Semua Bab Young Single Mom: Bab 21 - Bab 30
81 Bab
Langit's hope
"Hehe kok kesel sih deeek adeeek." Jaka mengusap-usap ujung kepala Lula dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih sibuk memegang kemudi membuat rambut Lula berantakan."Kamu pasti laper kan? Jadinya marah-marah terus, yok lah makan!" Tanpa aba-aba ia menepikan mobilnya didepan warung makan yang berada dipinggir jalan searah dengan jalan pulang. Ia memesankan 2 porsi makanan tanpa menawarinya terlebih dahulu."Ayo dimakan, ini enak!" Setelah makanan tersaji didepan meja, Jaka menyuruh Lula untuk menyantapnya. Ia pun sibuk memasukkan makanan kedalam mulutnya."Kenapa gak dimakan? masih kesel? Jangan marah dong deeek hehe.""Hiiihh tuh kaaan." Lula memasukkan makanan kedalam mulutnya karena merasa tidak betah dengan ledekan Jaka. Dan ternyata makanan yang Jaka pesan memang enak hingga tak terasa Lula telah menghabiskannya tanpa sisa sedikitpun."Sekarang percaya kan?""Percaya apa?""Percaya kalau aku baik sama kamu hehe. Ya
Baca selengkapnya
Stalker?
"Selamat datang." suara finger print yang Lula tekan berhasil mencuri perhatian bagi siapa saja yang mendengarnya. Semua orang yang sedang berada didalam ruangan itu seketika menatap kearahnya. Lula mematung, matanya melirik menyapu seisi ruangan."Telaaaaat lageeeeeee." Kebetulan sekali Lula berpapasan dengan pak Zack saat hendak beranjak dari tempatnya berdiri. Pak Zack berbicara sangat lantang sambil berlalu tanpa menatap Lula. Suaranya sungguh terdengar sangat lantang ditelinga, didalam ruangan yang cukup riuh oleh suara karyawan yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing itu suaranya tetap terdengar sangat nyaring ditelinga. Demi apapun Lula ingin menutup wajahnya dengan sesuatu karena malu. Lula melirik kearah meja teman-temannya. Mereka menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang sedang menertawakan Lula. Lula pun mempercepat langkah kakinya untuk menuju meja kerjanya, ingin segera terlepas dari tatapan-tatapan itu."Awaaaas ya kaliaaan!" L
Baca selengkapnya
1917
Sore harinya"Dek menurut analisa dari timku, kayaknya yang semalem dateng ke kosmu itu anak komplotannya si Langit.""Loh kok? kenapa gitu?""Mereka dendam sama kamu, ya karena kemaren mereka terancam.""Kok jadi gini sih, aku kan gak salah.""Kamu ada komunikasi sama Langit gak kemaren-kemaren?""I-iya mas, aku sempet ketemu sama dia kemaren.""Nahh itu! mulai sekarang jangan lagi ketemu sama dia atau aku gak akan ketemu kamu lagi." Setelah mengucapkan kata-kata dengan nada yang sangat tegas, raut wajahnya berubah serius hingga terlihat kemerahan seperti marah. Ia diam dan menambah kecepatan laju mobilnya. Lula diam karena takut melihatnya.Saat sampai didepan kos, Lula merasa sangat lega dan cepat-cepat ingin turun dan keluar dari dalam mobil itu. Namun, saat hendak ingin membuka pintu mobilnya. Tiba-tiba tangan Jaka memegang lengan Lula erat."Dek, aku mohon jangan sampai ketemu La
Baca selengkapnya
Jaka's feeling
"Kallula lagi dimana? kerja gak nak?" ~Ibu Langit"Iya Lula ditempat kerja bu, gimana?" ~Lula"Ah yasudah, ini ibu masak banyak. Sebenarnya kalo kamu gak sibuk ibu pengen kamu kesini. Tapi, kalo kamu lagi kerja biar Langit antar makan ketempat kerjamu aja ya." ~Ibu Langit"Jangan bu makasih, gak usah repot-repot. Lula gak enak sama ibu. Lula sudah makan kok. Itu biar dimakan ibu sekeluarga aja." ~Lula"Tunggu ya nak, Langit dalam perjalanan kesitu. Dimakan lho ya!" ~Ibu Langit"Ibu... makasih banyak ya, Lula ngrepotin Ibu." ~Aku"Ibu senang, Kamu sama sekali gak ngrepotin. Biasanya kamu suka sama masakan ibu." ~Ibu LangitLula sudah menunggu di depan kantor sebelum Langit tiba. Tak lama ia menunggu, Langit datang dengan membawa bungkusan makanan dari ibunya."Kamu lama nunggunya La?" Langit menyodorkan bungkusan makanan ke arah Lula yang sedang duduk di kursi yang ada didepan kantornya.
Baca selengkapnya
Wedding preparation
"Aku serius. Baru kali ini aku ketemu wanita yang bisa bikin perasaanku begini. Aku gak mau main-main sama kamu La. Aku pengen kita serius makanya kemaren aku berani ketemu orang tua kamu.""Kita kenal belum lama mas, ada baiknya kita saling kenal dulu.""Iya La, orang tuaku sekarang lagi menunaikan ibadah haji. Makanya aku belum bisa bawa mereka kerumah kamu. Kalau saja mereka sedang dirumah, kemaren aku akan langsung mempertemukan orang tua kita. Aku udah cukup umur buat menikah, aku gak mau buang-buang waktu untuk pacaran La. Aku mau berkomitmen sama kamu.""Kamu seyakin itu sama aku mas? apa gak terlalu buru-buru?""Enggak La, orang tuaku udah sepuh. Aku pengen mereka bisa secepatnya melihatku menikah dan agar bisa segera menimang cucu.""Mas, aku butuh waktu untuk mempertimbangkan semua ini ya.""Iya La aku paham. Yaudah kalau gitu sekarang kamu istirahat dulu dan pikirkan ucapanku ya. Aku pulang dulu."
Baca selengkapnya
Wedding day
"La, kamu mau mas kawin apa aja?" seperti lamaran pada umumnya, pihak lelaki bertanya perihal mas kawin sebagai hak pihak perempuan."Terserah kamu mas, asal yang menurutmu pantas kamu berikan buat aku aja." menurut Kallula hal seperti itu sudah sepantasnya Jaka yang memikirkan. Jika dirinya sendiri yang memutuskan belum tentu Jaka mampu memberikannya pikirnya."Yasudah, aku kasih kamu uang 20 juta ya. Nanti yang 10 juta kamu beliin emas sama seperangkat alat sholat dll." itulah penawaran dari Jaka."Terus sisanya?" Lula yang bingung membaginya."Sisanya buat uang tunai aja. Sebanyak itu udah pantas kan?""Pantas enggaknya bukan aku yang berhak memutuskan mas. Aku terima berapapun asal gak memberatkan kamu.""Sebenarnya aku cukup keberatan. Tapi aku akan usaha untuk membuatkan kamu pantas.""Pokoknya aku ikuti semua yang terbaik buat kamu aja mas.""Nanti habis nikah, uangnya kamu balikin aja ya?
Baca selengkapnya
Pregnant
"Dek bangun! kamu gak kerja?""Duhh aku pusing nih mas." Jaka memegang leher dan kening Lula."Gak panas tuh." Saat Jaka sedang sibuk mengecek suhu badan Lula, tiba-tiba rasa mual menyerang Lula begitu kuat dan tak sanggup ia tahan. Lula segera berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya."Yok ayok periksa ke dokter aja." Dengan sigap Jaka membalutkan baju hangat di tubuh Lula dan membawanya ke rumah sakit terdekat.Sesampainya di rumah sakit, Lula langsung menuju Front Office untuk menanyakan perihal dokter yang bertugas dihari itu. Namun, petugas yang berjaga memberikan Lula beberapa lembar kertas yang harus ia isi terlebih dahulu untuk keperluan registrasi. Setelah selesai dengan semua urusan registrasi, petugas mengarahkannya untuk pergi keruangan dokter yang sedang praktik.Lula mendudukkan badannya di kursi yang berjajar rapi didepan ruangan dokter menunggu giliran untuk diperiksa. Tinggal satu orang lagi di dep
Baca selengkapnya
Someone's character
Lula menoleh kearah Jaka dan menatapnya. Namun, ia sama sekali tak berani menatap Lula. Ia memegang tangan Lula erat namun tak disangka ayahnya berteriak dan melarangnya."Lepaskan! Siapa yang mengijinkan kalian pegangan tangan?" Jaka seketika melepaskan tangan Lula kemudian berlalu pergi ke toilet. Ia meninggalkan Lula sendirian dihadapan orang tuanya."Siapa namamu?""Lula pak.""Sudah berapa lama kamu kenal Jaka?""Sekitar 4 bulanan.""Kenal 4 bulan lalu menikah? Begitu?""Iya pak.""Dari mana asalmu? Apa pekerjaan ayah dan ibumu?" Awalnya Lula masih menjawab pertanyaan ayahnya dengan baik. Namun, setelah mendengar pertanyaan mengenai pekerjaan orang tuanya, disitu Lula merasa seperti ia akan menyentuh harga diri keluarganya."Kamu tahu tidak siapa Jaka? Dia itu seorang polisi yang dihormati di desanya, semua orang di desanya membanggakan dia!" Dan ternyata dugaan Lula benar. Seteng
Baca selengkapnya
Coward
"Kemaren sok sok an berani deketin kamu. Sok sok an berani bilang sama orang tuamu. Tapi tadi apa? Malu kalik sama profesi."Jaka terus terusan menghubungi ponsel Lula. Namun, tak ia hiraukan sama sekali. Lula yang perasaannya tidak karuan masih betah berada di resto bersama Bi dan Fafa saat ini. Hingga akhirnya Jaka kembali lagi menyusulnya ke resto dan memohon padanya untuk kembali pulang bersamanya. Karena tidak enak hati pada Bi dan Fafa akhirnya Lula iyakan ajakannya. Sesampainya di kos, Jaka mengusap air mata Lula."La, apapun yang terjadi kamu jangan pernah ninggalin aku ya? kita hadapi ini sama - sama ya!""Apa kamu bilang? sama - sama? membiarkanku menghadapi orang tuamu sendirian, itu yang kamu sebut sama - sama?""Maafin aku La, sebenarnya aku bisa jadi polisi seperti ini juga berkat orang tuaku yang membiyayai ku. Lina calon istriku dan keluarganya juga memiliki andil banyak dalam keberhasilanku.""Kenapa kamu harus
Baca selengkapnya
Arrogant
"Gak ngrepotin kok, biar kalian betah disini hehe." Ibu Fafa terlihat bersemangat menyajikan masakannya."Kamu kenapa nduk?" Setelah ibunya pergi, Fafa berani bertanya pada Lula. Lula menceritakan semua kejadian yang ia alami padanya."Dia punya pikiran gak sih? Orang lagi hamil kok di kasarin. Tega banget mau nyelakain darah dagingnya sendiri." Fafa sangat geram mengetahui kelakuan Jaka."Banci tuh dia! beraninya kasar sama perempuan. Mana lagi hamil anaknya sendiri lagi." Bi yang sangat geram ikut menimpali."Kemarin aja sok sok an di depan Lula, eeeh taunya di depan keluarganya mlempem kayak krupuk di rendem minyak. Perjuangin darah dagingnya sendiri aja gak berani. Dihh apaan laki banci begitu.""Apa kabar tuh kalau temen - temennya tau mentalnya kayak tempe begitu. Malu - maluin kepolisian aja.""Mending kamu visum deh La buat jaga - jaga kalau Jaka berani nyelakain kamu lagi.""Nanti kalau mereka mojo
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status