All Chapters of THE LAST MISSION: Chapter 21 - Chapter 30
32 Chapters
BAB 21
Sebelum masuk jam perkuliahan, Rina mendapati Syerin duduk sendirian di sudut ruangan sembari menatap ke luar jendela. “Apa yang kau lakukan disini? Tidak ingin duduk di depan?” Rina mencoba menyapa gadis itu. Syerin hanya melihat sekilas dan tersenyum kecil, kemudian pandangannya kembali beralih ke luar jendela, tidak tahu hal apa yang telah menyerap atensi gadis itu. Rina mendapati gadis di sampingnya bersikap aneh, mencoba mencari tahu apa yang terjadi. “Kau kenapa? Tidak biasanya kau murung seperti ini.” “Tak apa, ayo duduk di depan.” Syerin melewatinya begitu saja. Rina tidak ingin ambil pusing atas sikap sahabatnya itu, ia juga tak ingin bertanya lebih jauh, Rina yakin jika nantinya Syerin sendiri yang akan bercerita kepadanya. Tapi tebakan Rina salah, bahkan sampai jam pulang, Syerin seperti menjadi orang asing bagi Rina, ia bisa saja tertawa dan ramah kepada orang lain, tetapi ketika harus berbicara dengan Rina, gadis itu kemba
Read more
BAB 22
Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, akhirnya hubungan Syerin dan Rina kembali seperti semula, hanya saja Kevin merasa awkward jika harus berada di sekeliling mereka berdua, penjelasan Rina setelah kejadian itu membuat Kevin merasa sedikit malu, walaupun Rina sudah memintanya untuk bersikap seperti biasa, tapi sepertinya itu bukanlah hal yang mudah bagi Kevin. “Kalau begitu aku duluan ya,” ucap Rina sembari membawa tas dan beberapa bukunya. Meninggalkan Kevin dan Syerin dalam keheningan. Dasar kurang kerjaan, pikir Syerin, walaupun sebenarnya ia senang atas bantuan Rina kali ini, beruntung Rina tak pernah menyampaikan bagaimana perasaannya terhadap Kevin. “Haruskan kita pulang? Atau kau ada janji?” tanya Syerin tiba-tiba. “Aku benar-benar lapar, ayo berburu makanan.” “Baiklah,” Syerin tersenyum, setidaknya ia berusaha untuk bersikap ‘normal’ di depan Kevin. Terima kasih Rina. *** Bus itu
Read more
BAB 23
Tepat pukul 00.30 ponsel Rina berbunyi, menandakan ada seseorang yang mencoba menghubunginya. “Siapa keparat gila yang megusik tidurku!?” dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, gadis itu mulai beringsut menuju tepi kasur untuk bisa menjangkau ponselnya yang tergeletak di atas nakas. “Halo?” *Ttut .. ttut .. ttut Seketika sambungan terputus, membuat gadis itu semakin murka, rasa kantuk yang sedari tadi menghinggapinya, seketika menguap. Ia mulai menatap ponsel itu, ternyata sudah ada beberapa panggilan tak terjawab sebelumnya, kenapa ia tak terbangun ya? *tting Satu pesan masuk telah diterima, Rina membuka dan membaca pesan itu, sesaat kemudia ia menghela napas panjang. “Pah, Mah, tolong selalu awasi anakmu ini dari atas sana.” Ucap Rina sembari membaringkan tubuhnya kembali ke tengah kasur. *** *kriiiiiing Tepat pukul 04.30, benda pintar itu kembali berbunyi, kali ini ia berteriak untuk membangunkan ma
Read more
BAB 24
Rutinitas Jesung sebagai seorang Idol membuat pemuda tersebut jarang bertemu dengan keluarganya, kesibukan yang sedemikian rupa menyita banyak waktu berharga bagi Jaesung, tetapi tak ayal membuat semangat Jaesung surut, ia tahu bagaimana perjuangan yang harus ia lewati hingga bisa debut. Apa kau sudah makan? Ucap Nyonya Song di seberang sana, untungnya komunikasi yang sudah canggih bisa mengobati rasa rindu Jaesung kepada keluarganya. “Sudah, bagaimana keadaan Appa? Aku sudah lama tak mendengar kabar dari nya.” Yah begitulah, kesibukannya telah menyita banyak waktu bersama kita, bahkan appa sudah jarang makan malam di rumah, hanya tinggal aku dan Jaewoon. Apa kau tidak ada rencana pulang ke rumah? “Aku masih ada beberapa kesibukan, kemungkinan akhir bulan ini aku akan pulang eomma, bersabar yaa.” Sorot mata Jaesung yang sarat akan kerinduan kepada keluarganya membuat Nyonya Song menghela nafas. Baiklah,
Read more
BAB 25
Hari ini lagi-lagi Rina dikejutkan dengan kehadiran Jeong min di depan pintu apartemennya. “Apa yang kau lakukan disini? Kenapa tidak mengabari terlebih dahulu?” “Nuna akan kemana?” tanya Jeong min. Kali ini Rina mengangkat kantong plastik yang terikat rapi tanpa memberikan jawaban kepada Jeong min. “Masuklah, aku akan segera kembali.” Jeong min memasuki ruangan itu, seperti biasa ia menempatkan dirinya dengan nyaman di atas sofa, mencoba meneliti ruangan itu yang sebentar lagi akan ditinggal oleh pemiliknya. “Ada apa?” tanya Rina yang mengejutkan Jeong min. “Kita akan berangkat dua hari lagi nuna, aku sudah mendapatkan informasi mengenai ‘orang’ itu.” Untuk sejenak Rina menatap Jeong min. Merasa pantas untuk menanyakan arti tatapan itu, akhirnya membuat pemuda itu kembali bersuara. “Kenapa? Ada yang salah?” Pikirannya benar-benar berkecamuk kali ini, padahal ia telah mendapatkan bayaran dari kerja kerasnya be
Read more
BAB 26
“Na wasseo.” Terdengar suara tutupan pintu, menampilkan sosok pemuda yang kelelahan dan sangat merindukan masakan rumah. Tapi sapaannya hanya dibalas dengan udara ruangan kosong tersebut, padahal lampu rumahnya tampak menyala. “Eomma?” Ulang pemuda tersebut, memastikan bahwa ruangan itu masih diisi oleh keberadaan keluarganya. Apa ia salah masuk rumah? Tidak mungkin. Jaesung menggelengkan kepala dengan cepat. Pemuda itu akhirnya memutuskan untuk naik ke kamarnya, mencoba mencari keberadaan manusia yang selalu mengganggu hidupnya. Benar saja ketika ia mencoba membuka pintu di sebelah ruang tidurnya, kembali Jaesung menemukan ‘kerbau’ itu tengah tertidur dengan sangat lelap. “Hyuuung, apa kau tidak mendengarku masuk?” Ia mencoba berinteraksi dengan benda setengah hidup tersebut. Dan – sia-sia. Ia mencoba mengambil bantal dari kamarnya dan memukul pantat kerbau itu dengan keras. “Ya! Bagaimana mungkin kebiasaa
Read more
BAB 27
“Eomma, kenapa tidak beritahu jika Rina akan datang?” tampak pemuda itu tengah merajuk sembari duduk di depan meja makan, memperhatikan ibunya yang tengah mengupas apel untuk makanan pencuci mulut malam itu. “Haruskah aku beritahu? Kau seperti selalu mengabari jika ingin pulang saja,” ucap Nyonya Song yang mulai memotong apel itu ke dalam ukuran kecil agar mudah untuk dilahap. “Lagipula aku juga baru tahu tadi pagi ketika tidak sengaja menghubunginya, ternyata ia sudah di bandara.” Mendengar hal itu membuat Jaesung menghela nafas sesaat, ia tak tahu bagaimana mengatakan kegelisahannya kali ini, ia merasa telah berdosa kepada Rina ketika harus pergi tanpa megabari, tapi di satu sisi, ia benar-benar merindukan gadis itu. “Apa kau akan lama di rumah?” ucap Nyonya Song membuyarkan lamunan Jaesung. “Mungkin hanya dua atau tiga hari ini.” “Baguslah, kalau begitu, kau bisa menikmati waktu istirahatmu dengan Rina.”  Ucap Nyonya S
Read more
BAB 28
Malam ini akhrinya Jaesung mengistirahatkan dirinya disamping kerbau kesayangannya. Mendapati sinar matahari yang mencoba masuk melalui celah tirai membuat Jaesung mencoba mengerjapkan matanya beberapa kali, tampak kali ini ia menggeliatkan tubuhnya agar terasa lebih ringan. Seketika ia duduk dan mendapati Jaewoon sudah tidak ada di sampingnya. “Ada apa ini? Kenapa dia bisa bangun lebih pagi dariku?” Sesekali ia menggaruk pusarnya yang tidak gatal, Jaesung berjalan ke kamar mandi untuk sekedar mencuci wajahnya, dan turun ke bawah untuk mencari sarapan. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati Jaewoon sudah sok sibur di dapur bersama Rina dan ibunya. “Hyung, apa yang kau lakukan?” Jaewoon tampak enggan membalas pertanyaan adiknya, kali ini matanya benar-benar tersiksa akibat potongan bawang yang sedang ia hadapi. “Jangan berbicara kepadaku!” Jaesung mengambil sebuah mug kecil berisi susu hangat yang terletak di atas meja makan se
Read more
BAB 29
Setelah menyelesaikan sesi lepas kangen dengan Jeong min, Rina memutuskan untuk keluar, mencoba mencari kegiatan yang bisa ia lakukan untuk mengisi waktu luang, seperti membersihkan rumah mungkin? Apa aku terlalu nyaman dengan keluarga ini? Ia membiarkan ponselnya tergeletak di atas tempat tidur dan mulai melangkah keluar dari ruangan tersebut, Rina menuruni tangga sambil sesekali melihat-lihat apa yang bisa ia lakukan. Dan langkah pada anak tangga terakhir menjadi terhenti ketika melihat Jaesung tengah menikmati waktu santai dengan rebahan di sofa ruang tamu. Rina sebenarnya merasa kasihan melihat anak itu, ia tahu semalam bahwa Jaesung menghabiskan malam dengan hanya tidur di sofa. “Kenapa kau tidak tidur di dalam saja?” seketika Rina sudah berdiri di samping sofa tersebut. “Aih, kau mengejutkanku.” Jaesung mencoba untuk bangkit dan duduk bersandar dengan nyaman. “Aku tak ingin mengganggumu, kau seharusnya istirahat setelah perjalanan panja
Read more
BAB 30
Pagi ini rumah Tuan Han terdengar ramai, entah apa yang terjadi, membuat Rina terbangun lebih awal, ia berusaha mengumpulkan nyawa dan berjalan ke ruang tamu, disana gadis itu telah mendapati Nyonya Song dan Tuan Han yang telah bersiap-siap untuk berangkat. “Ahjumma, akan kemana pagi-pagi sekali?” “Aku ada urusan mendadak, mungkin akan pulang malam nanti atau besok, maafkan aku Rina.” Ucapnya sembari berjalan mendekati Rina. “Padahal aku yang memaksamu untuk kesini, tapi aku malah jadi sibuk begini.” “Tak masalah Ahjumma, aku baik-baik saja kok, lagipula, aku masih di Korea.” Rina tidak ingin memberatkan Nyonya Song dan Tuan Han yang telah sangat baik kepadanya. “Hati-hati di jalan.” Ucapnya lagi. “Rina-ya, jika butuh apa-apa, kau bisa minta saja kepada Jaewoon ya, jangan merasa sungkan, kita adalah keluarga.” ucap Tuan Han yang diangguki oleh Rina. Akhirnya pintu itu tertutup dan meninggalkan gadis itu sendirian di ruang ta
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status