All Chapters of Tamming The Jerk Billionare: Chapter 51 - Chapter 60
84 Chapters
Prahara di Blue House
"Berikan Blue House padaku dan semua kompensasi Anda kuanggap lunas!" sahut Adley menyeringai. "APA!" delik Cleon sambil menahan emosinya dan langsung berdiri menarik gaun minim yang dikenakan sang istri. "Dasar wanita gila! Apa sebenarnya tujuanmu!? Wanita jalang sepertimu, apa yang kau inginkan dariku!" Cleon menghentakkan suaranya sekencang-kencangnya di depan wajah sang istri. Sedikit terkejut dengan sikap Cleon yang bagaikan banteng liar Afrika. Dia mendorong tubuh Cleon dengan keras hingga tersungkur ke lantai, memelintir tangannya ke belakang, dan mengunci salah satu lengannya. "Ouchhhhh!!" Teriak Cleon kencang. "Lepaskan! Dasar wanita jalang!" teriaknya hingga air liurnya keluar. "Aku sudah cukup bersabar, Cleon! Karena kau tak bisa bekerja sama, maka aku terpaksa melakukan ini! Sekarang pilihan ada di tanganmu, GG Pharmacy atau Blue House?" tegas Adley duduk di punggung Cleon dan mengunci pergelangan salah satu tangannya. 'Wanita kepa
Read more
Akhirnya jadi Milikku!
"Tunggulah sampai kau melihatnya nanti!" Kael segera keluar ruangan Cleon dan melihat dengan sinis serta tajam para pegawai yang sedang menonton 'drama' mereka. "Apa kalian sudah puas? Sudah tersalurkankah hasrat keingintahuan kalian selama ini? Bukankah kalian ingin sebuah drama? Hari ini, aku telah memperlihatkannya pada kalian. Jadi ..." Kael menatap salah satu dari pegawai Blue House dengan ekspresi dingin dan tatapan tajam, "Bisakah kalian kembali bekerja dan memuaskan keinginan para pelanggan kita?" bariton dalam Kael seakan membuat para pegawai ketakutan dan bergidik. Mereka kemudian tunggang langgang kembali ke posnya masing-masing, kecuali seorang bartender yang hanya berdiri di tempatnya dan mengelap gelas-gelas berkaki seraya merekam pertengkaran antara kakak-adik duo Graciano itu. Netra Kael tiba-tiba melihat ke arah bartender tersebut dan menghampirinya. Dengan cepat, dia mengalihkan pandangannya dan fokus mengelap gelas di tangannya. "Kenapa kau
Read more
Duri dalam Daging
Kael kini kembali ke Blue House Club dengan langkah penuh kemenangan. Namun ia tak sendiri! Dengan ditemani Amber, mereka berdua melangkah masuk menuju Blue House dan langsung menuju ruangan Cleon. Brak! Dorongan pintu yang dibuk kencang membuat Cleon terkejut, tak terkecuali Kael yang melihat sang kakak tengah asyik berhubungan layaknya sepasang suami-istri dengan salah satu lady escort kesayangan mereka, Madelaine. Setengah telanjang, keduanya langsung terdiam dan membisu di atas sofa merah dengan pakaian bertebaran di lantai yang dingin. "Apa kau tak punya otak, hah! Tak ada sopan santun! Kenapa tak mengetuk pintu dulu, hah! Kau pikir ini ruanganmu!?" pekik Cleon hingga terlihat urat-urat di sekitar leher dan dahinya. "Tak kusangka ternyata di balik wajah 'polosmu' ternyata kau tak lebih dari seorang gigolo yang bersembunyi di balik pekerjaanmu sebagai model!" Sahut Kael sinis mengepalkan kedua tangannya melihat keduanya seakan tanpa rasa bersalah.
Read more
Jangan Menghalangiku!
Plak! Plak! Suara tamparan di kedua pipi duo Graciano membuat semua pegawai yang melihat 'tingkah' dua manajer mereka tercengang. Cleon yang masih dalam keadaan emosi mendelikkan netranya melihat sosok wanita mengenakan shift dress warna hijau ketat dan heels 10 cm serta anting besar di kedua telinganya. "KAU!" Cleon memelototi wanita yang sedang berdiri di antara kedua banteng dan singa yang sedang mengamuk itu. "Teonna!" ucap Kael dan Cleon bersamaan. "Apa-apaan kalian? Apa kalian tak malu menjadi tontonan pegawai sendiri, hah?" Adley meninggikan suaranya  Cleon melirik tajam wanita itu, sementara Kael mengalihkan pandangannya, "Cih!" sahutnya. 'Jadi selama ini mereka kerap bertengkar? Apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga ini?' gumam Adley masih menatap duo Graciano bersaudara ini heran. "Dan kau! Kenapa bisa di sini?" Cleon mengalihkan pandangannya kepada Adley dan melihatnya bak banteng yang akan dilepas untuk p
Read more
Sesuatu Tak Terduga
"Apa kau tahu jika papa juga ada dalam rencana ini?" ujar Kael seraya menyeringai dengan ketusnya. "Apa? Papa? Papa juga turut andil dalam hal ini?" tanya Cleon dingin dan tatapan tajam bal silet ke arah sang adik. "Untuk apa aku berbohong! Tak ada untungnya! Jika kau tak percaya ...," Kael mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celananya, "Telepon papa dan tanyakan padanya!" tantang Kael lagi-lagi diiringi senyuman penuh misteri. 'Apa yang sebenarnya terjadi dan wanita itu ..' Adley melihat ke arah Amber dan begitu pula Amber, melirik dengan garis tegas dan tajam netra hijau hazelnya sambil tersenyum tipis.  "Anda Nona Amber?" Adley mengulurkan tangannya. "Benar. Saya Amber, saya telah melihat Anda beberapa kali dan ingin sekali menyapa Anda, namun baru sekarang Tuhan memberikan kesempatan sepertinya," balas Amber ramah. "Sepertinya begitu, Nona Amber. Tapi, sepertinya kita bertemu di saat yang tak tepat ...," "Teonna,"
Read more
Memulai Penyelidikan
Adley yang membuat semua orang tercengang dengan ucapannya, membuat Cleon mau tak mau menuruti ucapan Adley. Madelaine yang melihat kejadian itu hanya bisa tertegun dan tak percaya jika Cleon dengan mudah menuruti keinginan orang lain karena ia tahu betul bagaimana watak dan sifat sang mantan CEO. 'Kenapa ... kenapa Tuan Cleon bisa dengan mudah menuruti wanita itu! Teonna Lovandra!' gumamnya kesal melihat ke arah Adley yang tersenyum seakan penuh kemenangan. "Apa kau sekarang PUAS!?" tanya Cleon setelah selesai menandatangani dokumen yang disodorkan padanya. "Terima kasih Tuan Cleon atas kerjasamanya. Saya sangat menghargainya." Ujar Amber mengulurkan tangannya pada Cleon seraya mengurai senyumnya lebar. Namun Cleon tak menanggapi dan mengacuhkannya. Dia langsung memutar badannya dan menuju pintu keluar Blue House, "Kenapa wajah kalian seperti itu? Memangnya aku sudah mati sampai kalian tangisi, hah!?" teriaknya. "T--Tuan Cleon," "Dia yang sek
Read more
Kehilangan
Jemari Lyn bergetar hebat ketika melihat foto yang diberikan Ignacio dari seorang wanita bernama Rosaline Stuart. Iris coklat itu menahan genangan air di pupil matanya. Tangannya mengepal kuat hingga memerah, urat-urat syaraf di sekitar dahinya mulai tampak dengan jelas. Sebuah gamnaran emosi dari seorang Weylyn yang tak pernah ia tunjukkan pada siapa pun, termasuk pada Adley  "Apa Anda akan diam saja, Pak?" tanya Lyn dengan mulut bergetar. Namun Ignacio hanya bergeming, meneguk semua gin yang ada dalam gelas kecilnya. Pandangan matanya lurus ke depan! Tajam ... namun kosong. "PAK!" seru Lyn tepat di sebelah telinga Ignacio. Ignacio meletakkan gelas gin-nya pelan, nyaris tak bersuara. Netranya terus menatap ke depan, melihat bayangannya yang terselip di antara banyak minuman beralkohol. "PAK! Apa Anda tak mendengarku? Apa Anda akan diam saja? IGNACIO!" pekik Lyn menggebrak meja bartender dengan keras hingga membuat seorang pria peracik mi
Read more
Ayah Mertua yang Misterius
Kediaman Graciano "Apa yang sedang Anda lakukan, Nyonya?"  Bariton dalam seorang pria membuat Adley terkejut dan menelan saliva dalam-dalam sambil menatap salah satu asisten rumah tangga keluarga Graciano, Jeff. "Oh, a--aku hanya ..." "Ada apa ini?" Delano tiba-tiba keluar dari ruangannya dan berdiri di belakang tepat di belakang Adley. "Tuan Besar, saya melihat Nyonya sedang menguping ketika Anda menerima telepon." Jelas Jeff menundukkan sedikit kepalanya. "Menguping?" Delano langsung menatap Adley tajam. "B--bukan menguping, Pa. Aku tak sengaja mendengar Papa sedang menerim telepon dan supaya Papa tak terganggu dengan suara sepatuku, aku memutuskan untuk berhenti." Adley meyakinkan Delano dengan alibinya. Delano masih menatap menanti cantiknya itu datar dan tajam. "Kurasa kau lelah, Teonna. Istirahatlah. Jeff, bawakan Nyonya teh hangat dengan lemon dan siapkan segala keperluannya." Perintah Delano sambil tersenyu
Read more
Ingin Memelukmu!
Kediaman Graciano DUG! Adley menabrak tubuh seseorang yang berada di depannya dan langsung menegakkan kepalanya. "Teonna!?" "K--Kael?" terkejutnya. Adley yang menahan tangisnya menatap Kael dengan mata yang sedikit basah. "Teonna? Apa yang terjadi? Apa--apa kau menangis?" Kael spontan memegang kedua bahu Adley. "Tidak. Aku tak apa. Mataku hanya sedikit kemasukan debu." Kilah Adley menyeka air matanya. Kael tak percaya. Dia terus menatap manik wanita cantik yang tengah berdiri di hadapannya. Adley terus menundukkan kepalanya, menahan sedih, pilu, serta amarah yang berkecamuk di dalam dada. Tangan Adley mengepal kencang, netranya serasa ingin menangis sekencang-kencangnya. Tubuhnya segera memutar, memaksa Kael melepas tangannya dari bahu Adley. "Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Kael penasaran. "Tak ada. Hanya melihat-lihat." Balas Adley terlihat menyeka air matanya tanpa memperlihatkannya di dep
Read more
Aku Akan Melindungimu
Kediaman Castano de la Vega "Hnn, bagus! Teruskan usahamu, aku akan menunggu kabar baik darimu." "Sebenarnya kau menyayangi Adley bukan?" Lucas memutar tubuhnya dan menatap wanita anggun dan cantik dengan sheath dress di hadapannya. "Apa yang kau bicarakan, Judith?" Lucas menaikkan salah satu alisnya. "Aku tahu kau, Lucas! Aku mengenalmu jauh sebelum kita berpacaran dan menikah. Kau sebenarnya pria yang baik dan ...." "Apa yang ingin kau katakan sebenarnya, Judith?" potong Lucas tiba-tiba. "Tolong hentikan, jika kau masih terus seperti ini, akan sangat membahayakan nyawa Adely," jelas Judith menatap lirih pada sang suami. "Membahayakannya? Kenapa?" "Dia--dia--" Judith mengalihkan pandangan matanya dari Lucas dan duduk di sofa merah tua di ruangan kerja sang suami. "Dia apa? Katakan." "Saat ini, Adley sedang dalam penyamaran. Dia memiliki sebuah misi untuk membongkar kasus yang melibatkan salah sa
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status