#VIDEO_SYUR_SUAMIKU
#PART_18
#Rosa
Bagaimana Hamdan bisa terus memikirkan Santi. Sedangkan aku yang selalu berusaha mencari perhatian dari dia justru tak pernah ia lirik.
Namun, hatiku sedikit lega. Bagaimanpun aku sudah mengatakan di depan Santi bahwa Mas Hamdan adalah suamiku.
Aah aku tersenyum geli saat melihat reaksi Santi kala mendengar aku mengatakannya.
"Kalian apakah suamiku?"
Kata-kata itu masih terus terngiang di telingaku. Biarkan saja Santi menganggap bahwa aku dan Mas Hamdan memang menikah. Supaya Santi tidak pernah kembali dengan Mas Hamdan.
Tapi, siapa lelaki yang bersama dia. Terlihat jauh lebih tampan dan jauh lebih mapan di banding Mas Hamdan. Seketika hatiku mulai mencari tahu siapa lelaki tersebut.
Setelah sampai dirumah, aku bertambah kesal dengan keadaan rumah yang berantakan
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_19#SantiIni adalah hari pertamaku mengenakan hijab ke kantor. Rasanya sangat cangggung. Aku merasa semua orang menatap ke arahku meksi sebenarnya itu hanya perasan dalam hati saja.Yang jelas-jelas tak bisa memalingkan pandangan memang kedua mata Rama. Ia terus menatap pakaian dan hijab yang aku kenakan."Asli, kamu cantik banget!" ucap Rama untuk kesekian kali."Aku udah cantik dari dulu, apaan sih. Kerja, kerja, kerja!" tegasku.Aku duduk tak jauh dari meja kerja Rama. Aku menyerahkan jadwal meeting Rama bersama beberapa klien yang akan menanam saham dan pembuatan apartmen baru.Rama masih saja menatap penuh rasa kagum.
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_20#SantiJujur saja, kata-kata terakhir Rama membuat hatiku seketika ingin memeluknya. Aku bahagia dan sangat merasa di hargai oleh Rama, meski statusku hanya seorang janda.Rama membuka pintu mobil. Akupun turun bersamanya. Ia berjalan mendahului, dan kali ini aku mulai terpesona dengan pria yang tengah berjalan di depanku.Selama ini aku menutup hatiku untuk siapapun termasuk Rama, mungkin sudah saatnya aku melupakan Mas Hamdan dan memulai hidup baru. Bukan hanya tentang hidupku tapi, juga tentang hatiku.Sampai di apartemen, kami sama-sama masuk ke kamar masing-masing. Tanpa ada percakapan lagi antara kami berdua. Aku masih menahan hatiku, begitu pula Rama yang berusaha menahan emosinya.Usai membersihkan diri dan melaksanakan salat maghrib, aku kembali bermain gawai. Kembali aku melihat nomor Mas Hamdan tert
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_21#RidhoSiang ini, matahari begitu terik. Namun, aku tak boleh menyerah. Harus tetap melangkah menjual kue buatan nenekku. Jika tidak, aku tidak akan bisa bersekolah.Namaku Ridho Ramadhan. Usiaku saat ini baru lima belas tahun tapi, aku sudah harus bekerja keras membantu perekonomian keluargaku.Aku hanya tinggal dengan nenekku di sebuah gubug kecil. Karena orang tuaku menjadi korban kecelakaan pesawat, saat akan menghadiri acara di luar kota.Saat itu aku baru berusia lima tahun, usia yang masih terlalu dini untuk tau artinya kehilangan. Bahkan, aku hanya mengingat orang tuaku lewat sebuah foto KTP mereka.Semenjak hari itu, aku tetap berusaha menjadi yang terbaik untuk nenekku. Aku tak perduli, meski temanku selalu menghinaku.Meski mereka selalu menghina fisikku yang tumbuh lebih subur
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_22#SantiAku menutup hati untuk banyak pria, karena aku menjaga hati Mas Hamdan. Namun, sekarang aku menjadi rebutan. Aku tidak bangga sama sekali, hanya saja aku merasa aku harus benar-benar memilih yang terbaik tapi, untuk Mas Hamdan ia sudah masuk daftar hitam di hatiku.Untuk Rama dan Ridho, aku harus tahu. Siapa yang lebih baik di antara mereka."Hey," Panggil Rama, saat melihatku masih termenung di depan kedai tempat kami membeli minuman tadi.Aku tersadar, dan langsung berlari kecil ke arah Rama."Cie yang habis ketemu mantan suami, kepikiran terus nih ye...," ledek Rama."Apaan sih," jawabku.Rama terbahak melihat ekspresiku yang seketika berubah gugup. Kemudian, Rama meraih jemariku lalu kami bedua mencari toko pakaian yang menjual gamis.
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_23[Maaf Ridho, aku sedikit sibuk akhir-akhir ini]Aku membalas pesan yang Ridho kirim. Entahlah, perasaan bersalah kini menyelimuti hatiku.[Aku maafkan, jika esok kamu mau makan siang denganku]Balas Ridho lagi, permintaannya sungguh membuatku semakin tak mengerti. Dan aku semakin serba salah. Haruskah aku turuti apa yang menjadi kemauan Ridho?Kini, keadaan semakin rumit saat nomor Mas Hamdan muncul di layar gawai milikku. Bagaimana ini, aku tak bisa menghadapinya sendiri.Dengan berat hati aku geser tombol berwarna hijau lalu, meletakkan ponsel di telingaku."Santi, aku benar-benar ingin menebus kesalahanku," ucap Mas Hamdan dari ujung panggilan."Assalamualaikum," ucapku, karena Mas Hamdan tak mengucapkan salam."Waalaikum
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_24Aku mendorong kasar tubuh Rama, entah mengapa aku masih belum bisa menerima kehadirannya. Meski sejujurnya aku sudah mulai bisa membuka hati untuk Rama tapi, aku belum siap jika harus sepenuhnya menjadikan Rama pilihan."Maaf San," ucap Rama, berusaha memohon.Aku bangkit dari tempat duduk lalu segera beranjak ke pintu, aku biarkan Rama keluar terlebih dahulu."Aku berangkat sendiri, silahkan keluar," usirku.Rama melangkah pergi. Entah apa yang ada dalam hatiku saat ini. Marah, kesal, dan bahagia kini bercampur aduk dalam hatiku.Bukan hanya tentang Rama, hatiku juga kalut saat memikirkan Ridho yang terus menagih janji, yang bahkan belum aku buat.Bagaimana Ridho bisa datang ke apartemen ini, apakah keamanan apartmen ini selemah itu? Aku mendengus kesal karena terus di liputi rasa khawati
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_25Aku tercengang melihat mata mereka yang menatapku penuh dengan tanda tanya."Dia hanya mengantarku," ucapku, segera tanpa mereka bertanya."Ayo Santi, waktunya bekerja!" Rama meraih tanganku, kemudian membawaku masuk ke dalam kantor."Ada apa ini?" tanyaku sembari mengikuti langkah Rama. "Kenapa Hamdan bisa ada disini?" imbuhku.Tidak ada jawaban dari Rama, ia terus membawaku pergi melewati ruang kerja milikku. Kami terus berjalan hingga sampai di gudang.Rama melepaskan geganggaman tangannya. Nafasnya begitu terdengar berat. Apa sebenarnya yang terjadi?."Ram..." panggilku.Rama masih membelakangi aku. Entah apa yang tengah ia pikirkan. Ia hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata."Ra--ma?" panggilku lagi, memastikan bahwa ia baik-baik saja.
#VIDEO_SYUR_SUAMIKU#PART_26Ridho melirik Rama yang baru saja mengatakan keinginannya menunggu hatiku siap. Sedangkan Rama tersenyum tanpa perduli dengan kehadiran Ridho."Yaudah yuk balik," ajak Rama."Gak bisa, ini kan sudah siang. Kamu gak lupa janji kamu kan San?" ucap Ridho."Ehh...iya aku gak lupa kok," jawabku.Ridho melepaskan tangan Rama yang masih menggenggam jemariku. Kemudian ia mengajak aku untuk makan, siang ini."Kami duluan ya," ucap Ridho, dengan tersenyum penuh kemenangan."Assalamualaikum," pamitku.Aku dan Ridho beranjak meninggalkan Rama sendiri di tengah taman yang terlihat sepi. Ada perasaan aneh yang menjalar ke hatiku. Aku menoleh ke arah Rama yang masih diam terpaku di tempat duduknya.Ia tersenyum saat menyadari aku memastikan keadaannya.&nb