All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 361 - Chapter 370
395 Chapters
Part 360 Akhir Perjalanan
Ada sekitar satu jam-an, aku menghabiskan waktu di kamar berdua dengan Kang Danu. Memadu hasrat dalam keadaan mabuk, hal-hal yang dulu sering kulakukan semasa muda dulu bersama dengannya.Sarmenah namaku, biasa dipanggil Ceu Menah, pernah menjadi seperti dua orang anakku, Niken dan Sarah sebagai pemegang harga kegadisan tertinggi saat aku muda dulu. Aku masih ingat dengan siapa orang yang pertama membeli kegadisanku, seorang kepala desa satu kabupaten dengan kampungku. Saat itu usiaku lebih muda dari Sarah, usia 13 tahunan, dan sampai usia 17 tahun aku masih memegang harga tertinggi saat itu, sampai akhirnya yang berusia lebih muda menggantikan posisiku."Yuk, Menah, kita berangkat sekarang," ajak Kang Danu, sambil meminum gelas anggur terakhirnya, menyisakan separuhnya lantas diberikan kepadaku, dan langsung kuhabiskan tanpa sisa.Sembari tertawa genit, dan berjalan sedikit sempoyongan aku memeluk pinggang Kang Danu, yang juga memeluk bahuku. Kepada salah seorang anak buahnya yang s
Read more
Part 361 Benar Ingin Bertobat
Sarah menangis terisak-isak. Kenangan kelam dan menyedihkan puluhan tahun yang lalu kembali membawanya ke dalam kesedihan yang selama ini selalu dipendam olehnya. Selain dengan suaminya, Ustadz Zulham, yang memang juga bagian dari saksi sejarah hidupnya. Sarah belum pernah bercerita pada siapapun soal hal ini, dan baru kepada Susan lah dia berani bercerita tentang kisah kelam masa lalunya. Ketiga kuburan keluarganya, emak, Niken, dan Astuti, dikuburkan berjajar di pekuburan perkampungan ini. Sementara sang bapak, tinggal bersama keluarga barunya di desa lain. Sesekali pernah mengunjunginya, begitupun dengan Sarah, mengunjungi sangat bapak, terutama di waktu lebaran Idul Fitri.Susan lantas berdiri, memeluk Sarah dari belakang. Yang masih menangis terduduk di kursi. Menguatkan dan memberikan kata-kata penghiburan. Susan sendiri teramat terkejut setelah mendengarkan kisah kehidupan kawan sepengajiannya ini. Cerita kelam desa ini, sebelum berubah menjadi desa yang terlihat agamis seper
Read more
Part 362 Makin Cepat Makin Baik
Susan masih terdiam, tidak langsung menjawab pertanyaan Sarah. Dia merasa malu, untuk meminta kepada keluarga Risma mau memaafkan perbuatan Subroto. Karena tidak ada hubungan resmi di antara dirinya dan pria itu. Walaupun Susan sudah menerima lamaran dari Subroto. "Saya malu Teh Sarah. Keluarga Mas Riswan dan Teh Risma sangat baik terhadap saya. Masa saya meminta mereka untuk mencabut tuntutan kepada orang yang jahat kepada mereka?"Susan sedang ada dalam kebimbangan. Pada dasarnya dia pun sangat ingin membantu calon suaminya tersebut, tetapi di sisi lain, dia pun tidak ingin jika keluarga besar Risma salah paham terhadapnya. Apalagi jika nantinya akan marah kepadanya. "Mbak Susan sangat mengenal keluarga korban, atau hanya sekedar kenal saja?" tanya Sarah menyelidik. "Sangat mengenal sekali, Teh. Walaupun awalnya dikenalkan dulu oleh Mbak Maharani. Tapi memang pada dasarnya mereka adalah orang-orang baik. Kesalahan memang ada pada Mas Subroto.""Mbak Susan juga berhak berbahagia.
Read more
Part 363 Luka Pada Tubuh
Sarah meletakkan tas dan barang bawaan perempuan muda itu di lantai teras rumahnya, lantas kembali menghampiri. Dan ibu muda itu masih berdiri di samping kursi tempat dia dan Susan duduk tadi. "Sebaiknya, putri Mbak ditidurkan dulu di dalam. Kasihan, tubuhnya pasti pegal. Mbak pun pasti capek sekali," ucap Sarah, meminta ibu muda itu untuk meniduri anaknya di dalam ruang tamu rumahnya saja. "Ti-tidak usah, Mbak. Biar saya gendong saja," jawabnya. Sepertinya dia merasa sungkan."Sudah, Mbak, nggak usah sungkan. Biar Mbak lempengin pinggang dulu. Pasti pegal kan?" ujar Sarah, sambil merengkuh bahu ibu muda tersebut, dan kembali dia meringis seperti merasakan kesakitan. Sarah pun langsung melepaskan tangannya, sama seperti Susan tadi. "Mbak kenapa, kok seperti kesakitan?" tanya Sarah dengan rasa khawatir. Hal sama seperti yang dirasakan oleh Susan. "Nggak Mbak, nggak ada apa-apa," jawabnya sambil tersenyum. Sarah melihat ke arah Susan yang berdiri di belakang perempuan muda tersebut,
Read more
Part 364 KDRT
Pov Minarsih"Malam ini, kamu melayani Mas Heru, setelah itu dilanjut dengan Denny."Suamiku, Mas Burhan, sembari asyik mengisap rokoknya, bersandar pada sebuah kursi kayu dengan sebelah kaki tertekuk di atas dudukannya enak saja memberikan perintah. Ditemani segelas kopi hitam yang sudah dingin di atas meja, tepat samping tempat duduknya. Sementara hari sudah menjelang fajar, selepas kubaru pulang setelah menemani tamu, dan langsung mengambil anakku di tempat mana dia dititipkan."Aku sedang tidak enak badan, Mas. Biarkan aku tidak melakukannya dulu," jawabku menolak perintahnya, sembari merebahkan tubuh sejenak setelah menyusui Tasya, putriku, yang baru berusia dua tahun kurang."Aduuhhh, sakit, Mass...." Mas Burhan langsung bangun dan menjenggut rambutku dari belakang, menarik tubuhku dari atas dipan hingga terjatuh di lantai, lalu tangannya mencengkram dagu dan pipiku, keras sekali, sakit rasanya wajah ini."Sakit, Mas, ampunnn...." Mengiba. Suami sial*n itu malah semakin mencengk
Read more
Part 365 Tertipu Topeng Kepalsuan
Penderitaan, kepedihan, juga kesedihan yang kini sedang kurasakan itu semua memang salahku sendiri, yang dahulu tidak pernah mau mendengarkan nasihat kedua orangtua. Aku terlalu keras kepala, merasa yakin dan percaya dengan apa yang kupilih. Walaupun bapak dan ibu sering kali mengingatkan dan memarahi, tetapi tak kuambil peduli. Bahkan, aku memutuskan untuk kabur dari rumah demi sebuah keyakinan atas lelaki pilihanku sendiri, Mas Burhan. Jika dia adalah pria yang baik dan bertanggungjawab. Laki-laki yang dulu kuanggap sangat lembut, sabar, dan pengertian, ternyata aku tertipu oleh topeng kepalsuan. Mas Burhan adalah setan yang berwujud manusia, mungkin lebih kejam dari itu, karena setan tidak melakukan kekerasan fisik dalam rumah tangga. Dia mem*kuliku, seperti layaknya me*ukuli seorang pencuri yang tertangkap basah. Tidak ada belas kasihan sama sekali. Aku bergegas menuju dapur untuk membuat sedikit air panas buat menyeduh susu sacetan dan sepotong roti eceran untukku membuat sar
Read more
Part 366 Terlalu Sakit
Tangis anakku Tasya semakin kencang, terdengar dia memanggil kata "Mamah-mamah," Dan aku, si mamah yang dia maksud, sedang dalam keadaan terluka. Bukan hanya fisiknya, tetapi juga hatinya. Luka yang paling menimbulkan rasa sakit. Karena terlalu sakit, hingga sanggup merubah rasa cinta, kesetiaan, pengorbanan, dan pengabdian, menjadi dendam yang terus tersimpan. Terbungkus dari sebuah rasa ketakutan, hingga pada akhirnya aku harus melakukan perlawanan.Kuhantamkan potongan kayu kaso itu tepat di arah tengkuknya, sekencang-kencangnya, hingga duit simpananku yang ada digenggaman tangannya terlepas berhamburan. Tidak, tidak hanya sekali, potongan kayu itu terus menimpa tubuh bagian kepalanya, bahkan berkali-kali, sekenanya saja. Si bajingan laknat itu berteriak kesakitan, berusaha menutupi kepala dan tubuhnya dari pukulan dan hantaman yang kulakukan terus menerus. Rasa sakit dan penderitaan yang selama ini, aku dan Tasya alami membuatku menjadi raja tega. Tubuhku sudah tidak bisa diken
Read more
Part 367 Berbalik Keadaan
Apa lebih baik kuhabisi saja nyawanya.' Seperti ada yang berbisik di telingaku, layaknya bisikan gaib. Dan kupikir, memang itu yang ingin kulakukan. Namun, kupikir lagi, terlalu enak rasanya jika si Burhan ini langsung mati dan tidak lagi merasakan penderitaan dan rasa sakit sebagaimana yang sudah dia lakukan terhadapku selama bertahun-tahun.Akan kubalik keadaannya sekarang. Aku yang dulu lemah, tidak ada daya. Ingin pergi tidak tahu mau kemana, sanak saudara pun tidak punya, uang pun tidak pernah kupegang. Makanya, sedikit demi sedikit aku mulai mengumpulkan uang secara diam-diam, untuk persiapan jika aku akan pergi nanti. Akan tetapi, ternyata si biadab Burhan ini berniat ingin merampas semuanya tadi. Aku pernah melaporkan kepada pengurus warga, tetapi hanya berakhir dengan musyawarah perdamaian. Bahkan ada yang bilang, ribut-ribut hanya bikin malu keluarga sendiri. Lagipula, jika hal seperti ini dilaporkan tidak bakal ditanggapi kata para tetanggaku. Aku hanyalah perempuan bodo
Read more
Part 368 Membalas Sakit Hati
Benar-benar kubuat habis separuh air di dalam ember, kumasukkan paksa ke dalam mulutnya, sama persis dengan yang pernah dia lakukan terhadapku, sudah tidak ada lagi rasa iba di hatiku terhadapnya.Wajahnya terlihat memerah, matanya melotot menahan sakit, seluruh isi makanan di dalam perutnya keluar semua, sedang muntah-muntah, sembari terbatuk-batuk Mas Burhan sekarang ini, sesekali tubuhnya mengejang, masih dengan tangan dan kaki yang terikat. Berkali-kali air seninya keluar, dan sudah kuantisipasi dengan meletakkan semua pakaian miliknya di bawah tubuhnya."Ampuni aku, Minarsih," rintihnya, sembari terus terbatuk-batuk. Aku hanya menatapnya dingin, tanpa ekspresi. Kuhampiri dan kudekati dia, sembari menunjukkan kon*om yang kutemukan di dalam dompetnya."Dengan siapa kau kenakan Kon*om ini, bajingan." Wajahnya berpaling menengadah kepadaku, mukanya sudah penuh dengan tempelan muntahannya sendiri, lalu kembali dia terbatuk-batuk."Kau jual tubuhku, kau peras hasil keringatku, lalu has
Read more
Part 369 Membahagiakan Putriku
Tubuh kurus dan wajah tirus Tasya, putriku satu-satunya mendekap erat badanku. Kain batik lusuh milik ibu, yang kubawa saat kabur dari rumah dulu, itu yang kupakai untuk mengendongnya.Bukannya aku tidak ingin membahagiakan atau pun menyenangkan hati Tasya, tetapi, sikap keji suamiku Burhan terhadap kami berdua, membuatku tidak mampu berbuat apa-apa.Hari ini, pasar tradisional yang tidak terlalu jauh dari tempat kontrakan, menjadi tujuanku untuk menyenangkan hati Tasya. Aku ajak dia pergi membeli ayam goreng tepung kesukaannya, es cream, boneka panda, dan segala macam makanan ringan, susu, juga minuman yang ditunjuknya. Semuanya kubelikan, satu pun tidak ada yang terlewatkan.Kuajak dia menaiki permainan yang dia suka. Kuda-kudaan, mobil-mobilan, balon karakter, apa saja yang dia ingin, hari ini, aku penuhi keinginannya.Aku menangis bahagia melihat putriku tertawa ceria. Air mataku terus mengalir, saat kedua tangannya menggenggam makanan, yang dulu hanya bisa dia rintihkan.Si lakn*
Read more
PREV
1
...
353637383940
DMCA.com Protection Status