All Chapters of Cinta Segiempat: Chapter 21 - Chapter 30
69 Chapters
Bab 21.
Gadis itu pun lebih memilih untuk mengganti topik pembicaraan mereka. "Ehm ... Terus rencananya Lo mau sekolah dimana?" tanya Adelia.   Dicky tampak berfikir sebentar, dengan menautkan kedua alisnya, sebelum akhirnya menjawab, "Sekolah? Mungkin .. Di tempat yang sama kayak Lo, GHS?" jawab Dicky sembari menaikkan alisnya.   Adelia melotot. Dicky akan sekolah di GHS juga? Mengingat wajah tampan nya itu, pasti akan membuat banyak cewek mengejarnya. Terus, Adelia yang notabene-nya adalah sahabat Dicky pasti akan membuat cewek-cewek itu berlomba-lomba mendekati nya, hanya sekedar untuk mencari tahu all about Dicky. Sungguh, Adelia malas sekali membayangkannya. Ia pun menggelengkan kepalanya cepat.   Gadis itu mengibaskan tangannya, "Ah, jangan deh! Lebih baik Lo cari sekolah lain aja lah, jangan samaan kayak gue! Okee? Yah?" kata Adelia. &
Read more
Bab 22.
Adelia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan tanktop hitam dan celana pendek bermotif tentara, sembari mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk. Wajahnya kini terlihat fresh karena Ia langsung pergi mandi setelah jalan-jalan di taman bersama Dicky sore tadi.   Adelia duduk di pinggir kasur empuk nya, sambil senyum-senyum sendiri. Namun, tak berapa lama kemudian dering handphone yang tergeletak di sampingnya pun terdengar, Adelia meraih benda canggih tersebut.   1 Message Received   Adelia pun membukanya.   Del, buku kimia gue ada di Lo nggak? Gue cari-cari nih daritadi nggak ketemu? Barangkali kebawa sama Lo?
Read more
Bab 23.
SINAR sang mentari pagi yang masih malu-malu untuk menampakkan dirinya itu perlahan mulai muncul diiringi dengan kicauan burung di atas pohon. Dicky berkacak pinggang menatap dirinya di depan cermin. Kini pemuda itu telah rapi dengan seragam khas GHS. Dicky mengulas senyum di wajahnya lalu menyisir rambutnya yang dibikin style poni itu dengan jari-jari tangannya."Hari pertama sekolah di tempat yang baru! Semoga aja sekelas sama Putri Keong! Gue kan nggak bisa jauh-jauh dari dia? Hehehe" gumamnya.  Dicky pun menatap dirinya yang menghadap ke samping kiri lalu samping kanan. Dan kembali ke depan.  Di bawah dagu, t
Read more
Bab 24.
Adelia berjalan menuruni tangga, telah siap dengan seragam sekolahnya. Sedangkan di bawah sana --tepatnya di ruang makan-- Marissa tengah sibuk menyiapkan sarapan. Wanita paruh baya dengan apron yang melekat di tubuhnya itu tengah menuang susu hangat ke dalam gelas yang lebih kecil. "Pagi, Mah!" sapa Adelia dengan senyum simpulnya sembari menarik salah satu dari delapan kursi yang melingkari meja itu, untuknya duduk. Marissa meletakkan gelas yang 3/4nya telah terisi susu hangat tersebut dan mengalihkan perhatiannya ke anak gadisnya itu, "Tumben banget kamu jam segini udah rapi, sayang? Biasanya juga masih asik molor di kamar! Dapet semangat dari siapa nih anak gadis Mama?" heran Marissa. Adelia membalikkan piring di depan nya dan mengambil
Read more
Bab 25.
Cewek-cewek itu. Dari yang cantik sampe yang buluk. Dari yang stylish sampe yang culun. Dari yang bongsor sampe yang cebol. Dari yang gemuk tergopoh-gopoh sampe yang badannya kayak lidi!! Dari yang alay sampe yang ... Lebay *apabedanya!!  Mereka semua HEBOH.  RAME. HISTERIS. DEHIDRASI *ehbukan!! 
Read more
Bab 26.
Adelia pun langsung tersadar dan menganggukkan kepala. Dua sahabat itu pun langsung melangkahkan kaki mereka cepat menelusuri koridor dan menuju lapangan basket yang mana sudah banyak cewek dari berbagai kelas bergemuruh disana. Adelia dan Friska pun langsung bergandengan tangan, masuk diantara kerumunan itu, berdesak-desakan sebentar hingga akhirnya sampai barisan paling depan. Angin berhembus dengan sepoi-sepoi menyambut seseorang yang masih berada di dalam mobil Alphard putih itu. Sedetik setelah Adelia dan Friska sampai di barisan paling depan, satu pintu mobil itu terbuka menampakkan sebuah sepatu hitam berlogo ceklist. Perlahan namun pasti pintu mobil itu terbuka sempurna dan menampilkan sosok dari dalam yang mulai keluar dengan cool-nya. Hal itu tentu sukses membuat sebagian besar mulut ce
Read more
Bab 27.
Dicky berjalan di belakang kepsek GHS --Bu Sukma-- atau kerap disapa 'busuk' yang entah berniat menghina, melecehkan, atau menginjak-injak tapi yang pasti intinya cuma satu, becanda. Koridor-koridor yang Dicky lewati pun tampak sepi --hanya yang datang telat saja yang masih berlalu lalang-- karena proses KBM yang telah berlangsung beberapa menit yang lalu. Dan hanya suara heels Bu Sukma yang mengiringi langkah mereka di sepanjang koridor. Dicky diterima menjadi murid di GHS dengan jurusan IPA karena nilai rata-rata raportnya yang memang tidak mengecewakan, yaitu 9,8. Karena selain tampan, pemuda itu juga jenius. Bahkan lebih jenius dibanding dengan Adelia yang notabene-nya selalu setiap semester, Ia rangking 1 di kelasnya. Langkah Bu Sukma terhenti di depan pintu bercat coklat yang pada atasnya tertulis XI IPA 2. Bu kepsek itu pun langsung mengetuk daun pintu itu. Tok .. Tok .. Tok .. Setelah mendapa
Read more
Bab 28.
Dicky pun menghela nafasnya dan kembali tersenyum ke seluruh penjuru kelas itu, "Hai temen-temen semua! Nama gue Muhammad Dicky Prasetyo! Usia gue otw ke 17! Gue pindahan dari Paris, 10 tahun gue tinggal disana, tapi gue asli Indonesia kok!" kata Dicky yang lagi-lagi pandangannya terhenti pada satu objek menarik, Adelia. Beberapa pertanyaan pun muncul dari mulut-mulut centil itu. "Rumah kamu di daerah mana?" "Pulang sekolah jalan bareng yuk! Mau nggak?" "Nope Lo berapa? Ada pin BB nggak?" "Whatsapp boleh lah? Sama ID LINE juga?"  
Read more
Bab 29.
DIBILANG cemburu nggak mau. Dibilang jealouse nggak mau. Terus apa namanya kalo nggak suka atau marah liat cowok yang kita sukai dikelilingi banyak cewek cantik?  Adelia menghentakkan kakinya di rerumputan pada taman tempatnya dan Friska biasa bersantai, Ia pun semakin meremas makanan ringan dalam genggamannya saat dilihatnya Dicky yang tengah asik bermain basket bersama Rakha --teman sebangkunya-- di lapangan basket itu dengan sorakan cewek-cewek di sekeliling lapangan. "AAA SIAPA TUH COWOK?" "MURID BARU YAA?" "AAA GILA! GANTENG BANGET YA?" "KAK DICKY
Read more
Bab. 30
"Eh, Ren Lo beneran jadi dinner sama Adel ntar malem?" Ivan menyeletuk sembari menepuk pundak Reno yang berjalan di samping kirinya. Ia teringat akan pertandiangan basket one by one antara Reno vs Adelia dua hari yang lalu sepulang sekolah yang akhirnya berakhir dengan selisih skor 1 itu.Reno menaikkan alisnya, "Jadi dong! Gue malahan udah nggak sabar mau ngerjain dia!" kata cowok itu sambil menyeringai. Hal itu membuat Sham dan Ivan pun saling berpandangan, "Lo mau ngerjain Adelia? Emang Lo punya rencana apaan?" tanya mereka."Ada lah pokoknya! Gue suka soalnya lihat cewek itu marah-marah! Lucu gimana gitu!" ujar Reno sembari membayangkan wajah Adelia yang bersungut ketika sedang marah.Sham menghentikan langkahnya, "Jangan bilang kalo Lo suka sama tuh cewek?" tebaknya sembari menunjuk wajah Reno yang kini tanpa ekspresi itu. "Entah! May be yes! May be no!" jawabnya sembari mengidikkan bahu.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status