Siangnya, bosan karena tidak mengikuti jam pelajaran seperti biasa, Bella membuka-buku latihan soal sambil menuliskannya di catatan. Panasnya mulai turun dan kepalanya sudah tidak merasakan pusing. Dua sudah kembali segar setelah meminum ramuan khusus dari Ibu, yang bahannya dikirimkan oleh Istana ketika mengabarkan dia yang sedang sakit. "Nak, istirahat dulu," Ibu menepuk-nepuk pundaknya pelan ketika menghampirinya sejenak. "Iya Bu, setelah ini aku mau tidur siang." Dia baru saja akan menutup bukunya ketika ponselnya berdering di atas meja. Saat dilihat nama Kazem di layar, Ibu menyuruh untuk segera mengangkatnya karena bisa jadi itu hal yang penting. "Ya, halo?" Selang beberapa detik kemudian dia menjerit tidak percaya, "Tu-tujuh puluh juta?!" Ibu sampai ikut-ikutan terlonjak di tempatnya sambil mengelus dada, "Ada apa, sih? Kenapa kamu heboh sekali, Nak?" Sambil menutup telepon, Bella memandang dengan kosong ke jendela k
Baca selengkapnya