All Chapters of Good Morning Pak Dosen (Series 3): Chapter 11 - Chapter 20
41 Chapters
BAB : 11
Wah gila! Padahal Dira sudah memikirkan hal mesum di otaknya. Ternyata malah meleset jauh ke hutan amazone."Aku mau makan. Bukannya kamu udah bawa makanan?"Hoh ya, Dira melupakan itu. Makanan yang ia bawa. Kemudian menjauhkan wajahnya dari Leo."Ck, sikapmu itu membuatku memikirkan hal kotor," dengus Dira sambil mengambil dan menyiapkan makanan yang ia bawa barusan.Sedangkan Leo, ia malah tersenyum melihat tingkah Dira.Jadilah, mereka berdua makan bareng sebelum memulai pelajaran yang akan membuat otak Dira semakin sakit.Hari-hari mereka lalui berdua lebih seperti hubungan seorang dosen dan mahasiswinya. Hingga, Indah yang melihat hubungan mereka yang begitu dekatpun, memikirkan sesuatu agar Leo dan Dira bisa berpisah selamanya."Mau langsung pulang?" tanya Dira pada Leo."Enggak. Aku mau ngambil mobil dulu ke bengkel," jelas Leo."Kalau gitu, biar aku anterin ke bengkelnya.""Nggak ngerepotin kamu?""Ng
Read more
BAB : 12
"Tapi, ini hanya berlaku sampai Leo sadar.”"Maksud Tante, apa?""Ya. Saya akan mengizinkan kamu berada di samping Leo hingga dia sadar. Setelah sadar, kamu harus segera menjauhinya kembali," jelas Gauri."Tapi, tante ... “"Mau atau tidak?""Iya, Tante," jawab Dira.Apalagi yang akan ia jawab. Setidaknya, untuk saat ini ia sudah bisa bertemu dengan Leo. Selanjutnya, ia akan coba pikirkan lagi cara untuk bisa dekat dengan Leo.Dira memasuki ruangan itu. Ia kaget dengan pemandangan di depan matanya. Ya, Leo yang biasanya tegap, kuat, sekarang hanya terbaring tak berdaya di tempat tidur, dengan beberapa selang di tubuhnya.Dira menatap cowok itu penuh haru. Harusnya dirinyalah yang mendapatkan luka seperti yang dialami Leo. Harusnya dirinyalah yang terbaring tak berdaya seperti ini.Ia menangis sambil menggenggam tangan Leo, dan menyentuh lembut pipi yang masih bisa terlihat bekas luka yang sudah mulai mengerin
Read more
BAB : 13
Leo merasa kalau Dira melakukan itu bukan karena keinginannya. Ia yakin sekali, ini adalah perintah mamanya."Apa yang sudah Mama perbuat sama Dira?" tanya Leo saat mamanya masuk dan membantunya untuk kembali ke atas tempat tidur."Apa? Mama nggak ngelakuin apa-apa. Memangnya Dira kenapa?" tanya Gauri sok tak mengetahui apa-apa."Dia mutusin aku, Ma!" ujar Leo dengan nada suara bergetar dan melepaskan pegangan tangan mamanya yang membantunya untuk bangkit."Jadi, dia mutusin kamu? Baguslah. Tapi, ini nggak ada sangkut pautnya sama Mama, Leo."Meskipun mamanya berkata seperti itu, tapi ia tak kan percaya begitu saja. Ia tahu betul bagaimana rasa ketidaksukaan mamanya pada Dira."Itu berarti, dia memang bukan yang terbaik buat kamu, Leo," tambah Indah yang seolah sedang menyulut emosi Leo."Jangan pernah mencampuri kehidupanku lagi, Indah!"Leo ingin bangkit, dan hendak menyusul Dira. Tapi, ia merasa kedua kakinya seolah tak bert
Read more
BAB : 14
Syarat lagi dan lagi, bahkan Dira merasa kalau mamanya Leo juga hidup karena sebuah syarat."Apalagi, Tante ...  apa syarat kemarin belum cukup? Aku nggak mau memenuhi syarat yang akan Tante ajukan lagi. Cukup kemarin Tante membodohiku," jelas Dira.Kali ini ia tak akan mau kalah lagi dengan mamanya Leo, dan tak akan mau berpisah lagi dengan Leo.''Kalau begitu, saya tidak akan mengijinkan kamu merawat Leo.""Sekarang aku mau tanya sama Tante. Siapa yang akan merawat dan menjaga Leo?" tanya Dira."Ada Indah," jawab Gauri sambil melirik Indah yang ada di sampingnya. Sedangkan Indah sendiri malah memasang tampang malasnya.Dira heran, apa mamanya Leo tak bisa melihat ekspresi si Indah, ya? Sudah jelas dia tak mau merawat Leo dengan keadaannya yang sekarang."Tante yakin, Indah mau merawat dan menjaga Leo?" tanya Dira."Jangan banyak bicara kamu, Dira!" Kali ini Indah yang buka suara."Mau menjaga Leo? Bahkan menjaga k
Read more
BAB : 15
"Dira, sebaiknya kamu pulang karena leo mau istirahat."Ternyata Gauri lah yang datang. Untung saja beliau tak datang di saat ada adegan ciuman antara Leo dan Dira.Dira menyetujui pemintaan mamanya Leo. Ya, setidaknya ia tak dilarang lagi bertemu dengan Leo."Ya udah, kalau gitu aku pulang dulu, ya. Besok aku pasti kesini lagi," terang Dira."Iya, hati-hati," pesan Leo.Dira keluar dari kamar Leo, begitupun dengan Gauri yang mengantarnya hingga pintu depan."Tante, makasih ya, udah ngijinin aku ketemu Leo lagi," ucap Dira dengan senyuman."Saya tak mengijinkan. Bukannya kamu yang memaksa," balas Gauri masih dengan tampang judesnya."Maaf, Tan. Ya mau gimana lagi, cuman gitu caraku agar bisa ketemu dan ngerawat Leo.""Sudahlah, sana pulang, ini sudah sore. Saya nggak mau kalau orang tua kamu malah ikut nyusulin ke sini," omel Gauri.Dira mengangguk. "Permisi, Tante. Besok aku kesini lagi. Tapi, jangan marahin
Read more
BAB : 16
"Tapi, apa?""Kalau misalnya aku jadi sama Leo, Tante bias, kan, menjamin kehidupanku?""Maksud kamu?""Ya, Tante kan tau kalau Leo lumpuh dan nggak bisa apa-apa. Bagaimana bisa dia melakukan tanggung jawabnya mencari nafkah. Aku nggak mau hidupku setelah menikah malah semakin memprihatinkan," jelasnya.Gauri sepertinya mulai memahami maksud Leo kemarin padanya ... yang mengatakan kalau Indah tak sebaik yang ia pikirkan."Tante mau tanya sesuatu.""Apa?""Kamu mencintai Leo atau tidak?""Tentu saja, Tan. Kalau tidak, mana mungkin aku masih menerima Leo dengan keadaannya yang seperti itu," jelasnya.Gauri semakin bisa menangkap pembicaraan Indah, yang seolah dia sangat mempermasalahkan kondisi Leo."Tante hanya ingin Leo mendapatkan pendamping terbaik, yang bisa menjaga dan merawatnya. Bukan hanya mengharapkan uangnya.""Tante tenang aja. Aku setia, kok, sama Leo,'' balas Indah."Baguslah kalau gitu."
Read more
BAB : 17
Dira sedang enak-enakan berendam di kamar mandi, tiba-tiba ponselnya yang berada di atas tempat tidur berdering."Ya ampun, siapa lagi yang nelfon di saat aku lagi enak-enaknya berendam," gumam Dira seolah mengabaikan begitu saja suara dering ponselnya. Bahkan ia tak berniat keluar dari air. Ini terlalu menyejukkan hingga ia menghiraukan panggilan itu.Untuk ketiga kalinya ponselnya kembali berdering, dan ia mulai merasa kesal."Astaga! Cuman mau menenangkan otak sebentar saja, tapi masih tetap ada yang mengganggu," kesalnya langsung keluar dari bathup, menyambar handuk, dan melilitkan ke tubuhnya.Ia segera keluar dari kamar mandi dengan langkah laksana raksasa yang sedang mengamuk menuju ponselnya yang ada di atas tempat tidur. Tanpa pikir panjang, dan tanpa melihat siapakah yang menelfonnya, ia langsung menggeser layar ponsel ke kanan."Hello.., siapa sih, dari tadi nelfon Mulu. Gangguin orang lagi berendam tau nggak,"&
Read more
BAB : 18
Saat ini waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Mereka berdua segera menuju ke sebuah taman. Tapi ini bukan taman tempat biasa mereka bertemu. Leo lah yang merekomendasikan tempat ini."Di sini lebih bagus tamannya," ucap Dira menunjukkan rasa kekagumannya sambil terus mendorong kursi roda Leo hingga sampai di sebuah kursi yang terdapat di area taman."Apa mau pindah duduk disini?" tanya Dira."Oke," jawab Leo.                                      Dirapun segera membantu Leo untuk pindah dari kursi rodanya ke kursi taman."Aku yakin, kamu pasti sangat bosan duduk disini," ujar Dira."Bosan nggak bosan ya harus terima," balas Leo."Aku akan membuat hari-harimu tak membosankan," ujar Dira."Terimakasih kamu sudah sangat baik padaku. Mulai sekar
Read more
BAB : 19
Kali ini Dira merasa sedikit tegang, karena apa, ia sedang menunggu hasil skripsinya. Apakah semua sudah benar, ataukah masih ada kesalahan. Kalau semuanya beres, ia akan lanjut, tapi kalau masih ada kesalahan, mau tak mau ia harus perbaiki lagi.Ia segera masuk ke ruangan dosen pembimbing, untuk mendapatkan kepastian itu dengan hati yang berdebar-debar.Baru saja ia hendak melangkahkan kaki ke dalam ruangan itu, tiba-tiba ponselnya berdering.Ia segera merogoh tasnya, dan melihat siapa yang menghubunginya di saat yang menegangkan sepertinya ini"Leo," gumamnya saat nama Leo lh yang tertera di layar ponsel. Dira segera menggeser layar ponselnya ke kanan untuk menjawab panggilan Leo."Hallo," ujar Dira."Gimana hasilnya?""Ya ampun Leo, ini aku baru mau masuk ke ruangan dosen," terang Dira."Aku pikir udah selesai."
Read more
BAB : 20
"Astaga!"Dira kaget sampai menutup kedua matanya. Ia tak ingin matanya sampai ikut terkontaminasi."Gimana pendapat kamu tentang foto itu?" tanya mamanya Leo."I-ini bukan fotoku, Tante," elaknya."Saya nggak bodoh, Indah. Sebelum saya menyimpulkan ini semua, saya sudah terlebih dahulu mencari bukti dan kejelasannya," jelas Mama Leo.Leo yang penasaran dengan foto yang di maksud mamanya, segera menyambarnya dari tangan Indah.Saat melihat foto itu, ekspressi Leo tak jauh berbeda dari Dira. Ia melempar kembali foto tersebut ke hadapan Indah."Sekarang saya tanya, apa ini yang kamu bilang mencintai anak saya apa adanya? Dan sekarang saya yakin, kalau kamu memang bukan yang terbaik buat Leo, Indah. Meskipun Leo punya kekurangan, tapi saya sebagai orang tua juga ingin yang terbaik untuk anak saya. Yang jelas sekarang, bukan kamu orangnya," terang mama Leo menatap garang pada Indah."Udahlah, Ma. Yang jelas sekarang, Mama udah
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status