Semua Bab VIDEO SYUR SUAMIKU: Bab 11 - Bab 20
49 Bab
#11
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_11 #Rumi Sakit rasanya, saat dengan jelas aku melihat suamiku selingkuh. Meski mas Dani suamiku, meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya, aku tetap saja merasakan sakit yang luar biasa. Namun, untuk berpisahpun rasanya aku tak sanggup. Aku begitu mencintai suamiku, aku tak mungkin memisahkan kedua putriku dengan ayahnya. Setahun telah berlalu, Mas Dani banyak menunjukan perubahan dan keluarga kami kembali harmonis. Namun, masalah kembali muncul dalam kehidupan kami. Bukan, bukan dari Mas Dani. Melainkan dari adikku satu-satunya, Hamdan. Video syur Hamdan, bersama seorang wanita yang aku ketahui adalah sahabat dekat Santi, adik ipar ku, tersebar di dunia maya. Bukan hanya malu pada semua keluarga dan warga yang terus menjadikan kami bahan gosip setiap hari tetapi, aku juga sangat malu pada Santi. Aku se
Baca selengkapnya
#12
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_12 Bulan depan Mas Hamdan menikah, artinya bulan depan aku harus siap bertemu dengan Mas Hamdan. Entah itu di jalanan atau dimanapun. Aku hanya berharap hatiku siap dengan semua yang akan aku lihat. Perlahan aku memulai bisnis, mulai dari bisnis kuliner, pakaian, bahkan aku sempat menjual beberapa souvenir. Namun, aku masih belum menemukan hasil yang aku inginkan. Hingga akhirnya, beberapa bulan berlalu hanya aku lewati dengan mencoba bisnis sana-sini tetapi, masih belum membuahkan hasil dan, aku masih terus mencoba. Ternyata, kehidupan istri sukses setelah di dzolimi suami itu hanya ada di dunia sinetron. Buktinya, aku masih di titik bawah dan tak kunjung merangkak naik. Justru, aku mendengar kini, Rosa sedang mengandung anak Mas Hamdan. Aku sengaja membuka bisnis online, karena menurutku, aku akan jarang keluar rumah. Dan aku akan
Baca selengkapnya
#13
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_13 Rama Membalikan badan, lalu menarik aku pergi bersamanya. Aku menoleh, dan masih melihat pelipis Mas Hamdan yang dialiri darah segar. Sedangkan Rosa, hanya terus menangis di sebelah Mas Hamdan.  Tanganku masih berada dalam genggaman Rama. Tanpa sadar ia terus menarik tubuhku dengan kasar sampai di parkiran mobil. Aku menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata. Hanya tatap tegas, bahwa aku tidak suka atas tindakannya. Bukan tentang ia memukul Mas Hamdan tetapi, menarikku dengan kasar. Ia bisa menggenggam jemariku lebih lembut. Rama membukakan pintu mobil dan memberi isyarat agar aku masuk. Aku masih menatapnya hingga kemudian masuk ke dalam mobil. "Kamu marah?" ucap Rama, yang baru masuk dalam mobil. "Marah untuk apa?" jawabku. "Aku gak suka ada yang deketin kamu!" tegas Rama.&n
Baca selengkapnya
#14
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_14 #Hamdan Hari ini aku di nyatakan bebas oleh pengadilan. Pengacaraku menjamin agar aku bisa bebas bersyarat. Tak apalah, yang penting aku bisa keluar dari tempat mengerikan tersebut. Mbak Rumi menjemputku di Lapas, dan aku pulang hanya berdua dengan beliau. Sebenarnya aku merasa malu karena selalu saja merepotkan Mbak Rumi. Namun, aku juga tidak bisa berbuat banyak. "Mama sama papa minta kamu kerumah nemuin mereka," ucap Mbak Rumi yang baru saja duduk di bangku kemudi. Ia menjalankan mobil, menuju rumah orang tua kami. Dalam perjalanan tak ada percakapan di antara kami berdua. Mbak Rumi juga tidak mengajakku bebicara, meski sekedar basa-basi menanyakan kabar. Begitu memang, sikap Mbak Rumi jika sudah terlampau kecewa. Sejujurnya aku juga tak banyak bicara karena aku merasa sangat malu pada Mbak Rumi dan kedua o
Baca selengkapnya
#15
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_15 Aku kembali ke kamar, membersihkan diri lalu berbaring. Sengaja aku memainkan gawai agar tak merasa bosan. Ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab. Aku membukanya, ternyata panggilan dari Mas Hamdan. "Ada apa Mas Hamdan menghubungi aku?" ucapku dalam hati.  Aku sengaja memang, tidak membiarkan nomor Mas Hamdan dihapus. Karena aku yakin suatu saat aku akan membutuhkannya. Kini, Mas Hamdan sudah menjadi milik Rosa. Cepat atau lambat, aku memang harus bisa mengikhlaskan semuanya. Meski banyak pertanyaan dalam hatiku, aku tak menelepon balik nomor Mas Hamdan. Setelah perpisahan kami hari itu, aku memang tak ingin lagi tahu apapun tentang dia. Bahkan, perceraian pun aku serahkan sepenuhnya pada pihak pengacara. Aku benar-benar sudah tidak ingin berurusan dengan Mas Hamdan, apalagi Rosa. Terakhir, aku hany
Baca selengkapnya
#16
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_16 #ROSA Betapa bahagianya menjadi aku. Terlahir dari keluarga kaya dan selalu bisa memenuhi kebutuhanku. Di usiaku yang masih remaja, aku bahkan sudah keliling Eropa untuk berlibur. Disaat teman sebayaku masih bermain lompat tali dan bermain congklak, aku sudah bisa mengoperasikan komputer dan beberapa gadget. Orang tuaku sangat memanjakan aku, tak pernah mereka berkata tidak atau jangan untuk setiap permintaanku. Akhirnya, aku tumbuh menjadi anak yang manja dan tidak ingin terkalahkan oleh siapapun. Bahkan dengan sahabatku sendiri. Santi, adalah sahabatku yang status sosialnya jauh di bawah dengan keluargaku. Namun, tak apa. Aku tetap menjadikan dia sebagai teman. Itu semua bukan karena aku memang menginginkan dia sebagai sahabatku. Semua karena aku tak ingin di repot kan dengan tugas-tugas sekolah yang membuat
Baca selengkapnya
#17
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_17 #ROSA Padahal, aku hanya meminta mahar rumah yang sekarang ia tempati. Aku berniat untuk menjualnya, agar aku bisa menutup hutang ayahku dan membawa ibuku ke rumah sakit. Hari ini adalah hari dimana aku akan sah menjadi seorang istri. Istri seorang pengusaha sukses yang jauh lebih cerah masa depannya di bandingkan dengan Mas Hamdan. Adit merupakan seorang pengusaha muda yang tengah menjalani bisnis di bidang export barang elektronik. Seperti biasa, aku tak perduli dengan status lelaki yang usianya lebih muda di bandingkan dengan aku. Aku meninggalkan Mas Hamdan begitu saja, karena aku pikir apa yang akan aku dapat? Ketika Mas Hamdan menolak memberikan mahar yang aku minta, seketika itu pula aku merasa harus mencari pengganti Mas Hamdan. Dan akhirnya aku takdir mempertemukan aku dengan Adit. Ia yang telah lama
Baca selengkapnya
#18
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_18 #Rosa Bagaimana Hamdan bisa terus memikirkan Santi. Sedangkan aku yang selalu berusaha mencari perhatian dari dia justru tak pernah ia lirik. Namun, hatiku sedikit lega. Bagaimanpun aku sudah mengatakan di depan Santi bahwa Mas Hamdan adalah suamiku. Aah aku tersenyum geli saat melihat reaksi Santi kala mendengar aku mengatakannya. "Kalian apakah suamiku?" Kata-kata itu masih terus terngiang di telingaku. Biarkan saja Santi menganggap bahwa aku dan Mas Hamdan memang menikah. Supaya Santi tidak pernah kembali dengan Mas Hamdan. Tapi, siapa lelaki yang bersama dia. Terlihat jauh lebih tampan dan jauh lebih mapan di banding Mas Hamdan. Seketika hatiku mulai mencari tahu siapa lelaki tersebut. Setelah sampai dirumah, aku bertambah kesal dengan keadaan rumah yang berantakan
Baca selengkapnya
#19
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU  #PART_19  #Santi   Ini adalah hari pertamaku mengenakan hijab ke kantor. Rasanya sangat cangggung. Aku merasa semua orang menatap ke arahku meksi sebenarnya itu hanya perasan dalam hati saja.   Yang jelas-jelas tak bisa memalingkan pandangan memang kedua mata Rama. Ia terus menatap pakaian dan hijab yang aku kenakan.   "Asli, kamu cantik banget!" ucap Rama untuk kesekian kali.   "Aku udah cantik dari dulu, apaan sih. Kerja, kerja, kerja!" tegasku.   Aku duduk tak jauh dari meja kerja Rama. Aku menyerahkan jadwal meeting Rama bersama beberapa klien yang akan menanam saham dan pembuatan apartmen baru.   Rama masih saja menatap penuh rasa kagum.  
Baca selengkapnya
#20
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU #PART_20 #Santi Jujur saja, kata-kata terakhir Rama membuat hatiku seketika ingin memeluknya. Aku bahagia dan sangat merasa di hargai oleh Rama, meski statusku hanya seorang janda. Rama membuka pintu mobil. Akupun turun bersamanya. Ia berjalan mendahului, dan kali ini aku mulai terpesona dengan pria yang tengah berjalan di depanku. Selama ini aku menutup hatiku untuk siapapun termasuk Rama, mungkin sudah saatnya aku melupakan Mas Hamdan dan memulai hidup baru. Bukan hanya tentang hidupku tapi, juga tentang hatiku. Sampai di apartemen, kami sama-sama masuk ke kamar masing-masing. Tanpa ada percakapan lagi antara kami berdua. Aku masih menahan hatiku, begitu pula Rama yang berusaha menahan emosinya. Usai membersihkan diri dan melaksanakan salat maghrib, aku kembali bermain gawai. Kembali aku melihat nomor Mas Hamdan tert
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status