All Chapters of The Last King: Chapter 11 - Chapter 20
25 Chapters
Serigala
Seekor serigala putih mengawal kawanannya menuju ke tempat persembunyian mereka di wilayah lembah Romsdall. Ketika sudah sampai di markas kelompok, para serigala itu lalu  merubah diri mereka kembali menjadi sosok manusia.   Seorang wanita menghampiri untuk menyambut kedatangan pasangannya. Wajahnya terlihat cerah begitu menemui sosok yang telah lama ditunggunya.   "Leifr! Akhirnya kau datang!" seru wanita tadi dengan senang.   "Ya. Aku sudah kembali, Aila," ucap Leifr sambil mengusap pipi Aila lembut yang langsung membuat Aila merona seketika.   "Alpha sudah menunggu kedatanganmu," bisik Aila. Leifr hanya mengangguk mengerti.    Leifr langsung bergegas menemui Alpha di dalam pack mereka. Seorang wanita paruh baya terlihat sedang menyusui bayi laki-laki di pangkuannya. Sementara ia sendiri kepayahan dengan perut yang membuncit besar. Leifr lantas duduk di sebelahnya.&nb
Read more
Dendam
Raja Erasmus sudah hampir tiba di Kerajaan Utara. Namun tiba-tiba ia mengubah haluan iringan Pasukannya.   "Ganti haluan! Kita pergi ke Makam Raja!" seru Raja Erasmus sambil membelokkan kudanya, disusul oleh pasukan berkudanya yang lain.   Mereka akhirnya pergi menuju ke area pemakaman khusus Kerajaan Utara yang jaraknya sekitar 1 mil dari kastil. Pemandangan hutan dan landscape fyord terlihat di daerah itu. Mereka berada di hamparan lembah luas yang dipenuhi oleh gundukan dan bendera Kerajaan Utara.   Raja Erasmus turun dari kudanya. Ia beranjak ke sebuah makam besar yang terpahatkan nama Holgi di nisannya. Raja Erasmus berlutut dan memberikan penghormatan terhadap sosok Raja yang selalu ia kagumi.   "Ayahandaku, aku datang untuk menghadapmu. Aku harap kau sedang bersenang-senang di Vahalla bersama Odin," ucap Raja Erasmus. "Maaf karena aku baru berkunjung. Setelah terakhir kali aku datang selepas m
Read more
Konspirasi
Raja Erasmus masih terus berpikir keras. Dari sekian banyak hal yang dia tulis, hanya informasi mengenai Anima saja yang sama sekali belum dia pahami. Apalagi selagi hidup, ayahnya hanya menjejali dia dengan dongeng lama mengenai silsilah keluarga mereka. Tidak ada satu kata pun yang menyinggung mengenai Anima ini.   "Ahh! Rasanya pikiranku sangat buntu! Apa hubungannya masalah Suku ini dengan Anima?" Raja Erasmus merasa gemas. "Sebentar."   Raja Erasmus kembali menelusuri isi tulisannya. Lalu membaca ulang semuanya.   "Garis besarnya, Ayahku hanya ingin berdamai memperbaiki Sukunya yang berpecah belah menjadi satu. Seluruh pemimpin Kerajaan di Norway ini merupakan 1 Suku dan bisa jadi 1 keturunan," gumam Raja Erasmus. "Ayah merupakan keturunan dari anggota Suku yang tidak sepaham dengan Kepala Suku. Sehingga leluhur kami memilih untuk melakukan ekspansi antar negara terutama melalui lautan."   Raja
Read more
Masalah
Raja Erasmus segera mencari apa yang mungkin bisa ditemukan di ruangan Raja Hrossbjörn tadi.    "Sial! Ke mana perginya!" hardik Raja Erasmus kesal. Ia sudah mengacak-acak seluruh ruangan tapi belum menemukan petunjuk. "Pasti dia menyimpan catatannya. Tidak mungkin tidak ada di sini."   Raja Erasmus mengerang frustasi. Musuhnya tidak mungkin seceroboh itu meninggalkan dokumen berharga yang mudah ditemukan. Ia akhirnya duduk di ranjang Raja sejenak sambil terus berpikir.    "Ayo pikirkan Erasmus! Kau pasti bisa mengetahui semuanya," gumam Raja Erasmus lagi.   Kemudian dia teringat sesuatu. Ketika dulu dia dan Raja Giovanni masih berteman baik.                                                                   
Read more
Raja Romsdallen
Seperti yang telah mereka bicarakan, keesokannya rombongan serigala pergi ke wilayah Sunnmore. Mereka terdiri dari Alpha, Aila dan beberapa serigala lain. Ketika sudah hampir tiba dengan perbatasan, mereka langsung merubah diri menjadi manusia.   "Kalian pendatang?" seorang Penjaga yang bertugas menjaga perbatasan menanyai mereka ketika rombongan itu mendekat. "Maaf wilayah kami belum terbuka untuk pendatang."   "Maaf Tuan. Kami adalah utusan dari Kerajaan Romsdallen. Kami ingin bertemu dengan Raja Giovanni," ucap Alpha menjelaskan.   Pengawal itu tampak meragukan mereka. Ia menilai penampilan mereka dari ujung kaki sampai ujung kepala.   "Kalian tampak seperti Suku Pedalaman. Kalian bukan mata-mata Utara kan?" selidik Pengawal tadi.   "Tolong jangan bersikap tidak sopan ya! Izinkan kami lewat atau kau akan merasakan akibatnya!" ancam Aila yang sudah mulai naik darah. &nb
Read more
Keputusan
Raja Giovanni termenung sendiri di ruang singgasana itu. Sedikit banyak ia kembali terpikirkan kedatangan keluarganya yang tiba-tiba. Di saat dia tidak ingin menemui siapa-siapa, ada saja hal yang membuatnya hilang mood.   "Yang Mulia sedang memikirkan apa?" tanya Pengawal Tertinggi setelah dia selesai mengantarkan keluarga jauhnya pulang ke Romsdall.   "Banyak hal. Aku tak habis pikir mengapa kau berani tidak menuruti perintahku demi mereka," gumam Raja sambil bertopang dagu.   "Karena mereka adalah keluarga. Bagaimanapun juga hanya Anda tempat mereka bergantung. Bukankah sebagai sesama keluarga kita harus saling melengkapi?" Pengawal Tertinggi memberikan pandangannya.   "Memang. Aku merasa bukan seorang keluarga yang baik. Apalagi aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mereka," keluh Raja sambil menghela napas panjang.   "Yang Mulia tidak perlu menyesali apa yang telah terjadi. M
Read more
Eksperimen
Penasihat Kerajaan Romsdall lalu menyerahkan sebuah perkamen kepada Raja Giovanni. Raja Giovanni menerimanya dan merasa tergetar hatinya. Tulisan ayahnya saat itu terlihat begitu tergesa dan tegas, menggambarkan bagaimana perasaannya sebelum terbunuh. Ada banyak bercak darah di perkamen itu.   "Aku akan menggantikan posisi ayahku," tegas Raja Giovanni. "Seperti yang ayah inginkan."   Penasihat Kerajaan tercengang dengan kemantapan hati dari Raja Giovanni. Padahal dia tahu persis jika sejak awal Raja Giovanni tidak ingin menggantikan posisi Ayahnya. Apalagi dia harus memegang seluruh Wilayah More yang begitu luasnya. Bukan hanya satu wilayah Earldom seperti sebelumnya.   "Apakah Anda yakin dengan keputusan ini?" tanya Penasihat Kerajaan lagi.   "Paman pasti tahu persis bagaimana perasaanku. Namun aku tak memiliki pilihan lain," jawab Raja Giovanni apa adanya.   Penasihat Kerajaan
Read more
Perburuan Serigala
Raja Erasmus terpikirkan sebuah ide yang gila. Dia berpikir untuk menjadikan serigala yang dia tawan sebagai peliharaannya. Namun saat ini terlalu berbahaya untuk itu. Dia masih harus mencari cara untuk menaklukan serigala tersebut.   Sementara masih belum banyak petunjuk yang dia temukan mengenai anima. Mungkin baru sepersekian info saja yang dia dapat. Raja Erasmus semakin gencar melakukan pencarian terhadap serigala abu raksasa yang sangat langka itu.   Sudah berkali-kali ia merekrut pemburu handal dari dalam negeri. Namun tak ada seorang pun yang mendapatkan serigala yang dia cari. Hampir seluruh pelosok di telusuri. Namun tak membuahkan hasil.   "Lalu, mana hasil tangkapanmu?" tanya Raja Erasmus tidak sabar. Suaranya yang menggelegar membuat pemburu yang ada di hadapannya menciut nyalinya.   "Ma- maaf Yang Mulia. Tapi saya tidak dapat menemukan lagi serigala di sepanjang wilayah Utara," jelas pe
Read more
Tertangkap
Para pasukan yang tak terlihat masih menghujani serigala tadi dengan anak panah. Serigala tersebut terlalu kuat. Tak ada bagian tubuhnya yang terkena anak panah.    "Bagaimana ini? Kenapa masih belum terluka?" Pemburu itu kini mulai panik. Padahal tinggal sedikit lagi dia bisa menangkap serigala itu.   Serigala tersebut malah semakin ganas. Ia porak porandakan semua yang ada di sana. Serigala itu meraung memamerkan deretan gigi-gigi berliur  yang tajam. Serigala pun mulai berlari, hendak menerekam regu pemburu. Semua orang disana mulai panik.   Tiba-tiba datanglah pasukan berkuda yang langsung melilitkan rantai ke tubuh serigala besar itu. Mereka berbondong-bondong saling bekerja sama untuk melumpuhkan serigala yang kuat itu.   "Tarik!" perintah ketua regu satu dan dua yang diutus oleh Raja Erasmus.   Anggota regu lalu berusaha menarik serigala itu agar bisa tumbang di
Read more
Pengkhianat Suku
Leifr dan anak kepala dukun segera mendatangi kerumunan. Rupanya kepala dukun sedang berdebat dengan seorang anggota sukunya.   "Kau pikir apa yang telah kau lakukan adalah hal yang baik?" bentak kepala dukun meradang.   Laki-laki yang tengah berhadapan dengan kepala dukun itu malah tertawa terbahak. Dia malah terlihat menantang kepala dukun.   "Apa aku tidak salah dengar? Lihat apa yang sudah aku bawa untuk kalian. Bukankah ini sebuah pencapaian besar?" ujar laki-laki itu bangga.   "Pencapaian untuk membuat suku kita semakin terseret ke dalam bahaya," lanjut kepala dukun dengan skeptis.   "Jangan munafik ketua! Kita sudah terlalu lama menutup diri dari dunia luar. Kita tidak memiliki apa-apa! Mau sampai kapan?" kata laki-laki tadi  tidak terima.   "Sampai seumur hidupku, tak akan kubiarkan suku ini berada dalam bahaya!" tantang kepala dukun yakin.
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status