Semua Bab Jangan Paksa Aku...: Bab 51 - Bab 60
72 Bab
Bab 51 Kacau...
Aku tidak ingin tahu apa isi pembicaraan Aditya dengan neneknya itu. Bagiku hal yang wajar saja, jika seorang nenek kangen dengan cucunya. Walau kadang kebangetan, tak kenal waktu. Namun, apa mau dikata?! Makanya, Kakiku terus melangkah perlahan-lahan mengikuti gerak kata hatiku dan berlawanan dengan langkah Aditya. Bola mataku dengan liar celingukan, menjelajahi spot indah di seputar Segarra Seaside Escape dan kedua tanganku saling meremas jemari-jemariku. Semilir angin malam yang menyejukkan, menemaniku memanjakan mata menyelusuri lorong-lorong Segarra Seaside Escape yang bermandikan kilauan tata cahaya lampu warna-warni yang menawan. Pikiranku pun melayang dibuai simponi indah Segarra Seaside Escape. Tanpa aku sadari, tiba-tiba gerak langkahku mengusik perhatian sepasang mata yang berada pada venue eksekutif depan kolam renang. Dia memberi isyarat pada teman-temannya untuk menghentikan canda, begitu lihat diriku. Lalu, dia berdiri dan bertopa
Baca selengkapnya
Bab 52 Mantan Napi Jadi Masalah…
Di sisi lain, Siang itu. Terlihat Anton, Joni dan Raka terperangkap perasaan gelisah. Mereka terlihat sedang duduk di depan bartender Café DapoeR Kinan yang terletak di Unnamed Road, Sei Mangke, Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Saat itu, Café DapoeR Kinan cukup ramai, bertepatan dengan jam makan siang. Apalagi, suasana di luar terlihat panas terik, maklum sedang musim kemarau.Tentu hal ini membuat perasaan tambah tak nyaman bagi Anton Cs. Mereka pun sudah memesan minuman silver queen untuk kedua kalinya untuk mendinginkan suasana hati mereka. Mereka sudah tidak sabar menanti kedatangan Andrew. Kini, mereka sangat berharap pada Andrew untuk dapat memberi jalan keluar dari kesulitan yang mereka hadapi. Tidak mudah bagi mantan napi untuk bertahan hidup, tanpa ada uluran tangan orang lain yang mau mengerti akan kondisi mereka. Untuk itu, mereka sudah punya modal untuk dibarter. Mereka yakin Andrew pasti senang dengar informasi tentang
Baca selengkapnya
Bab 53 Kesucian Wanita Jadi Pemikiran...
Pikiran Andrew kacau. Makanya, tanpa tedeng aling-aling lagi dia ingin melampiaskan ganjalan di hatinya. Dia tahu kemana harus pergi untuk menenangkan diri. Untuk itu, dia memacu mobil Pajeronya menuju kafe DapoeR Kinan. Di sana teman-temannya telah lama menanti. Dia harap teman-temannya masih setia menunggunya di sana.Tak lama berselang, Andrew pun sampai di kafe DapoeR Kinan. Setelah memarkirkan mobilnya, dia langsung bergegas loncat turun dari mobilnya. Setengah berlari di memasuki cafe. Perasaannya sedikit lega begitu lihat teman-temannya masih duduk di depan meja bartender.“Hai Boss, mengapa wajahmu terlihat kusut gitu?” tegur Joni setengah bercanda, saat menyambut kedatangan Andrew.“Pusing kepalaku!” jawab Andrew. Dia pun mendudukkan pantatnya di kursi putar depan bartender. ”Aku disuruh kawin.”“Wouu…! Mantap itu Andrew,” timpal Anton.“Mantap kepalamu!” gerutu
Baca selengkapnya
Bab 54 Hati Yang Mendua…
“Fira, Aditya sekarang sudah berubah loh... Aku gak tau apa penyebabnya?!” cerocosku pada Safira saat kami ketemuan di Sumobo Mall Ambassador Casablanca. “Aditya beda dengan Aditya yang kita kenal dulu, sekarang orangnya temperamental. Dia mudah marah dan gampang tersinggung gitu deh!”Safira terperangah dengar ocehanku. Dia seperti tidak percaya Aditya telah berubah.“Masa sih Ana?! Bukankah Aditya itu orangnya cool dan pertimbangan banget dalam setiap langkahnya.”“Ya, itu dulu,” sanggahku dengan nada sedikit kecewa. Lalu aku memakan es krim yang ada di hadapanku, sebagai pelampias rasa gundah hatiku.“Apa gak kau tanya padanya, apa masalah yang menekannya?”“Itulah yang aku gak habis pikir. Dia bungkam dan menyembunyikan masalahnya. Dia seperti memendam sesuatu dan dia gak ingin aku tau hal itu.”“Apa mungkin quality time kalian kurang kali
Baca selengkapnya
Bab 55 Cinta Lama Bersemi Kembali…
Aditya jadi bengong begitu dia sampai di depan pintu rumah dan Safira yang membukakan pintu dan menyambutnya. “Selamat sampai di rumah tuan yang terhormat,” sapa Safira dari balik pintu rumah, sembari memberikan senyuman manis untuk menyambut kepulangan Aditya. “Fira!” seru Aditya seperti tidak percaya dengan penglihatannya. Dia sampai mengucek-ngucek matanya. Setelah dia merasa sedang tidak melamun. Lalu Dia buru-buru mencekal kedua tangan Fira, “Benarkah kau ini, Fira?!” “Ya, iyalah…! Masa hantu sih Aditya…!” sahut Fira dengan manjanya. Aditya pun tak kuasa menahan gejolak hatinya. Dia langsung memeluk Safira dan mendekapnya dengan erat. Dia begitu merindukan orang yang sangat peduli akan dirinya. Tanpa dia sadari, matanya mulai berkaca-kaca. Safira pun sungguh terharu akan pertemuannya dengan Aditya. Di hati kecilnya, dia sangat merindukan Aditya yang sangat dicintainya. Dia pun membalas pelukan Aditya dengan melingkarkan tangannya dipingg
Baca selengkapnya
Bab 56 Tanpa Daleman…
Sebagai seorang isteri, ada perasaan bersalah dari dalam hatiku pada Aditya. Setelah 5 tahun kami berumah tangga, sementara aku terlalu sibuk mengejar karierku. Hingga aku lebih banyak mengabaikan Aditya. Aku lebih sering pulang malam. Begitu Aku sampai di rumah langsung rasa letih mengglayuti diriku, hingga lebih banyak aku langsung tertidur lelap. Sebaliknya, karena cinta Aditya begitu dalam, hingga dia lebih banyak mengalah dan membiarkanku asyik dengan karierku. Sebagai seorang suami, wajarlah kalau Aditya ini membutuhkan perhatian lebih dari seorang isteri. Itu yang tak dapat aku lakukan. Kelelahanku tak mampu memberi lebih seperti yang diinginkan Aditya. Aku tak mampu memuaskan dahaga Aditya.Tanpa aku sadari, airmata membasahi pipiku. Ketika aku sadar, aku langsung menarik diri. Aku perlahan-lahan melangkahkan kakiku kembali menuju ke beranda rumah. Aku duduk di teras rumah untuk memberi ruang waktu sejenak buat Aditya dan Safira. Berdosakah aku? Entahlah…
Baca selengkapnya
Bab 57 Kuda Binal…
Tengah malam, aku sempat terbangun dan bersamaan dengan itu mataku lihat pintu kamar terbuka sedikit. Aku pun menduga itu pasti kerjaan Aditya yang membuka pintu kamar sedikit. Dari celah pintu kamar yang terbuka sedikit itu, aku lihat ada bayangan gerakan Aditya mundar-mandir di depan pintu kamar. Kadang dia mengintip ke dalam kamar, memperhatikan diriku dan Safira. Lantas, aku pun pura-pura tidur. Dari gelagatnya, aku tahu Aditya sudah tidak tahan lagi. Sesaat kemudian, dia berlahan-lahan mendekati tempat tidurku. Aku pun menggeliatkan tubuhku dan merebahkan tubuhku telentang. Baju dasterku pun tertarik ke atas, hingga memperlihatkan belahan pahaku. Mata Aditya tidak bekedip lihat belahan itu. Lalu, aku rasakan Aditya telah duduk di sisi tempat tidurku. Tapi dia tidak berani menjamah tubuhku. Aku pun dengan sengaja memiringkan tubuhku mengarah padanya. Aditya terkejut, saat tanganku merangkul pinggangnya. Aku anggap saja dia sebagai gulingku. Bahkan, tanganku menarik tubuhnya unt
Baca selengkapnya
Bab 58 Pemilik Saham Tujuh Setengah Persen…
Di tengah perjalanan. Saat itu mobilku lagi meluncur di Jl. Gatot Subroto, tiba-tiba terdengar suara hapeku berbunyi. ‘Huh! Siapa nih yang menelepon? Dia apa gak tau jalanan lagi padat, begini,’ umpatku dalam hati. Tapi aku tetap melirik sesaat ke monitor yang berada di dasboard mobilku. Untungnya, aku sebelum berangkat sudah waspada. Kebiasaanku, aku selalu menghubungkan Hapeku dengan monitor yang ada di dasboard mobil via Bluetooth. Aku ingin tahu, siapa yang sedang menghubungiku itu.Wow…! Pagi-pagi begini sudah ada panggilan dari Bapak Benny Cokro Simatupang S.H., notaris perusahaan tempatku bekerja. Tumben banget, pikirku. Namun, aku pun tak berani mengabaikannya. Urusannya bisa runyam dan menimbulkan preseden buruk bagiku. Jika Pak Benny ini lapor pada owner perusahaan, bisa celaka aku nanti dibuatnya, batinku. Aku langsung memencet tombol yang ada di headset yang menempel di telingaku. Kebetulan aku menggunakan headset wereless, sehingga memudahka
Baca selengkapnya
Bab 59 Pertemuan Yang Tidak Terduga…
Kehadiran Safira dapat membuat Aditya lupakan kegetiran hidupnya. Tentang kemandulan dan penyebabnya. Kini, dia terasa bebas untuk tersenyum dan memandang calon isteri keduanya, Safira. Dia tidak duga, Ana mau menghadiahkan kejutan yang luarbiasa dalam hidupnya. Ana mau membelah hatinya, demi kebahagiaan dirinya. Sungguh mulia hati Ana, batinnya.“Apa yang kau pikirkan, Adit?” tanya Safira, saat dia lihat wajah Aditya begitu ceria.Aditya menoleh sejenak, memandang Safira. Dia pun memperlihatkan senyumnya pada Safira.“Enggak ada Safira. Cuma hatiku lagi bahagia. Sungguh beruntung diriku, bakal punya dua isteri yang cantik-cantik.”Safira pun tersenyum juga. Dia pun dapat merasakan kebahagiaan yang sama.“Berterima kasihlah kamu pada Ana yang telah menyatukan kita.”“Tentu Fira! Itu yang ada dibenakku. Pengorbanan Ana yang luarbiasa buat membahagiakan hatiku. Sangat langka di dunia ada o
Baca selengkapnya
Bab 60 Rapat Pemegang Saham…
Di ruang tamu, roman wajah para pemegang saham terlihat begitu cerah. Apalagi mereka telah mendapat bocoron tingkat pertumbuhan atau growth perusahaan Camerro Investment Solutions melesat tajam. Artiya, pundi-pundi kekayaan mereka pasti bertambah besar juga. Mereka pun berbincang-bincang dengan gembira, sambil menikmati hidangan yang tersedia di sana. Terlihat di sana-sini penuh diisi dengan canda-tawa. Begitu juga, saat Cano dan adik-adiknya turut bergabung dengan para pemegang saham. Mereka pun menyambut calon pimpinan perusahaan itu dengan antusias. Mereka pun memberi dukungannya pada Cano untuk menduduki kursi CEO PT Camerro Investment Solutions berikutnya.Tak lama kemudian, Pak Leo Candra memasuki ruangan diiringi oleh beberapa staf dan diantar oleh beberapa panitia yang aduhai cantiknya. Para pemegang saham pun satu-persatu memberi salam pada Pak Leo Candra. Pak Leo Candra pun berbincang-bincang sejenak dengan para pemegang saham. Apalagi para pemegang saham ini mer
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status