Semua Bab Silent Letters (Bahasa Malaysia): Bab 21 - Bab 22
22 Bab
20
-When bad times and hard times are suddenly here, notice those that remain, and the ones that disappear- ____________ Langkah kaki Iman terhenti saat figura Nellysha menghalang jalannya. Air liur ditelan kesat apabila melihat wajah sinis itu. Apa yang Nellysha mahukan daripadanya? "Iman. Iman. Iman." Nellysha berjalan mengelilingi Iman sebelum berhenti betul-betul di hadapan gadis itu.  Kedua belah tangannya disilangkan ke dada. Senyuman sinis itu masih lagi tidak lepas daripada terukir pada dua ulas bibirnya.  Iman membalas sedikit gentar pandangan mata yang dilemparkan Nellysha buatnya itu. Mulutnya terkunci rapat.  "Makin aku tengok kau senyum, makin aku benci kau." bicara Nellysha dalam nada perlahan.  Iman tersentak saat dirinya terdorong ke belakang dan belakang badannya dihentak ke dinding oleh Nellysha. Sungguh
Baca selengkapnya
21
-Anything in life worth having is worth working for-____________"Pergi mana semalam?" tanya Hana dengan berwajah masam.Elis tidak kalah sama dengan ekspresi wajah yang dipamerkannya. Tangan disilangkan ke dada dan mata dipincingkan memandang Iman.Hanya Izatul tersenyum kecil. Terhibur dengan tingkah dua sahabatnya itu."Pergi mana?" Iman mengulang soalan. Dia bingung.Terhinjut bahunya saat Hana menepuk dinding di tepinya itu. Tangan gadis itu direhatkan di situ.Terkebil-kebil Iman dibuatnya melihat wajah bengis Hana dan Elis. Anak mata mengerling ke arah Izatul meminta pertolongan.Izatul mengangkat kedua belah bahunya."Kau kena buli dengan mak lampir, kan?" tanya Hana marah.Mata Iman bergerak memandang ke atas. Mengelak daripada bertentangan mata dengan Hana. Dia faham siapa yang Hana maksudkan. Siapa lagi kalau bukan Nellysha."Iman." panggil Hana meleret apabila Iman cuba mengelak.Iman mengeluh. Dia kembali menatap sahabat-sahabatnya itu."Macam mana tahu?" soal Iman perla
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status