All Chapters of Project Darah Malaikat: Chapter 11 - Chapter 20
146 Chapters
Overdosis Kegantengan
Allen sibuk menatap pemilik penthouse dengan kagum, tak menghiraukan panggilanku. Mata ini masih membelalak menyaksikan kini pelan-pelan kaki-kaki Allen bergerak turun perlahan dan akhirnya kembali menjejak lantai. “Daffar, ayo kita segera pergi dari ruangan ini sebelum ketampananmu membuat anak-anak buahku berteriak-teriak,” saran Pak Badzan yang ternyata sudah berada di ambang pintu keluar. Laki-laki ini menatap seolah tidak ada kejadian yang mengkhawatirkan yang baru saja terjadi. “Oke, sepertinya kita akan sering berjumpa Anneth,” sahut laki-laki ganteng ini sambil mengerling dan berbalik untuk mengikuti langkah manajer lab. Kedua orang itu akhirnya keluar dari ruangan ini dan itu membuat Allen sekali lagi menjerit kagum dan terus memuji-muji pemilik penthouse itu. Lain halnya denganku, aku yang merasakan tubuh ini kembali gemetar dan merasa sedikit mual. Kepala yang terasa sedikit berdenyut juga melengkapi apa yang terasa ketika pintu ruangan ini tertutup. “Tom, tolong gant
Read more
Tak Dapat Ditolak
Manajer lab dengan badan gempal dan rambut yang sudah mulai memutih itu tersenyum bijak.“De-par-te-men khu-sus,” ejanya dengan pelan, tentu tujuannya agar aku merasa tak salah dengar.Aku termenung mendengar kepastian ini.Siapa pegawai di Omega Laboratorium ini yang belum mendengar informasi tentang departemen yang satu ini?Informasi dalam taraf bisik-bisik sering terdengar di antara para pegawai. Hal ini disebabkan karena departemen tersebut sangat tertutup bahkan untuk pegawai yang bekerja di sini.Ruangan untuk departemen tersebut juga terpisah dari bangunan utama ini. Dan yang paling khusus, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memasuki departemen itu.“Anneth,” tegur manajer lab dengan lembut.“E ... iya, Pak. Em ... apa saya saja yang dipindahkan ke sana?” tanyaku lebih lanjut.“Oh, tidak. Ada Evan dari lab fisika dan beberapa nama lain, sebentar!” ucapnya, lalu mengambil sebuah kertas yang ada di tumpukan berkas paling atas dan membacakan beberapa nama lain itu.Andai .
Read more
Departemen Khusus
Allen mengangguk-angguk.“Itu bukan seperti yang kita inginkan, bagaimana ya jelasinnya?” ucapnya dengan ekspresi bingung.“Itu bukan karena sekarang ada Aaron ‘kan?” godaku lagi.Gadis itu kembali menggeleng dan mengacungkan dua jari tepat di depan mataku sebagai simbol swear.“Tunggu! Memang Kamu gak merasa begitu?” ucapnya dengan ekspresi wajah terkejut, sepertinya kini ia yang terheran-heran.“Apa harus?” jawabku dengan bingung.“Wah! Wah! Beneran, coba ke klinik besok, sepertinya Kamu gak normal,” seru Allen, komentarnya mengingatkan aku pada kata-kata Sinna.“Em apa yang membuatmu berpikir begitu?” tanyaku penuh selidik sambil mencondongkan badan ke arah Allen.“Tommy yang laki-laki juga merasakan hal yang sama,” jelasnya sambil mengambil tisue dan mengelap bagian meja yang sudah bersih.“Oh ya?” seruku sambil kembali ingat apa yang dikatakan Sinna dan reaksi salah satu anggota timnya yang mengiraku mengalami guncangan jiwa.Apa yang sedang kurangkai di pikiran sekonyong-konyong
Read more
Semua Rahasia!
Asisten manajer itu beranjak dari meja kerjanya, lalu berjalan ke arahku. Kemudian, ia berdiri di samping meja kerjaku sambil menatapku tajam.Aku mengangkat pandang, balas menatapnya dengan tatapan biasa saja untuk menyembunyikan rasa penasaranku agar tidak terendus oleh wanita ini.“Em, begini, saya memiliki latar belakang keluarga yang tidak biasa. Tidak seperti orang lain, saya dibesarkan di panti asuhan. Jadi, saya rasa saya harus mengecek kevaliditasan data-data pribadi saya. Dan lagi ...,” jelasku tapi sengaja menghentikan kalimat dengan merendahkan suara di akhir kata.Wanita ini sepertinya otomatis sedikit merundukkan bahunya dengan ekspresi ingin tahu.“Ada data-data yang harus saya update,” bisikku lirih seolah data itu sangat penting.“Oh,” sahutnya, bahunya kembali tegak.Wanita ini tertegun sejenak, terlihat seperti sedang berpikir.Aku menunggu dengan sabar sambil memasang wajah penuh harap.Detik berjalan menggantikan menit.Beberapa saat kemudian, wanita ini mengembus
Read more
Anomali
Aku mengernyitkan kening.Dari apa yang baru saja kita lakukan, apanya yang rahasia?Yang barusan ini ‘kan hanya memindahkan specimen darah dari tabung kecil ke cawan.“Oh! ya,” jawabku singkat. Tapi, ancaman halus itu, tak urung membuat rasa penasaran yang sudah hampir penuh ini meluber.“Ayo!” perintah asisten manajer ini sambil keluar ruangan.Bagai anak itik, aku mengekor emak asisten manajer itik ke ruangan akhir yang kami boleh masuki.“Tugasmu adalah memperhatikan cawan-cawan itu masuk ke ruangan sebelah dengan berurutan. Perhatikan nomor yang ada di cawan itu dengan label yang ada di spesimen tadi. Data label specimen itu bisa dilihat di sini. Layar ini akan menunjukkan identitas specimen darah yang sedang masuk ke ruangan sebelah,” jelas asisten itu.Jari-jarinya menunjuk-nunjuk sebuah layar sebesar tablet yang berada di bawah kotak tertutup kaca yang alasnya berjalan dengan pelan.“Tekan ini jika cawan-cawan itu berjalan dengan nggak semestinya,” imbuhnya sambil menunjuk sat
Read more
Kepala Setan
Seketika imajinasiku mengembara pada film-film horor yang pernah kutonton.Tapi, ini dunia nyata ‘kan?Akhirnya, aku memaksakan diri untuk menepikan apa yang bergulung-gulung dalam pikiran ini. Kemudian, aku masuk ke ruang kedatangan.Ruang kedatangan ini adalah ruang pertama departemen ini yang difungsikan untuk menerima sampel-sampel darah baru atau barang lain yang akan digunakan di departemen ini.Bagian depan ruang ini adalah jendela kaca lebar yang hanya bisa dibuka di bagian bawahnya. Bagian bawah jendela itu adalah kotak penghubung yang digunakan untuk mensterilkan barang-barang yang baru datang.Di depan jendela kaca itu terdapat meja yang cukup besar dan di sana sudah ada carrier yang berisi specimen darah.Aku melakukan pengecekan, identifikasi dan memasukkan data-data specimen itu dalam data base komputer. Lalu, menyimpan tabung-tabung kecil itu dalam ruang khusus. Kemudian aku kembali berdiri di depan meja ruang kedatangan.Sejenak aku termenung.Kupikir project Darah Mal
Read more
Ruang Rahasia
Sebuah pemandangan yang seharusnya tak mungkin ada dan terjadi dalam sebuah laboratorium, apalagi Laboratorium besar seperti Omega ini terpampang di depan mata.Ruangan yang lumayan besar itu tidak hanya terlihat berantakan, tapi juga kotor dan menjijikkan.“Masuk!” perintah Mina ketika melihatku berdiri kaku di depan pintu.“Dan jangan bertanya!” ancamnya dengan nada tegas.Dengan pelan dan kaku, aku melangkah ke ruangan ini.Huh! Untung aku memakai masker, jika tidak mulut yang ternganga ini akan kelihatan jelas.“Kita akan membersihkan tempat ini,” jelas Mina singkat.Wanita itu berjalan ke sisi kiri dinding, lalu menekan satu tombol yang sekilas tak terlihat. Dinding itu terbuka dan botol-botol yang berisi bahan kimia pembersih terlihat berderet di sana. Aku melihat satu botol etanol dan alkohol berada di deretan paling depan.Aku berjalan ke sisi kanan, lalu berdiri termangu di antara dua kursi yang ditinggalkan tanpa dirapikan dulu.Dengan pelan, aku meluruskan posis kursi berod
Read more
Kandidat Tunggal
Aku diam menunggu Pak Badzan yang hanya menatapku lekat.“Dan dia ....” Laki-laki ini menggantungkan kalimatnya.Aku menangkap ada selarik keraguan melintas dalam raut wajahnya yang ... syukurlah ... bukan penampakan kedua.“Em ... Pak Daffar memintaku untuk menyampaikan ini padamu. Dia meminta secara khusus agar ... Kamu bisa menjadi asisten pribadinya,” ucapnya dengan berat.Menilik dari wajah lawan bicaraku ini, aku melihat ada satu kelegaan dibalik ucapan yang berat itu.Heh?!Asisten pribadi?Nggak salah?Aku termangu dalam keterkejutan.“Em ...aku tahu, Anneth. Ini seperti ... em ... nggak ada hubungannya dengan job description Kamu di lab ini. Tapi ....” Dia kembali menghentikan ucapannya.Mungkin Pak Badzan melihat ekspresi wajahku yang heran.“Em, begini, seperti yang kukatakan di awal bahwa Mister Daffar bisa dibilang memiliki laboratorium Omega ini, jadi, menurutku, nggak ada salahnya untuk memikirkan permintaan itu, Neth.” Suaranya berubah membujuk.“Dan ... Anneth, Kamu h
Read more
Serangan Bola Cahaya
Aku harus menahan perasaan kesal dalam dada ini ketika melihat notifikasi email yang menyembul di bagian atas layar.Sebuah email dari Human Resource Lab Omega.Pikiran ini sudah bisa menebak apa isi email ini.Jari ini menekan notifikasi itu.Allen mendekat dan ikut melongok layar yang menyala ini.“Wah! Cepet banget prosesnya! Lihat ini!” seru Allen sambil menunjuk satu kalimat.“Anda ditugaskan untuk menjadi asisten pribadi dari pemilik saham Lab Omega, Bapak Daffar. Wah! Aanneeth!” seru Allen sambil berjingkrak.Tentu saja, Allen girang, dia nggak tahu apa yang akhir-akhir ini kulihat.Ah! Benar-benar nggak masuk akal!Katanya memberikan waktu untuk berpikir, masa baru beberapa menit keluar dari ruangan kerjanya, email penugasan ini sudah dikirimkan?!Aku menghentikan langkah kaki ini untuk membaca kembali email ini dari atas sampai bawah. Dan ....“Diharapkan datang ke kantor di alamat ini untuk menemui Mister Daffar, besok pada tanggal ....”Aku benar-benar mengelus dada membaca
Read more
Benang Bernyawa
Aku tercekat.Mata ini terbelalak maksimal, sedang mulut ini ikut ternganga.Aku ingin menghindar dari serangan bola cahaya merah itu tapi tubuh ini seolah beku, kaku nggak bisa digerakkan.Oh my God!Aku hanya bisa berteriak dalam hati.Eh!!!Sejangkauan tangan lagi bola itu akan mengenai kepala ini, tapi mendadak, bola itu berhenti. Kemudian, bulatan cahaya merah itu membal-membal pelan, berhenti di udara, lalu luruh ke lantai.Kepala ini bergerak mengikuti gerakan meluruh bola cahaya merah itu. Dan ketika bola itu menyentuh permukaan lantai, cahayanya pecah menjadi serupa percik-percik air yang menyebar. Percik-percik air itu kemudian pudar dan menghilang seperti terserap ke dalam lantai gedung ini.“Aku datang untuk mengingatkanmu, Kamu harus hadir di pertemuan itu!”Walaupun kepala ini tertunduk, tapi telinga ini mendengar suara laki-laki yang entah datang dari mana itu.Beberapa saat kemudian sunyi hadir.Suara denting pedang beradu dan suara teriakan serta suara desing lemparan
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status