All Chapters of Give Me Your Love: Chapter 41 - Chapter 50
120 Chapters
41. Fire On His Heart
Dunia bisnis hitam di balik gemerlapnya kekayaan para orang terkaya di San Angelo menyimpah sejarah kelam perseteruan keluarga De Luca dengan Ozzolla. Sejak ayah Fransiscuss pertama mendirikan perusahaan garmen mereka seratus tahun yang lalu telah banyak peristiwa berdarah dan memilukan yang terjadi.Kali ini kembali permusuhan meruncing dengan terbakarnya pabrik pakaian De Luca yang menjadi simbol kebesaran keluarga. Kejadian mengejutkan ini sama sekali tidak ada dalam bayangan Enrico. Pikirannya hanya fokus melindungi diri sendiri dan Lynea dari serangan The Janitor.“Pabrik kita terbakar? Sialan! Kurang ajar!” teriak Enrico. Wajahnya memerah dan tangan mengepal di samping badan.“Kita harus segera berangkat. Saya sudah menelepon Kapten Abrahm. Dia juga sedang menuju pabrik,” ucap Alonzo membukakan pintu untuk tuannya.“Aku ikut!” Tiba-tiba Lynea bersuara setelah beberapa saat dilanda rasa kaget mendengar berita pabri
Read more
42. Cat Fight (Lynea VS Elena)
Ketika mobil sedan mewah dengan iringan dua kendaraan pengawal lain di belakangnya telah memasuki gerbang Istana De Luca, hati Lynea merasa lebih tenang. Paling tidak di rumah ini Enrico tidak akan banyak memarahi pengawalnya seperti tadi. Entah mengapa tetapi hatinya selalu merasa risih melihat emosi sang suami yang selalu saja meledak tanpa bisa ditahan. Ia selalu merasa kasihan dengan orang-orang yang disakiti hatinya oleh Enrico. Mungkin perasaan itu muncul karena ia sendiri dulunya merasakan kepedihan dan kehancuran yang sama. Momen ketika harga diri terkoyak begitu dalam akibat kekasaran sang suami. Mendadak batinnya teringat ketika Enrico mendorongnya sampai terjatuh akibat cincin pertunangan mereka yang ia lempar waktu itu. Perangai yang sangat kasar sampai membuat trauma dan berakhir pada insiden obat tidur yang berlebihan. Namun, lihatlah kini pria yang juga sedang termangu memikirkan hal serupa di sampingnya. Ia tetap seperti seekor singa yang sela
Read more
43. Foolish Game
Cat Fight. Begitu analog yang biasa disematkan kepada dua orang wanita bila mereka sedang berkelahi. Layaknya dua orang kucing yang saling cakar, begitu pula cara wanita berkelahi. Mereka akan saling mencakar satu sama lain dan berteriak. Sepertinya cakar adalah senjata rahasia para wanita untuk menyalurkan amukannya.Demikian halnya dengan Elena ketika ia merasa begitu panas dalam hatinya karena api cemburu yang terus membakar. Sayang, kecemburuan itu yang membuatnya menyakiti Lynea kini berbalik pada dirinya. Tangan kekar Enrico telah siap menampar pipi mulusnya.“Hentikann, Enrico!” teriak Lynea berlari menangkap tangan kanan suaminya.“Seorang Enrico De Luca tidak akan menyakiti wanita di depan orang banyak. Ayo, turunkan tanganmu,” bisik Lynea. Tangan kirinya memeluk pinggang Enrico dari belakang, sementara tangan kanannya menggengam pergelangan tangan dan menurunkannya.Lynea melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan di
Read more
44. Can I Kiss You?
Permainan cinta kadang memang menyakitkan. Ketika dua manusia saling menyembunyikan perasaan mereka masing-masing maka rinai hujan akan terasa semakin dingin menusuk nurani yang lama-lama terkapar mati.Sungguh luar biasa bagaimana pikiran seseorang dapat menahan keluarnya pengakuan rasa dari palung hati terdalam. Entah harga diri dan gengsi ataukah takut juga kekhawatiran yang sebenarnya menjadi penghalang untuk dua hati menjadi satu.“Aku tidak bercinta denga E–““Berhenti berbohong! Kamu kira aku anak kecil? Memang aku kampungan, tetapi aku tidak bodoh!” potong Lynea mendengus kesal.Enrico menahan senyum melihat api cemburu mulai membakar kesabaran istrinya. Akhirnya rasa itu mulai muncul juga. Perasaan marah penuh emosi yang ia rasakan sebelumnya berganti menjadi perasaan berbunga-bunga seperti anak remaja yang baru pertama kali mengenal jatuh cinta.“Aku akan memutuskan Elena, kalau kamu memutuskan Gabriel.
Read more
45. Maybe In Another Life Time
Suasana dalam ruang pengambilan sperma terasa mencekam akibat bentakan Enrico pada istrinya.“Kamu senang mempermainkan aku, bukan? Membuatku menjadi gila karena semua ini!”“Berlutut dan buka mulutmu!” maki Enrico terus berlanjut lalu menarik lengan Lynea ke arah bawah sampai wanita itu hampir saja jatuh dan benar-benar berlutut di hadapannya.“Apa kamu masih ingin tertawa lagi sekarang? Apakah semua ini masih terlihat lucu?” desis Enrico melepaskan lengan istrinya.“M-maaf a-aku hanya ….” Lynea menunduk dan tak meneruskan kalimatnya.Ia tiba-tiba merasa ketakutan itu kembali lagi. Momen dimana ia sedang dilecehkan oleh suaminya kembali menyeruak. Tanpa menunggu lebih lama Lynea segera keluar dari ruangan.Enrico langsung mengunci pintu dan berusaha kembali menguasai dirinya. Hasratnya untuk membayangkan Lynea hilang sudah.“Shit! Sialan!” makinya pada diri sendiri.
Read more
46. Open Your Heart
Masalah hati, siapa yang bisa menduga kemana arah layar berlabuh? Di saat logika dan perasaan tidak sejalan, mana yang harus didahulukan? Dualisme cinta memainkan peran luar biasa dalam kepedihan. Separuh jiwa ingin memiliki sementara sebagian hati sudah dimiliki yang lain. Memilih pasangan kata orang tua dulu seperti memilih kucing dalam karung. Tidak ada jaminan bahwa yang kita pilih adalah yang terbaik dan selamanya bisa berbahagia. Lynea kembali terdiam. Meninggalkan Gabriel demi Enrico? Mungkinkah? Meninggalkan lelaki yang selalu memberikan kenyamanan untuknya. Lelaki yang bersedia menunggu sampai semua ini berakhir. Sementara lelaki di depannya adalah seseorang yang dengan mudah menyakiti dan merendahkan orang lain. Seseorang yang tidak terlihat bisa mencintai dengan sungguh-sungguh. Lalu, apakah masih harus dibandingkan antara Gabriel dengan Enrico? “Sudah kuduga, kamu tidak akan bisa melakukannya,” desis Enrico dengan wajah penuh kekec
Read more
47. Bullets For Enrico
Emosi membuat seseorang kerap menutup logikanya. Dendam membuat buta mata batin sehingga kerap melakukan sesuatu yang di luar akal sehat.Lynea berusaha mencegah suaminya untuk tidak berangkat saat itu juga menyerbu musuh. Bahkan ia yang bukan berasa dari latar belakang bisnis hitam saja mengerti bahwa mendatangi musuh tanpa persiapan yang baik hanya akan mendatangkan malapetaka saja.“Tuan, hentikan rencana ini. Kita tidak ada persiapan. Ini sama saja bunuh diri!” Alonzo terus mencoba menghentikan penyerangan.“Kamu pengkhianat, Alonzo! Pergi dari sini!” usir Enrico mendorong orang kepercayaannya itu sampai ia terjatuh ke atas lantai.“Enrico! Hentikan! Alonzo benar. Semua ini bunuh diri! Tolong, jangan pergi,” pinta Lynea menarik tangan suaminya.“Tuan, bisa jadi pasukan Ozzolla sudah siap menunggu. Maddy pasti sudah bisa memperkirakan kedatangan kita.” Alonzo kembali bangun dan terus meringsek.
Read more
48. Please Comeback
Udara dingin menusuk tulang malam ini. Semenjak kedatangan Enrico dalam kondisi penuh dengan luka tembak di sekujur tubuhnya, rasanya hawa di sekitar semakin terasa membeku.Jenna berkali-kali memeluk Lynea dan berusaha menenangkan sahabatnya. Bryant duduk berdampingan dengan Alonzo. Sesekali ia melihat betapa lelaki yang selalu tampak tenang itu menarik napas dalam saat menatap layar ponselnya.Ada foto David di sana. Wajah Alonzo semakin murung ketika ia melihat tiga wajah berdampingan. Dirinya, David, dan Martin. Kini hanya tinggal ia seorang diri yang masih bernyawa. David dan Martin telah menemui ajal dengan cara yang begitu mengenaskan.“Jangan merasa bersalah,” bisik Bryant berusaha menghibur.Alonzo mendehem dan berdecak kecil. Matanya terlihat berkaca-kaca.“Saat ayahnya David meninggal demi menyelamatkan Tuan Fransiscuss, aku yang mengusulkan agar ia dijadikan bagian dari keluarga De Luca. Aku yang membuatnya bagian dari
Read more
49. The Collaboration
Lynea terkejut dan menjadi pucat pasi ketika ternyata Gabriel sudah berasa di belakangnya. Dokter itu telah melihat semua yang ia lakukan. Bagaimana ia memasangkan kalung, dan bagaimana ia berbisik dengan harapan Enrico mendengar suara lembutnya. Apa yang harus dijelaskan? Wajah Gabriel terlihat begitu emosi dan kecewa. Sorot matanya menatap dengan kegalauan. “Aku hanya mencoba untuk berkomunikasi. Bukankah kata orang, meski dalam keadaan koma tapi pasien masih bisa mendengar?” jelas Lyena berusaha tampil normal. “Oh begitu? Termasuk memberikan kalung itu padanya?” sindir Gabriel datar. Lynea terdiam. Ia tidak bisa lagi berkata-kata. Hatinya menjerit. Memaki kebodohan dirinya sendiri yang membiarkan terhanyut dalam dua rasa seperti ini. “Sudahlah, Lyn. Keluarlah. Tidak boleh berlama-lama dalam ruang ICU.” Gabriel menarik lengan kekasihnya. “Apakah kamu akan pulang malam ini?” Ia bertanya pelan. “Bukankah malam ini masa kritis u
Read more
50. I'm Not Fine
Malam semakin larut. Lynea ditemani oleh Jenna mendatangi kapel di sudut rumah sakit. Di sana, ia menyalakan lilin kemudian bersimpuh di depan altar. Matanya menatap ke atas, memohon kepada kekuatan Sang Maha Pengasih agar mengabulkan doanya.Ia melanutkan harapan untuk suaminya. Andai ia bisa memutar waktu agar semua ini tidak terjadi. Rasa cinta tak pada tempatnya membuat bibir itu menginginkan sosok brutal dan angkuh yang seharusnya ia benci, kembali ada di sisinya.“Tuhan, kembalikan ia padaku bila memang kami berjodoh. Hanya kekuatan-Mu yang bisa memandu Enrico untuk kembali menjalani hidup ini … bersamaku,” bisiknya terisak.“Apa yang harus hamba lakukan, ya, Tuhan? Perasaan ini semakin tidak tentu arah. Hamba tak tahu lagi apakah itu cinta? Lelaki mana yang harus hamba cintai? Bantulah hamba menentukan arah hidup agar tidak terombang-ambing dan menyakiti hati orang lain.”Jenna mendengarkan semua itu dengan terharu. T
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status