadis populer dan tidak kalah cantik seperti Aiko, bahkan Luna si anak Kepala Sekolah itu. Tetapi, entah apa yang membuat Bella terlihat jauh lebih menarik daripada semuanya? Apa karena selama ini Bella selalu jual mahal dan membuatnya merasa tertantang? Tidak juga. Berada di dekat Bella membuatnya nyaman. Itu saja.Terlepas dari siapa dia; seorang Putra pertama keluarga Azimi yang sangat terpandang di Kotanya, Kota Pusat yang menjadi daerah elite di Negeri ini. Memiliki perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan makanan dan kebutuhan harian yang bernilai milyaran dolar, serta aset yang berada di mana-mana, ke
Magbasa pa
Bab 29: Milikilah Perasaan!
"Kenapa kamu disitu?" Bella bertanya datar. "Heh!" Aiko langsung berkacak pinggang di hadapannya yang duduk saja, "Enak sekali kamu bicara! Sejak kapan kamu jadi sok berkuasa begitu, hah? Hanya karena kamu katanya pewaris Starfront, yang entah benar atau tidak, sudah berani kamu menantangku?" Seluruh kelas menutup mulutnya. Jika benar-benar terjadi, ini adalah pertarungan sengit yang layak ditonton satu sekolah! Anak Anggota Dewan melawan (katanya) Pewaris Starfront yang menyamar sebagai murid beasiswa! "Aku tidak menantangmu." Jawab Bella berusaha tidak terbawa emosi. Baru saja dia menenangkan dirinya dari geraman karena ketidakadilan Bu Stefani terhadap Romain, kini seorang sampah lain sudah mencari gara-gara dengannya. Jika dia bertindak seenak jidat, maka kutu sekecil Aiko mudah saja dimusnahkan! "Oh, kamu tidak berani?!" Aiko sengaja memperbesar suaranya agar semua anak yang kini sedang menonton mereka, apalagi beberapa mulai mengeluarkan ponsel
Magbasa pa
Bab 30: Diatas Awan
Bella telah kembali ke Istananya yaitu, Istana Wheels. Disana dia disambut seperti biasa, oleh barisan pelayan berseragam hitam-putih yang cantik, mengiringinya menuju kamar di lantai atas Istana. Sejak tiga bulan terakhir dia sudah tinggal di Istana ini dan menikmati kehidupan barunya. Meninggalkan rumah lamanya di perumahan Harvey, setelah mewariskan jalanan yang baru dan mulus bagi penduduk setempat. Setidaknya dia ingin memberikan manfaat sebelum berpisah dengan para tetangganya yang baik hati."Silakan berkunjung jika Anda sempat ... Putri Bella." Seorang Ibu di samping rumahnya menyalami dengan wajah sedih melepas anak itu. Mereka sangat akrab sampai-sampai Ibu pernah menitipkan Bella padanya dulu beberapa kali.Bella mengangguk penuh haru. Kini, dia membuka lembaran baru hidupnya dengan membawa kenangan-kenangan manis yang tak terlupakan di dalam benaknya. Sebelum masa SMA yang penuh lika-liku dan suka-duka ini berakhir, dia juga ingin
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status