All Chapters of Cinta vs Pelet: Chapter 51 - Chapter 60
69 Chapters
Erika Menginap
Jojo menaiki bis jemputan seperti biasa. Ia duduk di sebelah Roni, salah satu bangku yang masih kosong. Jojo menyapa lelaki di sebelahnya itu dan mengajaknya berbincang.  "Gimana, Bro, persiapan nikah sudah semua?" tanya Jojo.  "Sudah semua, Bro. Tinggal tunggu waktu. Gue juga udah bikin surat pengajuan rumah dinas. Tinggal tunggu buku nikahnya," jawab lelaki itu.  "Wah… sudah matang semua. Semoga lancar dan dipermudah." "Aamiin. Lu sendiri gimana hubungan rumah tangga dengan istri? Baik-baik saja?" Jojo berdehem mendapat pertanyaan Roni. "Istri sudah hamil?" tanya Roni lagi. Baginya ini kesempatan untuk memancing obrolan. Mungkin saja bisa menyadarkan Jojo.  
Read more
Erika Tiba
[Mas, Papa kepalanya terbentur. Itu yang membuatnya di rawat.] [Terus gimana kondisi beliau sekarang, Sayang? Apa aku perlu cuti menemani ke Jakarta?] [Tidak apa, Mas. Kamu kerja saja. Aku cuma mau minta izin, mungkin disini akan menemani sedikit lebih lama hingga Papa lebih baik.] [Iya, Sayang. Kamu bantu Mama saja mengurus Papa. Kalau sudah selesai urusan baru kembali, tidak apa.] Lampu hijau menyala. Pertanda baik untuk hubungan tersembunyi Jojo dan Erika. Senyum Jojo semakin mengembang. Setidaknya ia memiliki waktu beberapa hari bersama Erika di rumah. Tanpa harus ketahuan orang luar, seperti Roni yang hampir mempergoki hubungan mereka.  Kabar baik
Read more
Ayah Erika
Erika terbangun dari tidur kala dering gawainya tak henti mengganggu. Ia duduk di tepi ranjang, menyadarkan jiwa yang masih di alam mimpi. Perlahan gadis seksi itu menggeser layar berwarna hijau pada gawai. Suara tangis dari balik telepon terdengar. Membuat separuh nyawanya tersadar.  [Mel? Kamu kenapa?] [Kak, Ayah…] [Ayah kenapa?] Tidak ada jawaban dari Meli, hanya tangis dari balik telepon terdengar jelas dan semakin sendu.  [Kamu tenangkan diri dulu. Ayo, cerita pelan-pelan. Mana bisa aku paham kalau kamu sambil menangis seperti ini.] Erika mencoba menenangkan adiknya tetapi gad
Read more
Roni Menguntungkan Erika
"Hei, Hon, ayo bangun."   Jojo mengerjapkan mata. Menatap gadis yang tengah  mencium pipinya sambil berbisik. Ia segera mendekap gadisnya, enggan beranjak.    "Ayo, bangun. Katanya takut kesiangan lagi?"   "Jam berapa sih, Hon?"   "Jam empat."   "Kamu kok, udah bangun?"   Erika tidak menjawab. Ia memasukkan wajahnya ke dalam pelukan Jojo. Berdiam beberapa saat di sana. Bukan sudah bangun, lebih tepatnya gadis itu tidak bisa tidur nyenyak teringat sang ayah. Namun, Erika memilih tidak menceritakan ke Jojo.    "Aku masakin sar
Read more
Jojo dan Sari Terkejut
[Hai, Sayang.] [Kamu lagi di rumah, Mas?] [Iya. Baru selesai makan.] [Makan malam apa?] [Tadi aku beli di depan. Gimana kondisi Papah?] [Alhamdulillah lebih baik, Mas. Mungkin aku pulang hari Minggu.] Jojo mengangguk. Memasang wajah ceria, menyambut kedatangan istrinya. Rayuan gombal pun ia lontarkan untuk meyakinkan wanita itu bahwa rindu padanya sangat menyiksa.  Sementara Erika yang mendengar Jojo sedang mengobrol dengan Sari di panggilan video tidak menghiraukan. Ia tetap melanjutkan mencuci piring di dapur. Memberikan waktu untuk
Read more
Sari Bekerja
"Pagi, Sayang… masak apa, Sayang?" sapa Jojo. Ia baru bangun, memeluk mesra tubuh Sari dari belakang yang sedang sibuk memasak di dapur.  "Masak yang ada di kulkas. Kamu stok ayam ungkep, Mas?" "Oh, iya. Kemarin. Aku pikir kamu baru pulang hari ini. Jadi kemarin aku beli, niatnya buat makan semalam sama pagi ini. Praktis tinggal goreng." "Hmmm… oh, ya, Mas. Kamu ganti parfum baru?" "Parfum? Nggak. Kenapa memangnya?" "Itu yang di meja rias aku. Kayaknya aku baru lihat parfum itu." Jojo terdiam mencoba berpikir. Apa yang dimaksud Sari adalah parfum Erika yang mungkin tertinggal, pi
Read more
Bukti Dari Roni
Satu bulan berlalu. Setiap Sari lembur bekerja, Jojo dan Erika mengambil kesempatan untuk jalan-jalan. Menghabiskan waktu dan uang. Bahkan mulai bulan ini, separuh gaji Jojo telah ia transfer ke rekening Erika. Beralasan Sari telah memiliki gaji sendiri, lelaki itu bilang kepada istrinya ingin menabung untuk membeli rumah di kampung. Sari pun setuju. Jadi, untuk kebutuhan sehari-hari istrinya yang mengeluarkan uang.  Semua kebusukan Jojo dan Erika berjalan lancar. Sari tak lagi curiga karena sikap Jojo yang setiap hari romantis. Ia kembali menepis pikiran negatif yang sempat mengusik lagi. Bahkan ia juga sudah lupa dengan helai rambut di ranjang saat pulang kampung.  Wanita itu fokus dengan pekerjaan barunya. Menikmati mengurus suami, rumah dan kantor. Sambil menanti momongan yang sampai sekarang belum juga dititipkan Tuhan
Read more
Sikap Aneh Jojo
"Hei… kamu belum tidur?" Dengan sigap Jojo menghampiri Sari, merangkul wanita itu sambil menutup pintu belakang. Ia mengajak istrinya melangkah ke arah kamar. Mengalihkan pemandangan halaman belakang yang masih menampilkan asap, bakaran kertas.  "Kamu ngapain malam-malam di belakang?" tanya Sari penasaran.  "Ng-nggak ngapa-ngapain. Hirup udara malam aja." "Kok ada asap? Kamu bakar sesuatu?" "Oh… aku ngerokok tadi. Baru selesai. Tidur, yuk?" Jojo memeluk Sari sebelum wanita itu merebahkan tubuh di ranjang saat mereka tiba di kamar. Ia pun meninggalkan kecupan di kening istrinya. Dengan wajah bahagia, karena sikap manis Jojo, Sari pun
Read more
Pertengkaran
"Hei, hei… dengar aku, Sayang. Sari akan pergi ke Makassar minggu depan. Kamu bisa tinggal di rumah dinasku sementara, gimana?" "Kenapa harus sembunyi-sembunyi? Aku sudah bilang sama kamu, Mas. Aku mau kita segera menikah. Mumpung dia tidak disini, mengapa kita tidak menikah saja minggu depan? Jadi, aku bisa kamu bawa pulang ke rumah dinas." Erika tampak mondar-mandir sambil berbicara. Saat Jojo mendekat dan mulai merayunya, ia kembali menghindar. Bahkan sentuhan Jojo pun ditepis.  "Mana mungkin bisa?" tanya Jojo.  "Bisa. Besok aku ke KUA dan urus semuanya. Kamu terima beres." "Bukan itu maksud aku, Honey. Duitnya udah nggak ada. Aku nggak
Read more
Izin Menikah
"Berangkat gelap, pulang pun hari sudah gelap. Kamu itu kerja atau kemana?" Sari menghentikan langkah kaki. Baru saja ia membuka pintu dan ingin mengucap salam. Namun, Jojo telah lebih dulu membuatnya terkejut dengan ucapannya. Lelaki itu duduk di sofa sambil bersedekap. Perlahan berdiri menghampiri istrinya yang terpaku di depan pintu.  Sari tidak paham dengan ucapan Jojo tadi. Ia hanya diam menatap suaminya dalam, penuh tanya. Mengapa sikap Jojo terus memojokkannya. Seolah semua yang ia lakukan salah.  "Apa kecurigaanku benar tentang balas dendammu, ya? ucap Jojo lagi.  "Mas, kamu kenapa sih? Jangan ngaco, deh." "Ngaco? Kamu yang mulai ngac
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status