All Chapters of Bunga Takdir: Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
Sosok dalam mimpi
Katanya, orang yang memiliki kemampuan untuk melihat masa depan adalah anugerah terindah yang tuhan berikan. Namun, bagi sebagian orang kekuatan itu adalah kutukan, sebab bisa membuat orang lain berpikir bahwa dirinya tidak waras. Dulu, ketika usianya menginjak sepuluh tahun, dia bermimpi tentang hal yang sekali tidak diduga akan menjadi kenyataan. Mimpi yang merenggut nyawa sang papa. Awalnya, Dia mengira bahwa itu adalah bunga tidur, bahkan lokasi dan situasi saat mereka liburan sama persis dengan dimimpinya. Namun, Ia tidak menyadari. Mereka bercanda, tertawa ria ditepi pantai tanpa mengetahui kejadian yang akan menimpa. Dalam hitungan menit, papa mengalami kecelakaan saat hendak membelikan makanan untuk anaknya. Suasana yang tadinya riang seketika berubah dipenuhi duka. Semua orang berlarian, mengelilingi tubuh pria yang terkapar dengan bersimbah darah disekitarnya. Sang anak menangis, meraung-raung tepat dihadapan tubuh papahnya yang sudah memejamkan mata dengan senyum diwajah.
Read more
Test
Tak terasa sebulan sejak ujian terakhir sudah berlalu, kini saatnya mempersiapkan diri menjelang test memasuki jenjang SMP yang akan dilaksanakan dalam waktu seminggu. Nilai ujiannya bisa dikatakan standar karena bukan termasuk anak yang pandai, terlebih daya ingat yang minimalis menghambat Ia dalam proses pembelajaran. Mendapat nilai standar bukan menjadi point utama di SMP yang diinginkan, tetapi mendapat nilai yang memuaskan dalam test-lah yang akan diterima itu pun dengan beberapa pertimbangan. Apabila melebihi kuota yang tersedia, maka murid tidak diterima meski mendapat nilai dalam nominasi yang sudah diputuskan pihak sekolah. Di sini, semua murid berjuang keras untuk mendapat nilai terbaik dari yang terbaik agar dapat diterima. Yara yang mendapat nilai standar pun tak berharap banyak agar bisa diterima, meski begitu Ia akan berusaha melakukan yang terbaik karena tak ingin membuat mama kecewa. Mama yang selalu sibuk dengan pekerjaannya pun memutuskan untuk mengambil cuti. Me
Read more
Makan Bersama
Semesta menyimpan banyak hal yang misterius yang belum terungkap. Tentang takdir yang kerap kali mempermainkan manusia, pertemuan yang tidak sengaja lalu perpisahan secara tiba-tiba. Semua itu sudah diatur dan ditakar oleh sang pencipta. Hal itu juga berlaku bagi mimpi, khususnya untuk Yara. Kemampuan yang dimilikinya masih misterius, tujuan lain karena sejauh artikel yang dicari diinternet, tak ada satupun forum yang membahas mengenai kemampuan yang dimilikinya. Dari situ Yara menarik kesimpulan, bahwa hanya dirinya yang memiliki kemampuan seperti ini. Sudah kali ketiga Yara memimpikan hal serupa. Tentang sosok misterius yang menghampiri secara tiba-tiba tanpa mengetahui identitasnya dimimpi. Gambaran wajahnya yang legam, perlahan terlihat jelas. Wajah yang terasa familier. "Yara, sudah siap?" Mama memerhatikan penampilannya melalui cermin. "Sudah, Ma." Hari wekeend ini, mereka sepakat untuk makan bersama di Kafe untuk merayakan peringkat yang berhasil Yara capai. Sejujurnya, ini
Read more
Kejanggalan Athur
Seiring waktu berjalan semakin cepat, hingga tak ada seorang pun menyadari, kecuali mereka yang gemar menyibukkan diri. Sementara orang yang memiliki hobi rebahan tak akan menyadari dan berpikir bahwa waktu hanya berputar ketika dirinya melihat jam. Yara akui, itu benar karena tak terasa esok dirinya sudah memulai babak ospek. Padahal setelah pulang dari Kafe waktu itu, dirinya hanya menghabiskan sepanjang waktu dengan kasur seperti kungkang yang bermalas-malasan. Namun, itu berlaku ketika Mamanya sudah berangkat kerja. Rumah Yara yang berada ditepi jalan sehingga cukup terganggu ketika berbagai kendaraan melewati rumahnya, meskipun biasanya hanya ada satu-dua kendaraan saja yang lewat. Yara menuruni tangga, menghampiri mama yang tengah duduk sambil menonton televisi. Tanpa permisi, Ia langsung duduk dan mengambil cemilan yang ada diatas meja. "Ma, di depan ada apa, sih? Kok ramai," tanyanya. "Kamu belum dengar beritanya?" Mama masih fokus menonton televisi. "Ada berita apa, sih,
Read more
Trauma
Kepergian Athur meninggalkan banyak pertanyaan dalam benak Yara. Kalimat sederhana yang disusun dengan begitu rapi sehingga meninggalkan jejak begitu dalam. Sejak saat itu pula Yara banyak berpikir hanya untuk memahami maksud terselubung. Ketika makan malam bersama, Yara tak banyak berbicara. Tangannya sibuk memotong daging bakar dengan pikiran yang dipenuhi tanda tanya. Suara sendok dan piring beradu mendominasi keheningan di ruangan itu. "Semua barang untuk ospek besok sudah kamu siapkan?" Mama meraih segelas air putih, kemudian meneguknya. "Sudah, Ma." Yara menghabiskan nasi yang tinggal sesuap. "Aku ke kamar duluan ya, Ma." "Ya sudah, kamu istirahat saja sekalian siapin mental buat besok. Selamat malam, Nak." "Malam, Ma." Sekeras apapun Yara berpikir, Dia tidak akan menemukan jawaban yang pasti. Aku akan melindungimu kali ini, perkataan Athur tadi kembali terdengar dalam benaknya. Melindunginya dari apa? Tidak dapat dipastikan apakah Athur adalah sosok yang bisa melihat masa
Read more
DMCA.com Protection Status