All Chapters of Morning, Tuan Anu: Chapter 51 - Chapter 60
195 Chapters
Bubur
Mata Eve pun langsung membulat seketika saat kalimat tersebut keluar dari mulut suaminya.'Dia ingin aku mati. Wah beneran, habis manis sepah dibuang nih,' batinnya."Kenapa, apa kamu takut Tante menaruh sesuatu di dalam bubur itu?" tanya Nyonya Silvia sambil manatap Eve dengan tenang.Mendengar hal tersebut, Eve pun langsung menoleh ke arah Nyonya Silvia.'Dia pasti ingin menjebakku. Kalau aku marah pada dia dan ternyata makanan ini tidak beracun, itu pasti akan memalukan. Tapi kalau aku memakannya dan ini benar-benar beracun, aku pasti bakal berakhir hari ini. Duh, sial!' maki Eve di dalam hati.Kemudian sebuah senyuman pun ditampilkan Eve. "Tentu saja tidak Tante. Siapa yang akan percaya jika wanita cantik dan terhormat seperti Anda melakukan hal rendahan seperti itu," sahutnya berpura-pura santai.Nyonya Silvia pun menghela napas panjang lalu berkata, "Kalau begitu kamu harus memakan bubur itu. Banyak wanita yang berusaha keras untuk bisa memakan bubur itu, jadi jangan sia-siakan
Read more
Sadar
Setelah berbicara dengan Leon, kemudian Keanu pun meninggalkan tempat tersebut sembari mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menelepon seseorang sambil terus melangkah."Bagaimana?" tanya Keanu ketika panggilannya diangkat."Sudah. Kami sudah melakukan semuanya," jawab orang yang ada di dalam panggilan tersebut."Bagus," puji Keanu dan sesaat kemudian mematikan panggilan tersebut.Keanu pun terus melangkah sembari menggenggam erat ponsel di tangannya tersebut.**Sore harinya.Saat ini Eve sudah dipindahkan ke ruang perawatan VIP yang ada di rumah sakit tersebut."Kamu sudah sadar?"Eve pun membuka matanya perlahan setelah menggerak-gerakkan jari-jarinya terlebih dahulu."Hei, sudah sadar," ujar seseorang yang saat ini sedang berdiri di samping ranjang Eve.Eve yang saat ini sudah membuka matanya dengan lebar pun menatap laki-laki di dekatnya itu."Siapa?" tanya Eve dengan suara yang sangat lirih, hampir tak terdengar."Apa yang kamu katakan?" tanya laki-laki tersebut sembari mendekatk
Read more
Suka Berondong
'Jangan-jangan nenek sihir ini juga menyukai laki-laki gila ini.' Hal itulah yang langsung tertancap di dalam otak Eve ketika melihat adegan tersebut.Sebenarnya ia tak begitu heran jika ada sosialita yang menyukai laki-laki muda alias berondong, bahkan bukan rahasia lagi jika banyak wanita-wanita yang selalu memakai tas dan sepatu dengan harga selangit itu mempunyai beberapa daun muda di luaran sana.Namun kali ini berbeda, ia tak habis pikir jika Nyonya Silvia bisa menyukai Keanu yang notabene-nya adalah keponakan sekaligus rivalnya dalam memperebutkan harta Tuan Howgins.'Apa Rose juga mengetahui tentang ini? Atau mereka memang senang berbagi,' batin Eve yang mulai berimajinasi dengan hal-hal kotor yang selalu bersarang di salah satu sudut otaknya.Namun sesaat kemudian sebuah adegan menarik terjadi. Keanu dengan cepat menangkap tangan putih bersih yang sedang memegang bahunya itu. Dan tanpa ragu ia menggenggam tangan tersebut dengan sangat kuat hingga membuat si empunya meringis k
Read more
Gelang Doa
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?" tanya seoang laki-laki yang sudah sangat berumur dengan kursi roda khasnya masuk ke dalam ruangan tersebut.Dan tentu saja, seperti kedatangan Rose sebelumnya, semua orang yang ada di ruangan itu menatap ke arah orang tersebut.Sang asisten, Paman Gustavo pun dengan santai mendorong kursi roda tuannya memasuki kamar tersebut."Kenapa hanya diam?" sergah Tuan Howgins sambil menatap tajam ke arah Rosela dan Nyonya Silvia."Kami ke sini untuk melihat keadaan Eve, Pa," jawab Nyonya Silvia sembari melangkah ke arah mertuanya itu."Dari pada kalian ke sini, lebih baik kalian menyelesaikan masalah kalian dulu, pergi sana!" bentak Tuan Howgins.Nyonya Silvia dan putrinya pun langsung berjingkat mendengar bentakan tersebut, begitu juga dengan Eve yang ikut merasa bingung dengan kemarahan yang belum diketahui sebabnya itu.'Ada apa ini?' pertanyaan dasar yang langsung muncul di otak Eve saat ini.Namun sikap berbeda ditunjukkan oleh Keanu, ia dengan ten
Read more
Kepura-puraan
Keesokan harinya.Pagi ini setelah memerintahkan pada para anak buahnya untuk menjaga Eve, Keanu pun dengan tenang membawa mobil ke perusahaan, tempat perangnya."Selamat pagi Tuan," sapa satpam yang saat ini sedang membukakan pintu masuk perusahaan tersebut untuk Keanu."Pagi juga," sahut Keanu dengan hangat.Ini adalah salah satu trik Keanu untuk mengambil simpati para karyawan level bawah dengan cara bersikap hangat dan santai pada mereka. Karena dari pengamatannya, Tuan Stenly adalah sosok yang kaku dan arogan di perusahaan itu dan ia ingin menjadi sosok yang merupakan kebalikan dari pamannya itu.Setelah memberikan kesan hangat yang ia buat setiap waktu di dalam perusahaan itu, Keanu pun melangkah masuk ke dalam perusahaan sambil menatap ke arah jam yang ada di tangannya."Selamat pagi Tuan," sapa para karyawan yang berpapasan dengannya.Sebuah senyum hangat pun selalu dipasang oleh Keanu di wajahnya untuk menanggapi semua sapaan hangat yang datang pada dirinya. Hingga akhirnya i
Read more
Mencari Keadilan
"Jadi ada masalah apa sampai aku tidak diundang dalam rapat hari ini?" Keanu membuka suaranya setelah duduk dengan nyaman di kursi kosong tersebut.Ia pun mengarahkan pandangannya pada setiap orang yang sedang duduk bersamanya di meja tersebut. Namun tak satu pun orang yang menjawab pertanyaan Keanu itu, mereka semua malah memilih menatap ke arah lain untuk menghindari tatapan Keanu tersebut.Hingga akhirnya, orang yang tadi sempat menghadang langkah Keanu ketika memasuki ruangan itu pun menyahut, "Kami sedang membicarakan kelakuan konyol kamu yang berdampak untuk perusahaan ini.""Kelakuan konyol?" tanya Keanu dengan ekspresi tengilnya. "Apa yang kamu maksud tentang laporan racun di dalam makanan istriku kemarin itu?"Laki-laki paruh baya yang selalu menjadi rival Keanu itu pun mendengus kesal."Apanya yang salah?" tanya Keanu dengan tenang sembari mengambil pulpen milik orang yang ada di sebelahnya dan memainkan benda tersebut dengan santai.Sesaat kemudian ia kembali menatap laki-l
Read more
Meng-gep
Setelah keluar dari ruang rapat, ia melangkahkan kakinya kembali ke dalam lift. Semenit berlalu, saat ini ia sudah keluar dari lift tersebut dan kembali berjalan menuju ruang yang khusus diberikan untuk dirinya.Entah karena mereka sangat menghormati dirinya atau karena ada orang yang sengaja ingin mengisolir dirinya dari karyawan-karyawan yang harusnya dekat dengannya. Tapi nyatanya saat ini ia memang menempati satu-satunya ruangan di lantai tersebut.Ia melangkah dengan tenang sembari menatap ke arah kaca tembus pandang yang ada di sepanjang lorong tersebut."Akan aku hitung semuanya pelan-pelan," gumamnya sembari terus melangkah.Setelah cukup lama melangkah, akhirnya ia pun sampai di depan pintu ruangannya yang terbuat dari kaca tembus pandang itu."Hem." Ia terdiam sejenak. Matanya menatap penasaran pada seorang wanita yang saat ini sedang berada di dalam ruangannya.Gerak-gerik mencurigakan dari wanita tersebut membuat Keanu makin penasaran dan memaksanya untuk berdiri di depan
Read more
Tujuh Puluh Persen
Tawa Renyah Keanu pun langsung membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut saling melirik satu sama lain. Terlihat perasaan bimbang di antara mereka, padahal sebelumnya mereka sempat berekspektasi tinggi dengan tawaran yang mereka suguhkan itu."Menurut kalian bagaimana aku harus menyikapi tawaran kalian itu?" tanya Keanu sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Orang yang bisa menjual kesetiannya pada orang lain ... lalu siapa yang bisa menjamin kalau kalian tidak akan menjual diri kalian lagi nantinya?"Kalimat santai yang syarat dengan hinaan tersebut pun langsung membuat keempat orang itu menundukkan wajahnya."Malu?" Keanu menimpali kalimatnya tadi."Hufff ...." Ia akhirnya menghela napas panjang setelah beberapa detik tak ada sahutan dari para karyawan di depannya itu."Baiklah seperti kataku tadi, aku tunggu surat pengunduran diri kalian sampai jam dua," lanjut Keanu sambil menatap ke arah lima orang tersebut dengan santai."...."Suasana di ruangan itu pun kembali hening.
Read more
Nick Datang
Lebih dari setengah jam, akhirnya Keanu pun sampai di halaman rumah sakit tempat Eve dirawat."Sial," gerutunya sambil menatap ke arah jam tangannya, melihat waktunya yang seakan terbuang sia-sia karena macet yang sempat menghalanginya tadi.Dan setelah cukup lama menyusuri lorong demi lorong rumah sakit terbesar di kota itu, akhirnya ia pun sampai di lorong tempat Eve di rawat.Para anak buah yang mendengar suara langkah kaki orang berlarian pun langsung menoleh dan mengerutkan keningnya ketika melihat tuannya itu sedang ngos-ngosan di ujung lorong."Huff ...." Seketika Keanu pun mengganti sikapnya, ia menegakkan tubuhnya dan berjalan dengan tenang ke arah para anak buahnya tersebut."Apa ada masalah?" tanya Keanu setelah berada tidak jauh dari para anak buahnya tersebut."Tidak ada Tuan, hanya saja ada salah satu teman nyonya datang dan masih berada di dalam sana," jawab salah satu anak buah Keanu mewakili yang lainnya.Lalu, tanpa berkata apa pun lagi, Keanu kembali melangkahkan ka
Read more
Dokter Leon Yang Hangat
Malam harinya.Saat ini Eve yang tengah duduk di atas ranjang ruangan inapnya tersebut sedang menatap ke arah jendela besar yang ada di dekatnya sembari sesekali melirik ke arah suaminya yang saat ini sedang berkonsentrasi melakukan rapat dari ruangan itu menggunakan laktop."Huff ...." Helaan napas yang kesekian kali keluar dari mulutnya."Kenapa?" tanya Keanu sembari menutup laktopnya karena sudah selesai melakukan rapat.Eve pun enggan menoleh dan kini menempelkan kepalanya di jendela besar itu."Jadi itu alasannya kamu minta Leon melepas infus di tanganmu," ujar Keanu sembari melangkah ke arah ranjang Eve. "Kamu ingin berkaca dan melihat wajahmu yang acak-acakan itu. Apa perlu aku suruh orang untuk membawakan meja rias kemari?"Eve pun langsung menoleh ketika mendengar kalimat-kalimat yang menjengkelkan itu. Ingin rasanya ia meremas dan menyobek-nyobek mulut laki-laki tampan yang kini mulai naik ke ranjangnya itu."Bodo," ucapnya dengan suara yang nyaris tak terdengar."Ya, aku me
Read more
PREV
1
...
45678
...
20
DMCA.com Protection Status