All Chapters of Stuck With Mr. Devil: Chapter 71 - Chapter 80
99 Chapters
| 71 |
You didn't love when you had meBut now you need me so badlyYou can't be seriousThat's hilariousThinkin' I would still want youAfter the things you put me throughYeah, you're deliriousThat's hilarious(That's Hillarious ~ Charlie Puth)❣Sepanjang perjalanan pulang, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Nevano. Pandangan pemuda itu lurus ke depan, wajahnya kaku dan tegang, sementara kedua tangan mencengkram erat kemudi dengan napas bergemuruh tak beraturan. Jangan ditanya berapa kecepatan yang tengah melaju saat ini. Hampir 180km/jam!Zora bahkan berkali-kali memejamkan mata ketika Nevano membawa mobil mereka menyalip di antara kendaraan lain yang melaju. Belum lagi dua kali menerobos lampu merah menyala. Rasanya jantung Zora seperti sedang berlompatan dalam rongga dada. Zora berharap Tuhan masih memberikan mereka nyawa cadangan bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan. "Nevano!" seru Zora ketika Nevano lagi-lagi menyalip mobil lain, sementara dari arah berlawanan t
Read more
| 72 |
Rabu, 08.22 WIB.Nevano mengayunkan langkah menyusuri koridor bandara menuju pintu keluar Terminal Kedatangan Soekarno-Hatta. Ia baru saja tiba setelah melakukan kunjungan bisnis ke Bali bertemu dengan calon investor yang gagal ia temui hari Minggu silam. Pemuda itu melepas kacamata hitam yang ia kenakan ketika sebuah mobil SUV putih datang menjemput. Sebuah kernyitan pun Nevano layangkan pada Pak Septian yang saat itu tengah membukakan pintu belakang mobil untuk ia naiki."Kenapa pake mobil ini?" tanyanya, tampak tidak suka.Pak Septian mengangkat kedua alis, lalu menjawab dalam nada bingung, "Saya pikir Tuan akan sering menggunakan mobil ini karena kemarin Tuan mengatakan kalau-""Lain kali jangan pake mobil ini lagi, gue nggak suka. Buang aja," potong Nevano tanpa tedeng aling-aling.Pak Septian serta-merta membungkukkan badan. "Baik, Tuan."Nevano mendesah jengkel, lantas masuk ke mobil dengan wajah cemberut. Well, tentu saja ia jengkel, sebab mobil SUV putih itu otomatis menging
Read more
| 73 |
"Gimana rasanya? Enak 'kan?" Semua orang menatap Zora yang sedang mencicipi product sample mie sagu serta snack macaron yang akan mereka bawa ke dalam ruang meeting.Zora mengecap-ngecap sebentar, merasakan dua produk makanan itu terserap di lidah dengan baik, sebelum akhirnya ia mengangguk. "Ini udah cukup enak, walau kayaknya ada komposisi bahan yang mesti kita tambahkan ulang saat uji coba yang kedua nanti," jelasnya. "Tapi, aku suka sama tekstur mie dan juga rasa selai buah di snack macaronnya."Semua orang menarik napas lega. Vania bergegas mencatat apa yang Zora katakan di sebuah notes kecil sebagai bahan perbaikan nanti. Setidaknya, untuk meeting kali ini mereka dalam situasi aman."Baiklah, Resi. Bagaimana dengan desain prototype product yang kemarin Bapak suruh evaluasi. Apa sudah kamu perbaiki?" Pak Arizal menatap Resi."Sudah, Pak!" sahut Resi. "Saya sudah menambahkan layout dengan yang lebih menarik. Dan kemarin kami juga mencoba memasukkannya ke website perusahaan untuk
Read more
| 74 |
And it's new, the shape of your bodyIt's blue, the feeling I've gotAnd it's ooh, whoa, ohIt's a cruel summerIt's cool, that's what I tell 'emNo rules in breakable heavenBut ooh, whoa ohIt's a cruel summerWith you(Cruel Summer ~ Taylor Swift)❣Suasana berubah hening ketika Nevano menatap dingin product sample yang tersaji di hadapannya sementara Pak Arizal menjelaskan slide presentasi di depan. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir pemuda berlesung pipi itu. Ekspresi Nevano-yang sejak meeting ini dimulai memang sudah tidak bersahabat-terlihat jadi semakin kelam."Si-silakan Anda coba, Pak." Pak Arizal berkata dengan terbata. Sejak tadi berusaha menahan gugup melihat raut Nevano yang tidak menunjukkan keramahan sama sekali dalam meeting kali ini. "Ini product sample mie sagu yang Bapak minta waktu itu. Kami sudah merampungkannya sebaik mungkin dan jika masih ada yang perlu dievaluasi. Akan segera kami perbaiki."Nevano mengeraskan rahang. Raut dinginnya masih tetap t
Read more
| 75 |
Nevano mengeluarkan bungkus rokok dari balik saku celana, mengambil sebatang gulungan nikotin tersebut, menyematkannya di ujung bibir dan memantiknya dengan pemantik gas. Embusan penuh asap seketika menguar dari rongga penciuman. Memberi efek rileks yang menyenangkan.Meeting baru saja selesai beberapa menit lalu dan Nevano mengambil kesempatan ini untuk mencari jeda sejenak dari padatnya rutinitas yang cukup membuat raga serta pikirannya terkuras.Ia kemudian mengeluarkan ponsel guna mengirim pesan pada Pak Septian agar segera menyiapkan mobil. Ia harus pergi ke pabrik setelah ini untuk membereskan kekacauan yang terjadi akibat kelalaian manager QCA dalam mengontrol quality product perusahaan.Dilepaskannya vest yang ia kenakan lantaran noda merah muda itu masih menempel dan sedikit merusak pemandangan. Meski ia bukan pribadi yang fanatik akan kebersihan. Namun, dalam urusan penampilan, Nevano selalu menjunjung tinggi esensi kerapihan dalam berpakaian.Melihat noda pink itu, tiba-tib
Read more
| 76 |
Ada beberapa hal yang rasanya baru Nevano sadari, salah satunya adalah fakta bahwa mencintai seseorang ternyata sesulit dan serumit ini. Dulu, ia berpikir cinta merupakan sesuatu paling remeh yang bisa terjadi dalam kehidupan seseorang.Jika dalam studi ilmiah, cinta terbentuk karena perasaan yang melibatkan emosi serta hormon kimiawi dalam otak. Namun, Nevano berpikir cinta hanyalah sebentuk perasaan egois mengerikan yang tercipta pada diri manusia.Sebab cintalah, kedua orangtua Nevano harus berpisah.Sebab cintalah, ibunda Nevano harus meninggalkan dunia dengan derai air mata.Sebab cintalah, Nevano harus kehilangan asa dan juga hal paling disayanginya.Jadi ketika bertahun-tahun berusaha membentengi diri, rasanya menyedihkan sekali jika ia akhirnya harus kembali bertekuk lutut oleh sesuatu yang ia benci. Sesuatu yang telah berhasil melumpuhkan logika serta membuatnya kehilangan arah. Sesuatu yang entah bagaimana bisa menjadikannya lemah dan juga tak berdaya. Sesuatu itulah yang ora
Read more
| 77 |
Haloo, berhubung updatenya kali ini molor banget. Supaya ga lupa sama alur ceritanya, disarankan untuk membaca dulu part sebelumnya 😁Terima kasih 💚----Someone says, you can run from love, but love will find you and make you fall into it.Mungkin pepatah inilah yang tengah Zora rasakan sekarang. Sebab, bila diingat lagi ke belakang, siapa yang menyangka kalau skenario hidup gadis itu akan berjalan seperti ini. Maksudnya, jatuh cinta atau mungkin situasi yang lebih tepat adalah, membalas cinta Nevano merupakan suatu hal yang tak pernah ada dalam rencana maupun ekspektasi seorang Zora Kaureen.Jika dulu nama Nevano Abraham secara magis mampu mengaktifkan seluruh sensor-sensor kebencian yang ada dalam tubuh Zora. Maka sekarang, nama tersebut justru mampu membuat hatinya berdebar dan dipenuhi kupu-kupu beterbangan. Konyol sekali, bukan?Barangkali takdir memang sedang melakukan lelucon atas hidupnya. Namun yang jelas, pada hari ini, detik ini, dan di titik ini, Zora tak bisa lagi mem
Read more
| 78 |
"Levi!"Seruan itu berhasil menarik atensi Levi yang baru saja keluar dari gedung rumah sakit. Dilihatnya Evelina bersama Kinanti berdiri di sebelah mobil sedan warna silver metalik tak jauh dari pelataran parkir.Pemuda itu menghela napas, lantas mematri langkah menuju kedua wanita yang masih menatapnya dengan senyuman di wajah."Ada apa? Kenapa bisa tiba-tiba kemari?" Levi serta-merta bertanya begitu sampai. Ada keengganan yang terselip dalam nada suaranya."Kan Mamah sudah bilang tadi pagi mau ke sini sama Evelina untuk lihat apartemen baru kamu, sekaligus cek gaun buat hari Sabtu nanti," sahut Kinanti sambil berdecak. "Kamu nggak lupa 'kan sama anniversary hotel keluarga Evelina hari Sabtu ini?"Levi sekali lagi mengembuskan napas pelan. Ia memang sudah mendapatkan apartemen baru yang berlokasi tak jauh dari rumah sakit dan pemuda itu baru teringat kalau Kinanti memang sempat mengirim pesan padanya saat ia sedang memeriksa pasien. Pemuda itu terlupa untuk membalas dan akhirnya sek
Read more
| 79 |
"Zia, semua barang-barang kamu udah dimasukin ke dalam tas?" tanya Zora pada adiknya seraya memeriksa tas ransel yang entah sudah berapa kali Zora periksa."Iya udah, Kak. Lagian 'kan Kakak yang beresin tas aku dari tadi," jawab Zia, memandang sang kakak dari atas brankar sambil geleng-geleng.Zora meringis. Apa yang diucapkan adik perempuannya itu benar adanya. Sejak tadi ia sibuk beres-beres perlengkapan Zia karena hari ini adalah hari kepulangan Zia ke rumah. Sebenarnya besok pagi jadwal Zia keluar rumah sakit. Namun, Zia terus-terusan merengek meminta pulangnya dipercepat lantaran takut perintilan Boygroup kesayangan yang dipesannya waktu itu keburu sampai di rumah sebelum ia pulang. Jadi, setelah berkonsultasi dengan dokter yang merawat Zia serta bagaimana pengarahan Discharge Planning* (Kesiapan Pulang Pasien) berjalan sesuai petunjuk mereka, maka keinginan Zia untuk pulang lebih awal dari ketentuan pun dikabulkan. Lagipula tes-tes kesehatan yang dilakukan Zia juga menunjukan h
Read more
| 80 |
"Ada apa? Kita mau ke mana?" tanya Nevano heran.Zora tak menjawab. Ia terus menarik Nevano menyusuri lorong. Gadis itu tidak ingin Nevano sampai bertemu dengan Levi. Rasanya sudah cukup melihat kedua kakak beradik itu selalu bertengkar tiap kali bertatap muka. Jadi jelas membawa Nevano menjauh adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan saat ini.Zora mengajak Nevano berbelok ke arah kanan. Kemudian, gadis itu membuka salah satu pintu yang ternyata membawa mereka ke tangga darurat rumah sakit."Kenapa kita ke sini?" tanya Nevano yang tentu saja masih kebingungan. Dipandanginya gadis itu dengan alis bertautan.Yang ditanya cuma berdiri mematung seraya memasang raut tegang. Saat ini posisi keduanya saling berhadap-hadapan, sementara tangan Zora masih saja memegangi lengan Nevano erat. Tiba-tiba senyum smirk Nevano mencuat. "Kamu sengaja ke sini mau ajak aku mojok? Masih pagi loh, Sayang."Kalimat itu segera menyadarkan Zora. Gadis itu buru-buru melepas lengan Nevano yang masih ia pegang,
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status