Semua Bab Hello!! Mr. CEO: Bab 41 - Bab 50
77 Bab
41 - Periksa
 Arion menahan desahannya saat melirik ke bawah dimana Jesslyn yang sedang mengurut kejantanannya dengan gerak pelan. "Kenapa aku tidak boleh memasukimu?" Arion menggeram pelan sembari menanyakan pada Jesslyn saat wanita itu menolak untuk dimasuki. "Apa dengan menyentuhmu seperti ini kurang?" Jesslyn tak menjawab tanya Arion. Ya, dia memang tak mengizinkan Arion untuk memasuki miliknya.Dia takut bermasalah pada bayi yang ada di perutnya. Meski ia tak mengharap kehadirannya tapi Jesslyn juga tak tega jika harus mencelakainya.Biar nanti ia bertanya pada dokter kandungan terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan intim.Sementara ini biarkan dia menyembunyikan hal ini dari Arion."Kurang! Aku ingin menghujammu dengan kasar Jesslyn!"Arion menarik leher belakang Jesslyn, Arion layangkan lidahnya untuk menjilat bibir merah Jesslyn dan bibirnya ia gerakan untuk mengulum dan mencecap rasa bibir Jesslyn.Jesslyn meng
Baca selengkapnya
42 - Karen
"Dokter, saya kan hamil. Tapi kenapa saya tidak pernah merasakan gejala kehamilan?"Setelah menjalani pemeriksaan, Jesslyn kembali duduk di kursi dan mengamati si dokter yang tengah menulis resep obat dan vitamin untuknya. Dokter Della tersenyum simpul menanggapi pertanyaan Jesslyn "itu hal normal kok Bu, banyak juga calon ibu yang tak mengalami gejala kehamilan bahkan sampai kandungannya memasuki usia 7 minggu. Nanti seiring bertumbuhnya janin, Ibunya juga pasti akan merasakannya"Jesslyn mengangguk dan terlihat ragu untuk mengatakan pertanyaan yang mengganjal di otaknya. Namun karena rasa penasaran akhirnya Jesslyn bertanya pada si dokter. "Tapi Dok, jika saya yang tak mengalami gejalanya kenapa s-suami saya yang mengalaminya?""Itu tandanya suami Ibu terlalu cinta sama istrinya. Umumnya faktor pemicunya adalah stres dan rasa empati suami kepada istri yang sedang mengandung."Mendengar penjelasan si dokter membuat bunga-bunga di hatiny
Baca selengkapnya
43 - Milik Arion
Joshua tak bisa berhenti melirik pada si bos yang duduk di belakang kursi kemudinya dengan senyum yang terus tersungging di bibir.Keajaiban!Ya, tak biasa Arion tersenyum selama itu, entah apa yang Atasannya itu pikirkan tapi menurut Joshua pasti ada hubungannya denga wanita yang kembali tinggal dengan Arion di apartemen pria itu.Joshua diam-diam tersenyum senang karena apa yang dipikirkannya menjadi nyata."Jo, berhenti sejenak di toko kue di depan sana"Joshua melihat sebuah toko kue yang berada di sebrang jalan, lantas ia mengangguk menuruti permintaan bos besarnya.Sepertinya Arion mau membawakan makanan untuk Jesslyn. Joshua cukup bersyukur bahwa Arion memang menerima kehadiran wanita itu lagi, dan sepertinya hubungan mereka kian dekat tak lagi seputaran masalah ranjang.Joshua harap, Arion mau membukakan hati untuk Jesslyn, ia pikir wanita itu memiliki perasaan tulus untuk Arion yang atasannya ini tak sadari, dan jika boleh Jo
Baca selengkapnya
44 - Makan Malam
Jesslyn membuka kedua matanya saat merasakan seseorang mengulum puncak payudaranya.Dia mengerjap pelan dan melihat sosok Arion yang tengah mengulum puncak payudaranya dan berada di atas tubuhnya. "Temani aku makan, aku lapar"Jesslyn mengangguk dan merenggangkan ototnya sejenak sebelum bangkit untuk duduk. Ia melihat bahwa Arion sudah sangat rapih dengan pakaiannya, sedangkan dia yang ... Dirinya masih sepolos bayi, karena tak sehelai benang pun menempel di kulit telanjangnya. "Kenapa pakaianmu rapih?"Jesslyn bertanya dan menunjuk pakaian Arion yang nampak rapih seolah pria itu memang ingin pergi keluar. "Aku mau mengajakmu makan, jadi bangun dan bersiaplah, jika kamu masih dalam posisi duduk bertelanjang seperti itu, aku harus menyayangkan makan malam kita akan batal dan digantikan dengan olahraga ranjang yang menyenangkan"Wajah Jesslyn memerah malu dan mengambil selimut untuk menutupi kepolosannya dan ia bawa ke
Baca selengkapnya
45 - Foto
Makanan di atas meja itu sudah selesai mereka habiskan.Arion juga coba membuang canggung akibat ucapan Jesslyn dan wanita itu juga memilih diam tanpa mau mulai pembicaraan."Sebelum pulang ada sesuatu yang mau kamu beli?Jesslyn menggeleng pelan. Arion melihat bahwa wajah Jesslyn nampak sedikit pucat."Kamu sakit? Kenapa wajahmu pucat?"Jesslyn mengangkat alisnya dan menggeleng. Tangannya juga memegang wajahnya, ia tak merasa demam ataupun tak enak badan. Atau hanya karena ucapan Arion maka dari itu dia terlalu terpikirkan hingga tak sadar membuat wajahnya berubah pucat."Aku baik, hanya sedikit pusing" tak sepenuhnya berbohong, Jesslyn memang merasa sedikit pusing, dan hal tersebut membuat Arion mengajaknya kembali pulang.Jesslyn hanya menganggukan permintaan Arion.Pria itu meletakkan beberapa lembar uang berwarna merah itu di atas meja dan setelahnya menarik tangan Jesslyn untuk dibawanya kembali ke mobil.
Baca selengkapnya
46 - Hari Libur
Setibanya di apartemen, tepat seperti apa yang Jesslyn bayangkan. Arion segera menggendongnya ke atas ranjang dan memulai kembali ritual malamnya sebelum tidur. Arion membuatnya terus menggelinjang hebat dan mendesah keras saat pria itu terus memainkan miliknya dengan jari dan lidah panasnya. "Ahh!! Arion!!" Jesslyn meremas lengan berotot Arion saat wanita itu hampir mencapai pelepasannya. Tubuh Jesslyn meremang saat merasakan lahar panas Arion memenuhi dirinya, dan pria yang berada di atas tubuhnya ini mendesah lelah sebelum ia gulingkan tubuhnya pada tubuh Jesslyn yang terbaring di sisinya. "Aku tidak lagi melihatmu yang meminum pil pencegah hamil. Kamu masih rutin meminumnya kan?"Arion bertanya pada Jesslyn yang tubuhnnya menegang sejenak, namun wanita itu beri anggukan untuk membuat Arion puas. "Aku selalu meminumnya dan aku tidak lupa ..."Jesslyn melirih pelan, dia merasa berdosa karena membohongi Arion, n
Baca selengkapnya
47 - Sepucuk Surat
Arion mencoba membuang kekagetannya saat melihat sosok Adiknya yang tengah duduk di atas kursinya itu dan menatap padanya dengan senyum lebar di wajahnya."Ada apa?" Arion melayangkan tanya untuk Rafael yang menggeleng menjawab tanyanya. "Hanya mau menemuimu, karena menunggu kamu untuk datang ke rumah Mamah dan Papah sangat mustahil. Kamu pasti menolak datang karena ada aku. Meski kamu bilang sudah tak menaruh dendam dan benci padaku, tapi sifat yang kamu tunjukan setiap bertemu denganku masih acuh dan cuek. Apa karena kamu marah melihat Karen menyatakan cinta padaku, dan tidak pernah mengucap cinta padamu?"Arion menghela napas dan menggeleng pelan "bisakah kamu stop membahas masa lalu dan Karen?! Wanita itu, dia mencintaiku dan melupakanmu ... Dan soal mengapa aku tidak pulang karena aku memang sedang sibuk"Rafael tertawa pelan mendengar ucapan Arion "kapan sih kamu tidak sibuk?" Ia bangkit dari atas kursi Arion untuk berdiri di dekat jendela kaca yang menamp
Baca selengkapnya
48 - Pelampiasan Kecewanya
"Lepaskan dia" Arion melirik Rafael yang berdiri di depannya dengan raut datar. Arion mengeraskan rahangnya sebelum gelengan ia berikan untuk Rafael. "Aku tidak bisa! Aku akan melepasnya jika memang dia yang mau pergi dari apartemenku. Aku sudah berjanji" Rafael mendengus sinis dan mengangguk mengerti "baiklah, jika memang itu yang kamu mau. Lagipula aku yakin sebentar lagi wanita itu akan meninggalkanmu karena sikapmu yang begitu temperamental ini! Wanita itu menyukai laki-laki dengan sikap yang hangat, bukan penuh amarah dan sombong seperti milikmu! Tak peduli bagaimana tampannya dirimu!" Rafael berjalan melalui Arion untuk pergi memasuki rumah kedua orangtua mereka. Meninggalkan Arion yang berdiri diam menatap hampa pada padang rumput di depannya. Ia menghela napasnya pelan dan berbalik memilih untuk pulang. Namun saat dia melintas ruang tamu dia justru bertemu dengan Sang Papah juga Mamahnya yang tenga
Baca selengkapnya
49 - Gelisah
Setelah Arion memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan kekacauan di kamarnya. Arion dan Jesslyn sementara duduk diam di kamar yang dulunya menjadi kamar Jesslyn dengan wanita itu yang tengah membalut luka di tangannya. Arion melihat bagaimana wajah Jesslyn yang tengah serius membalut lukanya dengan kain kasa. "Luka robeknya tidak begitu dalam, namun nanti jangan lupa untuk menggantinya" Jesslyn mengangkat pandangannya dan terpaku sejenak karena menyadari bahwa wajah Arion begitu dekat, dan pria itu nampak menatap intens padanya. "Ke-kenapa?"Arion menggeleng dan melihat pada kedua tangannya yang sudah dibalut dengan sempurna oleh Jesslyn. "Terimakasih" ujar Arion begitu pelan, namun masih dapat Jesslyn dengar dan wanita itu tersenyum tipis karena ungkapan terimakasih yang Arion katakan. Hening melanda, karena Arion maupun Jesslyn tak ada yang mau membuka percakapan. Arion menghela napasnya pelan sebelum menatap Jessly
Baca selengkapnya
50 - Dijebak
Setelah keduanya puas bermain, Arion mengajak Jesslyn untuk duduk di rerumputan yang juga banyak di duduki oleh pengunjung lain sembari memakan jajanan yang tadi Jesslyn beli. "Menyenangkan bukan?" Jesslyn melirik Arion dengan senyumnya yang lebar. Arion yang mendengar itu hanya mendengus geli dan mengangguk kuat. "Ya"Jesslyn memberengut sebal mendengar jawaban singkat yang Arion berikan. "Bisakah kamu berhenti bersikap begitu cuek? Jika memang tak menyenangkan katakan saja dengan jujur. Mendengar kamu menjawab 'Ya, membuatku ragu bahwa kamu menikmati permainannya.""Tapi aku memang menikmatinya" Jesslyn menatap Arion dengan kening berkerut, dia bingung karena, jika Arion memang menikmatinya seperti apa ucapannya, seharusnya Arion memberi senyum atau ekspresi senang. Namun wajah Arion saat mengatakan ucapannya tadi benar-benar datar, tanpa ekspresi senang yang terpampang di wajah tampannya itu. "Wajahmu itu tidak men
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status