All Chapters of SENJA YANG KELABU: Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
21. Tentang Angkasa dan Sinta
Mobil toyota camry warna hitam berhenti didepan Sinta, seorang laki - laki berumur sekitar 43 tahun, keluar dari mobil dan berlari kearah Sinta membungkukkan badan memberi hormat, lalu membukakan pintu belakang mobil, Sinta sudah berada dalam mobil dan bergegas pulang dalam keadaan marah bercampur sedih.Disisi lain Angkasa masih berada diteras belakang rumah Joni, bersama Rama dan Joni, Angkasa melihat kearah pintu keluar dari teras belakang tempatnya duduk, untuk memastikan Sinta pulang atau masih dirumah Joni, tapi setelah berapa lama, Sinta tidak datang juga, Angkasa menarik napas panjang dan mulai berbicara kepada Rama."Ngambek lagi tuh kan si Sinta, lo harusnya gak usah berlebihan bahas soal Sari, yang jelas gw ma Sari itu gak ada apa - apa.""Kenapa jadi nyalahin gw, cewek lo nya aja baper," jawab Rama.Angkasa tak lagi meneruskan kata - katanya, memilih untuk diam, Angkasa memang mencintai Sinta tapi rasa cinta yang dimiliki Angkasa semakin lama
Read more
22. Menjadi Teman Curhat
Tepat pukul tujuh malam Angkasa sudah tiba dirumah Sari, dengan membawa bungkusan berisi makanan dan minuman ditangan kanannya, sementara tangan kirinya menekan bel rumah Sari, tak berapa lama, Sari membukakan pintu rumahnya dan mempersilakan Angkasa masuk, Angkasa duduk diruang tamu begitu juga Sari."Sari kamu sudah makan?" tanya Angkasa."Belum, emang kenapa?" jawab Sari."Kebetulan kalau begitu, saya barusan beli ayam bakar dan minuman," ucap Angkasa seraya memberikan bungkusan tersebut kepada Sari."makasih, Ang, seharusnya gak perlu repot - repot segala bawa ini.""Gak repot kok, tadi saya lagi di resto ayam bakar jadi sekalian beli, punya saya dan punya kamu, kita makan bareng, ya?""Loh aku kira kamu sudah makan tadi disana.""Tadinya begitu, tapi gak jadi.""Ya sudah kita makan disana saja, sekalian bisa santai - santai dan mengobrol" ucap Sari dan menunjuk area teras belakang rumahnya.Mereka melangkah memasuki
Read more
23. Menyimpan Rasa Sendiri
Angkasa kembali bertanya kepada Sari, atas penjelasan Sari soal apa yang sekarang menjadi masalah dirinya."Jadi menurut kamu, saya harus jalani saja tanpa berfikir bagaimana perasaan saya, dan pada akhirnya saya yang terluka.""Iya." jawab Sari."Kenapa harus begitu? siapa orangnya didunia ini mau membiarkan dirinya sendiri terluka, kamu ada - ada saja, Sar," jawab Angkasa seraya tersenyum."Angkasa, aku tau itu akan sulit diterima akal sehat, tapi bila kasusnya seperti hubunganmu, ya mau gak mau kamu sebagai laki - laki yang harus mengalah, kamu sendiri cerita berapa kalipun selingkuh, Sinta tetap tidak melepaskanmu, apalagi sampai nekad melukai dirinya sendiri, coba deh kamu fikirkan baik - baik.""Iya sih, seperti sekarang saya tetap menjalaninya, walau sebenarnya hati saya entah sudah kemana."Saat sedang asik mengobrol, si mbok datang membawakan makanan yang dibawa Angkasa, yang sudah mbok simpan di piring, mbok menyimpan di meja sampi
Read more
24. Kerumah Wina
"Halo," sapa Sari. "Sari, maaf pagi - pagi menelpon." ucap Angkasa. "Iya gak apa - apa, by the way ada apa ya, Ang? Mendengar Sari bertanya ada apa, membuat Angkasa merasa tidak enak hati, takut mengganggu Sari, sehingga Angkasa terdiam sejenak dan kembali menjawab pertanyaan Sari. "Tidak ada apa - apa, cuma ingin menelpon saja, saya ganggu kamu ya?" "Nggak, kok, aku lagi santai jadi tidak merasa terganggu, oh iya gimana kondisi kamu sekarang? sudah tidak mual lagi kan?" "Sudah membaik, Sar, andaikan kamu tidak keberatan, kalau saya sedang tidak mood atau ada masalah lagi. boleh gak saya cerita, jujur saya merasa tenang setelah cerita sama kamu. "Iya, boleh, selama tidak ada yang marah sama aku." "Emang siapa yang akan marah sama kamu." "Andaikan ini mah, siapa tau tiba - tiba ada yang marah." "Sinta maksudnya? tenang saja gak akan, lagian untuk apa dia marah sama kamu, abaikan saja, saya juga sudah mala
Read more
25. Terjadi Pertengkaran
Wina yang sudah menghabiskan dua porsi bakso, masih terlihat lapar, sehingga mengajak Sari untuk mampir ke minimarket tidak jauh dari tukang bakso, untuk membeli beberapa cemilan dan minuman, Wina emang sangat suka makan, tapi anehnya badannya tetap kurus, karena memang keluarganya memiliki keturunan kurus, jadi mau sebanyak apapun makan tidak akan membuatnya gendut, sebuah anugerah bagi setiap wanita, kebanyakan wanita memilih untuk menjaga pola makannya karena ingin memiliki badan yang kurus, dengan menjalankan program diet, tapi Wina tak mengenal yang namanya diet, kalau diet yang ada bisa seperti cacing kepanasan, bagi Wina makan sudah menjadi hoby, terutama makan bakso, sehingga dimanapun ada tukang bakso area Bandung Wina pasti hapal.Setelah sepuluh menit berjalan kaki, mereka sudah berada di minimarket, Wina membeli beberapa chiki dan roti serta minuman dingin."Sar, kamu mau cemilan apa?" tanya Wina."Apa aja," jawab Sari."Sari sayang, tidak ada
Read more
26. Sahabat terbaikku
Sari hanya terdiam, menatap Angkasa dan Sinta yang sudah berlalu pergi dari hadapannya, Sari yang melihat Angkasa bertengkar dengan Sinta sampai - sampai Sinta menampar Angkasa membuat Sari ingin menghampiri dan melerai mereka, tapi Sari mengurungkan niatnya karena pasti bukan selesai yang ada semakin memanas.Wina yang melihat Sari hanya diam saja, walau Sinta sudah bersikap kurang sopan, membuat Wina merasa gemas dengan sahabatnya yang cuek dan santai saja."Kamu kenapa diam saja, bukannya balas tuh cewek, saiko," ucap Wina."Buat apa, gak mau sama gilanya, mending diem lebih enak.""Benar juga sih, tapi tetap saja aku kesel banget, kalau saja aku tidak menghargaimu, tuh cewek udah aku cambak rambutnya, terus aku botakain sekalian, sebelumnya aku sobek bibirnya biar dower.""Udah biarin aja, itu urusan mereka, selama tidak main fisik aku masih bisa sabar, kita pulang yuk?" ucap Sari.Sari dan Wina kembali kerumah Wina, dan mengobrol di bal
Read more
27. Undangan Pesta
Wina, menerima ponsel yang Sari serahkan, dan membaca pesan dari Angkasa, setelah membacanya, Wina menyerahkan kembali ponsel tersebut kepada Sari."Kamu ingin kita datang atau jangan?" tanya Sari."Itu, kamu mau apa nggak? kalau aku sih, gimana kamu saja, kalau aku bilang jangan datang, takutnya kamu ingin datang, karena tidak enak sama Angkasa," ucap Wina.Sari berfikir sejenak, bagaimana baiknya, apa datang atau menolak, Sari ingin menolak tapi disisi lain, Sari merasa ingin juga bertemu Angkasa, andaikan datang takutnya, ada masalah lagi, Wina yang menunggu jawaban dari Sari, buka suara, karena Wina sangat hapal sahabatnya, bila lama menjawab berarti lebih kepada ingin datang, karena biasanya Sari tidak pernah berfikir selama ini hanya untuk menjawab ajakan seseorang."Kita pergi saja, okey... Kamu tidak usah banyak mikir, nanti cepat keriput, setidaknya hati kamu tidak penasaran.""Iya...tapi..." Sari merasa ragu meneruskan kata - katanya.
Read more
28. Suasana Pesta
"Sari, Tunggu, saya akan jelaskan."Sari menghentikan langkahnya, menoleh ke Angkasa, dengan cepat Angkasa berjalan menghampiri Sari."Kamu jangan salah paham, saya tidak ada niat berbohong, tapi terpaksa saya lakukan, karena Hans sepupuku, sepertinya dia suka dengan Wina, sehingga saya membiarkan mereka untuk mengobrol agar bisa lebih saling mengenal, kamu jangan kuatir, Hans orangnya baik, dan dia sudah lama tidak dekat dengan cewek manapun, semenjak ditinggal nikah empat tahun lalu oleh pacarnya yang sangat dia cintai, Hans tidak pernah berpacaran lagi. dan fokus akan study dan bisnis keluarga, saat saya melihat hans tertarik dengan Wina, itu suatu anugerah, makanya saya langsung mengajak kamu agar mereka bisa berduaan," ungkap Angkasa.Sari yang mendengar penjelasan Angkasa, jadi merasa malu sendiri, karena secara tidak langsung sudah menaruh curiga kepada Angkasa, akhirnya mereka kembali berjalan menuju tempat minuman, Sari tersenyum sendiri membuat Angkasa
Read more
29. Pertengkaran Hebat
Angkasa menepiskan tangan Sinta, membuat Sinta semakin naik pitam, sehingga semakin berteriak memaki Sari, karena tidak terima diperlakukan Angkasa seperti itu."Kamu puas!! sudah membuat Angkasa seperti ini padaku, semua karena kamu! wanita jalang!!"Angkasa yang melihat Sinta memaki - maki Sari sampai menghina seperti itu. membuat Angkasa benar - benar marah dan menampar Sinta.Plakkkk. "Diam kamu!!" bentak Angkasa dan menarik tangan Sinta untuk membawanya pergi, Sinta yang tidak terima telah ditampar Angkasa membuatnya semakin emosi. karena secara tidak langsung Angkasa membela Sari, Saat Angkasa menarik Sinta, dengan cepat Sinta melepaskan pegangan tangan Angkasa dan berlari kearah Sari yang terdiam melihat kejadian tersebut, dengan cepat dan sekuat tenaga Sinta menjambak rambut Sari, membuat Sari terjatuh dari tempat duduknya, Wina dengan cepat membantu Sari berdiri dan memelototi Sinta, Angkasa tidak tinggal diam, dia benar - benar merasa kesal dengan kela
Read more
30. Masuk Rumah Sakit
Mereka telah tiba di RS. supratman, Hans memarkirkan mobilnya dan membantu Angkasa membawa Sari kedalam rumah sakit, sementara Wina berlari menuju ruang pendaftaran memanggil perawat, dengan cekatan beberapa perawat langsung membantu membawa Sari masuk keruang UGD, salah seorang perawat memanggil dokter, untuk segera memeriksa kondisi Sari, pertolongan pertama dilakukan dokter, setelah membersihkan semua darah ditangan Sari dan menjahitnya kurang lebih delapan jahitan, Sari di infus karena terlihat sangat lemah, tak berapa lama Sari sudah sadarkan diri, kepalanya terasa pusing, badannya sakit semua, terutama di area tangannya yang dijahit dan diperban. sehingga belum bisa berbuat apapun, hanya menatap kearah Angkasa, Wina dan Hans, Sari segera dipindahkan ke ruang pasien, untuk beristirahat dan menunggu kesembuhannya, dokter tak mengijinkan Sari untuk pulang dulu karena kondisi Sari masih sangat lemah. Dalam ruangan pasien, Angkasa duduk disamping bangsal Sari, sementara Han
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status