Lahat ng Kabanata ng Terpaksa menikah dengan gadis desa: Kabanata 21 - Kabanata 30
86 Kabanata
Bab 21. Kamu tidak bisa menolak Ayrin, aku kan suami kamu
Suasana makan malam saat ini terasa adem dan nyaman. Ayrin yang mendapat perlakuan romantis dari Briyan, membuat wanita berlesung pipi itu, sulit untuk menelan makanannya. Bagaimana tidak, Briyan menyuapkan makan yang di dalam piringnya kepada Ayrin.Lantas momen romantis yang baru terjadi sekali dalam 3 tahun ini, di abadikan oleh pelayan Riana. Ia meraih ponsel dari saku celananya dan mengambil beberapa foto romantis itu dan mengirimnya kepada Pamela sang nyonya besar yang berbeda di Prancis.Setelah makan romantis itu selesai, Briyan dan Ayrin duduk santai di ruang keluarga sambil menikmati film kesukaan Ayrin. Apalagi kalau bukan film opa-opa ganteng.Ting-nong ting-nong suara panggilan masuk ke ponsel Briyan. Dengan sigap Briyan meraih ponselnya dari atas meja. Nama yang muncul *mama*"Iya ma, apa kabar?" Sahut Briyan setelah mengusap layar ponselnya."Baik sayang, mama lagi bahagia banget, sulit untuk mama ungkapkan" jawab Pamela dengan seman
Magbasa pa
Bab 22. Tentu boleh sayang
Pagi ini suasana hati Briyan terasa kacau dan tidak bersemangat, karena perjalanan tadi malam tidak sempat menyelam ke dalam laut melainkan hanya sampai di bibir panti. Rencananya ingin memiliki Ayrin seutuhnya harus gagal karena Sarah tiba-tiba pulang dan mengetuk pintu kamar Ayrin."Sayang kamu kenapa?" tanya Sarah saat sarapan di meja makan dan melihat wajah Briyan tidak seceria biasanya."Tidak apa-apa baby" sahut Briyan dengan senyum terpaksa."Maaf aku duluan mas Iyan, Sarah" pamit Ayrin setelah ia menyelesaikan sarapannya. Setelah pemanasan tadi malam, Ayrin menyebut nama Briyan menjadi Iyan.Hanya di balas dengan anggukan dan senyum manis Briyan."Hati-hati Ayrin" ucap Briyan di saat Ayrin bangkit dari kursinya."Terima kasih mas" sahut Ayrin.Sarah membulatkan matanya melihat Briyan yang tersenyum manis kepada Ayrin. Wajahnya berubah menjadi merah karena marah dan kesal. "Sayang kenapa senyum melihat wanita kampu
Magbasa pa
Bab 23. Enggak boleh gitu dong Abang.
Malam ini Ayrin sedang mengemas pakaian untuk ia bawa ke desa besok pagi. Beberapa makanan ringan telah ia beli dari supermarket untuk di bagikan kepada warga kampungnya. Kebahagiaan yang ada di dalam hatinya sudah tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Ingin rasanya cahaya bulan di malam ini cepat berlalu agar di gantikan dengan sinar matahari.Beberapa pakaian yang masih layak pakai ia bongkar dari dalam lemari, dan di susun rapi ke dalam koper, untuk di bawa ke kampung dan di bagikan kepada teman-teman dan para kerabat.Ia baru selesai berkemas di saat waktu menunjukkan pukul 11 malam, semua barang yang ingin di bawa, sudah tersusun rapi di dalam 3 koper.Perutnya yang sudah keroncongan memaksa ia harus turun ke meja makan untuk mencari sesuatu. Namun saat melewati ruang tamu langkahnya terhenti mendengar ucapan Sarah."Dasar pengecut, kamu tidak usah memanfaatkan Susan untuk melawan aku" ucap Sarah yang tiba-tiba muncul di hadapan Ayrin."Ma
Magbasa pa
Bab 24. Maaf, Abang enggak sengaja
Briyan pusing dengan tingkah Sarah yang memaksa untuk memiliki cincin berlian keluaran terbaru milik perusahaan Barata. Hal ini sungguh tidak mungkin. Jika ia menuruti kemauan Sarah, itu artinya ia menarik pernah dengan ibunya Pamela. Jika dia tidak menuruti Sarah, wanita itu meminta berpisah dengannya. Sungguh menjadi buah simalakama.Dari siang hingga malam, Sarah tidak mau berbicara dengan Briyan. Hal itu membuat Briyan jadi merasa bersalah, entah mengapa hatinya tidak tega melihat Sarah bersedih atau menagis. Wanita itu sudah berhasil mencuri setengah dari jiwanya, sehingga ia merasa gila jika Sarah menjauhinya."Baby jangan marah dong?" Bujuk Briyan sambil membelai rambut pirang Sarah yang saat ini sedang terbaring di atas tempat tidur dengan posisi memunggunginya."Besok aku cari jalan keluarnya, agar kamu bisa memiliki cincin itu" lanjut Briyan setelah 10 menit tidak mendapat jawaban dari Sarah."Kamu janji?" Todong Sarah dengan wajah yang cemberut
Magbasa pa
Bab 25. Awas saja kalau sudah pulang ke rumah
Senyum manis yang terukir di bibir Ayrin sejak tadi, karena Rehan tidak henti menggodanya, saat mereka di perjalanan menuju ibu kota Jakarta, seketika runtuh saat tiba di kediaman Barata. Bagaimana tidak, Sarah sedang bergelayut manja di pangkuan Briyan sambil memamerkan cincin berlian yang baru saja di berikan pria itu kepadanya.Namun Ayrin tetap terlihat tenang dan santai melewati dua sejoli yang sedang berbunga-bunga itu. Saat tiba di kamar ia segera mengirim pesan kepada Susan agar datang menjemputnya pukul 7 malam untuk pergi bertemu dengan Aisah.Tepat pukul 7 Ayrin sudah keluar dari kamar dan duduk di ruang tamu menunggu Susan."Kamu mau ke mana, berpakaian seperti ini?" Tanya Briyan yang juga baru keluar dari kamarnya."Mau jalan" sahut Ayrin dengan ketus"Sama siapa ? Kamu baru aja pulang, kok langsung pergi ?" Tanya Briyan sambil duduk di sofa yang terletak di depan Ayrin."Sama teman" lagi-lagi Ayrin menjawab dengan ketus.
Magbasa pa
Bab 26. Aku menikahinya sebelum menikah dengan kamu
Pertengkaran malam ini, akibat dari kecemburuan di saat makan siang di kafe The beginning of love. Briyan yang gelap mata, lantas melayangkan satu tamparan di pipi mulus Ayrin, yang membuat wanita itu semakin menantangnya.Briyan yang semakin geram dengan sikap Ayrin yang menantangnya, pria tampan itu mencengkeram kedua pipi Ayrin dan melemparnya kasar ke atas ranjang."Wanita tidak tahu diri" ucap Briyan dengan penuh amarah."Aku cukup tahu diri, itu sebabnya aku tidak pernah melarang kamu untuk melakukan apapun" sahut Ayrin sambil bangkit dari ranjang. "Jika kamu tidak melarang aku, untuk melakukan apapun. Layani aku sekarang" Briyan kembali mencengkeram lengan Ayrin dan melemparnya ke atas tempat tidur."Lepaskan aku.... lepaskan" Ayrin memberontak di bawah kungkungan Briyan, tubuhnya yang sudah terasa sesak akibat Briyan menindihnya dari atas, membuat ia sulit untuk bernapas. Demi Tuhan, Ayrin tak Sudi menyerahkan kehormatannya kepada Bri
Magbasa pa
Bab 27. Jangan mimpi kamu bisa pergi dariku
Hari ini Briyan sengaja pulang lebih awal dari kantor, agar ia bisa menunggu Ayrin di rumah saat pulang bekerja. Benar saja 30 menit ia tiba di rumah, Ayrin langsung datang.Briyan berdehem saat melihat Ayrin masuk dari pintu utama, namun hanya di acuhkan wanita itu, ia fokus dengan langkahnya dan langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya.Briyan sedikit kesal karena Ayrin tidak mempedulikannya, bahkan tidak menoleh sedikitpun.Hal yang wajar, jika Ayrin bersikap seperti itu, wanita mana yang akan tetap lembut jika suaminya bersikap kasar dan selalu menghina. Tetapi sepertinya Briyan lelaki yang terlalu memiliki egois tinggi, mungkin karena Ayrin hanya wanita dari golongan bawah, sehingga ia bersikap sesuka hati. Tetapi ia tidak tahu, di luaran sana banyak yang menginginkan wanita seperti Ayrin.Briyan tetap bertahan di ruang tamu sambil menunggu waktu maka malam, namun sudah waktunya makan malam, Ayrin belum keluar dari kamarnya, Briyan pria yang tida
Magbasa pa
Bab. 28. Lepaskan tanganku
Hari ini Ayrin meminta cuti dan tidak masuk bekerja. Ia sudah memutuskan akan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama. Ia merasa inilah jalan yang terbaik, dan dia juga sudah siap untuk pergi dari kediaman Barata.  Tetapi sebelum ke kantor agama, ia terlebih dulu singgah ke apartemen Deny, ia ingin meminta pendapat dari Deny, apa keputusan yang ia buat ini sudah benar atau tidak.Namun pendapat Deny jauh dari harapannya. Deny tidak mengijinkannya untuk bercerai dengan Briyan. Deny memintanya untuk bersabar, karena suatu saat Briyan pasti berubah dan sadar. *Tapi harus menunggu sampai kapan ? Apakah setelah aku tiada ?* Batin Ayrin."Hey....kenapa melamun seperti itu?" Deny menjentikkan jari tepat di depan mata Ayrin."Oh...Hm...tidak" jawab Ayrin dengan gugup."Kakak....aku tahu apa yang kamu pikirkan saat ini. Tetapi aku benar-benar tidak mau jika kalian harus bercerai. Mama juga tidak akan pernah setuju. Karena hanya kakak lah har
Magbasa pa
Bab 29. Lepaskan aku
Saat tiba di kediaman Barata, Ayrin melangkah menuju kamarnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Di saat mengenakan pakaian, ponsel yang ada di atas meja rias mengeluarkan suara, dan itu notifikasi pesan masuk.*Ayrin temui aku di kafe the white sore ini* pesan masuk ke ponsel Ayrin dari nomor Briyan*Oke* balas Ayrin singkat."Dia memang pria yang aneh, kenapa harus bertemu di kafe ? Kenapa tidak bicara di rumah saja ?" gumu Ayrin sambil mengganti piyama yang sudah terlanjur ia pakai dengan gaun berwarna biru muda dan merias sedikit wajah cantiknya. "Apa nyonya mau makan?" Sapa pelayan Riana saat bertemu dengan Ayrin di tangga."Oh... Tidak bibi, aku ingin keluar sebentar" jawab Ayrin dengan ramah.Ayrin sedikit gugup saat akan pergi, ia berulang-ulang kali menoleh ke belakang untuk menatap mansion megah itu, sebelum ia menginjak pedal gas mobil dengan sebelah kakinya.Di perjalanan hatinya semakin geli
Magbasa pa
Bab 30. Ayrin bangun dong.
Ini hari ke dua Ayrin menghilang tanpa kabar. Briyan dan Rehan sudah membuat laporan ke kantor polisi, namun belum ada hasil dan polisi belum menemukan Ayrin.Hari ini Briyan tidak masuk kantor, ia berencana akan pergi mencari Ayrin ke desa Bukit Kehidupan yaitu tanah kelahiran Ayrin. Briyan berpikir kalau Ayrin pasti kembali ke desanya. Pagi-pagi Briyan sudah bersiap-siap akan berangkat bersama Hendrik sang sopir. Namun keberangkatannya harus tertunda karena Sarah yang tiba-tiba pingsan."Baby.....baby..." Briyan menepuk pipi Sarah dengan lembut.Perlahan Sarah membuka mata lalu memeluk Briyan "sayang.... kepalaku terasa pusing banget" rengek Sarah dengan manja."Kita berobat ke rumah sakit ya?" Bujuk Briyan. Ia sangat khawatir dengan kondisi Sarah sehingga ia melupakan tentang kehilangan Ayrin."Aku enggak mau. Sayang, kamu kan sudah tahu kalau aku tidak suka mencium bau obat-obatan" bantah Sarah, agar Briyan tidak memaksanya untuk berobat ke rum
Magbasa pa
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status